BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat baik dalam kurun waktu saat ini, sehingga membuat para investor tertarik menanamkan modalnya. Indonesia juga akan menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang akan di pergunakan mulai tahun 2015, ini membuat banyak investor asing dan lokal yang ingin menanamkan modalnya di indonesia. perkembangan perekonomian yang baik saat ini juga mempengaruhi perkembangan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada perkembangan pasar modal di Indonesia. Perkembangan tersebut membuat setiap perusahaan-perusahaan go public wajib untuk membuat dan melaporkan laporan keuangan yang berfungsi sebagai media komunikasi antara pihak internal perusahaan (manajemen) dengan pihak eksternal perusahaan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Peraturan Pasar Modal yang menyatakan bahwa perusahaan yang telah telah terdaftar dalam pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan yang telah disusun berdasarkan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU) secara berkala kepada Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan mengumumkannya kepada masyarakat umum. Menurut Siti (2010) laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen (klien) memiliki tujuan, yaitu untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan,kinerja, dan arus kas perusahaan
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan- keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas pengguna sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen. Laporan keuangan yang disajikan harus sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan diaudit oleh Akuntan Publik yang telah terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Laporan keuangan yang wajib disajikan terdiri dari laporan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Setiap laporan keuangan tersebut memiliki unsur penting dalam pengambilan keputusan investasi. Laporan keuangan memiliki karakteristik kualitatif sebagai ciri khas yang menjadikan informasi di dalam laporan keuangan bermanfaat bagi penggunanya. Karakteristik kualitatif tersebut terdiri dari empat, yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan. Informasi yang dapat dipahami memberikan kemudahan bagi penggunanya. Sedangkan informasi yang memiliki kualitas relevan harus dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil pengguna dengan membantu mereka dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi pengguna di masa lalu. Jika suatu laporan keuangan mengalami penundaan pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal. Untuk menyediakan informasi yang tepat waktu memiliki dampak
perusahaan akan melaporkan sebelum seluruh transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi. Sebaliknya, untuk menyediakan pelaporan dengan ketentuan informasi andal, berarti pelaporan ditunda hingga seluruh transaksi atau peristiwa diketahui. Informasi yang dihasilkan mungkin akan sangat handal, tetapi kurang bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Jadi untuk mencapai relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang sangat menentukan. Tujuan audit atas laporan keuangan oleh Akuntan Publik (auditor independen) adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum di Indonesia. Bagi Bapepam-LK sendiri syarat adanya penyajian laporan keuangan auditan bagi perusahaan go public adalah karena Bapepam-LK mempunyai wewenang untuk merumuskan persyaratan pelaporan yang dipandang perlu untuk memberikan informasi yang benar kepada pemodal. Laporan keuangan yang telah diaudit dapat meningkatkan kepercayaan para pengguna laporan keuangan atas laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut (Hery, 2013 : 1) dalam melakukan audit, auditor independen memiliki standar auditing yang berlaku umum. Standar auditing merupakan pedoman umum untuk membantu auditor dalam memenuhi tanggung jawabn profesionalnya sehubungan dengan audit yang dilakukan atas laporan keuangan historis klien-nya, standar ini mencakup pertimbangan mengenai kualitas profesional, seperti kompetensi dan indepensi persyaratan pelaporan, daan bahan bukti audit
Menurut Generally Accepted Auditing Standards (GAAS), khususnya standar umum ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Diharapkan auditor dapat melakukan audit secepat mungkin agar dapat mempublikasi hasil laporan audit independen tetapi terkadang hasil audit independennya sering terhambat yang dikarenakan beberapa faktor. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor, kondisi ini sering disebut sebagai Audit Delay. Semakin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka semakin lama pula audit delay. Jika audit delay semakin lama, maka kemungkinan keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan semakin besar. Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi audit delay pada suatu perusahaan,salah satunya adalah ukuran perusahaan. Hasil penelitian Seyorinil (2008) dan Rachmawati (2008), ukuran perusahaan dapat berpengaruh positif terhadap audit delay, yang artinya audit delay akan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang akan di audit semakin besar. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian Lestari (2010), Novelia (2011) dan Ardianti (2013), yang menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Profitabilitas merupakan kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
