BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Adapun fungsi pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ferri Wiryawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

1 PENDAHULUAN. memfasilitasi, dan meningkatkan proses serta hasil belajar siswa. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, karena melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Menurut M.J.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi kehidupan manusia, melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan berbagai kemampuan yang ada dalam dirinya baik dari segi intelektual, mental, maupun spiritual. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada pasal 3 UU ini tentang fungsi pendidikan dejelaskan: pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dan untuk mencapai itu guru yang berperan harus mampu menerapkan berbagai model pembelajaran bagi peserta didik dalam tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam ranah afektif, kita akan berbicara mengenai sikap, semangat, toleransi, tanggung jawab, dan lain-lain. Dalam ranah psikomotor, kita akan berbicara mengenai keterampilan siswa, misalnya keterampilan berbicara, mengutarakan pendapat, dan menyajikan laporan (baik lisan maupun tulisan). Dan dalam ranah kognitif kita akan berbicara mengenai kemampuan-kemampuan yang hendaknya dimiliki siswa, misalnya: kemampuan pemahaman konsep, kemampuan penalaran dan komunikasi, kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berfikir kritis, kemampuan berfikir reflektif matematis, dan kemampuan berfikir kreatif. Dalam kegiatan belajar mengajar hasil belajar merupakan salah satu faktor terpenting untuk mengukur sejauh mana pencapaian peserta didik dalam proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar yang telah 1

2 dilalui peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari penugasan materi yang dilambangkan dengan angka angka. Hasil belajar mencakup ranah spiritual, sosial, kognitif, dan keterampilan. Namun antara setiap peserta didik memiliki hasil belajar yang berbeda. Ada yang mendapatkan hasil belajar yang baik dan sebaliknya. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMA Negeri 17 Bandung tentang hasil belajar peserta didik khususnya mata pelajaran Ekonomi kelas X diperoleh informasi bahwa hasil belajar masih rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian Sub materi perbankan sebagai berikut: No Hasil belajar Nilai Rata-rata Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 1 Siswa Kelas X MIPA 5 74 2 Siswa Kelas X MIPA 6 71 75 Jumlah 72,5 Sumber: Hasil Pra Penelitian diolah Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajaran ekonomi dikelas X di SMA Negeri 17 Bandung. Oleh karena itu, hasil belajar siswa tersebut perlu mendapat perhatian. Salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif agar hasil belajar siswa dapat terlatih adalah Pembelajaran Berbasis Masalah. Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah, guru berperan mengajukan permasalahan, memberikan dorongan, motivasi dan menyediakan bahan ajar dan fasilitas yang diperlukan peserta didik untuk memecahkan masalah. Melalui penerapan model Problem Babed Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) diharapkan guru memberikan kesempatan dan pengalaman kepada siswa untuk melihat dan mengerjakan pemecahan masalah dengan beragam cara dan berbagai tipe masalah. Dimana model pembelajaran problem based learning adalah wahana utama untuk membangun kecakapan berpikir tingkat tinggi-high order thinking skill (HOTS). Penilaian dalam Problem Based Learning bersifat on going (sambil berjalan).

3 Dalam penelitian ini, materi pembelajaran akan difokuskan pada mata pelajaran ekonomi sub materi koperasi. Masalah disajikan dalam bentuk pretest, posttest dan konteks masalah sesuai dengan tingkat kelas atau perkembangan kognitifnya. Berdasarkan uraian di atas peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul: Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Berorientasi Hots Terhadap Hasil belajar Siswa SMA Negeri 17 Bandung Tahun Ajaran 2017/2018 (Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X IPA 5). B. Identifikasi Masalah Berdasarakan latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran ekonomi. 2. Hasil belajar siswa pada pelajaran ekonomi dibawah KKM. 3. Model pembelajaran sebelumnya kurang sesuai. C. Rumusan Masalah Atas dasar latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah yang muncul dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana perbedaan peningkatan hasil belajar kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah pada materi ajar koperasi? 2. Bagaimana perbedaan peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol sebelum dan sesudah pembelajaran konvensional pada materi ajar koperasi? 3. Seberapa besar perbedaaan peningkatan hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol siswa kelas X IPA 5 pada materi ajar koperasi?

