BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan Sustainable Development Goals ( SDGs) adalah adanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama mengenai gizi yang terjadi di Indonesia antara lain yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indoensia mencapai 359 per jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. dalam porsi yang dimakan tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

Gambaran Karakteristik Ibu Hamil, Tingkat Pengetahuan serta Sikap terhadap Asupan Gizi Ibu Hamil di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. janin guna memenuhi peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan. (1)

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang menerangkan derajat kesehatan didalam suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KURANG ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. cukup makan, maka akan terjadi konsekuensi fungsional. Tiga konsekuensi yang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah jumlah ibu hamil yaitu jiwa, dan menurut data Dinas

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

BAB II LANDASAN TEORI

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN TERHADAP MITOS TENTANG MAKANAN DALAM KEHAMILAN DENGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS UMBULHARJO I

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam lima tahun pertama kehidupannya (Hadi, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian target MDGs (Millenium

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini Indonesia adalah salah satu negara yang masih belum

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. untuk ibu hamil. Gizi ibu hamil merupakan nutrisi yang diperlukan dalam

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA WANITA PRAKONSEPSI DI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. nutrisi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17

30 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. keduanya menyatu membentuk sel yang akan tumbuh. Lama kehamilan

PENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI. di Indonesia. 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara (Saifuddin 2009, h.7).

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Menimbang berat badan bayi merupakan salah satu upaya yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER I

Dahlia Indah Amareta Jurusan Kesehatan, Prodi Gizi Klinik, Politeknik Negeri Jember ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi menimbulkan masalah pembangunan di masa yang akan

makalah KEK dalam kehamilan

BUDAYA PANTANG MAKAN, STATUS EKONOMI, DAN PENGETAHUAN ZAT GIZI IBU HAMIL PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN STATUS GIZI. Abstrak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator pembangunan berkelanjutan 2030 atau yang biasa disebut dengan Sustainable Development Goals ( SDGs) adalah adanya pelaksanaan kesehatan yang baik. Tujuan dari indikator tersebut yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Salah satu target yang bisa menjadi ukuranya adalah adanya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). 1 Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. 2 Sedangkan di Kota Semarang menurut profil kesehatan Kota Semarang, angka kematian ibu pada tahun 2016 sebanyak 32 kasus dari 26.337 kelahiran hidup atau sekitar 121.5 per 100.000 kelahiran hidup, yang mengalami penurunan dari 35 kasus di tahun 2015. 3 Banyak hal yang menjadi penyebab kematian ibu, terdiri dari penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab tidak langsung kematian ibu yaitu Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%). 4 1

2 Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah suatu keadaan ibu hamil yang menderita kekurangan makanan yang berlangsung lama (kronik) dengan berbagai timbulnya gangguan kesehatan pada ibu hamil. 5 KEK bisa diukur dengan pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dengan ambang batas kurang dari 23.5 cm. Hal ini dijadikan sebagai indikator karena di Indonesia berat badan prahamil umumnya tidak diketahui. 6 Proporsi ibu hamil dengan KEK di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2010 sebesar 33,5% meningkat menjadi 38,5% pada tahun 2013. 7 Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun 2010 terdapat 13,91% ibu hamil dengan KEK. 8 Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, ibu hamil dengan KEK pada tahun 2013 sebanyak 1.239 ibu hamil, tahun 2014 sebanyak 1.356 ibu hamil dan tahun 2015 dari bulan Januari sampai September 1.836 ibu hamil. 9 Ibu hamil yang mengalami KEK akan menyebabkan permasalahan pada ibu dan janin. Permasalahan pada ibu antara lain : anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan serangan penyakit infeksi. Sedangkan pengaruh KEK terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat. Permasalahan yang dapat ditimbulkan terhadap janin antara lain : dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum, BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). 10 2

3 KEK pada ibu hamil bisa disebabkan karena faktor karakteristik ibu hamil yang terdiri dari usia, tinggi badan dan berat badan. Ibu hamil yang menikah pada usia remaja cenderung beresiko untuk mengalami KEK, menurut penelitian Mulyaningrum, menunjukkan bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun memiliki risiko KEK yang lebih tinggi, bahkan ibu hamil yang umurnya terlalu muda dapat meningkatkan risiko KEK secara bermakna. 11 Faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian KEK pada ibu hamil yaitu asupan zat gizi dan aktivitas fisik. Berdasarkan penelitian Marlenywati proporsi ibu hamil remaja yang menderita risiko KEK lebih banyak dijumpai pada ibu hamil remaja dengan asupan energi kurang daripada risiko kurang ibu hamil remaja dengan asupan energi cukup. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan bermakna antara asupan energi dengan risiko KEK ibu hamil remaja usia 15-19 tahun di Kota Pontianak Tahun 2010. Ibu dengan asupan energi <80% Angka Kebutuhan Gizi (AKG) berpeluang risiko KEK 8,051 kali dibanding ibu dengan asupan energi 80% Angka Kebutuhan Gizi (AKG). 12 Data Susenas tahun 1999-2005 mengenai konsumsi pangan masyarakat Indonesia memperlihatkan bahwa konsumsi protein masyarakat Indonesia terutama protein hewani masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan asupan protein dari pangan hewani rata-rata hanya sekitar 25%. Idealnya, asupan protein hewani minimal 50% dari total konsumsi protein untuk mencapai sumber daya manusia yang baik. 13 3

