Oleh: Muhammad Hatta, Erwindah, A. Marahena Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu

HIGIENE SANITASI PANGAN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian

BAB I PENDAHULUAN. bersih. 4 Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 48 telah. kesehatan keluarga, perbaikan gizi, pengawasan makanan dan minuman,

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

BAB 1 : PENDAHULUAN. bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENERAPAN SANITASI HIGIENE OLEH MAHASISWA PADA PELAKSANAAN PRAKTEK INDUSTRI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

BAB I PENDAHULUAN. serta dilindungi dari ancaman yang merugikannya (Depkes RI, 1999). Memenuhi kebutuhan makhluk hidup membutuhkan bermacam-macam

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk manusia melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk menunjang

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB III CARA PENGOLAHAN MAKANAN YANG BAIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari luar Provinsi Gorontalo maupun mahasiswa yang berasal dari luar Kota Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia.

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN...

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan sebagainya (Depkes RI, 2000).

LAMPIRAN. Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus memenuhi kebutuhan zat gizi, makanan juga harus aman dari

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Setiap penyedia jasa penyelanggara makanan seperti rumah

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

1. Pengertian Makanan

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. utama di daerah perkotaan ( Media Aeculapius, 2007 ). Menurut American Hospital Association (AHA) dalam Herkutanto (2007),

BAB I PENDAHULUAN. klien kekurangan cairan / dehidrasi. Keadaan kekurangan cairan apabila tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari

Kata Kunci: Perilaku, Penjamah Makanan, Mie Basah, Bakteri

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi baik secara bakteriologis, kimiawi maupun fisik, agar

A. Latar Belakang Masalah

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

BAB 1 : PENDAHULUAN. disebut penyakit bawaan makanan (foodborned diseases). WHO (2006)

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

Isu Pengelolaan Higiene Sanitasi

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a.

BAB I PENDAHULUAN. diseduh dengan teh ditambah gula dan es. Minuman es teh banyak digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 10 menyebutkan bahwa

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

STUDI IDENTIFIKASI KEBERADAAN Escherichia coli PADA AIR CUCIAN DAN MAKANAN KETOPRAK DI KAWASAN KAMPUS UNDIP TEMBALANG

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN, TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

BAB IV KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 942/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN

Regulasi sanitasi Industri Pangan

ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN PENGAWASAN NORMA KERJA NO. : SE.86/BW/1989

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

Transkripsi:

201 GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DI REASTORAN MADURA KOTA MASOHI KABUPATEN MALUKU TENGAH Oleh: Muhammad Hatta, Erwindah, A. Marahena Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar ABSTRAK: Berdasarkan Kepermenkes No.942/Menkes/SK/VII/2003 tentang pedoman peran Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan, hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek higiene sanitasi perorangan masih rendah yaitu mencapai skor 25%, aspek higiene sanitasi tempat dan fasilitasnya masih rendah yaitu hanya mencapai skor 35% dan aspek higiene sanitasi peralatan dan perlengkapan masih sangat rendah yaitu mencapai skor 20%. Tujuan untuk mengetahui gambaran pengolahan makanan pada rumah makan dan mengetahui pemilihan bahan baku, penyimpanan bahan baku, pengolahan makanan, penyimpanan makanan masak, pengangkutan makan masak dan penyajian makanan. Penelitian ini dilakukan secara observasional dan rancangan deskriptif dengan melihat Gambaran Hygiene Sanitasi Pengelolaan Makanan pada Rumah Makan.Menurut Permenkes RI No.1096/MENKES/PER/VI/2011, Untuk mencapai tersedianya makanan yang sehat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka upaya hygiene sanitasi makanan harus mendasarkan 6 prinsip, yakni upaya pemilihan bahan baku, upaya penyimpanan bahan baku, upaya pengolahan makanan, upaya penyimpanan makanan masak, upaya pengangkutan makan masak dan upaya penyajian makanan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di rumah makan madura yaitu hasil penelitian menunjukkan bahwa pada prinsip hygine sanitasi makanan semuanya tidak memenuhi kesehatan yang mendasarkan 6 prinsip diatas. Kesimpulan dan saran responden harus lebih lagi memperhatikan hygine sanitasi pengolahan pada makanan maupun bahan baku makanan agar manusia tidak terkontaminasi penyakit berbahaya dan menular. Kata kunci : Hygiene, sanitasi makanan dan pengolahan Makanan. PENDAHULUAN Makanan menurut WHO (2009) adalah semua substansi yang dibutuhkan oleh tubuh tidak termasuk air, obat-obatan, dan substansi-substansi lain yang digunakan untuk pengobatan. Hygiene adalah kesehatan masyarakat yang khusus meliputi segala usaha untuk melindungi, memelihara, dan mempertinggi derajat kesehatan badan dan jiwa, baik bagi umum maupun perorangan, dengan tujuan memberi dasardasar kelanjutan hidup yang sehat serta mempertinggi kesejahteraan dan daya guna peri kehidupan manusia, sedangkan sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit untuk melenyapkan atau mengendalikan faktorfaktor lingkungan yang menjadi mata rantai penularan penyakit.sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada manusia. Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang, tempat dan peralatan agar aman dikonsumsi Menurut Permenkes RI No.1096/MENKES/ PER/VI/2011. Menurut Permenkes RI No.1096/MENKES/PER/VI/2011, untuk mencapai tersedianya makanan yang sehat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka upaya higiene sanitasi makanan harus mendasarkan 6 prinsip, yakni upaya Jurnal Mitrasehat, Volume VIII Nomor 2, November 2018 ISSN 2089-2551

