TANTANGAN MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA YANG EFEKTIF DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Drs.NANA DJUMHANA M.Pd PRODI PGSD FIP UPI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

PROGRAM PROFESI GURU BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SOSIOLOGI STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra tumbuh, hidup, dan berkembang seiring dengan kemajuan peradaban

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 ini Indonesia dihadapkan pada masalah yang

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

Engineering Sustainability (Rekayasa Berkelanjutan) Joko Sedyono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan terjaminnya kebutuhan kehidupan mereka kelak. Sejalan dengan

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satu di ataranya adalah faktor guru. Guru memegang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek strategis bagi suatu negara. Sifat pendidikan adalah

STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK. a b c d e 1

dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

I. PENDAHULUAN. Fokus isu-isu strategis pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah permasalahan

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ahmad Faiq Mu tasim Billah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian simpulan dapat dibagi dua yaitu :

PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yaitu tujuan kurikulum (Rahmat, 2011:51). Tujuan Kurikulum 2013 adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI LEARNING CYCLE 5E DAN DISCOVERY LEARNING

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BELAJAR DI ERA DIGITAL: BAHASA INGGRIS BERBASIS LOKALITAS MELALUI MEDIA SOSIAL SEBAGAI LANGKAH ANTISIPATIF MENYONGSONG 0 KM JAWA

KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keterampilan intelektual. Karena itu pengorganisasian materi pembelajaran

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

PROSIDING SEMNAS KBSP V

ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara memiliki tingkat penghidupan yang cukup dan mereka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

Pembelajaran Matematika SD

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

LEARNING OUTCOME (CAPAIAN PEMBELAJARAN) PROGRAM STUDI S1, S2 DAN S3 ILMU LINGKUNGAN ASOSIASI PROGRAM STUDI ILMU-ILMU LINGKUNGAN INDONESIA (APSILI)

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

Transkripsi:

TANTANGAN MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA YANG EFEKTIF DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Oleh: Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M. Pd. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ciri Era 4.0 Data komputasi dan data yang tidak terbatas akibat internet sehingga menyebabkan segala hal menjadi tanpa batas (Borderless) REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Revolusi Industri merupakan Era Disruptif. Era tersebut diperkirakan akan mendisrupsi berbagai macam aktivitas manusia Ilmu pengetahuan Teknologi Seni Pendidikan

Bagaimana dengan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia? Pola pembelajaran campuran (Blended Learning) Salah satu alternatif yang dapat digunakan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi dalam pembelajaran.

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di era 4.0 Tuntutan guru pada era 4.0 Pengetahuan Teknologi (Technological Knowledge) Pengetahuan Isi (Content Knowledge ) Pengetahuan Pedagogis (Pedagogical Knowledge) Tuntutan murid pada era 4.0 Kemampuan teknis Kreativitas Pemecahan masalah yang inovatif

Ciri Siswa Abad 21 Pengguna digital Multi-media Multi-tasking Kebutuhan Guru pada Siswa Abad 21 Terbuka Adaptif Akomodatif Tantangan guru Bagaimana mewujudkan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang efektif di era revolusi industri 4.0?

PESERTA DIDIK ABAD KE-21 DAN POLA PIKIR GURU

Dampak psikologis Perkembangan kebutuhan Perubahan kebiasaan Perkembangan Kognitif Adat istiadat Budaya dan Nilai Digital Native (Persky, 2001)

Laman Perpustakaan Nasional Jurnal Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Pengembangan Kurikulum 2013 Keterampilan abad ke-21 Pendekatan saintifik Penilaian autentik

18 Kemampuan yang Dibutuhkan di Era 4.0 (Yamnoon, 2018) Persepsi Sensorik Mengambil informasi Mengenali kategori Membangkitkan kategori Memecahkan masalah Memaksimalkan dan merencanakan Menggunakan bahasa untuk mengungkapkan gagasan Menggunakan bahasa untuk memahami gagasan Mengindera sosial dan emosional Membuat pertimbangan sosial dan emosional Menghasilkan luaran emosional dan sosial Motorik halus/ketangkasan Mencipta Motorik kasar Mengartikulasikan Navigasi Berkoordinasi Mobilitas

