BAB I PENDAHULUAN. ini, dimana di dalamnya sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di

dokumen-dokumen yang mirip
PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

I. PENDAHULUAN. mengisi kemerdekaan dengan berpedoman pada tujuan bangsa yakni menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang untuk mencapai tujuannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Trend perkembangan kejahatan Narkoba di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Keberhasilan pembangunan Bangsa Indonesia ditentukan oleh Bangsa

I. PENDAHULUAN. Narkotika selain berpengaruh pada fisik dan psikis pengguna, juga berdampak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronik (sulit disembuhkan) yang berulang kali kambuh yang hingga

BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan papan tercukupi. Akan tetapi pada kenyataannya, masih ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

I. PENDAHULUAN. segala bidanng ekonomi, kesehatan dan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan hasil pembagunan baik fisik maupun mental sosial. tanggungjawab dan bermanfaat sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sejumlah kecil kelompok penyalahguna heroin dan kokain. Pada

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, bangsa dan umat manusia. yang sangat mengkhawatirkan. Terutama pada remaja-remaja saat ini yang makin

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

BAB I PENDAHULUAN. Guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi. Seiring dengan perkembangan

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting,

I. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang

persepsi atau mengakibatkan halusinasi 1. Penggunaan dalam dosis yang 2

BAB I PENDAHULUAN. Adanya ketidakseimbangan antara perlindungan korban kejahatan dengan pelaku

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PREKURSOR

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan masyarakat secara wajar. Istilah narkoba muncul sekitar

BAB II PENGATURAN TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM PECANDU NARKOTIKA. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat) dan

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang dapat. merupakan ancaman bagi kehidupan bangsa dan Negara.

I. PENDAHULUAN. harus dilindungi. Anak tidak dapat melindungi diri sendiri hak-haknya, berkepentingan untuk mengusahakan perlindungan hak-hak anak.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan bagi penggunanya dimana kecenderung akan selalu

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

BAB I PENDAHULUAN. (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Kepolisian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PREKURSOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengobatan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

BAB III PENUTUP. POLRI dalam memberantas peredaran minuman keras illegal khususnya di

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia telah lahir beberapa peraturan perundang-undangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan secara terus menerus usaha usaha dibidang pengobatan dan

REHABILITASI MEDIS DAN SOSIAL TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 22/PID.B/2014/PN.

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. 1. adanya pengendalian, pengawasan yang ketat dan seksama.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penalisasi adalah suatu proses pengancaman suatu perbuatan yang dilarang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PREKURSOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG FASILITASI PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasar menimbang Undang-undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang

I. TINJAUAN PUSTAKA. suatu pengertian yuridis, lain halnya dengan istilah perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis

BAB I PENDAHULUAN. legal apabila digunakan untuk tujuan yang positif. Namun

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan saat ini dimana moralitas masyarakat telah dihegomoni oleh perkembangan budaya negatif yang

BAB I PENDAHULUAN. ada juga kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Anak yaitu seorang yang belum berumur 18 tahun dan sejak masih dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara berdasarkan UUD 1945 sebagai konstitusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Indonesia berkembang

I. PENDAHULUAN. Perubahan zaman dan perkembangan teknologi telah membawa dampak yang begitu besar

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan modus-modus kejahatan.

BAB VI PENUTUP. penulis membuat kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI, NARKOTIKA DAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

SKRIPSI PELAKSANAAN TEKNIK PEMBELIAN TERSELUBUNG OLEH PENYELIDIK DALAM TINDAK PIDANA PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pengobatan dan pelayanan kesehatan. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, narkotika

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hakim di sidang pengadilan. Penegakan hukum ini diharapkan dapat menangkal. tersebut. Kejahatan narkotika (the drug trafficking

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan narkoba ataupun dalam penyalahgunaanya merupakan masalah. perkembangan tingkat peradaban umat manusia serta mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

I. PENDAHULUAN. Penyalahgunaan, perdagangan gelap narkotika merupakan permasalahan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasar menimbang Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pengobatan manusia, yaitu sebagai obat untuk mengobati suatu

BAB I PENDAHULUAN. tindak pidana narkoba ini, diperlukan tindakan tegas penyidik dan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. juga berkembangnya suatu kejahatan yang ada ditengah-tengah masyarakat. Pengaruh dari