4 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah pada materi ajar koperasi. 2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol sebelum dan sesudah pembelajaran konvensional pada materi ajar koperasi. 3. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan peningkatan hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol siswa kelas X IPA 5 pada materi ajar koperasi. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pihak yang ada di dalam dunia pendidikan, Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini, yakni: 1. Secara Teoritis Penulis mengharapkan dari penelitian ini, dapat memberikan sumbangsih pemikiran baru sebagai bahan kajian terhadap pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar, selain itu peneliti berharap dapat memberikan manfaat bagi peneliti lain baik itu penelitian yang sama maupun pengembangan selanjutnya. 2. Secara Segi Kebijakan Penulis mengharapkan dapat memberikan arahan kebijakan untuk pengembangan pendidikan bagi anak SMA untuk memilih metode pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran ekonomi khususnya pada sub materi koperasi di kelas X IPA 5. 3. Secara praktis a. Bagi siswa : siswa mendapatkan prosess pembelajaran yang lebih nyata lagi sehingga siswa lebih mudah paham dalam menerima materi sehingga diharapkan dapat memberikan motivasi belajar untuk meningkatkan hasil belajar.

5 b. Bagi guru : memberikan informasi dan referensi proses pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran agar suasana belajar lebih menyenangkan dan lebih mudah untuk dipahami. c. Bagi sekolah : sebagai sarana dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah dan saran untuk membantu guru meningkatkan kompetensi dan profesionalitas dalam melaksanakan tugas pembelajaran di kelas. 4. Secara segi isu dan aksi social Penulis mengharapkan dari penelitian ini dapat memberikan informasi kepada semua pihak mengenai metode pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran ekonomi, sehingga dapat menjadi bahan masukan untuk lembaga-lembaga formal maupun non formal. F. Sistematika Skripsi Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. BAB I Pendahuluan Menurut buku panduan penulisan karya tulis ilmiah (2018, hlm. 22) Pendahuluan bermaksud mengantarkan pembaca ke dalam pembahasan suatu masalah. Esensi dari bagian pendahuluan adalah pernyataan tentang masalah penelitian. a. Latar Belakang Masalah Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2018, hlm. 23) Bagian ini memaparkan konteks penelitian yang dilakukan. Peneliti harus dapat memberikan latar belakang mengenai topik atau isu yang di angkat dalam penelitian secara menarik sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi terkini. b. Identifikasi Masalah Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2018, hlm. 23) Tujuan identifikasi masalah yaitu agar peneliti mendapatkan sejumlah masalah yang berhubungan dengan judul penelitian yang ditunjukan oleh data empirik.

6 c. Rumusan Masalah Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2018, hlm. 23) Rumusan masalah merupakan pertanyaan umum tentang konsep atau fenomena spesifik yang di teliti. d. Tujuan penelitian Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2018, hlm. 24) Rumusan tujuan peneitian memperlihatkan pernyataan hasil yang ingin dicapai peneliti setelah melakukan penelitian. Perumusan tujuan penelitian berkaitan dengan pernyataan rumusan masalah. e. Manfaat Penelitian Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2018, hlm. 24) Manfaat penelitian berfungsi untuk menegaskan kegunaan penelitan yang dapat diraih setelah penelitian berlangsung. f. Definisi Operasional Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2018, hlm.25) Definisi operasional mengemukakan hal-hal sebagai berikut: Pembatasan dari istilah-istilah yang diberlakukan dalam penelitian sehingga tercipta makna tunggal terhadap pemahaman permasalahan. Penyimpulan terhadap pembatasan istilah dalam penelitian yang memperlihatkan makna penelitian sehingga mempermudah peneliti dalam memfokuskan pembahasan masalah. g. Sistematika Skripsi Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2018, hlm. 25) Bagian ini memuat sistematika penulisan skripsi, yang menggambarkan kandungan setiap bab, urutan penulisan, serta hubungan antara satu bab dengan bab yang lainya dalam sebuah kerangka utuh skripsi.