4 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sada, Hadju dan Dachlan menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin dapat mempertahankan status gizi optimal. 14 Penelitian yang dilakukan di beberapa negara di dunia menunjukkan bahwa aktivitas fisik memberikan efek yang positif bagi wanita baik selama dan setelah kehamilan. 15,16 Faktor selanjutnya yang bisa menyebabkan KEK antara lain kondisi sosial ekonomi yaitu rendahnya pendidikan, jarak kelahiran yang terlalu dekat menyebabkan buruknya asupan zat gizi pada ibu hamil,gravida dan pekerjaan yang berakibat terhadap pemenuhan gizi ibu hamil. 17 Pola pengeluaran rumah tangga dapat mencerminkan tingkat suatu kehidupan masyarakat, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan adalah komposisi pengeluaran untuk pangan dan non pangan. Kesejahteraan dikatakan baik jika persentase pengeluaran untuk pangan semakin kecil dibandingkan dengan total pengeluaran non pangan. 18 Menurut penelitian Tenri Puli, A.Razak Thaha, Aminuddin Syam Tingkat pendidikan wanita pra-konsepsi mempengaruhi kejadian KEK, artinya responden yang memiliki pendidikan yang baik dapat mencegah terjadinya KEK. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas makanan, karena tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik mengenai gizi. 19 Dukungan keluarga berpengaruh terhadap kejadian KEK pada ibu hamil. Menurut penelitian Arini, Singgih dan Muhana terdapat hubungan yang signifikan 4

5 antara dukungan keluarga terhadap penyesuaian ibu hamil terhadap kehamilan yang akan mempengaruhi status gizi ibu hamil selama kehamilan. 20 Faktor Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) juga berpengaruh terhadap status gizi keluarga khususnya ibu hamil. PHBS merupakan kegiatan yang membuat semua anggota keluarga memparaktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta ikut berperan di lingkungan sekitar. PHBS yang baik meningkatkan produktivitas meningkat sehingga pemenuhan gizi keluarga juga meningkat. 21 Faktor lain yang ikut berperan dalam kejadian KEK yaitu faktor ekologi yang meliputi aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan. Pengukuran ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi. 22 Berdasarkan penjabaran di atas penulis tertarik melakukan penelitian mengenai faktor faktor yang berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) Ibu hamil di Puskesmas Rowosari Semarang. 1.2 Permasalahan penelitian Dari latar belakang diatas, dibuat suatu rumusan masalah, apa faktor faktor yang berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil di Puskesmas Rowosari Semarang. 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum 5

6 Untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan kekurangan energi kronis pada ibu hamil di Puskesmas Rowosari Semarang. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui hubungan karakteristik ibu hamil (Usia, pendidikan ibu) dengan KEK ibu hamil di Puskesmas Rowosari Semarang. 2. Mengetahui hubungan riwayat kehamilan ibu hamil (Jarak kehamilan, gravida ) dengan KEK ibu hamil di Puskesmas Rowosari. 3. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan KEK ibu hamil di Puskesmas Rowosari. 4. Mengetahui hubungan kondisi status ekonomi ibu hamil dengan KEK ibu hamil di Puskesmas Rowosari. 5. Mengetahui hubungan asupan zat gizi ibu hamil dengan KEK ibu hamil di Puskesmas Rowosari. 6. Mengetahui hubungan kondisi lingkungan (Aksesibilitas pelayanan kesehatan) dengan KEK ibu hamil di Puskesmas Rowosari Semarang. 7. Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan KEK ibu hamil di Puskesmas Rowosari Semarang. 6

7 8. Mengetahui hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) dengan KEK ibu hamil di Puskesmas Rowosari Semarang. 9. Mengetahui faktor yang paling dominan dengan KEK pada ibu hamil di Puskesmas Rowosari Semarang. 1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai faktor faktor yang berhubungan dengan kekurangan energi kronis pada ibu hamil. 1.4.2 Bagi keilmuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya. 1.4.3 Bagi pelayanan kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penunjang untuk perencanaan program pencegahan dan penanggulangan risiko kekurangan energi kronik pada ibu hamil serta mengevaluasi program yang selama ini telah dilaksanakan. 7