Hasil penelitian dari penelitian sebelumnya Lestari (2010) dan Ardianti (2013) audit delay dipengaruhi profitabilitas, dan hasil tidak konsisten dengan hasil penelitian Novelia (2011) yang menyatakan Return on Assets tidak mempengaruhi audit delay. Hasil penelitian Seyoniril (2008), opini audit berpengaruh positif terhadap audit delay, yang artinya bahwa audit delay yang relatif lama pada perusahaan yang menerima qualified opinion. Hasil tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian Yulianti (2010) dan Lestari (2010), bahwa jenis opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay. Berikutnya faktor reputasi KAP menurut hasil penelitian Seyoniril (2008), faktor reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap audit delay. Artinya, perusahaan yang menggunakan jasa KAP Big Four akan mengalami audit delay yang lebih pendek. Sedangkan menurut Rachmawati (2008) dan Novelia (2011) KAP the big four berpengaruh positif terhadap audit delay. Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang meneliti tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu menggunakan tahun penelitian 2011-2013 pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. penelitian ini menggunakan sampel yang berbeda, yaitu perusahaan-perusahaan perbankan yang berada di Bursa Efek Indonesia sedangkan penelitian sebelumnya lebih banyak mengemukakan penelitian pada perusahaan manufaktur
Peneliti tertarik meneliti Audit delay di perusahaan perbankan karena sejak krisis ekonomi 1998 telah banyak terjadi skandal keuangan diperusahaan publik dengan melibatkan persoalan laporan keuangan yang pernah diterbitkanya, diantaranya yang ada di indonesia adalah seperti insider trading pada saham PT Bank Central Asia tahun 2001 maupun kasus laporan keuangan ganda PT Bank Lippo pada tahun 2002 yang diterbitkan oleh pihak manajemen perusahaan yang melibatkan pelaporan keuangan (financial reporting) yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi. Penyalahgunaan informasi keuangan ini banyak merugikan pihak-pihak yang berkepentingan terutama para investor yang akan menanamkan modalnya Selanjutnya kejadian krisis global yang terjadi pada tahun 2008 tepatnya awal bulan oktober yang melanda hampir seluruh dunia, termasuk di Indonesia khususnya pada sektor perbankan, harga saham perbankan mengalami penurunan/anjlok pada perdagangan di lantai bursa efek Indonesia. Akibatnya berdampak likuiditas perbankan yang semakin sulit. Lantai Bursa Efek Indonesia yang sempat suspensi (penghentian sementara perdagangan saham) selama 3 hari (tanggal 8, 9 dan 10 Oktober 2008) yang menyebabkan banyak insvestor investor asing yang meninggalkan lantai bursa efek Indonesia. Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Indonesia 4,5 %, tertinggi ketiga di dunia setelah China dan India. Hal ini sejalan dengan dikemukan nya laba perusahaan perbankan yang terus meningkat setiap tahunnya, dibanding dengan sektor lainnya, sektor perbankan mengalami pertumbuhan yang positif. Pembahasan audit delay menarik dibahas karena pada era modern saat ini dengan
umumnya penggunaan teknologi dalam pelaksanaan audit apakah masih terdapat delay dalam audit, serta peran dari perusahaan perbankan yang memiliki peranan penting bagi seluruh aspek yang berkepentingan. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu belum diketahui secara pasti faktor-faktor yang secara konsisten mempengaruhi audit delay dan mengingat akan pentingnya ketepatan waktu dan penyelesaian penyajian laporan keuangan audit oleh auditor independen maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Opini Audit dan Reputasi Auditor Terhadap Audit Delay Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ukuran perusahaan terhadap audit delay. 2. Apakah profitabilitas terhadap audit delay. 3. Apakah Opini Audit terhadap audit delay. 4. Apakah Reputasi Auditor terhadap audit delay. 5. Apakah secara signifikan ukuran perusahaan, profitabilitas, opini audit dan reputasi auditor terhadap audit delay.
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut: 1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay. 2. Pengaruh profitabilitas terhadap audit delay. 3. Pengaruh Opini Audit terhadap audit delay. 4. Pengaruh Reputasi Auditor terhadap audit delay. 5. Pengaruh secara signifikan ukuran perusahaan, profitabilitas, opini audit dan reputasi auditor terhadap audit delay. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi profesi auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Membantu upaya dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses audit dengan mengendalikan faktor-faktor seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, opini audit dan reputasi auditor yang mempengaruhi audit delay. Sehingga audit delay dapat ditekan seminimal mungkin dalam usaha memperbaiki ketepatan waktu atau mempercepat penerbitan laporan keuangan kepada publik. mungkin dalam usaha memperbaiki ketepatan waktu atau mempercepat penerbitan laporan keuangan kepada publik. 2. Bagi BAPEPAM-LK dan BEI Memberikan informasi bagi BAPEPAM- LK tentang lamanya audit delay perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi BAPEPAM-LK dan BEI dalam upaya
mengefektifkan serta membuat regulasi baru di masa mendatang yang nantinya akan mempengaruhi proses audit delay perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Dengan demikian, kepercayaan pihak internal (manajemen) dan eksternal (investor dan masyarakat) yang memiliki kepentingan atas laporan keuangan juga akan meningkat. 3. Bagi perusahaan keuangan di Indonesia Memicu perusahaan untuk lebih mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay sehingga dapat menyajikan laporan keuangan secara tepat waktu karena perusahaan perbankan cenderung lebih ketat diawasi oleh para investor dan institusi lain. 4. Mahasiswa jurusan akuntansi Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan