BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran perlu ditekankan pada kegiatan individual bahkan secara. berkelompok apalagi dalam kelompok besar.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

Pengaruh Penerapan Metode Stimulus-Respon Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI MAN 2 Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. berarti menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. aktifitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. 2 Dengan demikian, pendidikan. berlangsung di sekolah dan di luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini, menurut adanya sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB 1 PENDAHULUAN. evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. menentukan tinggi rendahnya kualitas dan nilai suatu negara, karena itu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. memanusiakan dirinya dan orang lain. Melalui pendidikan pula manusia mudah

BAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada hakekatnya pendidikan merupakan sarana yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Dina Indriana, Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, Diva Press, Yogyakarta, 2011, hlm.5 2. Ibid, hlm.5 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belum diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: PT. Fajar Interpratama, 2011). Hal Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui bimbingan pengajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. sitematis ke arah perubahan tingkah laku menuju kedewasaan peserta didik.

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sangat

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Bagaimana Langkah-langkah dalam Proses Implementasi metode diskusi. Tanggunggunung Tulungagung Tahun Ajaran 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan memiliki potensi yang berbeda-beda. Keberadaan tersebut dijadikan dasar atau tolak ukur dimana manusia hidup bermasyarakat, berinteraksi, berkomunikasi, dan bersosialisasi antara manusia satu dengan manusia lainnya. Apabila proses belajar diselenggarakan secara formal di sekolahsekolah, tidak lain ini di maksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Begitu juga dalam satu kelas terdapat perbedaan antara siswa yang satu dengan yang lain tingkat kepandaiannya, sehingga diperlukan waktu yang tidak sama untuk dapat menguasai suatu kompetensi. Oleh karena itu, pembelajaran perlu ditekankan pada kegiatan individual bahkan secara kelompok. Kegiatan tersebut digunakan untuk mengatasi siswa yang malas mengerjakan tugas individu,tetapi lebih suka tugas dikerjakan secara berkelompok apalagi dalam kelompok besar. Pandangan mengenai konsep pembelajaran terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan. Meskipun demikian, pembelajaran tetaplah merupakan interaksi mengajar dan belajar yang mempengaruhi hubungan 1

2 interaksi antara guru dan siswa. Interaksi guru dan siswa yang seimbang akan menunjang pencapaian tujuan belajar. Belajar merupakan karakteristik pembeda manusia dengan makhluk lain, belajar merupakan aktifitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar. Dengan demikian belajar tidak hanya dipahami sebagai aktifitas yang dilakukan oleh pelajar saja. Baik mereka yang sedang belajar di tingkat sekolah dasar, sekolah tinggi pertama,sekolah tinggi atas, perguruan tinggi, maupun mereka yang sedang mengikuti kursus, pelatihan dan kegiatan pendidikan lainnya. Tidak lebih dari itu, pengertian belajar itu sangat luas dan tidak hanya sebagai kegiatan di bangku sekolah saja. Sedangkan hasil belajar merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik serta sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. 1 Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi siswa, baik perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dengan perubahanperubahan tersebut, tentunya siswa juga akan terbantu dalam memecahkan masalah hidup dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 2 1 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), 208. 2 Bahrudin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), 12.

3 Untuk meningkatkan hasil belajar sebagaimana yang diharapkan, diperlukan keterampilan atau kompetensi guru selaku pendidik dan pengajar. Serta melihat apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar mengajar. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Oleh karena itu pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga mudah dipahami oleh siswa. 3 Seiring perkembangan zaman, banyak sekali dijumpai orang-orang yang berpendidikan tinggi namun mereka tidak menggunakan ilmu yang mereka dapat untuk kemaslahatan umat, bahkan mereka membuat masyarakat resah dengan ilmu yang mereka miliki. Lebih dari itu, ternyata masih banyak siswa yang belum mampu membaca Al-Qur a>n dengan baik dan benar, tidak melaksanakan shalat, tidak berperilaku sopan dan banyak lagi. Kenyataan tersebut merupakan gambaran kurang berperannya pendidikan agama terlebih aqidah akhlak dan penerapannya dalam kehidupan para penimba ilmu khususnya generasi muda. 4 Untuk itu Sekolah atau Madrasah yang merupakan tempat berubahnya perilaku siswa sangat perlu untuk membenahi model-model pembelajaran khususnya Aq}i>dah Akhla>k agar tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan baik. 3 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), 6. 4 Nasution, dkk. Pendidikan Agama dan Akhlak bagi Anak dan Remaja (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), 49.

