BAB II GAMBARAN UMUM Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2012 tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

TPST Piyungan Bantul Pendahuluan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat alikota Tasikmalaya PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 66 TAHUN 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA

: a. bahwa berdasarkan Pasal 5 Peraturan Daerah Kota Semarang

Visi : Semarang Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat Menuju Masyarakat Semakin Sejahtera. Luas Kota Semarang 373,7 Km2 16 Kecamatan 177 Kelurahan

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM PENDIDIKAN DI KOTA SEMARANG DAN LEMBAGA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PROFESI

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 54 TAHUN 2016

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

BAB III TINJAUAN KOTA SEMARANG DAN TINJAUAN SEKOLAH LUAR BIASA DI SEMARANG

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN KETAPANG

TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 30 TAHUN 2018 TENTANG

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 64 Tahun : 2016

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 24.5 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP

Untuk lebih jelasnya wilayah Kabupaten Karangasem dapat dilihat pada peta di bawah ini :

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah...

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

BAB II PELAYANAN SKPD

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV. KONDISI UMUM PENELITIAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR... TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP. Bagian Kesatu Kedudukan

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Cirebon berada pada posisi ' BT dan 6 4' LS, dari Barat ke Timur 8

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN KONSEP PERENCANAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) KALIORI SEBAGAI WISATA EDUKASI

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

EVALUASI SISTEM PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DI TPA LADANG LAWEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU CONTROLLED LANDFILL

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN I.1

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH)

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN I- 1

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA YOGYAKARTA. Sebelum di bentuknya Badan Lingkungan Hidup, Instansi ini pernah

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali dengan luas kurang lebih 5.636,66 km 2. penduduk yang mencapai jiwa sangat rentan terhadap berbagai dampak

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA

I. PENDAHULUAN. Timur. Letak tersebut berada di Teluk Lampung dan diujung selatan pulai

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARAA BARAT

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 2 SERI E

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

Transkripsi:

66 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Pada Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012, Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah dibahas pada Bab VII. Selanjutnya pada Bab VII, bagian Kedua yaitu Pelaksanaan, dipaparkan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis rumah tangga dibagi menjadi dua, yaitu pengurangan sampah dan penanganan sampah, dimana penulis berfokus untuk melakukan penelitian pada penanganan sampah. Penanganan sampah terdiri dari 5 tahapan yaitu : 1. Pemilahan sampah sebagaimana dimaksud dilakukan dengan menyediakan fasilitas tempat sampah organic dan anorganik di setiap rumah tangga, kawasan pemukiman, kawasan konersial, kawasan industry, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas social, dan fasilitas lainnya (Pasal 25 ayat 2) 2. Pengumpulan sebagaimana dimaksud dilakukan sejak dari pemindahan sampah rumah tangga di TPS, TPST dana tau TPA dengan tetap menjamin terpisahnya sampah sesuai jenis sampah (Pasal 26). 3. Pengangkutan sebagaimana dimaksud dilakukan dengan cara (a) sampah rumah tangga ke TPS dan / atau TPST menjadi tanggung jawab lembaga pengelola sampah yang dibentuk oleh RT // RW atau Kelurahan; (b) sampah dari TPS, TPST ke TPA menjadi tanggung jawab Pemerintah

67 Daerah; (c) sampah kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industry, kawasan khusus, dari sumber sampah sampai ke TPS, TPST dana tau TPA menjadi tanggung jawab pengelola kawasan yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah; dan (d) sampah dari fasilitas umum, fasilitas social, dan fasilitas lainnya dari sumber sampah dan / atau dari TPS, TPST sampai ke TPA, menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah. (Pasal 27 ayat 1) Pelaksanaan pengangkutan sampah sebagaimana dimaksud tetap menjamin terpisahnya sampah sesuai jenis sampah (Pasal 27 ayat 2) Alat pengangkutan sampah harus memenuhi persyaratan keamanan, kesehatan lingkungan, kenyamanan dan kebersihan (Pasal 27 ayat 3) 4. Pengolahan sebagimana dimaksud dilakukan dengan mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah yang dilaksanakan di TPS, TPST dan di TPA. (Pasal 28 ayat 1) Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud memanfaatkan kemajuan teknologi yang ramah lingkungan (Pasal 28 ayat 2) 5. Pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud dilakukan dengan pengembalian sampah dan / atau residu hasil pengolahan ke media lingkungan secara aman (Pasal 29) 2.2. Deskripsi Kota Semarang Kota Semarang merupakan ibu Kota Provinsi Jawa Tengah. Kota Semarang berdiri tanggal 2 Mei 1547. Sebagai Kota Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang memiliki luas wilayah sebesar 373,70 km2 yang

68 lokasinya berbatasan langsung dengan Kabupaten Kendal di sebelah barat, Kabupaten Semarang di sebelah selatan, Kabupaten Demak di sebelah timur dan Laut Jawa di sebelah utara dengan panjang garis pantai berkisar 13,6 km. Hal tersebut dapat dilihat dari gambar 2.2 dibawah ini : Gambar 2.2 Peta Kota Semarang Tahun 2017 (Sumber: bappeda.semarangkota.go.id ) Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah Kecamatan dan 177 Kelurahan. Dari jumlah tersebut, terdapat 2 Kecamatan yang mempunyai wilayah terluas yaitu Kecamatan Mijen dengan luas wilayah sebesar 57,55 Km² dan Kecamatan Gunungpati dengan luas wilayah sebesar 54,11 Km². Kedua Kecamatan tersebut terletak di bagian selatan yang merupakan wilayah perbukitan yang sebagian besar wilayahnya masih memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Sementara itu wilayah kecamatan dengan mempunyai luas terkecil adalah Kecamatan Semarang

69 Selatan dengan luas wilayah 5,93 Km² dan Kecamatan Semarang Tengah dengan luas wilayah sebesar 6,14 Km². 2.1.1. Kondisi Geografis Kota Semarang merupakan kota strategis yang terletak di tengah-tengah pulau jawa antara garis 6 50 7 10 Lintang Selatan dan garis 109 35 110 50 Bujur Timur, dengan batas-batas sebelah Utara dengan Laut Jawa, sebelah Timur dengan Kabupaten Demak, sebelah Barat dengan Kabupaten Kendal, dan sebelah Selatan dengan Kabupaten Semarang. Suhu Udara berkisar antara 20-30 Celcius dan suhu rata-rata 27 Celcius.Ketinggian Kota Semarang terletak antara 0,75 sampai 359,00 meter diatas permukaan laut. Daerah perbukitan/dataran tinggi di sebelah selatan kota yang dikenal dengan sebutan Semarang atas mempunyai ketinggian 90 359 meter di atas permukaan laut. Daerah dataran rendah mempunyai ketinggian 0,75 3,5 meter diatas permukaan laut dan dikenal dengan sebutan Semarang bawah. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 2.2 berikut ini :

70 Tabel 2.2 Letak Geografis Kota Semarang Uraian Letak Bujur Lintang Batas Wilayah Sebelah Utara 6 0 50 " LS Laut Jawa Sebelah Selatan 7 0 10 " LS Kab. Semarang Sebelah Barat 109 0 50 " BT Kab. Kendal Sebelah Timur 110 0 35 " BT Kab. Demak (Sumber : semarangkota.bps.go.id) Kota Semarang memiliki kondisi geostrategis karena berada di jalur lalu lintas ekonomi Pulau Jawa, dan merupakan faktor pembangunan Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yaitu koridor pantai utara, koridor selatan, koridor timur, dan koridor barat. Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan terutama dengan adanya pelabuhan dan jaringan transportasi darat (jalur kereta api dan jalan) serta transportasi udara yang merupakan potensi bagi simpul transportasi Jawa Tengah. 2.1.2. Kondisi Demografi Kota Semarang terdiri dari 16 Kecamatan dan 117 kelurahan dimana terdapat kecamatan yang memiliki jumlah kelurahan yang sedikit dan banyak serta kecamatan yang memiliki luas wilayah yang berbeda-beda/ Kota Semarang memiliki wilayah yang cukup luas dan juga memiliki kelurahan yang cukup banyak. Berikut ini tabel 2.2 luas wilayah Kota Semarang dan luas perkecaman yang ada di Kota Semarang :

71 Tabel 2.2 Luas Wilayah Kota Semarang No. Kecamtan Luas Wilayah (Km²) 1. Mijen 57,55 2. Gunung Pati 54,11 3. Banyumanik 25,69 4. Gajah Mungkur 9,07 5. Semarang Selatan 5,928 6. Candisari 6,54 7. Tembalang 44,2 8. Pedurungan 20,72 9. Genuk 27,39 10. Gayamsari 6,177 11. Semarang Timur 7,7 12. Semarang Utara 10,97 13. Semarang Tengah 6,14 14. Semarang Barat 21,74 15. Tugu 31,78 16. Ngaliyan 37,99 Kota Semarang 373,7 (Sumber : semarangkota.bps.go.id) Tabel 2.2 dapat diketahui bahwa luas wilayah Kota Semarang 373,7 Km² dan memiliki 16 Kecamatan yang memiliki luas wilayah

72 berbeda-beda. Di Kota Semarang Kecamatan dengan daerah paling luas adalah Kecamatan Mijen dengan luas wilayah sebesar 57,55 Km² sedangkan Kecamatan yang paling kecil yaitu kecamatan Semarang Selatan dengan luas wilayah sebesar 5,928 Km². Kota Semarang tergolong sebagai kota besar karena jumlah penduduk di atas 1.000.000. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Kota Semarang mengalami peningkatan. Berdasarkan data Badan Statistik Kota Semarang, jumlah penduduk Kota Semarang pada tahun 2014 yaitu sebesar 1.584.881 sedangkan pada tahun 2015 jumlah penduduk Kota Semarang terus bertambah menjadi 1.595.187. Berikut tabel 2.3 jumlah penduduk Kota Semarang per Kecamatan tahun 2014-2015. 2.3. Deskripsi Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang terletak di jalan Tapak, Kelurahan Tugurejo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang. Dinas Lingkungan Hidup adalah salah satu instansi Pemerintah Kota Semarang yang merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang Lingkungan Hidup, bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sub urusan persampahan dan air limbah serta bidang Kehutanan. 2.2.1. Tugas dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Semarang yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

73 1. Tugas Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan urusan pemerintahan bidang Lingkungan Hidup, bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sub urusan persampahan dan air limbah serta bidang Kehutanan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah. 2. Fungsi Dinas Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan Bidang Penataan Lingkungan, Bidang Pengelolaan Sampah, Bidang Pengendalian Pencemaran dan Konservasi Lingkungan Hidup, Bidang Pengawasan dan Pemberdayaan Lingkungan, dan UPTD; b. Perumusan rencana strategis sesuai dengan visi dan misi Walikota; c. Pengkoordinasian tugas-tugas dalam rangka pelaksanaan program/kegiatan Kesekretariatan, Bidang Penataan Lingkungan, Bidang Pengelolaan Sampah, Bidang Pengendalian Pencemaran dan Konservasi Lingkungan Hidup, Bidang Pengawasan dan Pemberdayaan Lingkungan, dan UPTD; d. Penyelenggaraan pembinaan kepada bawahan dalam lingkup tanggungjawabnya; e. Penyelenggaraan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai; f. Penyelenggaraan kerjasama Bidang Penataan Lingkungan, Bidang Pengelolaan Sampah, Bidang Pengendalian Pencemaran dan Konservasi

74 Lingkungan Hidup, Bidang Pengawasan dan Pemberdayaan Lingkungan, dan UPTD; g. Penyelenggaraan kesekretariatan Dinas Lingkungan Hidup; h. Penyelenggaraan program dan kegiatan Bidang Penataan Lingkungan, Bidang Pengelolaan Sampah, Bidang Pengendalian Pencemaran dan Konservasi Lingkungan Hidup, Bidang Pengawasan dan Pemberdayaan Lingkungan, dan UPTD; i. Penyelenggaraan penilaian kinerja Pegawai; j. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan Bidang Penataan Lingkungan, Bidang Pengelolaan Sampah, Bidang Pengendalian Pencemaran dan Konservasi Lingkungan Hidup, Bidang Pengawasan dan Pemberdayaan Lingkungan, dan UPTD; k. Penyelenggaraan laporan pelaksanaan program dan kegiatan; dan l. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan fungsinya 2.2.2. Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Susunan Organisasi Dinas Lingkungan Hidup terdiri atas: a. Kepala Dinas; b. Sekretariat, terdiri atas : 1. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi; 2. Subbagian Keuangan dan Aset; dan 3. Subbagian Umum dan Kepegawaian. c. Bidang Bidang Penataan Lingkungan, terdiri atas :

75 1. Seksi Instrumen Penataan Lingkungan 2. Seksi Pengkajian Dampak Lingkungan; dan 3. SeksiPencegahan Pencemaran B3 dan Limbah B3. d. Bidang Pengelolaan Sampah, terdiri atas : 1. Seksi Pengembangan Potensi dan Kemitraan; 2. Seksi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Sampah; dan 3. Seksi Operasional Pengelolaan Sampah. e. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Konservasi Lingkungan Hidup, terdiri atas : 1. Seksi Pengendalian Pencemaran dan Limbah Cair; 2. Seksi Konservasi Keanekaragaman Hayati; dan 3. Seksi Pemulihan Lingkungan dan Perubahan Iklim. f. BidangPengawasan dan Pemberdayaan Lingkungan terdiri atas : 1. Seksi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan 2. Seksi Pengawasan Lingkungan; dan 3. Seksi Pegembangan Kearifan Lokal dan Pemberdayaan. g. UPTD, terdiri atas : 1. UPTD Laboratorium Lingkungan; 2. UPTD Tempat Pemrosesan Akhir; 3. UPTD Pengelolaan Air Limbah; 4. UPTD Kebersihan Wilayah I; 5. UPTD Kebersihan Wilayah II; 6. UPTD Kebersihan Wilayah III;

76 7. UPTD Kebersihan Wilayah IV; 8. UPTD Kebersihan Wilayah V; 9. UPTD Kebersihan Wilayah VI; 10. UPTD Kebersihan Wilayah VII; dan 11. UPTD Kebersihan Wilayah VIII; h. Jabatan Fungsional. Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Sumber : Dinas Lingkungan Hidup

77 2.4. UPTD TPA Jatibarang Kota Semarang memiliki sebuah Tempat Pemrosesan Akhir Sampah yang berada di Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen. TPA Jatibarang Mulai beroperasi sejak bulan Maret 1992. Perencanaan Luas Areal TPA Jatibarang Semarang adalah ± 460.183m² (46,02 ha) dengan perincian sebagai berikut: 1. Luas Areal Buang ± 276.469,8 m² (27,64 ha) 2. Infrastruktur ± 46. 018 m² ( 4,6 ha) 3. Kolam Lindi ± 46. 018 m² ( 4,6 ha) 4. Sabuk Hijau ± 46. 018 m² ( 4,6 ha) 5. Lahan Cover ± 46. 018 m² ( 4,6 ha) Lokasi TPA Jatibarang berjarak 13 km dari puast kota semarang, dimana lokasi tersebut sudah memiliki prasarana jalan aspal dengan lebar 6 meter. Dari lokasi pemanfaatan lahan tersebut, sabuk hijau dan lahan cover saat ini dimanfaatkan untuk zona buang. Produksi sampah yang masuk ke TPA Jatibarang setiap harinya adalah 1000 ton dari 16 kecamatan di Kota Semarang. Pengurangan sampah masuk ke PT. Narpati untuk dibuat pupuk organik sebesar 350 ton per hari, sisanya yaitu 650 ton masuk ke lahan pembuangan di TPA Jatibarang. Kegiatankegiatan yang ada di TPA Jatibarang berupa pembuangan sampah, pengolahan air lindi, pemilahan sampah, dan terdapat ternak sapi warga yang berjumlah kurang lebih 1.300 ekor. TPA Jatibarang menggunakan sistem controlled landfill yaitu sebuah metode dimana sampah yang datang setiap hari

78 diratakan dan dipadatkan dengan alat berat. Sampah dipadatkan menjadi sebuah sel. Kemudian, sampah yang sudah dipadatkan tersebut dilapisi dengan tanah setiap lima atau seminggu sekali. Hal ini dilakukan untuk mengurangi bau, mengurangi perkembangbiakan lalat, dan mengurangi keluarnya gas metan. Saluran drainase dibuat untuk mengendalikan aliran air hujan, saluran pengumpul air lindi dan instalasi pengolahannya, pos pengendalian operasional, dan fasilitas pengendalian gas metan. Perkembangan teknologi, menuntut TPA Jatibarang untuk lebih maju sehingga saat ini TPA Jatibarang sedang bersiap untuk menuju ke sistem sanitary landfill, yaitu metode dimana sampah diurug dan dibuang secara sistematis. Setiap hari sel sampah ditutup/dilapisi dengan tanah. Pembuatan ketinggian dan lebar sel sampah juga diperhitungkan. Pada dasar tempat pembuangan, dibuat pipa-pipa pengalir air lindi yang kemudian diolah menjadi energi. Di antara sel-sel sampah juga dipasang pipa-pipa penangkap gas metan yang kemudian diolah menjadi energi. Sanitary memiliki fasilitas lebih lengkap dan mahal dibanding controlled landfill. Sanitary landfill adalah jenis TPA yang diakui secara internasional. 2.3.1. Alur Pembuangan Sampah di TPA Jatibarang Berikut merupakan alur pembuangan sampah pada TPA Jatibarang : 1. Truk pengangkut sampah menimbang muatan di jembatan timbang TPA Jatibarang. Rata-rata muatan setiap truk adalah 6,5 ton sampah.

79 2. Sampah dibuang di areal buang zona aktif 1 TPA Jatibarang. Pemulung memungut sampah-sampah anorganik untuk dijual ke pengepul, sedangkan sampah organik dibiarkan untuk kemudian ditimbun dan diolah menjadi gas methan yang disalurkan ke warga sekitar TPA Jatibarang. 3. Truk Sampah membuang sampah di zona aktif 2 TPA Jatibarang, yaitu area untuk penimbunan sampah. 4. Timbunan sampah di zona aktif 2 TPS Jatibarang diurug / dikafer menggunakan tanah. 5. Tanah dan timbunan sampah diratakan menggunakan alat berat. 2.3.2. Sarana dan Prasarana TPA Jatibarang Berikut merupakan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh TPA Jatibarang: 1. Jumlah Karyawan UPTD TPA : 18 Orang - 2 Petugas Kantor - 16 Petugas Lapangan 2. Fasilitas Yang Tersedia : - Kantor; - Pos jaga; - MCK; - Kolam pengolahan air lindi; - Garasi/bengkel dan gudang; - Jembatan timbang; - Armada (4 dump truck, 6 alat berat); - Rumah genset; Taman.