1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang masalah APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Dearah) merupakan salah satu perencanaan yang disusun oleh pemerintah daerah yang berfungsi mengatur pendapatan daerah yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan perbaikan sarana dan prasarana yang dimiliki daerah, dan juga berfungsi sebagai pengaturan anggaran untuk pembangunan daerah. APBD ini sangat berguna untuk melihat seberapa besar potensi daerah untuk bertumbuh dan berkembang dan memenuhi segala kebutuhan daerah. APBD itu sendiri bersumber dari PAD (Pendapatan Asli Daerah). PAD merupakan salah satu pendapatan daerah dari berbagai sektor yang dimiliki daerah, baik sektor pemerintah maupun sektor swasta, dan yang bersifat langsung adalah dari sektor pemerintah, dan sebagai contoh adalah pendapatan dari pajak dan retribusi daerah. Pembayaran pajak merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh para wajib pajak didalam suatu pemerintahan atau negara. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pajak yang sangat tinggi, akan tetapi banyak potensi pajak yang hilang atau tidak diperhatikan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah. Sebagai contoh adalah Kota Yogyakarta, di kota ini potensi pajak sangat besar, ini disebabkan karena perkembangan Kota Yogyakarta sangat pesat baik dalam dunia
2 pendidikan maupun dalam dunia hiburan. Perkembangan ini dipicu oleh besarnya tingkat pertumbuhan tempat-tempat hiburan dan pusat perbelanjaan di Kota Yogyakarta, yang menjadikan roda perekonomian di kota ini cukup berkembang. Selain itu, cukup besarnya minat orang untuk studi di Yogyakarta, maka timbul pula ide-ide para pelaku bisnis untuk membuat fasilitas-fasilitas hiburan, dan fasilitas pendukung lainnya yang memberikan kontribusi yang sangat baik bagi pendapatan daerah. Selain tempat hiburan dan pusat perbelanjaan tingkat pertumbuhan jumlah sepeda motor juga mengingkat dari tahun-ketahun faktor ini juga memberikan peningkatan terhadap pendapatan daerah dari pajak kendaraan bermotor. Dengan tingginya tingkat pertumbuhan sepeda motor di Yogyakarta kurang lebih mencapai angka ratusan unit per bulannya maka banyak pihak yang diuntungkan. Sebagai contoh, pendapatan daerah meningkat karena banyaknya tempat hiburan dan pusat perbelanjaan di kota Yogyakarta yang dapat menghasilkan pajak hiburan, tingginya konsumtif terhadap sepeda motor yang mengakibatkan tingginya pendapatan pajak dari PPN (Pajak Pertambahan Nilai). Kaitan yang terjadi pada contoh belum selesai sampai disitu, karana pertumbuhan yang pesat dari sepeda motor, maka mengakibatkan tingginya pendapatan dari retribusi parkir ataupun pajak parkir di Yogyakarta. Secara tidak langsung Kota Yogyakarta merupakan sumber pendapatan yang sangat besar dan berpotensi bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah Kota Yogyakarta.
