Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, PROFESIONALISME, DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya. pihak internal maupun eksternal. Sudah menjadi kewajiban perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki intregitas, independen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan keuangan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan dan mencari informasi tentang kehandalan laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. data terbaru Institut Akuntan Publik Indonesia pada tahun 2016 ini terdapat 403 KAP

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. akurat dan dapat di percaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dimana profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

ARUM KUSUMAWATI B

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Semakin kompleks perekonomian perusahaan, semakin kompleks

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Transkripsi:

Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms. Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kegiatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam 5 (lima) tahun terakhir kini semakin meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya IHSG dari 2.534,36 pada tahun 2009 menjadi 4.609,95 pada 11 Juli 2013, meningkatnya rata-rata harian perdagangan saham dari Rp. 4.061,51 Milyar pada 2009 menjadi Rp. 6.830,19 Milyar pada Juli 2013, dan yang terakhir, meningkatnya nilai Kapitalisasi Saham dari Rp. 2.019,38 Triliun pada tahun 2009 menjadi Rp. 4.522 Triliun pada 11 Juli 2013 (Siaran Pers Otoritas Jasa Keuangan, 2013). Dengan meningkatnya fenomena-fenomena tersebut, dapat disimpulkan bahwa perkembangan kegiatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebenarnya ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan di Indonesia yang Go Public. Menurut Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik menyebutkan bahwa laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Menurut PSAK 1 revisi 2009, Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (IAI, 2012). Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan,

kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu, dan arus kas entitas yang dapat dimanfaatkan untuk sebagian besar pengguna laporan dalam pengambilan keputusan terutama dalam hal ekonomi. Karakteristik umum untuk penyajian laporan keuangan menurut PSAK 1 revisi 2009 (IAI, 2012) antara lain: penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap persyaratan Standar Akuntansi Keuangan; kelangsungan usaha (going concern); dasar akrual akuntansi; materialitas, agregasi, dan saling hapus (offsetting); frekuensi pelaporan; informasi komparatif; dan konsistensi penyajian. Hal-hal tersebut berdampak pada semakin meningkatnya permintaan pemeriksaan akuntansi (audit) atas laporan keuangan. Untuk itu auditor sebagai seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, bertindak sebagai pihak ketiga untuk melakukan pemeriksaan akuntansi (audit) terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen perusahaan dan untuk memastikan apakah laporan keuangan tersebut sudah benar dan bebas dari kesalahan. Pemeriksaan akuntansi adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh menejemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran atas laporan keuangan tersebut (Agoes, 2012). Profesi seorang auditor merupakan salah satu profesi kepercayaan masyarakat dan pemakai laporan keuangan karena auditor dengan kualifikasi keahlian tertentu diharapkan dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran atas laporan keuangan secara objektif dan tidak memihak pada kepentingan siapapun

karena laporan keuangan ditujukan dalam pengambilan keputusan terutama dalam hal ekonomi. Tetapi untuk mencapai penilaian yang bebas dan tidak memihak tersebut, terkadang auditor dihadapkan dengan suatu situasi dilema dimana selain harus bersikap tidak memihak untuk menentukan kewajaran laporan keuangan klien, namun auditor juga harus bisa untuk memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien karena telah memberikan upah atas jasa yang diberikan agar kliennya merasa terpuaskan dan akan terus menggunakan jasa auditor tersebut di waktu selanjutnya. Menurut Unti Ludigdo (2006) dalam Ilmiyati dan Suhardjo (2012), profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir ini. Mulai dari kasus Enron di Amerika sampai kasus Telkom di Indonesia. Kedua hal tersebut telah menunjukkan bahwa kredibilitas profesi seorang auditor kini semakin dipertanyakan. Kredibilitas auditor merupakan kualitas dan kekuatan yang dimiliki oleh auditor untuk menimbulkan kepercayaan para pengguna jasa nya. Seorang auditor harus bisa dipercaya dalam pengambilan keputusan, tentunya dengan menggunakan data yang akurat dalam melaksanakan pekerjaannya. Kredibilitas auditor berhubungan langsung dengan hasil kualitas audit yang dilakukan oleh auditor. Kualitas audit menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu (Agusti dan Pertiwi, 2013). Kualitas audit merupakan tingkat baik buruknya hasil kerja seorang auditor dalam melaksanakan pemeriksaan akuntansi (audit) atas laporan keuangan. Tingkat baik buruknya tersebut dapat diukur dari penerapan standar audit dalam melaksanakan pemeriksaan laporan keuangan (audit). Penerapan standar audit

