DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM TERAKTIVASI SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENURUNKAN BOD DAN COD PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

I. PENDAHULUAN. kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

Kata Kunci: arang aktif, tempurung kelapa, kayu meranti, COD.

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENERAPAN PENGGUNAAN ARANG AKTIF SEBAGAI ADSORBEN UNTUK PROSES ADSORPSI LIMBAH CAIR DI SENTRA INDUSTRI TAHU KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

KELAYAKAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU PADA INDUSTRI KECIL DI DUSUN CURAH REJO DESA CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER

I. PENDAHULUAN. Industri tahu di Indonesia telah berkontribusi secara nyata dalam

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Industri tahu telah berkontribusi dalam penyediaan pangan bergizi,

HASIL DAN PEMBAHASAN. kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya.

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan melalui atom O (Barrer, 1982). Klasifikasi zeolit dapat didasarkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

TINJAUAN PUSTAKA. Tahu merupakan bahan pangan yang berasal dari kedelai yang harganya relatif

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

Jurnal Kimia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tropis seperti di pesisir pantai dan dataran tinggi seperti lereng gunung.

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. kandungan nilai gizi yang cukup tinggi. Bahan baku pembuatan tahu adalah

Bab V Hasil dan Pembahasan

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN

BAB I PENDAHULUAN. dimanasebelumnya Indonesia dikenal dengan negara agraris, kini Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

BAB I PENDAHULUAN. suatu yang sudah tidak memiliki nilai manfaat lagi, baik itu yang bersifat basah

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI PAAL 4 KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

HASIL DAN PEMBAHASAN. Skema interaksi proton dengan struktur kaolin (Dudkin et al. 2004).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kota Timur merupakan kecamatan yang terdiri dari enam kelurahan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 3. Penampakan Limbah Sisa Analis is COD

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Jurnal Kependidikan Kimia Hydrogen Vol. 1 Nomor 1, Juli 2013 ISSN:

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A EFEKTIVITAS AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL MALACHITE GREEN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Garis-garis Besar Haluan Negara menetapkan bahwa. pembangunan tidak hanya mengejar kemakmuran lahiriah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Preparasi Adsorben

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: EVALUASI PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN INDUSTRI TAHU MELALUI PENGUKURAN EPI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ratna Agustiningsih, 2014

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

PENGGUNAAN MEDIA FILTRAN DALAM UPAYA MENGURANGI BEBAN CEMARAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KECIL TAPIOKA. Oleh : Johannes Bangun Fernando Sihombing F

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... 1

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERCETAKAN DENGAN PENAMBAHAN KOAGULAN TAWAS DAN FeCl 3 SERTA PENJERAPAN OLEH ZEOLIT RETNO SUDIARTI

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ii iii iv iii iv v xi xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6 2.1 Pengertian Zeolit... 6 2.2 Pengaktifan Zeolit... 8 2.3 Sifat Zeolit... 9 2.3.1Sifat Fisika dan Kimia Zeolit... 11 2.4 Adsorpsi... 13 2.5 Zeolit sebagai Adsorben... 17 2.6 Limbah Tahu... 18 2.7 BOD (Biochemical Oxygen Demand)... 24

2.8 COD (Chemichal Oxygen Demand)... 26 BAB III METODE PENELITIAN... 28 3.1 Bahan dan Alat Penelitian... 28 3.1.1 Alat Penelitian... 28 3.1.2 Bahan Penelitian... 28 3.2 Tempat Penelitian... 29 3.3 Prosedur Penelitian... 29 3.3.1 Pembuatan Larutan... 29 3.3.2 Analisis Spektroskopi Inframerah Zeolit... 29 3.3.3 Persiapan Awal Zeolit... 29 3.3.4 Aktivasi Zeolit... 29 3.3.5 Penentuan Rasio Massa Optimum... 30 3.3.6 Penentuan Suhu Optimum... 30 3.3.7 Analisis BOD dengan Metode Titrasi Winkler... 31 3.3.8 Analisis COD dengan Metode Refluk Tertutup... 31 3.4 Metoda Analisis Data... 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 34 4.1 Karakterisasi Zeolit... 34 4.2 Kualitas Limbah Tahu... 36 4.3 Aktivasi Zeolit... 38 4.4 Pengaruh Massa Zeolit Alam Teraktivasi Pada Perlakuan Limbah Cair Tahu Terhadap Penurunan BOD... 39 4.5 Pengaruh Suhu Limbah Pada Perlakuan Limbah Cair Tahu Terhadap Penurunan BOD... 41

