PERBEDAAN KARAKTERISTIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II KOMPLIKASI HIPERTENSI DAN TANPA KOMPLIKASI HIPERTENSI DI RUANG MELATI I RSUD

dokumen-dokumen yang mirip
FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

PERBEDAAN KARAKTERISTIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II KOMPLIKASI HIPERTENSI DAN TANPA KOMPLIKASI HIPERTENSI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat. Menurut hasil laporan dari International Diabetes Federation (IDF),

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB I PENDAHULUAN. jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, setelah India (31,7

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2020 Indonesia diperkirakan merupakan negara urutan ke-4

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu konsep mengenai perubahan pola kesehatan dan penyakit. Konsep tersebut

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit dan pola pengobatan,

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) dalam darahnya. Yang dicirikan dengan hiperglikemia, yang disertai. berbagai komplikasi kronik (Harmanto Ning, 2005:16).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. kurang 347 juta orang dewasa menyandang diabetes dan 80% berada di negara-negara

Transkripsi:

PERBEDAAN KARAKTERISTIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II KOMPLIKASI HIPERTENSI DAN TANPA KOMPLIKASI HIPERTENSI DI RUANG MELATI I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar S1 Gizi Disusun Oleh : RACHMAD AGUS YULIANTO J.310050007 PROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan di Indonesia berdampak pada meningkatnya taraf hidup dan kualitas hidup masyarakat. Dampak samping dari kondisi ini adalah meningkatnya morbiditas penyakit degeneratif dikarenakan terjadinya perubahan pola hidup. Diabetes Melitus (DM) dan Hipertensi adalah penyakit degeneratif dan merupakan keadaan yang berhubungan erat yang perlu mendapatkan penanganan secara seksama yang disebabkan oleh terjadinya kecenderungan peningkatan angka insiden dan prevalensi DM dan hipertensi. International Diabetes Federation tahun 2000 memperkirakan penduduk Indonesia di atas 20 tahun sebesar 125 juta dan dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4,6 %, atau berjumlah 5,6 juta. Berdasarkan pola pertambahan penduduk seperti saat ini, diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4,6 % akan didapatkan 8,2 juta pasien DM. Prevalensi DM di Indonesia berkisar antara 1,5 2,3 % dan berdasarkan prevalensi ini jumlah penderita DM di Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat sebesar 86 138 %. Dari jenis diabetes yang dikenal, DM tipe 2 adalah jenis yang paling banyak ditemukan yaitu lebih dari 90 % (Suyono, 1999). Masalah utama bagi penderita DM adalah lebih dari 50 % penderita DM tidak mengetahui tentang penyakit dan komplikasinya, sehingga tak jarang

para penderita datang lagi ke rumah sakit dengan kadar glukosa darah tinggi disertai berbagai komplikasi, salah satunya adalah hipertensi (Perkeni, 1998). Permana (2009), menyatakan bahwa DM tipe II sampai saat ini merupakan penyakit yang dianggap berbahaya. Pada dasarnya kelainan metabolik pada DM tidak hanya terjadi pada gangguan pada metabolisme karbohidrat saja tetapi juga metabolisme lipid dan protein. Komplikasi yang terjadi dikaitkan dengan keadaan hyperglikemia akut atau akibat jangka panjang hiperglikemia sehingga muncul komplikasi baik akut maupun kronis. Beberapa studi menunjukkan bahwa diabetes yang tidak terkontrol akan mengakibatkan timbulnya komplikasi. Semakin tinggi kadar gula darah maka semakin tinggi pula resiko timbulnya komplikasi demikian pula sebaliknya. Komplikasi DM dapat muncul secara akut dan kronik sesuai dengan waktu yaitu timbul beberapa bulan atau tahun setelah diketahui menderita penyakit ini. Sujudi (2003), menyatakan bahwa sekitar 2,5 juta jiwa atau 1,3 % dari total penduduk Indonesia setiap tahun meninggal dunia karena komplikasi DM. Komplikasi utama pada penderita DM adalah penyakit kardiovaskuler, berbagai faktor risiko penyakit kardiovaskuler yang terhimpun dalam DM di antaranya adalah hipertensi, obesitas sentral, dislipidemia, mikroalbuminuria, kelainan koagulasi dan hipertrofi ventrikel kiri. Di antara faktor risiko ini, hipertensi dapat mencapai dua kali lebih sering terjadi pada DM dibandingkan dengan penderita non DM. Pada DM tipe I dengan komplikasi hipertensi diperoleh prevalensi sebesar 10-30%, sedangkan pada DM tipe II dengan komplikasi hipertensi diperoleh prevalensi sebesar 30-50% (Boedisantoso, 1999).