dalam melaksanakan audit dapat dilihat pada saat menerima penugasan, auditor menetapkan sasaran, ruang lingkup dan metodologi audit. Dalam proses pengumpulan dan pengujian bukti harus dilaksanakan dengan maksimal untuk mendukung kesimpulan yang akan diambil. Selain itu juga dalam melaksanakan audit, auditor juga harus mematuhi kode etik yang telah ditetapkan. Disamping penggunaan standar audit dalam melaksanakan pemeriksaan laporan keuangan (audit), kualitas audit juga dapat diukur dari keandalan laporan auditan yang dihasilkan auditor. Keandalan laporan auditan yang dihasilkan auditor berarti tidak mengandung salah saji material. Laporan yang dihasilkan harus akurat, lengkap, objektif, meyakinkan, jelas, ringkas, dan tepat waktu agar informasi yang diberikan dan disediakan dapat bermanfaat secara maksimal. Laporan hasil audit yang berkualitas juga memuat temuan dan simpulan hasil pemeriksaan secara objektif, serta rekomendasi yang konstruktif. Kualitas audit dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kompetensi, independensi, profesionalisme, dan akuntabilitas. Dalam penerapan faktor-faktor tersebut akan senantiasa terkait dengan etika. Etika merupakan ilmu yang berhubungan dengan segala perbuatan manusia. Etika selanjutnya akan menentukan baik buruknya hal yang auditor lakukan. Etika juga akan mengantarkan auditor sebagai individu untuk bertindak sesuai dengan apa yang dapat dipertanggungjawabkan. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan dalam melaksanakan pekerjaan atau tugas sebagai seorang yang profesional. Kompetensi seorang auditor dapat diukur melalui mutu personal,

pengetahuan umum dan keahlian khusus. Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit dengan benar. Untuk memperoleh kompetensi tersebut, seorang auditor membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang dikenal dengan nama pendidikan professional berkelanjutan. Mutu personal merupakan kepandaian (intelegensi), perilaku yang baik, komitmen yang tinggi, dan kemampuan imajinasi yang baik dalam menciptakan sikap kreatif dengan penuh inovasi yang dimiliki auditor. Disamping itu auditor juga harus berpikiran luas dan terbuka, mampu menangani ketidakpastian, dan mampu bekerjasama dalam tim. Pengetahuan umum digunakan untuk memahami entitas yang diaudit dan membantu pelaksanaan audit. Pengetahuan umum tersebut meliputi kemampuan untuk melakukan reviu analitis, pengetahuan teori organisasi untuk memahami suatu organisasi, pengetahuan auditing, dan pengetahuan tentang sektor publik perusahaan. Sedangkan keahlian khusus digunakan untuk membantu auditor dalam mempresentasikan laporan hasil auditan dengan baik. Maka dengan semakin tingginya kompetensi yang dimiliki auditor akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas audit. Hal ini didukung oleh penelitian Agusti dan Pertiwi (2013), Kharismatuti (2012), dan Ardini (2010). Kompetensi seorang auditor dan didukung dengan etika sebagai variabel moderasi akan menghasilkan kualitas audit yang semakin baik. Atribut kualitas audit yang salah satu diantaranya adalah standar etika yang tinggi, sedangkan atribut-atribut yang lainnya terkait dengan kompetensi auditor (Benh et al, 1997 dalam Kharismatuti, 2012). Dengan adanya hubungan kompetensi, dalam hal ini dikaitkan pada mutu personal, pengetahuan umum dan keahlian khusus, dengan

etika dapat membantu auditor untuk menjadikannya sebagai alat pemikiran yang rasional dalam melakukan suatu tindakan, yaitu dalam hal melakukan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan. Pemikiran yang rasional tersebut dapat membantu auditor untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka antara lain kepada organisasi dimana mereka bernaung karena mereka bertanggungjawab untuk menjaga integritas sebagai suatu organisasi yang dapat diandalkan oleh perusahaanperusahaan pengguna jasanya. Selain organisasi tempat mereka bernaung, auditor dengan pemikiran yang rasional juga berkewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada masyarakat dengan menjadi kompeten dan menjaga objektivitas dalam melaksanakan pekerjaannya. Standar umum kedua (SA seksi 220 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi harus dipertahankan oleh auditor. Standar ini mengaharuskan bahwa auditor harus bersikap independen (tidak mudah dipengaruhi), karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (Saripudin dkk, 2012). Adanya sikap yang tidak mudah dipengaruhi tersebut, menjadikan opini yang diberikan auditor bebas dari pengaruh pihak-pihak dengan kepentingan nya masing-masing. Selain tidak memihak, auditor juga harus bersikap jujur kepada pihak-pihak yang meletakkan kepercayaannya terhadap laporan keuangan auditan. Dengan adanya sikap tidak mudah dipengaruhi dan jujur, hasil opini yang diberikan auditor akan mempresentasikan keadaan yang sebenarnya dan apa adanya sesuai bukti-bukti yang ditemukan. Sikap independensi yang dimiliki auditor harus ada pada setiap proses dilakukannya audit. Proses tersebut meliputi independensi dalam penyusunan

