BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola hidup masyarakat akhir-akhir ini telah mengalami perkembangan yang cenderung menggemari makanan siap saji atau yang biasa dikenal dengan junk food. Pola makan modern yang banyak mengandung kolesterol disertai dengan intensitas makan yang tinggi dan stres yang menekan sepanjang hari membuat kadar kolesterol dalam darah sangat sulit dikontrol sehingga jika dikonsumsi secara terus menerus dapat menyebabkan berbagai penyakit salah satunya adalah jantung koroner akibat kelebihan kolesterol. Diagnosis dokter menunjukan bahwa pada tahun 2013 prevelensi penyakit jantung koroner diindonesia adalah sebesar 0,5% diperkirakan kurang lebih sebesar 883.447 orang, sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang (Depkes, 2013). Hiperkolesterolemia merupakan kondisi saat konsentrasi kolesterol di dalam darah melebihi batas normal. Hiperkolesterolemia terjadi akibat akumulasi kolesterol dan lipid pada dinding pembuluh darah. Kolesterol LDL-teroksidasi berperan dalam pembentukan plak aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah. Kolestrol merupakan lemak yang terdapat di dalam aliran darah atau sel tubuh yang sebenarnya dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan sebagai bahan baku beberapa hormon. Seseorang yang sering makan makanan yang mengandung lemak biasanya sering kali terserang kolesterol. Bagian organ yang terserang adalah pembuluh darah yang ada di jantung (Listiyana, dkk. 2013).
2 Secara normal, tubuh memproduksi kolesterol dalam jumlah yang tepat. Akan tetapi pola makan manusia yang sering memakan makanan dengan lemak tinggi menyebabkan berlebihnya kolesterol dalam darah. Jika kolesterol dalam darah berlebih akan dapat menyebabkan aterosklerosis yang selanjutnya berpotensi menimbulkan penyakit jantung koroner (PJK) (Galton &Krone, dalam Ariantari, 2010). Kolesterol yaitu substansi lemak hasil metabolisme banyak ditemukan dalam struktur tubuh manusia maupun hewan. Kolesterol di dalam tubuh sangat penting bagi kebutuhan hidup sel dan sebagai bahan baku sintesis fosfolipid yang merupakan komponen membran sel. Kelebihan kolesterol dalam tubuh akan berdampak buruk bagi kesehatan. Penurunan kolesterol darah ke keadaan normal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu mengurangi konsumsi lemak dan kolesterol, dengan menggunakan obat yang dapat menghambat penyerapan kolesterol (Prihatika, 2016). Dalam mempertahankan kesehatan, penggunaan obat herbal sudah sering dilakukan, Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, kurang lebih 1000 spesies tanaman dapat dimanfaatkan sebagai obatobatan tradisional yang mana jika dilakukan penelitian tanaman ini sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit. Kemangi merupakan salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebaagai obat tradisional penurun kolesterol dalam darah Beberapa riset mengenai tanaman kemangi sudah sering dilakukan, Suanarunsawat (2009) menyatakan bahwa ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dapat menurunkan kadar kolesterol total serum pada tikus putih
3 hemokolesterolimia. Sejalan dengan Gupta, dkk (2006) menyatakan bahwa pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dengan dosis 0,8 g/kg berat badan perhari dapat menurunkan kolesterol LDL + VLDL serum darah kelinci. Rahma, dkk (2014) menyatakan bahwa pemberian daun kemangi mampu menghambat kenaikan trigliserida, dan HDL pada penderita diabetes pada tikus putih (Rattus norvegicus). Sujaya (2015) menyatakan bahwa pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dapat menurunkan kolestrol total dan LDL pada kelinci albino lipidemik. Bhavana (2013) menyatakan bahwa serbuk daun kering kemangi (Ocimum sanctum) dapat menurunkan secara signifikan pasien hiperglikemik dan hiperlipidemia. Kolesterol dalam darah dapat diturunkan menggunakan terapi herbal dengan bahan-bahan tradisional alami, Salah satu bentuk terapi herbal adalah dengan menggunakan terapi rebusan, yang mana terapi rebusan ini lebih memudahkan masyarakat dalam penerapanya dibandingkan dengan proses ekstrak yang melalui proses yang begitu rumit. Oleh sebab itu diperlukan adanya penelitian untuk menurunkan kolesterol dalam darah, agar suatu saat nanti dapat digunakan dengan aman, mudah dan efektif. Daun kemangi (Ocimum sanctum) merupakan salah satu bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai obat alternatif penurun kolesterol karena memiliki beragam khasiat. Daun kemangi memiliki kandungan senyawa flavonoid yang dapat menurunkan kadar koleserol dengan cara menurunkan penyerapan asam empedu dan kolesterol pada usus halus sehingga menyebabkan kenaikan ekskresi lewat feses, hal ini menyebabkan sel-sel