Hipertensi pada DM dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas, serta berperan dalam mekanisme terjadinya penyakit jantung koroner, gangguan pembuluh darah perifer, gangguan pembuluh darah serebral dan terjadinya gagal ginjal, dengan perpaduan dampak antara dua penyakit ini berarti dua pembunuh tersembunyi (silent killers) terdapat pada satu penderita dan hal ini akan diikuti dengan risiko kejadian kardiovaskuler lain (Suyono, 2002). Berdasarkan penelitian pada 600 kasus DM yang dilakukan oleh Hayashi et al, (1999), didapatkan hasil bahwa hipertensi berhubungan dengan risiko DM tipe 2. Adanya hubungan ini juga didukung oleh berbagai faktor risiko yang lain yaitu umur, jenis kelamin, status gizi, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, aktivitas fisik dan faktor genetik. Zachary dan Bloomgarden (2002), menyatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara DM, hipertensi, status gizi lebih (obesitas) dan penyakit kardiovaskuler. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa hipertensi, DM tipe 2 dan status gizi khususnya obesitas saling berhubungan. Penelitian yang dilakukan oleh Anja et al, (2006), menyatakan bahwa pertambahan berat badan berpengaruh terhadap peningkatan risiko terkena DM tipe 2. Berbagai faktor risiko dapat menyebabkan terjadinya masalah-masalah yang berhubungan dengan proses metabolisme, yang sering dikenal dengan sindrom metabolik. Sindrom metabolik sangat dipengaruhi oleh status gizi seseorang, dimana status gizi lebih (overweight/obesitas) akan memiliki kecenderungan mengalami sindrom metabolik yang lebih besar daripada seseorang yang berstatus gizi normal (Sujudi, 2003). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Roulipe et al, (1999) dengan hasil bahwa faktor utama dan penting terhadap gangguan sindrom metabolik adalah

terjadinya obesitas. Selain itu, obesitas juga akan meningkatkan angiotensin 2 yang berperan dalam terjadinya hipertensi. Hal lain yang harus mendapat perhatian dalam penentuan status gizi pada penderita DM tipe II adalah kadar Hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah salah satu substansi sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Kejadian menurunnya kadar Hb yang berfungsi sebagai alat angkut oksigen ke seluruh tubuh akan mengakibatkan terjadinya anemia yang dapat digunakan sebagai indikasi terjadinya penurunan status gizi. Keadaan anemia pada penderita penyakit-penyakit kronik sebagai contoh pada DM tipe II disebabkan pemendekan masa hidup eritrosit, gangguan metabolisme zat besi dan gangguan fungsi sumsum tulang (Bakta et al, 2007). Menurut hasil survei awal di sub bagian rekam medik RSUD Dr. Moewardi Surakarta, didapatkan hasil bahwa jumlah penderita DM yang dirawat pada tahun 2007 adalah 867 pasien, sedangkan pada tahun 2008 adalah 555 pasien dengan berbagai karakteristik dan keadaan. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik ingin mengetahui perbedaan karakteristik pada pasien DM tipe II komplikasi hipertensi dan tanpa komplikasi hipertensi di Ruang Melati I RSUD Dr. Moewardi Surakarta. B. Perumusan M asalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat perbedaan karakteristik pada pasien DM tipe II komplikasi hipertensi dan tanpa komplikasi hipertensi di ruang Melati I RSUD Dr. Moewardi Surakarta?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan karakteristik pada pasien DM tipe II komplikasi hipertensi dan tanpa komplikasi hipertensi di ruang Melati I RSUD Dr. Moewardi Surakarta 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan jenis komplikasi DM tipe II. b. Mendeskripsikan karakteristik umur pasien DM tipe II. c. Menganalisis perbedaan karakteristik umur pada pasien DM tipe II komplikasi hipertensi dan tanpa komplikasi hipertensi. d. Mendeskripsikan karakteristik jenis kelamin pasien DM tipe II. e. Menganalisis perbedaan karakteristik jenis kelamin pada pasien DM tipe II komplikasi hipertensi dan tanpa komplikasi hipertensi. f. Mendeskripsikan status gizi secara antropometri pada pasien DM tipe II komplikasi hipertensi dan tanpa komplikasi hipertensi. g. Menganalisis perbedaan status gizi secara antropometri pada pasien DM tipe II komplikasi hipertensi dan tanpa komplikasi hipertensi. h. Mendeskripsikan status gizi secara biokimia pada pasien DM tipe II komplikasi hipertensi dan tanpa komplikasi hipertensi. i. Menganalisis perbedaan status gizi secara biokimia pada pasien DM tipe II komplikasi hipertensi dan tanpa komplikasi hipertensi.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian tentang perbedaan karakteristik pada pasien DM tipe II komplikasi hipertensi dan tanpa komplikasi hipertensi. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat Bagi Institusi Rumah Sakit Dengan penelitian ini dapat menambah informasi dan wawasan tentang perbedaan karakteristik pada pasien DM tipe II dengan hipertensi dan tidak hipe rtensi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam memberikan pelayanan asuhan gizi bagi pasien DM tipe II. b. Manfaat Bagi Ahli Gizi 1) Sebagai bahan untuk melakukan konseling gizi guna meningkatkan pelayanan gizi pada penderita DM. 2) Dapat digunakan sebagai media dalam menambah pengetahuan mengenai risiko komplikasi pada penderita DM tipe II. c. Bagi Program Sudi Gizi 1) Sebagai tambahan kepustakaan dalam pengembangan Ilmu Kesehatan dan Gizi. 2) Dapat digunakan sebagai media dalam menambah pengetahuan mengenai risiko komplikasi pada pasien DM tipe II serta sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai karakteristik pada pasien DM tipe II komplikasi hipertensi dan tanpa komplikasi hipertensi yang meliputi (umur, jenis kelamin dan status gizi).