- 1 - BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BAB V PENUTUP. Penyalahguna magic mushroom dapat dikualifikasikan sebagai. golongan I sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya akan dapat melemahkan ketahanan nasional. bius (Chloric Ether atau Chloroform), yang dipergunakan hingga sekarang.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam pergaulan di tengah kehidupan masyarakat dan demi kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara Hukum dimana setiap kegiatan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam negara yang sedang berkembang seperti di negara kita dewasa ini, dimana di dalamnya sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala bidang, makin terdengar santer meningkatnya penggunaan narkotika oleh remaja.hal ini dikarenakan kehidupan yang semakin kompleks sehingga memungkinkan sekali berkurangnya perhatian dan kasih sayang orangtua terhadap anak-anaknya. Faktor-faktor yang mendorong remaja menggunakan narkotika harus dihindarkan. Menurut Graham Blamie, faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua : yakni faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam dirinya sendiri : 1. Sebagai protes untuk menentang suatu otoritas terhadap: orangtua, guru, hukum atau instansi yang berwenang. 2. Berusaha untuk mendapatkan atau mencari arti hidup, mencari identitas diri. 3. Melepaskan diri dari rasa kesepian dan perasaan bosan yang disebabkankurangnya kesibukan. Faktor ekstern ialah faktor yang datang dari luar diri remaja itu sendiri. Termasuk di sini adalah : 1

Situasi yang disharmonis (broken home) dalam keluarga, tidak ada rasa kasih sayang, renggangnya hubungan antara ayah dan ibu, orangtua dan anakanaknya serta hubungan antara anak itu sendiri. 1. Karena suatu politik yang akan mendiskreditkan lawannya dengan menjerumuskan generasi muda atau remaja. 2. Adanya usaha-usaha subversi untuk menyeret generasi muda ke lembah siksaan narkotika. 1 Pendapat Graham Blamie di atas sesuai dengan pendapat Romli Atmasasmita yang mengatakan bahwa ada duamotivasi yang dapat mendorong remaja untuk cenderung menyalahgunakan narkotika. Selanjutnya beliau menyatakan : Bentuk motivasi itu ada dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasu ekstrinsik.yang dimaksud motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri.yang dimaksud motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar diri anak itu sendiri, artinya dalam mengejar nilai-nilai terdorong oleh faktor dari luar. 2 Penggunaan narkotika sudah merupakan budaya baru di kalangan remaja di seluruh dunia, oleh karena jiwa remaja itu masih dalam masa transisi menuju ke alam dewasa.karena mereka sangat peka terhadap pengaruh asing, yang negatif sehingga dapat menimbulkan kelainan tingkah laku. Ps 1 angka 1 UU No. 35/2009 Narkotika adalah obat atau tanaman yang berasal dari tanaman ataubukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan 1 A.W. Widjaya, Masalah Kenakalan Remaja dan penyalahgunaan Narkotika, Armico, Bandung, 1985, h. 25.26. 2 Romli Atmasasmita, Problem Kenakalan Anak-Anak/Remaja (Yuridis Sosio-Kriminologis), Armico, Bandung, h.45 2

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkanketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini Pasal 1 angka 2 Prekusor Narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan Narkotika yang dibedakan dalam tabel sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini. Pasal 1 angka 6 Predaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatanyang dilakukan secara tanpa hak atau melawan hukum yang ditetapkansebagai tindak pidananarkotika danprekursor Narkotika Sejak lama Pemerintah dalam hal ini tak henti-hentinnya memberantas sipemakai maupun sipengedarnya.ketua Tim Bakolak Inpres No.6/1871 Jeanne Mandagi pernah mengatakan bahwa, "Penyalahgunaan narkotika adalah suatu masalah nasional yang perlu ditangani secara terpadu dan terarah". Dalam hal ini pemerintah telah banyak melakukan usaha untuk mengatasi masalah penyalahgunaan narkotika oleh remaja.peningkatan kewaspadaan sangat perlu sekali tapi kita harus juga memikirkan tentang penanggulangan terhadap korban akibat penyalahgunaan narkotika tersebut. Bagi masyarakat korban penyalahgunaan narkotika juga merupakan beban yang tidak ringan.sebab juga bisa membahayakan kehidupan negara di bidang politik, keamanan, ekonomi, sosial budaya serta ketahanan nasional. Oleh karena itu diharapkan adanya kerja sama saling bahu membahu antara pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam menanggulanginya. 3 3 Nyonya Jeanne Mandagi, Kolonel Polisi, Simposium Sehari Tentang Bahaya Narkotika Bagi Remaja, Majalah Sarinah No.28, tanggal 3 sampai dengan 16 Oktober 1983. 3

Dengan masuknya budaya asing keindonesiamengakibatkan pula beraneka ragam peristiwa diantaranyaadalah masalah narkotika.masalah narkotika diindonesiadewasa ini merupakan masalah yang aktual,disampingmasalah-masalah sosial lainnya seperti yang disebut dalam Inpres No.6/1971. Sekalipun dibandingkan dengan negara lain jumlah korban akibat penyalahgunaan narkotika di Indonesia masih terlalu kecil, namun telah menunjukan bahwa negara kita menjadi sasaran pengedar gelap narkotika. Sehingga dengan diundangkannya Undang-undang 35 Tahun 2009tentang narkotika, merupakan suatu yang tepat untuk menanggulangi budaya penyalahgunaan narkotika. Usaha untuk melawan peredaran dan penyalah gunaan narkotika telah dilakukan dengan erbagai cara, baik secara preemtif, preventif sampai represif bersama seluruh elemen masyarakat, serta revisi Undang-undang Narkotika yang lahdisahkanpada tanggal 14 September 2009 dengan Undangundang RI Nomor 35 Tahun 2009Tentang Narkotika yang merupakan revisi dari Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika. Pemerintah menilai Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tidak lagi dapat mencegah secara efektif tindak pidana Narkotika yang semakin meraja lela, yang semakin lama semakin meningkat secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Pada mulanya narkotika dipergunakan oleh manusia untuk pengobatan, sehingga mau tidak mau perlu diproduksi secara terus menerus terutama untuk memenuhi kebutuhan penderita yang memerlukannya.di 4