4 hati mengalami peningkatan pembentukan asam empedu dari kolesterol akan menurunkan lemak karena diubah menjadi energi (Heryani, 2016). Kandungan senyawa dalam daun kemangi adalah senyawa fitokimia yakni flavonoid, asam gallic dan esternya, glicolisit, saponin, asam cafeic dan minyak atsiri yang mengandung eugenol (70,5%) sebagai komponen utama (Hasan, dkk. 2016) kandungan kimia lainnya yang terdapat di daun kemangi adalah mineral makro yaitu fosfor, kalsium dan magnesium juga mengandung betakaroten dan vitamin C (Siagian, dkk. 2015). Kandungan senyawa flavonoid, vitamin C dan betakaroten diharapkan dapat menurunkan kolesterol dengan cara melindungi 3 LDL (low density lipoprotein) dari proses oksidasi sehingga dapat mencegah aterosklerosis. Perlu adanya pengobatan alternatif maupun pengobatan pendamping yang efektif dan efisien serta aman tidak berefek samping serta murah. Pengobatan yang dimaksud adalah menggunakan ramuan jamu tradisional dengan menggunakan bahan-bahan tanaman tradisional seperti daun kemangi (Ocimum sanctum). Sampel penelitian yang digunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus) pada daasarnya tikus jenis ini sudah sering digunakan sebagai penelitian kesehatan, kedokteran, dan lain-lain. Sudah sekian lama, tikus putih telah digunakan dalam banyak penelitian eksperimen tentang genetika, penyakit, pengaruh obat-obatan, serta topik lain mengenai kesehatan dan kedokteran (Sulistiawati, 2011). Penelitian ini memiliki keterkaitan dengan konsep yang diajarkan pada siswa SMP kelas VIII semester ganjil pada KD. 3.7 menganalisis sistem
5 peredaran darah pada manusia dan memahami gangguan pada sistem peredaran darah. Berbagai cara untuk mengembangan pencapaian materi tersebut, salah satunya adalah menggunakan inovasi pembelajaran dengan sumber belajar berupa poster sebagai acuan tambahan belajar bagi guru dalam proses pembelajaran. Berdasarkan permasalahan untuk mengurangi adanya peningkatan penyakit kolesterol, oleh karena itu peneliti perlu melakukan penelitian tentang Pengaruh Rebusan Daun Kemangi (Ocimum sanctum) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Tikus Putih (Rattus norvegicus) Hiperkolesterolemia Sebagai Sumber Belajar Biologi. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Adakah pengaruh pemberian rebusan daun kemangi (Ocimum sanctum) tehadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus putih (Rattus norvegicus) hiperkolesterolemia? 2. Pada dosis berapakah rebusan daun kemangi (Ocimum sanctum) yang berpengaruh paling baik untuk menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih (Rattus norvegicus) hiperkolesterolemia.? 3. Bagaimanakah pemanfaatan hasil penelitian tentang pengaruh rebusan daun kemangi (Ocimum sanctum) tehadap penurunan kadar kolesterol total putih (Rattus norvegicus) hiperkolesterolemia sebagai sumber belajar dalam pembelajaran biologi?
6 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukanya penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh pemberian rebusan daun kemangi (Ocimum sanctum) tehadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus putih (Rattus norvegicus) hiperkolesterolemia. 2. Mengetahui pada dosis rebusan daun kemangi (Ocimum sanctum) berapakah yang berpengaruh paling baik terhadap penurunan kadar kolesterol pada tikus putih (Rattus norvegicus) hiperkolesterolimia. 3. Mengimplementasikan hasil penelitian tentang pengaruh rebusan daun kemangi (Ocimum sanctum) tehadap penurunan kadar kolesterol total tikus putih (Rattus norvegicus) hiperkolesterolimia sebagai sumber belajar dalam pembelajaran biologi. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu : 1. Manfaat Teoritis a. Meningkatkan daya guna tanaman daun kemangi (Ocimum sanctum) sebagai informasi dalam dunia ilmu pendidikan dan ilmu kesehatan. b. menambah informasi tentang manfaat salah satu tanaman herbal yaitu daun kemangi (Ocimum sanctum) untuk menurunkan kadar kolestrol dan memperluas terapan peneliti untuk mengembangkan dan mengenalkan kepada masyarakat cara pengobatan tradisional.
7 2. Manfaat Praktis a. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar informasi bagi penelitian berikutnya yang berkaitan dengan pemanfaatan bahan alami sebagai obat herbal untuk kolesterol. b. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa daun kemangi (Ocimum sanctum) dapat dijadikan sebagai alternatif jamu alami untuk mengurangi peningkatan kadar kolesterol. 1.5 Batasan Penelitian Agar hasil penelitian ini sesuai maka penelitian ini memiliki batasanbatasan agar nantinya tidak terjadi kesalahan, yaitu : 1. Tanaman yang digunakan adalah kemangi (Ocimum sanctum) yang diperoleh dengan cara membeli di pasar landung sari, bagian yang digunakan dalam penelitian ini adalah daunya. 2. Cara meningkatkan kadar kolesterol pada tikus putih yaitu diberi pakan kuning telur puyuh dan lemak kambing yang dicampurkan sebanyak 4ml/200 g BB selama 2 minggu. 3. Dosis yang digunakan yaitu 0,83 g/bb, 1,66 g/bb dan 2,49 g/bb. 4. Tikus putih jantan umur rata-rata 2 bulan jenis Wistar rat. 5. Berat badan tikus yang digunakan rata-rata berkisaran 150 200 gr. 6. Parameter yang diteliti dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol total darah serum tikus putih (Rattus norvegicus).
8 1.6 Definisi Istilah 1. daun kemangi (Ocimum sanctum) merupakan tumbuhan perdu yang bercabang banyak memiliki tinggi 0,3-1,5 meter dan salah satu jenis tanaman yang sering digunakan sebagai obat tradisional (Batari, 2007) 2. Kolesterol adalah lemak yang terdapat di dalam aliran darah atau sel tubuh yang sebenarnya dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan sebagai bahan baku beberapa hormon (Rufaida, dkk. 2003) 3. Tikus putih adalah hewan laboratorium yang biasanya sering digunakan sebagai objek penelitian karena hewan ini tergolong hewan yang mudah dipegang dan memiliki struktur yang mirip dengan manusia (Lusiyawati, 2008). 4. Sumber belajar merupakan media atau bahan untuk menunjang proses belajar dan pembelajaran yang dimanfaatkan oleh guru maupun siswa agar memperoleh materi (Badriyah, 2010).