8 1.5 Keaslian penelitian Tabel 1. Orisinalitas Penelitian No Nama, Judul, Tahun 1 Marlenywati. Metode - Cross sectional Hasil Proporsi risiko kurang Risiko Kurang - Data primer dan energi kronis (KEK) ibu Energi Kronis sekunder diambil dari hamil remaja usia 15-19 (KEK) pada ibu hamil remaja usia tahun di Kota Pontianak ibu hamil remaja 15 19 tahun dengan Tahun 2010 sebesar 56,7% (usia 15-19 tahun) kehamilan trimester 1 sehingga dikategorikan di kota Pontianak tahun 2010.2010 12 di 23 Puskesmas di Kota Pontianak - Data primer yang masalah berat dalam besaran masalah gizi. Faktor paling dominan diambil antropometri berupa (LILA), adalah asupan protein setelah dikontrol oleh karakteristik ibu hamil remaja usia 15 19 tahun (usia menarche, usia hamil pertama dan gynaecological age ( variabel usia menarche, gynecological age, tingkat pendidikan suami, aktifitas fisik dan asupan energi. Ibu hamil remaja usia 15- GA)), pengetahuan, tingkat kondisi 19 tahun dengan asupan protein < 80% AKG sosio ekonomi (tingkat pendidikan ibu hamil berpeluang risiko KEK 13,42 kali dibandingkan 8

9 remaja, tingkat ibu hamil remaja usia 15- pendidikan suami serta 19 tahun dengan asupan pengeluaran pangan protein 80% AKG. rumah tangga), asupan zat gizi (asupan energi dan protein) serta aktivitas fisik. - Data sekunder : data jumlah Puskesmas di setiap kecamatan di Ibu hamil remaja usia 15-19 tahun dengan usia menarche 14-17 tahun berpeluang risiko KEK 7,865 kali dibandingkan ibu hamil remaja usia 15-19 tahun dengan usia Kota Pontianak. menarche 10-13 tahun. Diambil dari register kohort ibu hamil di masing masing Ibu hamil remaja usia 15-19 tahun dengan asupan energi < 80% AKG puskesmas untuk berpeluang risiko KEK mendapatkan populasi ibu hamil remaja usia 15 19 tahun dengan kehamilan trimester 1 8,051 kali dibandingkan ibu hamil remaja usia 15-19 tahun dengan asupan energi 80% AKG. dan kehamilanya kehamilan,usia kehamilan riwayat (status dan Ibu hamil remaja usia 15-19 tahun dengan tingkat aktifitas fisik berat berpeluang risiko KEK 9

10 pemeriksaan kehamilan). 8,96 kali dibandingkan ibu hamil remaja usia 15-19 2 Furqi,Anggiani Jenis penelitian adalah tahun tingkat aktifitas fisik tidak berat. Tidak terdapat hubungan Nurhasna. Explanatori research antara jenis asupan protein Faktor-faktor dengan pendekatan yang ibu hamil dengan kejadian yang digunakan adalah KEK berhubungan pendekatan studi case Terdapat hubungan antara dengan kejadian control. Dimana variabel status gizi sebelum hamil kekurangan bebas yakni umur, dengan kejadian KEK energi kronik pekerjaan, pendidikan, Terdapat hubungan antara (KEK) pada ibu umur kehamilan, jumlah pendidikan ibu hamil hamil di asupan protein, jenis dengan kejadian KEK. Puskesmas asupan protein, status gizi Tidak terdapat hubungan Halmahera sebelum hamil, sedangkan antara umur kehamilan ibu Semarang.2016 5 variabel terikat yakni hamil dengan kejadian kejadian energi kekurangan kronik.dalam KEK. Terdapat hubungan antara penelitian ini yang menjadi populasi adalah jumlah keseluruhan ibu hamil periode tahun 2015 jumlah asupan protein ibu hamil dengan kejadian KEK. Terdapat hubungan antara 10

11 sampai dengan bulan September yaitu sebanyak 1.284 orang. Sampel pada penelitian ini berjumlah 60 orang terdiri dari umur ibu hamil dengan kejadian KEK Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan ibu hamil dengan kejadian KEK. kelompok kasus yakni ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik sebanyak 30 responden dan pada kelompok kontrol yakni ibu hamil yang tidak mengalami kekurangan energi kronik sebanyak 30 responden. Dari penelitian tersebut, terdapat beberapa perbedaan seperti perbedaan variabel penelitian. Selain itu didapatkan juga perbedaan sampel dan lokasi penelitian dengan penelitian sebelumnya. 11