7 2. Bab II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2018, hlm. 25) menjelaskan tentang bab II kajian teori dan kerangka pemikiran sebagai berikut: Kajian teori berisi deskripsi teoretis yang memfokuskan kepada hasil kajian atas teori, konsep, kebijakan, peraturan yang ditunjang oleh hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan masalah penelitian. Melalui kajian teori peneliti merumuskan definisi konsep dan definisi operasional variabel. Kajian teori di lanjutkan dengan perumusan kerangka pemikiran yang menjelaskan keterkaitan dari variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian. 3. Bab III Metode Penelitian Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2018, hlm. 27) Bab ini menjelaskan secara sistematis dan terperinci langkah-langkah dan cara yang digunakan dalam menjawab permasalahan dan meperoleh simpulan. 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Menurut buku panduan karya tulis ilmiah (2018, hlm. 30) Bab ini menyampaikan dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertayaan penelitian yang telah dirumuskan. 5. Bab V Simpulan dan Saran Menurut buku panduan karya tuliis ilmiah (2018, hlm. 32) menjelaskan tentang bab v simpulan dan saran sebagai berikut: a. Simpulan Simpulan merupakan uraian yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap analisi hasil penelitian. Simpulan harus enjawab rumusan masalah atau pernyataan peneitian. Oleh karena itu, pada bagian simpulan disajikan pemaknaan peneliti terhadap semua hasil dan temuan penelitian. Penulisan simpulan dapat dilakukan dengan menggnakan salah satu cara dari dua cara berikut, yaitu simpulan butir demi butir, atau dengan cara uraian padat. Untuk memudahkan penulisan simpulan, peneliti dapat merumuskannya sebanyak butirbutir rumusan masalah atau pertanyaan penelitian.

8 b. Saran Saran merupakan rekomendasi yang ditujukan kepada para pembuat kebijakan, pengguna, atau kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya, dan kepada pemecah masalah dilapangan atau follow up dari hasil penelitian. G. Definisi Operasional 1. Pengaruh Pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang dan benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau permintaan seseorang (kamus besar Bahasa Indonesia). 2. Model pembelajaran Zarkasyi (2015, hlm. 37) mengatakan, model pembelajaran adalah pola interaksi antara siswa dan guru di dalam kelas yang terdiri dari strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. 3. Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) Pembelajaran berbasis pemecahan masalah Menurut Sudjimat dalam Setiani & donni (2014, hlm.186), pembelajaran pemecahan masalah pada hakekatnya adalah belajar berpikir (learning to think) atau belajar bernalar (learning to reason), yaiti berpikir atau bernalar mengaplikasikan berbagai pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya untuk memecahkan berbagai masalah baru yang belum pernah dijumpai sebelumnya. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya adalah dengan memberikan suatu permasalahan yang ada dibuku-buku pelajaran maupun permasalahan melalui artikel yang dikutip melalui internet. 4. Higher Order Thinking Skills (HOTS) Keterampilan berpikir digolongkan menjadi keterampilan berpikir tingkat rendah (Lower Order Thinking Skills) dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills).

9 Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. 5. Hasil Belajar Menurut Snelbeker (dalam Rusmono 2012, hlm.8) mengatakan bahwa perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar adalah merupakan hasil belajar, karena belajar pada dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari pengalaman. Jadi yang dimaksud pada judul skripsi ini adalah adakah pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning berorientasi Hots yang diterapkan dikelas eksperimen terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi sub materi koperasi.