4.6 Pengaruh Massa Zeolit Alam Teraktivasi Pada Perlakuan Limbah Cair Tahu Terhadap Penurunan BOD... 44 4.7 Pengaruh Suhu Limbah Pada Perlakuan Limbah Cair Tahu Terhadap Penurunan BOD... 48 BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 56 5.1 Simpulan... 56 5.2 Saran... 56 DAFTAR PUSTAKA... 57 LAMPIRAN.... 61

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Daftar Komposisi per 100g Tahu... 19 Tabel 2.2 Komposisi Kimia Limbah Cair Tahu... 19 Tabel 2.3 Baku Mutu Air Limbah Industri Tahu... 23 Tabel 2.4 Waktu yang Dibutuhkan untuk Mengoksidasi Bahan-bahan Organik pada Suhu 20 0 C... 26 Tabel 4.2 Kualitas Limbah Tahu... 35 Tabel 4.4 Data Penurunan BOD Variasi Massa Zeolit Alam Teraktivasi... 38 Tabel 4.5 Data Penurunan BOD Variasi Suhu Limbah... 41 Tabel 4.6 Data Penurunan COD Variasi Massa Zeolit Alam Teraktivasi... 44 Tabel 4.7.1 Data Penurunan COD Variasi Suhu Limbah... 47 Tabel 4.7.2 Data Hasil BOD dan COD Variasi Massa Zeolit Alam Teraktivasi... 51 Tabel 4.7.3 Data Hasil BOD dan COD Variasi Suhu Limbah... 52

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Tetrahedral Aluminia dan Silika pada Struktur Zeolit... 6 Gambar 4.1.1 Spektra FTIR Zeolit Alam... 33 Gambar 4.1.2 Spektra FTIR Zeolit Alam Teraktivasi... 34 Gambar 4.3.1 Reaksi Dealuminasi dengan Perlakuan Asam... 37 Gambar 4.3.2 Reaksi Dealuminasi dengan Perlakuan Garam... 38 Gambar 4.4.1 Kurva Hubungan antara Variasi Massa Zeolit Alam Teraktivasi dengan BOD... 39 Gambar 4.4.2 Kurva Hubungan antara Variasi Massa Zeolit Alam Teraktivasi dengan Penurunan BOD... 40 Gambar 4.5.1 Kurva antara Variasi Suhu Limbah dengan BOD... 41 Gambar 4.5.2 Kurva antara Variasi Suhu Limbah dengan Penurunan BOD... 42 Gambar 4.6.1 Kurva Hubungan antara Massa Zeolit Alam Teraktivasi dengan COD... 45 Gambar 4.6.2 Kurva Hubungan Antara Variasi Massa Zeolit Alam Teraktivasi dengan Penurunan COD... 46 Gambar 4.7.1 Kurva Hubunga antara Variasi Suhu Limbah dengan COD... 48 Gambar 4.7.2 Kurva Hubungan antara Variasi Suhu Limbah dengan Penurunan COD... 49

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Skema Kerja... 60 Lampiran 2. Pembuatan Larutan... 67 Lampiran 3. Perhitungan Pembuatan Larutan dan Standarisasi Larutan... 70 Lampiran 4. Data Hasil Penelitian... 76 Lampiran 5. Perhitungan BOD dan Penurunan BOD... 78 Lampiran 6. Perhitungan COD dan Penurunan COD... 89 Lampiran 7. Foto Air Limbah di Br. Tegal Buah... 97

