BAB I PENDAHULUAN. Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi akibat urbanisasi dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. progresif, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) terus

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah salah satu penyakit pembunuh diam-diam (silent killer)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta.

ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin. Insulin merupakan hormon yang mengatur metabolisme. dalam tubuh menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara mutlak maupun relatif (Schoenfelder, et al., 2006). Terapi insulin dan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. supaya tidak terserang oleh penyakit (Baratawidjaja, 2000). keganasan terutama yang melibatkan sistem limfatik (Widianto, 1987).

BAB I PENDAHULUAN. menular yang akan meningkat jumlahnya dimasa datang. Diabetes sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. fast food atau makanan cepat saji. Makanan ini telah populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.6. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG FALOAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adella Anfidina Putri, 2013

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat modern walaupun telah mendominasi dalam pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Laporan World Health Organization (WHO) bahwa diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN. Patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) adalah salah satu jenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

Kotamadya Surabaya, di Jawa Timur, dan di seluruh Indonesia diperhitungkan sebesar Rp. 1,5 milyar per hari.

studi populasi diabetes melitus diberbagai negara, Indonesia menempati urutan ke-4 pada tahun 2000 dengan jumlah penderita DM 8,4 juta jiwa setelah

Suharmiati Betty Roosihermiatie Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Jl. Indrapura 17 Surabaya

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAD I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Pegagan (Centella asiatica) adalah salah satu tumbuhan herbal yang dapat tumbuh

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Identifikasi sampel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Teripang atau timun laut (Sea Cucumber) termasuk dalam filum

I. PENDAHULUAN. umur dewasa ke atas pada seluruh status sosial ekonomi dapat berdampak pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi akibat urbanisasi dan modernisasi terutama masyarakat pada kota-kota besar di Indonesia menjadi salah satu penyebab meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif dan kemungkinan akan menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Salah satu yang harus diwaspadai adalah diabetes mellitus(sudoyo, dkk., 2009). Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kumpulan gejala yang ditandai oleh poliuria, polidipsia dan polifagia, disertai peningkatan Kadar Glukosa Darah (KGD) atau hiperglikemia (glukosa puasa 126 mg/dl atau glukosa sewaktu 200 mg/dl) (Suherman dan Nafrialdi, 2012). Hiperglikemia atau KGD yang tinggi disebabkan oleh kekurangan hormon pengatur KGD (insulin), baik secara mutlak, yaitu memang kadarnya berkurang atau relatif yaitu jumlah insulinnya mencukupi tetapi kerja insulin yang kurang baik mengatur KGD agar tetap normal (Sari dan Perwitasari, 2013). Banyak yang menganggap penyakit DM merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan, padahal setiap orang dapat mengidap penyakit DM baik tua maupun muda. Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2000 terdapat lebih dari 150 juta orang penderita DM di dunia. Angka ini akan bertambah menjadi 300 juta orang pada tahun 2025. Negara berkembang seperti Indonesia menempati urutan ke 4 jumlah penderita DM didunia setelah India, Cina, dan Amerika Serikat. Pada tahun 1995 di 1

Indonesia terdapat 4,5 juta pengidap DM dan diperkirakan akan menjadi 12,4 juta pada tahun 2025(Sudoyo, dkk.,2009). Penyakit diabetes bukanlah suatu penyakit yang sangat menakutkan, tetapi keberadaannya secara umum dapat menjadi faktor pemicu penyakit lainnya. Tidak mengherankan jika seseorang menderita diabetes maka kemungkinan besar akan muncul penyakit lain seperti hipertensi, jantung, stroke, gangguan ginjal, dan gangguan pada penglihatan. Gangguan organ tubuh memang dirasa sangat mengkhawatirkan. Namun demikian, banyak langkah dan cara untuk memperbaiki dan mengobati jaringan-jaringan tubuh yang mengalami penurunan fungsi karena penyakit diabetes. Beberapa cara yang ditempuh adalah dengan melakukan diet serta menjaga pola makan, rajin berolah raga dan mengkonsumsi obat baik sintetis maupun tradisional yang mampu menurunkan kadar gula darah (Mahendra dan Evi, 2008). Pada penanggulangan diabetes, obat hanya merupakan pelengkap dari diet. Obat hanya perlu diberikan bila pengaturan diet secara maksimal tidak berkhasiat mengendalikan kadar gula darah. Pengobatan DM selama ini diterapi dengan pemberian obat-obat oral antidiabetik (OAD), atau dengan suntikan insulin. OAD mungkin berguna untuk penderita yang alergi terhadap insulin atau yang tidak mengunakan suntikan insulin, sementara penggunaannya harus difahami, karena OAD kebanyakan menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan (Studiawan dan Santoso, 2005). Penggunaan obat-obat sintesis sebagai antidiabetes, kemungkinan memiliki efek samping yang tidak dikehendaki karena digunakan dalam waktu relatif lama. Oleh karena itu, perlu dicari obat yang efektif, efek samping yang 2