202 Gambaran Hygiene Sanitasi Pengelolaan... Muhammad Hatta, Erwindah, A. Marahena pemilihan bahan baku, upaya penyimpanan bahan baku, upaya pengolahan makanan, upaya penyimpanan makanan masak, upaya pengangkutan makan masak dan upaya penyajian makanan. Di negara maju seperti di Amerika Serikat, wabah (outbreak) keracunan makanan yang disebabkan oleh patogen asal pangan juga paling banyak (70%) disebabkan oleh makanan siap santap olahan industri jasa boga, Data Direktorat Survei dan Penyuluhan Keamanan Pangan Badan POM Republik Indonesia (RI) menunjukkan pada tahun 2008, jumlah korban keracunan pangan Indonesia mencapai 25.268 orang dengan jumlah kasus sebanyak 8.943 kasus. Sementara di tahun 2009, jumlah korban berkurang menjadi 7.815 orang dengan jumlah kasus sebanyak 3.239 kasus, Hasil pemeriksaan Ditjen POM Depkes RI (2010) terdapat kasus keracunan yang terpantau ada 13 kasus di Propinsi Jawa Tengah dengan 251 penderita sakit dan tidak ada yang meninggal dunia, Dinkes kota Semarang mencatat pada tahun 2010 kejadian luar biasa untuk keracunan makanan sejumlah 33 penderita orang. Hasil survey observasi lapangan berkaitan tentang hygiene dan sanitasi rumah makan yang didapat Dinas Kesehatan Kota Kisaran, berkaitan dengan praktik mencuci tangan dengan sabun ketika menyajikan makanan masih sangat kurang. Sebanyak 96,7% tidak mencuci tangannya, 60% pedagang tidak menggunakan sendok atau penjepit makanan dalam mengambil makanannya, dan 50% pedagang tidak membersihkan pembungkus nasi dengan serbet/ lap (Depkes Kab. Asahan, 2010). METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Deskriptif dengan melihat Gambaran Hygiene Sanitasi Pengelolaan Makanan pada Rumah Makan Madura di Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah. HASIL PENELITIAN Rumah Makan ini merupakan Rumah Makan Tipe atau Golongan A2 yaitu Pada golongan ini walaupun penyajiannya masih terbatas dan masih merupakan dapur yang pengolahan makanannya masih bercampur dengan dapur rumah tangga tetapi sudah memperkerjakan karyawan dan seringkali masih merupakan usaha insidentil. a. Bahan Baku Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa bahan makanan yang digunakan dalam proses produksi baik bahan baku (kangkung, bayam, kacang panjang, dll), bahan tambahan (Royko, Piin, Masako, dll) maupun bahan penolong (bawang putih, bawang merah, daun bawang, dll), belum memenuhi karena penyimpanan bahan baku tersebut disimpan pada tempat yang bersamaan atau tempat penyimpanannya digabung dengan bahan makanan lainnya sehingga dapat berakibat penurunan mutu dan keamanan makanan. b. Penyimpanaan Bahan Makan Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa Bahan makan pada rumah makan ini menggunakan sarana pendingin yaitu kulkas dan tidak memiliki gudang atau ruang lainnya sebagai tempat penyimpan sehingga belum lengkap untuk memenuhi menurut menkan tersedianya ruang atau gudang untuk menyimpan bahan makanan dan terdapat sarana untuk penyimpanan bahan makanan dingin. c. Pengolahan Makanan Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukan bahwa pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan jadi/masak atau siap santap, dengan memperhatikan kaidah cara pengolahan makanan yang baik. Peran pengolahan makanan mencakup empat aspek yang perlu mendapat perhatian yaitu : 1) Tempat pengolahan makanan Kebersihan dapur dan lingkungan sekitar rumah makan ini selalu terjaga dan rapi.