4 Menyikapi problema pembelajaran diatas, perkembangan media pendidikan mengacu buku-buku metode pendidikan dan pembelajaran modern tampak berkembang pesat. Semua model pendidikan dan pembelajaran tersebut penerapannya menggunakan berbagai macam media pembelajaran yang baru, agar siswa semakin aktif dalam proses belajar. Pendekatan pembelajaran Quantum Teaching salah satu Pendekatan yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak siswa untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran Quantum Teaching merupakan salah satu Pendekatan pembelajaran yang menekankan pentingnya penciptaan hubungan sosial yang dinamis antara para siswa dan juga antar siswa dengan guru. Pendekatan pembelajaran ini juga menekankan tentang pentingnya guru menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, dengan prinsip kebermaknaan dan berupaya memasuki dunia (kesenangan) siswa agar nantinya mampu mengantarkan pesan-pesan pembelajaran kedalam dunia tersebut. 5 Di sekolah, seorang guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alatalat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang 5 Ketut Susiani, Nyoman Dantes, dkk, Pengaruh Model Pembelajaran Quantum terhadap Kecerdasan Sosial Emosional dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD di Banyuning, http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_pendas/article/viewfile/525/317, diakses pada 10 November 2013.

5 meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat melaksanakan proses belajar yang efektif dan harus dapat menentukan atau memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Terkadang guru juga kurang kreatif serta salah dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai, sehingga mereka jarang menjadi guru professional. Dari hasil wawancara peneliti menemukan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar di MI Al-Hikmah ada beberapa mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, salah satunya yaitu mata pelajaran Aq}i>dah Akhla>k. Pada mata pelajaran Aqidah Akhlak diharapkan siswa mempunyai akhla>k yang mulia dan luhur, sebagaimana telah disebutkan dalam firman Allah pada Surat Al-Qalam ayat 4 : Artinya : Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. 6 Serta metode yang biasa diterapkan di MI Al-Hikmah Janti Jogoroto Jombang adalah menggunakan metode ceramah sehingga siswa menjadi 6 Al-Qur an dan terjemah, 68 (Al-Qalam): 4.

6 malas, serta kurang semangat dalam menerima pelajaran di kelas dan guru hanya memberikan tugas kepada siswanya. 7 Seorang pendidik dalam mengajar harus mengusahakan supaya pada diri siswa terjadi perubahan sebagai hasil belajar. Perubahan siswa tidak hanya terbatas pada kecerdasan saja, tetapi juga seluruh aspek individu yaitu perubahan sikap atau tingkah laku. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti terfokus mengadakan penelitian dengan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Aq}i>dah Akhla>k melalui Pendekatan Pembelajaran Quantum Teaching di kelas III-B MI Al-Hikmah Janti Jogoroto Jombang. B. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada tempat tindakan yang berupa upaya peningkatkan hasil belajar Aq}i>dah Akhla>k melalui pendekatan pembelajaran Quantum Teaching siswa kelas III-B di MI Al-Hikmah Janti Jogoroto Jombang Tahun Pelajaran 2013/2014. Ruang lingkup penelitian secara lebih rinci dapat dilihat di bawah ini : 1. Responden yang diteliti adalah siswa kelas III-B MI Al-Hikmah Janti Jogoroto Jombang Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Lokasi penelitian di MI Al-Hikmah Janti Jogoroto Jombang. 7 Siti Aminah, Wawancara, Jombang, 21 Januari 2014.