samping manfaatnya tersebut, apabila di salah gunakan pemakaiannya dapat merugikan perorangan, masyarakat, bangsa dan negara. Seperti penulis sebutkan di atas penyalahgunaan narkotika merupakan suatu bahaya yang besar, sehingga tiap-tiap negara menganggap bahwa penyalahgunaannarkotika merupakan kriminalitas berat. Oleh karena itu dalam menanggulangi bahaya penyalahgunaan narkotika, pembinaan dari orangtua perlu ditingkatkan secara baik dan konsisten.crangtua perlu mengetahui tentang narkotika dan akibat-akibat buruk dari penyalahgunaan narkotika. Berdasarkan kenyataan di atas, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul "Penyalah Gunaan Narkotika Dan Usaha Penanggulangannya" Di Wilayah Polrestabes Semarang. B. Perumusan Masalah Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah : 1. Apakah faktor-faktor 4 yang menyebabkan orang menggunakan narkotika?. 2. Bagaimana modus operandi penyalahgunaan narkotika dilakukan?. 3. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan dalam menanggulangi penyalahgunaan narkotika?. 4 Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika yang merupakan revisi dari Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika. Pemerintah menilai Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tidak lagi dapat mencegah secara efektif 5

C. Tujuan Penelitian Skripsi merupakan suatu karya ilmiah yang tersusun secara sistematis dengan maksud untuk mencari, menemukan, menghimpun dan mengklasifikasi suatu peristiwa atau persoalan yang menarik perhatian, sesuai dengan pengertian skripsi di atas, maka tujuan yang hendak dicapai meliputi: 1. Untuk mengetahui sebab-sebab orang menggunakan narkotika?. 2. Untuk mengetahui modus operandi penyalahgunaan narkotika dilakukan?. 3. Untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang dilakukan dalam menanggulangi penyalahgunaan narkotika?. D. Metode Penelitian 1. Sumber Data Data penulisan ini diperoleh dengan cara, yaitu : a. Data primer atau studi lapangan Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan ditempat penelitian dilaksanakan.dalam hal ini adalah dari instansi pemerintah khususnya di Polrestabes Semarang. b. Data sekunder atau studi kepustakaan Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mempergunakan bahan-bahan yang digali dari kepustakaan, misalnya dengan membaca arsip-arsip, majalah-majalah ilmiah, buku-buku terbaru dan sebagainya.. 2. Teknik Pengumpulan Data Dalam studi lapangan ini digunakan teknik-tekniksebagai berikut : 6

a. Interview Yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan tanyajawab oleh pihak yang berhubungan dengan topik pembahasan guna mendapatkan penjelasan tentang masalah yang diteliti. b. Observasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung terhadap aktifitas obyek yang diteliti, dengan jalan melihat, mencatat, menganalisis dan mengevaluasi catatan penting di instansi yang terkait. Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu dengan memberi gambaran-gambaran dari kenyataan yang ada, kemudian menganalisa secara terperinci yang nantinyaakan menghasilkan suatu konklusi yang dapat dipertanggungjawabkan, yang pada akhirnya dapat disimpulkan. E. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasan dalam penulisan skripsi ini maka penulis menyusun pembahasan ini menjadi 4 (Empat) bab, yaitu : BAB I :sebagai pendahuluan yang terdiri dari lima sub bab yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II :berisi uraian mengenai tinjauan umum tentang tindak pidana dalam hubungannya dengan narkotika, yang meliputi: pengertian 7

narkotika dan jenis-jenis narkotika, unsur-unsur penyalahgunaan narkotika, perbuatan yang dilarang dan ketentuan pidananya, akibat-akibat penyalahgunaan narkotika. Bab III :berisi pokok bahasan yang merupakan bahan utama penulisan skripsi ini, yaitu sebab-sebab mengapa orang menggunakan narkotika, bagaimana modus operandi penyalahgunaan narkotika dilakukan, dan usaha-usaha apa saja yang dilakukan dalam menanggulangi penyalahgunaan narkotika. Bab IV :bab terakhir ini akan membahas hal-hal yang mendasar dari bab-bab sebelumnya sebagaipenutup. Bab ini meliputi kesimpulan yang berisi pokok-pokok hasil pembahasan dalam penulisan skripsi ini serta saran-saran dari penulis. 8