BAB I PENDAHULUAN. efisien sangat diperlukan ( /journal/item/525/hernia/ 14 Juli 2010).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. banyak timbul penyakit yang ditimbulkan salah satu hernia, penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. penuaan (Madjid dan Suharyanto, 2009). tindakan untuk mengatasi BPH yang paling sering yaitu Transurethral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. darah tersebut melintas kelipatan paha (Oswari, 2000). penurunan fungsi organ (Oswari, 2000).

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hiperplasia (BPH) dilaporkan terus meningkat yang banyak dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penurunan angka kematian ibu per kelahiran hidup masih

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi-decelerasi) yang

BAB I PENDAHULUAN. dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler. (Heardman,2012). Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

BAB I PENDAHULUAN. komunitas miskin dan berpendidikan rendah. Meningkatnya kesehatan ibu

BAB I PENDAHULUAN. Proses persalinan merupakan proses kompleks untuk. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC).

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat pada tahun terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan curah jantung merupakan suatu keadaan di mana pompa darah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk tiap tahunnya. Insiden tertinggi demam thypoid terdapat pada anakanak. kelompok umur 5 tahun (Handini, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah

BAB I PENDAHULUAN. padalaki-laki dibandingkan perempuan. Sebagai contoh penelitian dari. dan perempuan 35,90% dengan rerata umur 49,13 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa secara individual (Ralph. C Benson, 2009). Adapun Komplikasi

BAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).

BAB I PENDAHULUAN. hati. Deskripsi sirosis hati berkonotasi baik dengan status pato-fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN POST OPERASI HERNIACTOMY ET CAUSE HILS ( HERNIA INGUINAL LATERAL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Penyakit Paru Obstruktif Kronik selanjutnya disebut PPOK atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

BAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cidera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sering juga penyaki-penyakit ini disebut dengan Cronic Obstruktive Lung

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Cronic Obstruktive

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan batu ini disebut urolitiasis, dan dapat terbentuk pada ginjal. dan uretra (urethrolithiasis) (Basuki, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang lebih dari 25% populasi dewasa. (Smeltzer & Bare, 2001)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. rectal yang terkadang disertai pendarahan. mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pada abad ke-20. Saat ini hampir 60% pasangan usia. wanita di Negara berkembang tidak memiliki cara mencegah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2004, angka

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam kehidupan, hal

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu Meningkatkan derajat kesehatan. tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa

BAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jasmani merupakan hal yang penting, karena saat keadaan

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC). Prawirahardjo (2010) dalam Septi (2012).

BAB I PENDAHULUAN. dimana saja baik dirumah, tempat kerja, maupun dijalan atau ditempattempat

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat. Mencapai Derajat Ahli Madya. Oleh : IMAM BUKHORI PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIII

BAB I PENDAHULUAN. teknologi menyebabkan kebutuhan hidup manusia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Mata merupakan bagian pancaindera yang sangat penting dibanding

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sudut panang medis. Rentang adaptasi-maladaptasi berasal dari sudut sudut

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan menuju Indonesia sehat 2015 yang diadopsi dari

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2003 di Indonesia AKI mencapai 309 per kelahiran

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup lainya kapanpun diabetes bisa menyerang tanpa kita sadari. Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar. R, 2002). dengan jalan pembedahan atau sectio caesarea meskipun bisa melahirkan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : POST OP HERNIA INGUINALIS DI BANGSAL ANGGREK RSUD WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella Typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sakit (Notoatmodjo, 2005). fungsi anggota tubuh (Joyomartono, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi. penerus bangsa memiliki kemampuan yang dikembangkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. baik pada usia produktif maupun usia lanjut (Junaidi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit DBD pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada tahun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan bagian penting bagi hidup kita, dimana dengan hidup sehat kita bisa menjalankan semua aktifitas dengan baik. Pada zaman seperti sekarang ini dimana tantangan hidup semakin besar dan kebutuhan hidup juga semakin banyak sehingga manusia dituntut untuk bekerja keras agar kebutuhanya terpenuhi semuanya sampai mengesampingkan kesehatan, padahal semakin berat pekerjaan semakin banyak penyakit yang ditimbulkan, seperti hernia penyakit ini bisa timbul karena pekerjaan yang keras seperti mengangkat benda benda berat. Hernia merupakan penyakit yang sering ditemukan dimasyarakat. Penyakit ini ditandai dengan adanya penonjolan isi perut melalui bagian dinding perut yang lemah, kelainan ini terutama ditemukan di daerah lipat paha. Hernia bisa terjadi disemua umur, juga banyak pada usia produkif, sehingga mempunyai dampak sosial ekonomi yang cukup signifikan, oleh karena itu penanganan penyakit hernia yang efektif dan efisien sangat diperlukan (http:// /journal/item/525/hernia/ 14 Juli 2010). Hernia femoralis umumnya dijumpai pada wanita tua, kejadian pada perempuan kira kira 4 kali laki laki. Keluhan biasanya berupa benjolan dilipat paha yang muncul terutama pada waktu melakukan kegiatan yang menaikan tekanan intra abdomen seperti mengangkat barang atau batuk. Benjolan ini hilang pada waktu berbaring (Sjamsuhidayat, de Jong 2000). 1