203 2) Tenaga pengolah makanan/penjamah makanan Tenaga pengolah makan/penjamah makanan di rumah makan kesehatannya terjaga atau sehat dan tenaganya terampil mengolah makanan lainnya tetapi untuk alatnya seperti celemek tidak digunakannya. 3) Cara pengolahan makanan Cara pengolahan makanan di rumah makan ini cukup baik, tidak terjadinya kerusakan-kerusakan pada makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah. 4) Peralatan Peralatan telah dicuci dahulu sebelum digunakan dalam setiap pengolahan, peralatan selalu dibersihkan setelah digunakan, kadang peralatan yang pecah sedikit di daerah ujung piring masih digunakan tetapi untuk peralatan yang telah gompel atau retak tidak digunakan lagi atau dibuang. d. Penyimpanan Makanan Masak Beradasarkan tabel 5 diatas menunjukan bahwa pada rumah makan ini makanan yang disimpan dipisahkan berdasarkan jenis bahan makanannya seperti sayur kacang panjang tumis di tempatkan pada satu piring dan, Tersedia tempat khusus untuk menyimpan makanan, Makanan tersebuttidak disimpan dekat dengan saluran air, tetapi makanan itu disimpan diruangan terbuka lebih dari 6 jam dan makanan tersebutdiletakan pada lemari penyimpanan tetapi untuk rumah makan ini merekatidak menggunakan atautidak diberi tutup atau kain penutup sehingga serangga dan binatang lainnya bisa saja hinggap di makanan tersebut. e. Pengangkutan Makanan masak Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa pengangkutan makanan masak setiap jenis makanan mempunyai wadah masingmasing dan tidak menggunakan penutupnya walaupun tidak mengandung atau bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun (B3). Untuk orderan atau pemesanan dibawah menggunakan motor dari rumah makan yang bersangkutan ke tempat tujuan pemesanan dan makanannya menggunakan kotak makan yang masih menggunakan kantong plastik besar untuk penyebaran makanannya. f. Penyajian Makanan Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukan bahwa penyajian makanannya kepada konsumen masih dianggap bisa terkontaminasi terhadap bakteri atau virus yang berada pada daerah tersebut di karenakan makanan yang disajikan tidak menggunakan penutup, menggunakan peralatan untuk penyajian yang terjaga kebersihannya, diwadahi dan dijamah dengan peralatan yang bersih, penyajian dilakukan dengan perilaku yang sehat dan pakaian yang bersih dari penajamh makanan. PEMBAHASAN 1. Pengertian Higiene Sanitasi dan Makanan Higiene adalah usaha kesehatan yang mempelajari kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan kesehatan tersebut, serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan.misalnya minum air yang direbus, mencuci tangan sebelum memegang makanan, dan pengawasan kesegaran makanan (Menurut Azwar, 2000). Berdasarkan Kepermenkes No.942/Menkes/SK/VII/2003 tentang pedoman peran Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan, hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek higiene sanitasi perorangan masih rendah yaitu mencapai skor 25%, aspek higiene sanitasi tempat dan fasilitasnya masih rendah yaitu hanya mencapai skor 35% dan aspek higiene sanitasi peralatan dan perlengkapan masih sangat rendah yaitu mencapai skor 20%. Sanitasi makanan yang buruk yang dapat disebabkan 3 faktor yakni faktor fisik, faktor kimia, dan faktor mikrobiologi. Faktor fisik terkait dengan kondisi ruangan yang Jurnal Mitrasehat, Volume VIII Nomor 2, November 2018 ISSN 2089-2551