7 3. Variabel yang diteliti adalah penerapan pendekatan pembelajaran Quantum Teaching dan Hasil Belajar. 4. Mata pelajaran yang diteliti adalah Aq}i>dah Akhla>k dengan pokok bahasan akhla>k terpuji. C. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana hasil belajar Aqi>dah Akhla>k siswa kelas III-B MI Al- Hikmah Janti Jogoroto Jombang Tahun Pelajaran 2013/2014 sebelum diterapkan pendekatan Quantum Teaching? 2. Bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran Quantum Teaching sebagai upaya peningkatan hasil belajar mata pelajaran Aqi>dah Akhla>k pada siswa kelas III-B MI Al-Hikmah Janti Jogoroto Jombang Tahun Pelajaran 2013/2014? 3. Bagaimana peningkatan hasil belajar Aqi>dah Akhla>k siswa kelas III-B MI Al-Hikmah Janti Jogoroto Jombang Tahun Pelajaran 2013/2014 setelah diterapkan pendekatan pembelajaran Quantum Teaching?

8 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hasil belajar Aqi>dah Akhla>k kelas III-B di MI Al- Hikmah Janti Jogoroto Jombang Tahun Pelajaran 2013/2014 2. Untuk mengetahui pendekatan pembelajaran Quantum Teaching kelas III- B di MI Al-Hikmah Janti Jogoroto Jombang Tahun Pelajaran 2013/2014 3. Untuk mengetahui upaya peningkatan hasil belajar Aqi>dah Akhla>k melalui pendekatan pembelajaran Quantum Teaching siswa kelas III-B di MI Al-Hikmah Janti Jogoroto Jombang Tahun Pelajaran 2013/2014 Manfaat dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif pembelajaran di sekolah guna meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi siswa, dapat memotivasi siswa dalam beraktifitas atau berpikir secara optimal dalam pembelajaran agar siswa tidak jenuh dan bosan. 3. Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan pengalaman serta salah satu modal pembelajaran yang nantinya dapat diterapkan pada saat terjun sebagai pengajar Aq}i>dah Akhla>k. E. Penelitian Terdahulu Model pembelajaran Quantum Teaching sudah pernah digunakan oleh seorang peneliti untuk penelitiannya dalam menyelesaikan penelitian tindakan kelas. Peneliti tersebut mengangkat judul Penerapan Model Pembelajaran

9 Quantum Teaching untuk Meningkatkan Minat Belajar PAI siswa kelas VII D SMPN 2 Pandak Bantul. Dalam penelitian tersebut peneliti mempunyai tujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa mata pelajaran PAI kelas VII D SMPN 2 Pandak Bantul. Kesimpulannya bahwa model pembelajaran Quantum Teaching tersebut sangan efektif untuk meningkatkan minat belajar siswa sehingga memperoleh hasil yang maksimal. 8 Berdasarkan temuan dari penelitian terdahulu tersebut, bisa peneliti katakan bahwa skripsi ini mengembangkan penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching yang telah dipakai peneliti dalam penelitian terdahulu. Dimana pada penelitian tedahulu peneliti melakukan perbaikan minat belajar melalui model pemebelajaran Quantum Teaching untuk mata pelajaran PAI, sedangkan dalam penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Aqi>dah Akhla>k. Dengan kata lain, peneliti bisa katakana bahwa penelitian skripsi ini adalah mengembangkan dari penelitian terdahulu. F. Sistematika Pembahasan BAB I : pendahuluan, dalam bab pendahuluan ini terdiri dari, Latar Belakang Masalah, Ruang Lingkup Penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Penelitian Terdahulu, Sistematika Pembahasan. 8 Erni Ismiatun, Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Minat Belajar PAI siswa kelas VII D SMPN 2 Pandak Bantul,http://digilib.uinsuka.ac.id/5857/1/BAB%20I,IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf, diakses pada tanggal 14 Desember 2013.