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang zeolit alam teraktivasi sebagai adsorben untuk menurunkan BOD (Biochemical Oxigen Demand) dan COD (Chemical Oxigen Demand) pada limbah cair industri tahu. Limbah cair yang dihasilkan oleh industri tahu masih mengandung padatan tersuspensi dan zat terlarut yang dapat mencemari perairan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara adsorpsi. Adsorben yang digunakan adalah zeolit alam. Sebelum digunakan terlebih dahulu diaktifkan menggunakan HCl 6 N dan NH 4 NO 3 2 N, hasilnya kemudian dikalsinasi pada suhu 300 0 C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui massa optimum, suhu optimum zeolit dalam limbah dan persentase maksimum pada penurunan BOD dan COD limbah cair industri tahu. Penentuan massa optimum dilakukan dengan cara menambahkan zeolit yang telah diaktifkan masing-masing 0,5;1,0;1,5 dan 2,0 g dalam 10 ml limbah tahu, kemudian dishaker selama 150 menit pada suhu 30 0 C. Pada penentuan suhu optimum, zeolit dengan massa optimum ditambahkan dalam 10 ml limbah tahu, dishaker 150 menit pada variasi suhu 50, 40 dan 30 0 C. Setelah dishaker kemudian disentrifuge, filtrat yang dihasilkan kemudian dianalisis BOD dan CODnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan BOD variasi massa masing-masing adalah 64,28; 71,42; 85,71; dan 78,57%, sementara penurunan COD adalah 18,54; 23,84; 35,76; dan 32,45%. Penurunan BOD pada variasi suhu adalah 35,71; 42,85; dan 85,71% sementara penurunan COD adalah 7,94; 12,58; dan 35,76%. Penurunan BOD dan COD limbah yang diinteraksikan dengan zeolit tanpa aktivasi pada massa 1,5 g dan suhu 30 0 C masing-masing sebesar 57,14% dan 3,31%. Mula-mula bertambahnya zeolit dalam limbah menyebabkan penurunan BOD dan COD semakin besar tetapi kemudian menurun kembali. Pada variasi suhu limbah, semakin rendah suhu, penurunan BOD dan COD semakin besar. Kata kunci : zeolit alam, adsorpsi, BOD, COD, limbah cair tahu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahu merupakan salah satu jenis makanan sumber protein dengan bahan dasar kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Sebagian besar produk tahu di Indonesia dihasilkan oleh industri skala kecil yang kebanyakan terdapat di berbagai pulau di Indonesia. Industri pembuatan tahu berkembang pesat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Namun, di sisi lain industri ini menghasilkan limbah cair yang berpotensi mencemari lingkungan (Kristanto, 2002). Industri tahu membutuhkan air untuk proses sortasi, perendaman, pengupasan kulit, pencucian, penggilingan, perebusan dan penyaringan. Pabrik tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan. Limbah ini kebanyakan dijual dan diolah menjadi tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung ampas tahu yang akan dijadikan bahan dasar pembuatan roti kering. Sedangkan limbah cair dari proses pencucian, perebusan, pengepresan dan pencetakan tahu, dihasilkan dalam jumlah yang sangat besar. Limbah cair tersebut mengandung bahan organik tinggi dengan kadar BOD dan COD yakni berkisar antara 7.000-10.000 ppm, serta mempunyai keasaman yang rendah yakni ph 4-5. Dengan kondisi seperti tersebut, air limbah industri tahu merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan

akan menurunkan daya dukung lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengolahan limbah yang bertujuan untuk mengurangi resiko beban pencemaran yang ada (Moertinah dan Djarwanti, 2003). Saat ini pengelolaan air limbah industri tahu umumnya dilakukan dengan cara membuat bak penampung air limbah sehingga terjadi proses anaerob. Dengan adanya proses biologis anaerob tersebut maka kandungan polutan organik yang ada di dalam air limbah dapat diturunkan. Tetapi dengan proses tersebut efisiesi pengolahan hanya berkisar antara 50 % - 70 % saja. Dengan demikian jika konsertarsi COD dalam air limbah 7000 ppm, maka kadar COD yang keluar masih cukup tinggi yakni sekitar 2100 ppm, sehinga hal ini masih menjadi sumber pencemaran lingkungan (Masturi,1997). Menurut Djarwanti (2000), industri tahu pada umumnya menghasilkan air limbah yang polutif, dengan nilai COD antara 4000-6000 mg/l. Hal ini berarti bahwa setiap m 3 air limbah rata-rata dibutuhkan 5 kg O 2 untuk menurunkan tingkat pencemarannya. Apabila setiap 100 kg kedelai menghasilkan 2 m 3 air limbah maka O 2 yang dibutuhkan adalah 10 kg per 100 kg kedelai. Pengurangan kadar zat-zat organik yang ada pada limbah industri tahu sebelum dibuang ke perairan, dapat dilakukan dengan mengadsorpsi zat-zat tersebut menggunakan adsorben. Salah satu adsorben yang memiliki kemampuan adsorpsi yang besar adalah zeolit alam. Kemampuan adsorpsi zeolit alam akan meningkat apabila zeolit terlebih dahulu diaktifkan. Adsorpsi adalah penumpukan materi pada interface antara dua fasa. Pada umumnya zat terlarut terkumpul pada

interface. Proses adsorpsi memanfaatkan fenomena ini untuk menghilangkan materi dari cairan (Herlambang, 2002). Zeolit merupakan salah satu mineral yang banyak terkandung di bumi Indonesia yang pemanfaatannya belum maksimal. Zeolit pertama kali ditemukan oleh Baron Axel Frederick C pada tahun 1756 di alam untuk jenis kristal dengan struktur yang berongga. Mineral zeolit terbentuk di berbagai tempat di bumi, termasuk juga di dasar laut. Bentuk kristal zeolit relatif teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke segala arah menyebabkan permukaan zeolit menjadi sangat luas sehingga baik bila digunakan sebagai adsorben (Arnelli dkk, 1999). Pada umumnya zeolit yang ditambang langsung dari alam masih mengandung pengotor-pengotor organik dan anorganik yang menutupi porinya, sehingga untuk meningkatkan kemampuan daya serap zeolit alam harus dilakukan aktivasi terlebih dahulu (Khairinal dan Trisunaryanti, 2000). Pada penenlitian ini akan dilakukan aktivasi zeolit alam terlebih dahulu dengan menggunakan larutan HCl 6 N dan NH 4 NO 3 2 N yang merupakan konsentrasi optimum untuk dealuminasi zeolit alam. Aktivasi ini bertujuan untuk membersihkan permukaan pori dan menghilangkan senyawa pengotor. Di harapkan zeolit alam yang diaktivasi ini akan mampu mengganti atau menjadi alternatif sebagai adsorben (Ermawati, Y. 2003)

1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Berapa rasio massa optimum zeolit alam teraktivasi dengan volume limbah pada penurunan BOD dan COD limbah cair industri tahu? 2. Berapa suhu optimum adsorpsi dalam penurunan BOD dan COD limbah cair industri tahu dengan zeolit alam teraktivasi sebagai adsorben? 3. Berapa persentase maksimum penurunan BOD dan COD limbah cair industri tahu dengan zeolit alam teraktivasi sebagai adsorben? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui rasio massa optimum adsorpsi zeolit dalam limbah pada penurunan BOD dan COD limbah cair industri tahu. 2. Mengetahui suhu optimum adsorpsi penurunan BOD dan COD limbah cair industri tahu dengan zeolit alam teraktivasi sebagai adsorben. 3. Mengetahui persentase maksimum penurunan BOD dan COD limbah cair industri tahu dengan zeolit alam teraktivasi sebagai adsorben.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Memberikan informasi ilmiah tentang rasio massa optimum zeolit dengan volume limbah pada penurunan BOD dan COD limbah cair industri tahu dengan zeolit alam teraktivasi sebagai adsorben. 2. Memberikan informasi tentang suhu optimum adsorpsi dalam penurunan BOD dan COD limbah cair industri tahu dengan zeolit alam teraktivasi sebagai adsorben. 3. Memberikan informasi ilmiah tentang persentase maksimum dalam penurunan BOD dan COD limbah cair industri tahu dengan zeolit alam teraktivasi sebagai adsorben.