1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memerlukan pemahaman, pemikiran dan penalaran dalam berbagai disiplin ilmu untuk memajukan daya pikir manusia Menurut Wahyudi dan Inawati (2009:5) mengemukakan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari jumlah-jumlah yang diketahui melalui proses perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau simbol. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 (KTSP) (Depdiknas, 2006) mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 SD tujuan pembelajaran matematika adalah : 1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algortima, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah, 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan, 3) gagasan dan pernyataan matematika, 4) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirikan solusi yang diperoleh, 5) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, 6) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika sifat-sifat ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Siswa Sekolah Dasar (SD) umumnya berkisar 6 atau 7 tahun, samapi 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget mereka memasuki tahap 1
2 operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada tahap ini adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan obyek yang bersifat kongkret. Anakanak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda, mereka senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Peraturan Pemerintah Nomor 19 pasal 19 tahun 2005 tentang standar proses menjelaskan: 1) proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, 2) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan, 3) Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Menurut Standart Proses Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendiknas no.41 tahun 2007), salah satu komponen dalam rencana pelaksanaan pembelajaran adalah kegiatan atau langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari tiga tahapan yaitu pendahuluan, inti dan penutup. Pendahuluan adalah waktu untuk mengajak siswa memfokuskan perhatian dan memotivasi, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang merupakan inti proses pembelajaran. Pada tahapan tersebut diharapkan aktivitas belajar siswa melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Adapun pada penutup adalah menyimpulkan atau merangkum, menilai sebagai bentuk refleksi, memberikan umpan balik dan tindak lanjut. Dalam kegiatan inti guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang tepat, sehingga peserta didik mampu berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta bekerjasama. Hasil Praktik mengajar matematika materi pokok Operasi Hitung Pecahan dalam Kompetensi Dasar : Menyelesaikan masalah yang berkaitan
3 dengan pecahan di SD Negeri Tengaran kelas IV semester I mengalami kegagalan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai siswa 3,0 yang tergolong rendah. Nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) untuk mata pelajaran matematika yang harus dicapai oleh siswa adalah 70. Dari 36 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM ada 20 siswa. Hal itu terjadi karena proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah yang searah dan tidak melibatkan siswa sehingga berdampak siswa kurang aktif dalam pembelajaran seharusnya guru memilih metode yang tepat seperti metode tutor sebaya yang dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran, selain hal tersebut guru jarang memberikan tugas kelompok pada siswa, sehingga interaksi pembelajaran antar siswa tidak ada seharusnya guru memberikan tugas yang dapat memfasilitasi siswa untuk dapat berinteraksi dalam kelompok baik yang berbentuk tugas disekolah maupun tugas dirumah, guru kurang mengarahkan siswa yang memiliki kemapuan istimewa dalam pembelajaran sehingga sering menganggu siswa yang lain pada saat mengerjakan tugas mandiri sebaiknya guru memperhatikan siswa yang memiliki kemampuan istimewa agar tidak menganggu siswa yang lainya dengan cara memberi kesempatan untuk membimbing siswa yang lain yang kurang dalam menerima penyampaian materi dari guru dengan demikian sikap kepemimpinan siswa terasah. Kegagalan yang dialami dalam proses pembelajaran tersebut terletak pada penggunaan metode pada proses pembelajaran yang berdampak pada sikap siswa dan hasil belajar matematika. Oleh karena itu Metode Tutor Sebaya sangat tepat digunakan untuk meningkatkan sikap kepemimpinan dan hasil belajar matematika materi pokok operasi hitung pecahan kelas IV SD Negeri Tengaran. Metode tutor sebaya ini dapat meningkatkan aspek kemampuan dan aktivitas siswa. Pembelajaran tutor sebaya dalam kelompokkelompok belajar ini menciptakan kondisi belajar matematika yang menyenangkan. Metode tutor sebaya ini melatih siswa untuk aktif, kritis, kreatif serta bekerjasama dalam kelompok. Sehingga dapat menumbuhkan sikap kepemimpinan yang baik bagi siswa, dengan metode tutor sebaya ini
4 dapat mencegah sikap sombong yang dimiliki siswa yang kemapuan istimewa dalam menyerap materi. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka terdapat beberapa masalah yaitu : 1. Hasil belajar masih dibawah KKM 2. Siswa yang mempunyai kemapuan istimewa dalam menyerap materi.sering menggangu teman yang lain hal tersebut sikap kepemimpinan siswa yang tidak terarah. 3. Guru menggunakan metode ceramah atau searah Pembelajaran matematika yang ideal adalah pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, sedangkan pada kenyataan guru masih menggunakan metode yang tidak tepat, rendah sikap kepemimpinan dan hasil belajar siswa disebabkan ketidak tepatan metode yang digunakan guru. 1.3 Usulan Pemecahan Masalah Dari identifikasi masalah, metode yang digunakan guru tidak tepat maka diperlukan metode tutor sebaya yang dapat meningkatkan sikap kepimpinan siswa serta dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran matematika materi pokok operasi hitung pecahan kelas 4 SD N Tengaran Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015, Adapun alasan metode tutor sebaya ini tepat digunakan adalah bagi siswa yang enggan bertanya hasilnya lebih baik bagi beberapa siswa yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada gurunya, Bagi tutor pekerjaan tutoring akan dapat memperkuat konsep yang sedang dibahas, Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung
5 jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran, dan mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal perasaan sosial. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah penggunaan metode tutor sebaya dapat meningkatkan sikap kepemimpinan siswa kelas IV semester II SD Negeri Tengaran Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Apakah penggunaan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi pokok operasi hitung pecahan siswa kelas IV semester II SD Negeri Tengaran Tahun Pelajaran 2014/2015. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan penggunaan metode tutor sebaya dalam upaya : 1. Meningkatkan sikap kepemimpinan siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV semester II SD Negeri Tengaran Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV semester II SD Negeri Tengaran Tahun Pelajaran 2014/2015. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan atau pengembangan wawasan terutama dalam hal pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya.
6 1.6.2 Manfaat Praktis Manfaat Praktis mencakup manfaat bagi siswa, guru, kepala sekolah dan penulis: a. Siswa Meningkatkan hasil belajar dan kreatifitas siswa Meningkatkan keaktifan dan kerjasama siswa Meningkatkan displin dan tanggung jawab siswa Meningkatkan sikap kepemimpinan b. Guru Guru dapat memperoleh pengalaman dalam penggunaan media yang sesuai dengan materi dan kondisi siswa. Sebagai pertimbangan guru dalam mengajar dan juga sebagai bahan masukan dan informasi bagi guru dalam memilih model pembelajaran yang lebih tepat dalam proses belajar mengajar c. Kepala Sekolah Mendorong guru-guru untuk tidak hanya menggunakan metode ceramah Memberikan masukan kepada kepala sekolah agar lebih tanggap jika menemukan masalah yang berkaitan dengan rendah sikap kepemimpinan dan hasil belajar siswa. d. Manfaat bagi penulis Memberi bekal bagi penulis sebagai pengetahuan dan pengalaman sehingga dapat digunakan untuk proses pembelajaran yang efektif.