204 Gambaran Hygiene Sanitasi Pengelolaan... Muhammad Hatta, Erwindah, A. Marahena tidak mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang baik, temperatur ruangan yang panas dan lembab dan sebagainya. Untuk menghindari kerusakan makanan yang disebabkan faktor fisik, maka perlu diperhatikan sususan dan konstruksi dapur serta tempat penyimpanan makanan. Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor kimia karena adanya zat-zat kimia yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan makanan, obat-obat penyemprot hama, penggunaan wadah bekas, obat-obat pertanian untuk kemasan makanan, dll. Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor mikrobiologi karena adanya kontaminasi bakteri, virus, jamur, dan parasit. Akibat buruknya sanitasi makanan dapat timbul gangguan kesehatan pada orang yang mengkonsumsi makanan tersebut. Hygiene dan sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Makanan adalah setiap benda padat atau cair yang apabila ditelan akan memberi suplai energi kepada tubuh untuk pertumbuhan atau berfungsinya tubuh manusia (menurut Rejeki,2015) Menurut Permenkes RI No.1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang Hygine Sanitasi Jasaboga, untuk mencapai tersedianya makanan yang sehat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka upaya higiene sanitasi makanan harus mendasarkan 6 prinsip, yakni a. Upaya pemilihan bahan baku, b. Upaya penyimpanan bahan baku, c. Upaya pengolahan makanan, d. Upaya penyimpanan makanan masak, e. Upaya pengangkutan makan masak, dan f. Upaya penyajian makanan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di rumah makan madura yaitu hasil penelitian menunjukkan bahwa pada prinsip hygine sanitasi makanan semuanya tidak memenuhi kesehatan yang mendasarkan 6 prinsip diatas. Salah satu dari prinsip yang tidak memenuhi yaitu dalam prinsip pengolahan makanan, yang mencakup 4 aspek yang perlu mendapat perhatian untuk di teliti adalah : Beradasarkan tabel 4 pada hasil penelitian menunjukan bahwa pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan jadi/masak atau siap santap, dengan memperhatikan kaidah cara pengolahan makanan yang baik. Peran pengolahan makanan mencakup empat aspek yang perlu mendapat perhatian yaitu : 1) Tempat pengolahan makanan Kebersihan dapur dan lingkungan sekitar rumah makan ini selalu terjaga dan rapi. 2) Tenaga pengolah makanan/penjamah makanan Tenaga pengolah makan/penjamah makanan di rumah makan kesehatannya terjaga atau sehat dan tenaganya terampil mengolah makanan lainnya tetapi untuk alatnya seperti celemek tidak digunakannya. 3) Cara pengolahan makanan Cara pengolahan makanan di rumah makan ini cukup baik, tidak terjadinya kerusakan-kerusakan pada makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah. 4) Peralatan Peralatan telah dicuci dahulu sebelum digunakan dalam setiap pengolahan, peralatan selalu dibersihkan setelah digunakan, kadang peralatan yang pecah sedikit di daerah ujung piring masih digunakan tetapi untuk peralatan yang telah gompel atau retak tidak digunakan lagi atau dibuang. 2. Tujuan Higiene dan Sanitasi Makanan a. Mencapai dan mempertahankan hasil produksi yang sesuai dengan suhu hidangan (panas atau dingin). b. Penyajian, penanganan yang layak terhadap penanganan makanan yang dipersiapkan lebih awal. c. Memasak tepat waktu dan suhu.