TANTANGAN GURU PADA ERA DIGITAL

Sekolah pada Abad 21 menurut Arend (2008) Arend menjelaskan beberapa tantangan sekolah akan terus mengajar berbasis-masyarakat, danbagi guru guru akanabad terus21: melaksanakan tugas 1. pembelajaran Mengajar masyarakat kepada kelompokkelompok Mengajar anak di untuk ruang-ruang mengonstrusi kelas multikultural 2. makna 3. Mengajar untuk pembelajaran aktif 4. Mengajar dan akuntabilitas 5. Mengajar dan pilihan 6. Mengajar dengan pandangan baru tentang kemampuan 7. Mengajar dan teknologi

Perspektif Konstruktivisme dalam Pendidikan Pengetahuan agak bersifat personal dan maknanya dikonstruksikan pelajar melalui pengalaman sehingga belajar merupakan kegiatan aktif membangun makna.

Perspektif Tanggung Konstruktivisme jawab dalam Pendidikan belajar berada dalam diri siswa tetapi guru Konsekuensinya, guru perlu memberikan bertanggung dorongan jawab kepada siswa untuk menciptakan membangun gagasannya sendiri. situasi yang mendrong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswaa untuk belajar sepanjang hayat.

Peran Guru Guru memiliki harus memiliki tugas penting membimbing membimbing kompetensi memfasilitasi kepribadian, dan memfasilitasi pedagogik, profesional, siswa dalamdan belajar sosial (Brown, 2000)

Peran Guru Guru dituntut untuk menjadi luar biasa, bukan hanya melek teknologi, berpengetahuan luas dan terampil, kemampuan mengajar yang baik, tapi juga harus mampu menginspirasi para murid

Lima potensi siswa (Harmin dan Toth, 2012) Martabat (dignity) Energi (Energy) Manajemen diri (Self- Management) Komunitas (Community) Kepedulian (Awareness)

TANTANGAN PEMILIHAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

Peran Guru Guru memiliki peran yang sangat strategis Guru harus karena mampu menentukan keberhasilan menerjemahkan pembelajaran dan menjabarkan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum dan mentransformasikan nilai-nilai kepada peserta didik

Seberapa penting pengembangan bahan ajar oleh guru? Pengembangan bahan ajar dilihat Harus dilihat apakah sudah sesuai dengan dari: kebutuhan siswa karena kebutuhan siswa di setiap sekolah di seluruh Indonesia beragam 1. Segi keluasan 2. Kedalaman 3. Tingkat kesulitan 4. Karakteristik siswa

Apakah bahan ajar itu? Bahan ajar merujuk pada sesuatu Bahan ajar yang bahasa digunakan banyak peserta diasosiasikan didik dan dengan guru buku untuk ajar memudahkan karena pengalaman pembelajaran bahasa menggunakan (Tomlinson, bahan 2011)

Tomlinson, 2011 Bahan ajar dapat berupa surat kabar, paket makanan, foto, pembicaraan langsung dengan penutur asli, intruksi dari guru, tugas maupun diskusi Apakah bahan ajar itu? Cunningsworth, 1995 Buku pelajaran merupakan sebuah sumber dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan Bahan ajar adalah sesuatu yang sengaja digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan/atau pengalaman berbahasa dan bersastra peserta didik.

Fungsi Buku Pelajaran Sumber bahan presentasi lisan dan tulisan Sumber referensi mengenai aspek kebahasaan Silabus Sumber aktivitas bagi praktik dan interaksi komunikasi Sumber rangsangan dan ide

Prinsip memilih buku sebagai (Cunningsworth, bahan ajar 1993) Tujuan dan pendekatan Bentuk dan pengorganisasian Bahasa yang digunakan Keterampilan yang diharapkan Relevansi Kecukupan Konsistensi Bahan ajar Bahan ajar Bahan hendaknya hendaknya ajar harus berkaitan konsisten memadai dengan untuk cakupan pencapaian membantu yang siswa diajarkan standar menguasai kepada kompetensi siswa dan kompet kompetensi dasar Topik Metodologi Buku pegangan guru Faktor kepraktisan

Kemampuan mengembangkan bahan ajar bagi guru (Tomlinson, 2011) Pengembangan bahan ajar Penyediaan informasi dan atau sebagai bidang kajian pengelaman bahasa dirancang mempelajari prinsip dan agar bersifat interaktif sehingga prosedur perancangan, kajian teoritis dapat implementasi, dan evaluasi terinformasikan dengan baik. bahan ajar bahasa.

BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA BERWAWASAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Wawasan Pendidikan Multikultural Pendidikan Tiga elemenuntuk dasarsemua pendidikan dicirikan Pendidikan tujuh berperan penting untuk multikultural sifat dasar: menghasilkan generasi 1. Kesadaran Pendidikan kultural anti rasis multikultural, yaitu generasi yang 2. Pengetahuan Pendidikan kultural dasar spesifik menghargai 3. Keterampilan Pendidikan perbedaan, untuk semua siswa 4. (Abrams menegakkan Pendidikan dan Gibson, yang nilai-nilai merembes 2007) 5. demokrasi, Pendidikankeadilan, untuk keadilan dan sosial 6. kemanusiaan Pendidikan sebagai (Suwandi, sebuah 2013) proses 7. Pedagogi kritis (Nieto, 2002)

Mengapa pengembangan buku Dimensi pendidikan ajar multikultural multikultural penting? Lima dimensi pendidikan multikultural Hasil penelitian menurut Suwandi, Banks Rohmadi, (1993) dan danbanks Jubagyo (2010): (2013) menemukan 1. bahwa Pengintegrasian buku-buku yang materi tersedia 2. belum Proses mengakomodasi pengonstruksian secara memadai pengetahuan nilai-nilai pendidikan 3. multikultural. Penyesuaian metode 4. Pereduksian prasangka 5. Penguatan budaya sekolah dan struktur sosial

BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA BERMUATAN KECERDASAN EKOLOGIS

Isu Lingkungan Hidup Tantangan eksternal pengembangan Kurikulum 2013 (Permendikbud No 68 Tahun 201 Industri kreatif Kemajuan Teknologi dan informasi Perkembangan pendidikan

Permasalahan Serius Ekologi Permasalahan Akibat dari permasalahan lingkungan serius tersebut: yang dihadapi antara lain Musibah pemanasan banjir, global, erosi hutan, penipisan krisi energi, ozon, polusi, dan kepunahan pertambahan spesies penduduk, (Kilinç, 2010), masalah kesehatan air maupun udara

Integrasi sikap dan perilaku merawat lingkungan Kecerdasan ekologis anak dapat dibimbing melalui buku pelajaran Buku yang berbasis menjadi pada wahana nilai-nilai penting pembelajaran cinta terhadapyang alammemberikan dan pengetahuan, lingkungan. Hal keterampilan, tersebut agar dan sikap anak mampu positif. menempatkan diri sebagai kontrol terhadap lingkungannya. (Suwandi, Yunus, Rahmawati, 2016)

Bahan Ajar Berbasis Kecerdasan Ekologis Penelitian Atas dasar oleh kondisi Suwandi, tersebut, Yunus, dan penulis Rahmawati mengembangkan (2016, 2017a) buku menyimpulkan ajar bahasa Indonesia bahwa buku berbasis pelajaran kecerdasan bahasa ekologis, Indonesia dengan SMP belum disajikan menekankan dalam wacana, pada latihan internalisasi dan tugas, soal, nilai maupun kecerdasan di ekologis. bagian lain.

Hasil Eksperimen Penggunaan buku teks bahasa Indonesia berbasis kecerdasan ekologis berpengaruh secara signifikan terhadap peduli lingkungan siswa (Suwandi, Yunus, dan Rahmawati 2018) Respons terhadap kepedulian lingkungan Fokus Penelitian Tindakan mengatasi lampu menyala yang tidak diperlukan Respons terhadap teguran guru atas kekurangpedulian pada liingkungan Tindakan membuang bungkus sisa makanan Tindakan mengatasi sampah di kelas Tindaka mencoret-core meja kursi Tindakan mengatasi sampah di halaman sekolah Tindakan mengatasi kelas yang kotor Tindakan mengatasi keran air mengalir yang tidak diperlukan Tindakan mencoret-coret tembok Tindakan memetik bunga yang tidak diperlukan Tindakan memelihara tanaman sekolah

1. Era 4.0 menyebabkan segala hal menjadi tanpa batas. 2. Era 4.0 diyakini merupakan era disruptif. 3. Guru dituntut mampu terampil sesuai dengan era 4.0. 4. Pembelajaran era 4.0 merujuk pada empat karakter belajar abad 21. 5. Guru harus terbuka serta bersikap adaptif dan akomodatif kepada siswa. 6. Guru harus mampu mengembangkan bahan ajar yang mengakomodasi segala kebutuhan seperti

TERIMA KASIH