relatif rendah dan harga yang murah. Kini masyarakat banyak mencurahkan perhatiannya pada obat-obat herbal untuk terapi suatu penyakit, karena penggunaan obat herbal dianggap lebih aman dan meminimalkan efek samping terhadap tubuh (Dalimartha dan Adrian, 2012). Tumbuhan nipah (Nypa fruticanswurmb.) telah dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional seperti obat sakit perut, diabetes dan obat penurun panas dalam oleh masyarakat pesisir perairan Bayuasin Sumatera Selatan. Di Kalimantan, arang akar nipah digunakan sebagai obat sakit gigi dan sakit kepala (Putri, dkk., 2013). Nipah termasuk tanaman suku palmae, tumbuh disepanjang sungai yang terpengaruh pasang surut air laut. Tumbuhan ini dikelompokkan pula ke dalam tanaman hutan mangrove. Sebagai salah satu produk hasil hutan non kayu hampir semua bagian tumbuhan nipah memiliki manfaat, salah satunya adalah daun (Subiandono, dkk., 2011). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Putri, dkk., (2013) terhadap aktivitas antioksidan ekstrak daun dan biji buah nipah, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun nipah dengan pelarut polar memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dibandingkan ekstrak akar dan biji buah nipah. Antioksidan bertindak sebagai peredam radikal hidroksil dan superoksidadalam tubuh sehingga dapat menetralisir dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal (Robinson, 1995). Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui efek ekstrak etanol daun nipah terhadap penurunan glukosa darah pada mencit jantan dengan metode induksi aloksan. 3

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan di atas maka rumusan masalah penelitian adalah: a. apakah kandungan golongan senyawa kimia yang terdapat dalam ekstrak daun nipah dari hasil skrining fitokimia? b. apakah karakteristik simplisia daun nipah? c. apakah Ekstrak Etanol Daun Nipah (EEDN) mampu menurunkan Kadar Glukosa Darah (KGD) hewan percobaan yang diinduksi aloksan? d. apakah terdapat perbedaan antara EEDN dengan metformin terhadap penurunan KGDhewan percobaan yang diinduksi aloksan? 1.3 Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut : a. kandungan golongan senyawa kimia yang terdapat dalam ekstrak daun nipah dari skrining fitokimia adalah flavonoid, saponin, tanin dan steroid. b. karakteristik simplisia daun nipah dapat diperoleh dengan melakukan karakterisasi simplisia daun nipah. c. EEDN mempunyai efek terhadap penurunan KGD hewan percobaan yang diinduksi aloksan. d. tidak ada perbedaanantara EEDN dengan metformin terhadap penurunan KGD hewan percobaan yang diinduksi aloksan. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 4

a. golongan senyawa kimia yang terdapat dalam ekstrak etanol daun nipah dari hasil skrining fitokimia. b. karakteristik simplisia daun nipah. c. efek EEDN dalam menurunkan KGD. d. perbandingan efektivitas penurunan KGD antara EEDN dengan metformin. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan: a. dapat digunakan sebagai sumber informasi golongan senyawa kimia yang terdapat dalam daun nipah. b. karakteristik simplisia daun nipah dapat digunakan sebagai pembanding dalam pembuatan simplisia. c. meningkatkan obat tradisional menjadi obat herbal terstandar. d. untuk menambah daftar inventaris tanaman obat yang telah diuji khasiatnya secara ilmiah dalam menurunkan KGD. 1.6 Kerangka Pikir Penelitian Pada penelitian ini digunakan mencit jantan dan hiperglikemia mencit diinduksi menggunakan aloksan. Variabel bebas dalam penelitian adalalah variasi dosis EEDNyaitu dosis 100 mg/kg bb,200 mg/kg bb, dan 300 mg/kg bb. Sedangkan variabel terikat adalah penurunan KGD mencit, dapat dilihat pada Gambar 1.1. 5

Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter Aloksan Suspensi CMC Na 0,5% Mencit EEDN dosis: 100, 200, dan 300 mg/kg bb Waktu pengamatan: Hari ke- 3, 6, 9, 12, dan 15 Mencit Diabetes Suspensi Metformin dosis 65 mg/kg bb Penurunan kadar glukosa darah Kadar Glukosa Darah (mg/dl) Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian Keterangan : EEDN = Ekstrak Etanol Daun Nipah 6