205 d. Dilakukan oleh pekerja dan penjamah makanan yang sehat mulai dari penerimaan hingga distribusi. e. Memantau setiap waktu suhu makanan sebelum dibagikan. f. Inspeksi teratur terhadap bahan makanan mentah dan bumbu-bumbu sebelum dimasak. g. Panaskan kembali suhu makanan menurut suhu yang tepat (74 ºC). h. Menghindari kontaminasi silang antara bahan makanan mentah, makanan masak melalui orang (tangan), alat makan, dan alat dapur. i. Bersihkan semua permukaan alat/ tempat setelah digunakan untukmakanan Perhatikan semua hasil makanan yang harus dibeli dari sistem khusus. Selain itu menurut, tujuan dari higiene dan sanitasi makanan antara lain; a. Menjamin keamanan dan kebersihan makanan. b. Mencegah penularan wabah penyakit. c. Mencegah beredarnya produk makanan yang merugikan masyarakat. d. Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan. e. Melindungi konsumen dari kemungkinan terkena penyakit yang disebarkan oleh perantara-perantara makanan. Tujuan yang sebenarnya dari upaya higiene dan sanitasi makanan (Chandra, 2006) yaitu : a. Menjamin keamanan dan kebersihan makanan. b. Mencegah penularan wabah penyakit. c. Mencegah beredarnya produk makanan yang merugikan masyarakat. d. Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan. e. Peranan Makanan Sebagai Media Penularan Penyakit. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Rumah Makan Madura Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah, yaitu pengolahan makanan pada rumah makan serta untuk mengetahui pemilihan bahan baku, upaya penyimpanan bahan baku, upaya pengolahan makanan, upaya penyimpanan makanan masak, upaya pengangkutan makan masak dan upaya penyajian makanan dan rumah makan Madura ini belum memenuhi dari 6 prinsip upaya hygine sanitasi makanan menurut Permenkes RI No.1096/MENKES/PER/VI/2011. Efek yang akan terjadi kepada masyarakat jika hygine sanitasi pengolahan makanannya tidak baik adalah bisa mengakibatkan keracunan makanan sperti diare, muntaber, dan penyakit berbahaya lainnya. SARAN Diharapkan pemilik rumah makan tersebut lebih memperhatikan kebersihan lingkungan agar tidak mengakibatkan terjadinya kontaminasi pada makanan dan kesehatan konsumen serta bahaya penyakit menular. DAFTAR PUSTAKA Wulan, D. Dkk. 2014.Survei Higiene Sanitasi Pedagang Makanan Jajanan Serta Dampak Pencemaran Mikrobiologis Di Pasar Tradisional Merjosari Kota Malang. Hasan, L, D. 2016.Hygiene Sanitasi Dapur Dan Penjamah Makanan Pada Hotel Di Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan. Puji, E. Syatriani, S. Bustan, M, N. dan Efendi, S. Edisi 13.Pedoman Penulisan skripsi.makassar. Wulan, Y, R. 2014. Higiene Sanitasi Makanan Dan Minuman. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/Menkes/Per/ VI/2011. Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga. Marpaung, N. Santi, D, N dan Marsaulina I. 2012. Hygiene Sanitasi Pengolahan Dan Pemeriksaan Escherichia Coli Jurnal Mitrasehat, Volume VIII Nomor 2, November 2018 ISSN 2089-2551