BAB II : Landasan teoti, berisikan pengertian hasil belajar, Aqi>dah Akhla>k, Pendekatan Pembelajaran Quantum Teaching. 10 BAB III : Metode penelitian dalam bab ini berisi tentang, Desain Penelitian, Metode Penentuan Sampel atau Subyek Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisikan tentang gambaran setting penelitian, pembahasan penelitian, pengambilan kesimpulan. BAB V : Kesimpulan dan Saran

11 BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Sebelum membicarakan pengertian hasil belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan belajar. Kegiatan belajar merupakan bagian utama dari proses pendidikan. belajar meruapakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia setiap waktu tanpa ada batasan apapun. Namun dalam dunia pendidikan belajar didefinisikan tersendiri untuk mencapai hasil tertentu yang diinginkan. Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, namun demikian selalu mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan pada dirinya. Belajar adalah suatu aktivitas yang menuju kearah tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan itu perlu adanya faktor-faktor yang perlu diperhatikan, misalnya saja faktor bimbingan. Beberapa ahli pendidikan memberikan difinisi belajar sebagai berikut : a. Belajar adalah suatu proses aktif, yang dimaksud aktif ialah bukan hanyan aktivitas yang nampak seperti gerakan-gerakan badan, akan tetapi juga aktivitas-aktivitas mental, seperti proses berfikir, mengingat 11

12 dan sebagainya. Pandangan ini di kemukakan oleh para ahli psikologi Gestalt. 9 b. James O. Whittaker dalam Syaiful Bahri Djamarah belajar merupakan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. 10 c. Menurut Howard L. Kingskey mengatakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. 11 d. Menurut Drs. Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 12 Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. 2. Tujuan Belajar Setiap manusia dimana saja berada tentu melakukan kegiatan belajar. Seorang siswa yang ingin mencapai cita-citanya juga harus belajar dengan 9 Mustaqim, Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), 60. 10 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), 12. 11 Ibid., 12. 12 Ibid., 12.

13 giat. Bukan hanya disekolah saja, tetapi juga belajar di rumah, privat dan sebagainya. Untuk mencapai cita-cita tidak bisa dengan bermalas-malas, tetapi harus tekun dan rajin belajar. Belajar merupakan syarat mutlak untuk menjadi pandai dalam segala hal. Baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan atau kecakapan. Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan dalam diri antara tingkah laku, mengubah sikap dari negatif menjadi positif serta menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu. 13 3. Prinsip-prinsip belajar Belajar menurut teori psikologi asosiasi (koneksionisme) adalah proses pembentukan asosiasi atau hubungan antara stimulus (perangsang) yang mengenai individu melalui pengindraan dan response (reaksi) yang diberikan individu terhadap rangsangan tadi, dan proses memperkuat hubungan tersebut. Berbagai eksperimen dilakukan para ahli-ahli psikologi tentang proses belajar mengajar berhasil mengungkapkan serta menemukan sejumlah prinsip atau kaidah yang merupakan dasar-dasar dalam melakukan proses dan mengajar atau pembelajaran. 14 Sehubungan dengan itu, ada beberapa prinsip belajar antara lain : a. Kematangan Jasmani dan Rohani 13 Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012), 48-50. 14 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2010), 53.

14 Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan belajar. Kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar, misalnya kemampuan berfikir, ingatan dan sebagainya. b. Memiliki Kesiapan Setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup, baik fisik, mental maupun perlengkapan belajar. Kesiapan fisik berarti memiliki tenaga cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar. Belajar tanpa kesiapan fisik, mental dan perlengkapan akan banyak mengalami kesulitan, akibatnya tidak memperoleh hasil belajar yang baik. c. Memahami Tujuan Setiap orang yang belajar harus memahami apa tujuannya, kemana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat penting dimiliki oleh orang belajar agar proses yang dilakukannya dapat cepat selesai dan berhasil. d. Memiliki Kesungguhan