3 Dengan kondisi kota yang mendukung dan memadai, Kota Yogyakarta memberikan nuansa yang berbeda dimata para wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Ini semua dikarenakan Kota Yogyakarta memiliki fasilitas dan kelengkapan yang baik terutama pada sektor kebudayaan, wisata, kuliner, hiburan dan pendidikan yang ditempatkan pada satu wilayah dari kota sampai kabupaten di Yogyakarta. Dengan adanya tempat-tempat yang menarik tersebut, maka potensi pendapatan daerah secara otomatis akan terdorong meningkat. Peningkatan ini sebenarnya secara tidak langsung berpangaruh terhadap pendapatan pajak daerah, peningkatan ini disebabkan dari besarnya sumber daya yang dimiliki Kota Yogyakarta dari sektor-sektor tersebut yang telah dijelaskan sebelumnya. Cukup banyaknya para pendatang dari luar pulau yang membawa hasil dari dearahnya masing-masing yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya selama berada di Kota Yogyakarta, ini merupakan sumber pendapatan bagi Kota Yogyakarta. Selain dari pariwisata, hiburan dan pendidikan yang sudah mendukung, jumlah pertumbuhan kendaraan bermotor juga terus meningkat dari tahun-ketahun yang seharusnya secara langsung berdampak pada besarnya pendapatan pemerintah dari retribusi parkir, ini merupakan salah satu potensi Retribusi yang harus diperhatikan oleh pemerintah Kota Yogyakarta. Besarnya jumlah pengunjung yang datang ke Kota Yogyakarta dengan menggunakan transportasi bus juga tidak kalah banyaknya, sehingga Retribusi Terminal juga merupakan potensi yang mendukung pertumbuhan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Demikian juga pertumbuhan pedagang di pasar tradisional Kota Yogyakarta yang bisa dikatakan meningkat dari tahun-ketahun. Kondisi ini juga
4 berdampak terhadap kondisi pasar tradisional yang menyediakan berbagai macam kebutuhan bahan pokok dan mengakibatkan pasar tersebut tidak pernah sepi dari pedagang dan pengunjung. Sehingga Retribusi Pasar Kota Yogyakarta juga berpotensi sebagai pendukung dari jumlah Pendapatan Asli Daerah Kota Yogyakarta. Berdasarkan uraian latar belakang yang ada, maka penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Kontribusi Retribusi Parkir, Terminal, dan Pasar Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Yogyakarta. 1.2 Rumusan Masalah Atas dasar latar belakang tersebut maka masalah yang hendak dijawab melalui penelitian ini adalah: 1 Bagaimanakah kontribusi Retribusi Parkir, Terminal, dan Pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Yogyakarta? 2 Bagaimanakah tingkat pertumbuhan Retribusi Parkir, Terminal, dan Pasar di Kota Yogyakarta? 3 Bagaimanakah perkembangan Pendapatan Asli Daerah, Retribusi Parkir, Terminal, dan Pasar di Kota Yogyakarta untuk periode yang akan datang?
5 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi Retribusi Parkir, Terminal, dan Pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah, apakah memberikan kontribusi secara signifikan. Mengetahui potensi pertumbuhan Retribusi Parkir, Terminal, Dan Pasar dari periode ke periode. Dan melihat perkembangan Retribusi Parkir, Terminal, dan Pasar di Kota Yogyakarta. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Mengetahui seberapa besar kontribusi Retribusi Parkir, Terminal, dan Pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Yogyakarta. 2. Membantu pemerintah daerah untuk mengetahui tingkat pertumbuhan Retribusi Parkir, Terminal, dan Pasar yang masih terabaikan. 3. Melihat potensi perkembangan Retribusi Parkir, Terminal, dan Pasar pada masa mendatang di Kota Yogyakarta. 1.5 Batasan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis hanya melakukan penelitian dengan batas-batas penelitian yang akan ditentukan sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan di Kota Yogyakarta dengan alasan bahwa Yogyakarta merupakan kota yang memiliki potensi retribusi daerah yang cukup besar dikarenakan Kota Yogyakarta merupakan pusat wisata, kuliner, hiburan yang menjadi tempat tujuan para pengunjung. Selain itu, kondisi Yogyakarta yang kaya akan kesenian tradisional
6 jawa yang sangat banyak diminati oleh para wisatawan asing, dapat mendorong pesatnya tingkat pertumbuhan Kota Yogyakarta semakin pesat dibidang hiburan yang juga berdampak terhadap ramainya pengunjung yang datang dengan menggunakan kendaraan dan memenuhi lokasi parkir di tempat hiburan tersebut. 2. Tempat Penelitian atau lingkup penelitian dilakukan di Kota Yogyakarta 3. Penelitian dan pengamatan dilakukan pada bulan Januari hingga Mei 2007. 4. Data yang digunakan lamanya 10 tahun, dimulai dari tahun 1997 sampai tahun 2006 4. Sumber data yang digunakan adalah Realisasi pendapatan Retribusi Parkir, Terminal, dan Pasar selama 10 tahun dari tahun 1997 hingga tahun 2006, dan Pendapatan Asli Daerah dari tahun yang sama. 5. Variabel penelitiannya adalah Retribusi Parkir, Terminal, dan Pasar sehingga dapat dilihat perbandingan Retribusi yang mana yang memiliki potensi yang baik. 6. Retribusi Parkir, Terminal, dan Pasar tidak dilihat dari kenaikan tarif tetapi berdasarkan jumlah obyek dan wajib retribusi tersebut.