206 Gambaran Hygiene Sanitasi Pengelolaan... Muhammad Hatta, Erwindah, A. Marahena Dalam Pengolahan Makanan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik. Fatmawati, S. Rosidi, A. dan Handarsari, E. 2013.Perilaku Higiene Pengolah Makanan Berdasarkan Pengetahuan Tentang Higiene Mengolah Makanan Dalam Penyelenggaraan Makanan Di Pusat Pendidikan Dan Latihan Olahraga Pelajar Jawa Tengah. Syafdalni, S. Hasan W. dan Marsaulina, I. 2013. Perbedaan Sanitasi Pengelolaan Rumah Makan Dan Restoran Berdasarkan Tingkat Mutu (Grade A,B Dan C) Di Kota Medan. Krisnadi Rahmanu. I Wayan Suardana.2012. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Akibat Tidak Terlaksananya Higiene Sanitasi Makanan Dan Minuman Pada Rumah Makan Dan Restoran. Augustin, E. 2014. Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Hygiene Sanitasi Pedagang Makanan Jajanan Di Sekolah Dasar Cipinang Besar Utara Kotadmadya Jakarta Timur. Sari, N. Marsaulina, I. Chahaya, I. 2012.Higiene Sanitasi Pengelolaan Makanan Dan Perilaku Penjamah Makanan Di Kantin Sekolah Menengah Atas(SMA) Negeri Dan Swasta Di Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/Menkes/ SK/VII/2003.Tentang Peran Hygiene Sanitasi Rumah Makan Dan Restoran. Jakarta. Fatmawati,S. Rosidi, A. dan Handarsari, E. 2013.Perilaku Higiene Pengolah Makanan BerdasarkanPengetahuan Tentang Higiene Mengolah Makanan DalamPenyelenggaraan Makanan Di Pusat Pendidikan Dan LatihanOlahraga Pelajar Jawa Tengah. Zulfa, N. 2011.Hubungan Higiene Personal Pedagang Dan Sanitasi Makanan Dengan Keberadaan Escherichia Coli Pada Nasi Rames Di Pasar Johar Kota Semarang. Syafirah, S. dan Andrias, D, R. 2015. Higiene Penjamah Makanan Dan Sanitasi Kantin Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Mulyorejo, Surabaya. Kepermenkes No.942/Menkes/SK/VII/2003.Tentang Pedoman Peran Higiene Dan Sanitasi Makanan Jajanan. Nur Hasanah, L. 2015. Hygiene Sanitasi Pengolahan Makanan Dan Pemeriksaan Escherichia Coli (E.Coli) Pada Pecel Yang Dijual Di Pasar Petisa. Ekaristi G, L, M. 2012. Higiene Sanitasi Pengelolaan Dan Pemeriksaan Kandungan Escherichia Coli Dalam Mie Gomak Yang Dijual Di Pasar Sidikalang. Yulia. 2016. Higiene Sanitasi Makanan, MinumanDan Sarana Sanitasi Terhadap Angka KumanPeralatan Makan Dan Minum Pada Kantin. Rakhmawati, N. Wisnu, H. 2015. Peranan Higiene Dan Sanitasi Dalam Proses Pengolahan Makanan Di Hotel Brongto Yogyakarta.

207 Lampiran : Tabel 1 Distribusi berdasarkan Hygine Sanitasi Makanan berdasarkan 6 Prinsip Upaya Pengolahan Makanan Memenuhi Tidak Memenuhi Keterangan Pemilihan Bahan Baku MENURUT Penyimpanan Bahan Baku Pengolahan Makanan Penyimpanan Makanan Masak Pengangkutan Makanan Masak Penyajian Makanan STANDAR PERMENKS RI NO.1096/M ENKES/PER /VI/2011 Tabel 2 Bahan makan yang digunakan dalam proses produksi baik bahan baku, bahan tambahan maupun bahan penolong. Bahan Baku Bahan Tambahan bahan Penolong Bahan Makanan Tidak Memenuhi Memenuhi Tabel 3 Ruang atau gudang untuk menyimpan bahan makanan dan terdapat sarana untuk penyimpanan bahan makanan dingin. Penyimpanan Bahan Baku Tidak Memenuhi Memenuhi Sarana Kulkas/pendingin Gudang Jurnal Mitrasehat, Volume VIII Nomor 2, November 2018 ISSN 2089-2551

208 Gambaran Hygiene Sanitasi Pengelolaan... Muhammad Hatta, Erwindah, A. Marahena Tabel 4 Pada pengolahan bahan makanan memperhatikan kaidah cara pengolahan makanan yang baik. Pengolahan Makanan Sarana Tidak Memenuhi Memenuhi Dapur Tenaga Pengolah/penjamah Cara pengolahan Peralatan Tabel 5 Penyimpanan bahan makanan dipisahkan berdasarkan jenis bahan makanan. Penyimpanan Makanan Masak Sarana Tidak Memenuhi Memenuhi Makanan Masak Tabel 6 Pengangkutan makanan setiap jenis makanan mempunyai wadah masing-masing dan tertutup. Pengangkutan Makanan Sarana Tidak Memenuhi Memenuhi Penutup Makanan Tabel 7 Penyajian Makanan Penyajian Makanan Sarana Tidak Memenuhi Memenuhi Pencemaran Kebersihan Peralatan yang bersih Perilaku yang Sehat Pakaian yang Bersih