2 Di Indonesia pasien hernia sering kali datang dalam keadaan terlambat, karena banyak orang tidak mengetahui, mungkin juga biayanya mahal. Padahal itu merupakan yang abnormal saja. Abnormal bukan karena suatu organik disease tetapi suatu kelainan anatomi, bukan organ yang abnormal, tetapi anatomi ada lubang yang besar, sehingga dia menonjol. Oleh karena adanya perubahan anatomi ditubuh maka salah satunya jalan harus dilakukan pengobatan dengan bedah (http://www.idionline.org/artikel/ 14 Juni 2010). Data statistik yang di peroleh dari rekam medik RSUD dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga dalam waktu dua tahun terhitung dari bulan Januari Desember, tahun 2008 terdapat 8 pasien yang menderita hernia femoralis incarserata, dan 247 hernia inguinalis. Di tahun 2009 terdapat 16 pasien menderita hernia femoralis, Dan hernia inguinalis 211 hernia inguinalis. Sedangkan pada triwulan pertama tahun 2010 terdapat 5 pasien menderita hernia femoralis, dan 75 diantaranya dengan hernia inguinalis. Berdasarkan data statistik di atas penulis tertarik untuk melakukan Asuhan keperawatan pada Ny. T dengan Hernia femoralis sinistra incarserata post opersi herniotomi, dan penulis mencoba memaparkan tentang segala permasalahan tentang hernia yang ada. karena penulis merasa penting untuk memberikan asuhan keperawatan secara komperhensif. Dari hal tersebut, penulis mencoba mengangkat judul Asuhan keperawatan pada Ny. T dengan Hernia femoralis sinistra incarserata post Operasi Herniotomi hari ke-4 Di IRNA Dahlia RSUD dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

3 B. Tujuan penulisan 1. Tujuan umum Penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan pada Ny. T Dengan pos op herniotomi hari ke-4 et causa hernia femoralis sinistra incarserata di irna dahlia RSUD dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga secara komprehensif dan mampu mendokumentasikanya. 2. Tujuan Khusus Tujuan Khusus dari penulisan kasus ini adalah untuk : a. Melaksanakan pengkajian pada Ny. T dengan post op herniotomi hari ke-4 et causa hernia femoralis incarsearata. b. Membuat analisa data dari hasil pengkajian dan menetapkan diagnosa keperawatan pada. T dengan post op herniotomi hari ke-4 et causa hernia femoralis incarsearata. c. Menetapkan rencana keperawatan pada Ny. T dengan post op herniotomi hari ke-4 et causa hernia femoralis incarsearata. d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada Ny. T dengan post op herniotomi hari ke-4 et causa hernia femoralis incarsearata. e. Meleksanakan evaluasi implementasi keperawatan yang telah dilakukan pada Ny. T dengan post op herniotomi hari ke-4 et causa hernia femoralis incarsearata. f. Melaksanakan dokumentasi terhadap tindakan proses keperawatan pada Ny. T dengan post op herniotomi hari ke-4 et causa hernia femoralis incarsearata.

4 C. Pengumpulan data Untuk penyusunan kasus ini bersifat deskriptif dengan memaparkan pelaksanaan asuhan keperawatan yang di lakukan secara komprehensif terhadap klien dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri atas pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, rencana tindakan keperawatan, implementasi, dan evaluasi. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang di lakukan secara sistematis untuk menentukan masalah masalah serta kebutuhan kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien dalam pengumpulan data untuk penyusunan laporan kasus ini di gunakan teknik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut: 1. Observasi partisipatif Melakukan asuhan keperawatan dimana terjadi interaksi perawat dengan pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi terhadap pasien. 2. Anamnesa (Allo-Auto Anamnesa) Pengumpulan data dilakukan dengan cara tanya jawab kepada pasien, keluarga pasien dan kepada tenaga kesehatan lainnya. 3. Kepustakaan Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggali sumbersumber pengetahuan melalui buku-buku dan jurnal terkini (melalui browsing internet) yang berkaitan dengan asuhan keperawatan terhadap pasien.

5 4. Rekam Medis Pengunpulan data dilakukan dengan cara menelaah catatan - catatan tentang kasus pasien yang terdapat ada format dokumentasi maupun yang terdapat pada rekam medik pasien. 5. Pemeriksaan fisik Pengumpulan data yang dilakukan dengan memeriksa keadaan fisik pasien dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. D. Tempat dan Waktu. Asuhan keperawatan ini dilakukan di IRNA Dahlia RSUD dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalinggga selama 2 hari dari tanggal 02-03 Juli 2010. E. Sistematika Penulisan. BAB I : Pendahuluan. Membahas tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, pengumpulan data, tempat dan waktu serta sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka. Membahas tentang hernia femoralis sinistra incarserata. Terdiri dari pengertian, anatomi, fisiologi, etiologi, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan yang terdiri dari penatalaksanaan umum dan keperawatan.

6 BAB III : Tinjauan kasus dan pembahasan. Membahas tentang tinjauan kasus dan pembahasannya yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. BAB IV : Penutup. Terdiri dari kesimpulan dan saran.