program, independensi dalam pelaksanaan pekerjaan, dan independensi laporan. Maka semakin tinggi independensi auditor akan berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor. Hal ini didukung oleh penelitian Singih dan Bawono (2010), Kharismatuti (2012), Ardini (2010), Saputra (2012), Saripudin (2012), dan Badjuri (2011). Independensi yang dimiliki seorang auditor dan didukung dengan etika sebagai variabel moderasi akan menghasilkan kualitas audit yang semakin baik. Independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik (Ardini, 2010). Misalnya jika pada satu ketika manajemen perusahaan (klien) dan auditor tidak sependapat atau tidak mencapai kata sekapat, maka akan terjadi perbedaan kepentingan diantara mereka. Kondisi tersebut akan mendorong klien untuk meminta auditor melaksanakan pekerjaannya dengan melanggar standar audit yang telah ditetapkan termasuk dalam pemberian opini. Keadaan tersebut dapat menyebabkan auditor berada pada posisi dilematis bahkan dapat melemahkan independensi yang dimiliki auditor. Apalagi jika ditambah dengan klien telah memberikan fee (upah) yang cukup besar agar auditor memenuhi kemauannya. Maka dengan adanya etika auditor sebagai moderasi antara independensi untuk menghasilkan kualitas audit yang baik dapat membantu auditor untuk menentukan sikap dan perilaku yang harus diambil sesuai dengan profesionalisme seorang auditor untuk senantiasa menjaga standar perilaku etis dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan (audit). Selain kompetensi dan independensi, kualitas audit juga dipengaruhi oleh profesionalisme (Hidayat, 2011 dalam Agusti dan Pertiwi, 2013). Profesional berarti

tanggung jawab terhadap suatu pekerjaan yang kita tekuni dengan meletakkan komitmen terhadap pekerjaan tersebut. Sedangkan profesionalisme merupakan kemampuan, kemahiran, dan cara melakukan sesuatu sebagaimana yang sewajarnya dilakukan oleh seorang profesional. Apabila auditor melaksanakan pekerjaannya dengan tanggungjawab profesi yang tinggi, maka ia akan bersikap lebih profesional dan mengerjakan tugasnya sesuai dengan standar, sehingga hasil kerjanya akan lebih baik karena diwujudkan dengan daya usaha yang tinggi. Sikap profesionalisme yang dimiliki auditor dapat membantu auditor untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan antara pihak-pihak terkait dalam melaksanakan kewajibannya yaitu dalam hal pemeriksaan laporan keuangan (audit). Sikap profesionalisme auditor dapat dilihat dari pengabdian auditor terhadap masyarakat, kemandirian, dan tidak berdasarkan kepentingan pribadi. Apabila seorang auditor tidak memiliki atau telah kehilangan sikap profesionalismenya sebagai seorang auditor maka sudah dapat diyakini bahwa auditor tersebut tidak akan dapat menghasilkan hasil kinerja yang memuaskan dengan baik, maka dengan begitu kepercayaan masyarakat akan hilang begitu saja terhadap auditor tersebut (Putri dan Saputra, 2013). Maka semakin tinggi profesionalisme auditor akan berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor. Hal tersebut juga di dukung oleh penelitian Agusti dan Pertiwi (2013). Profesionalisme yang dimiliki seorang auditor dan didukung dengan etika sebagai variabel moderasi akan menghasilkan kualitas audit yang semakin baik. Etika merupakan suatu pedoman yang digunakan dalam bertindak dan bertingkah laku. Etika dalam hal pemeriksaan akuntansi (audit) diwujudkan dengan Kode Etik

Profesi Akuntan Publik yang telah ditetapkan melalui kesepakatan bersama. Dalam melaksanakan profesinya, seorang akuntan harus mematuhi kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan dengan kliennya, antara akuntan dengan rekan sejawat, dan antara profesi dengan masyarakat (Iriyadi dan Vannnywati, 2011). Disamping kompetensi, independensi, dan profesionalisme, seorang auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya, juga harus dilandasi dengan tanggung jawab (akuntabilitas) agar dapat memberikan hasil audit yang baik dan berkualitas. Akuntabilitas merupakan suatu dorongan atas perilaku yang bisa disebut juga dengan motivasi, yang dimiliki seseorang untuk dapat menyelesaikan kewajiban yang dapat dipertanggungjawabkan kepada lingkungannya (Arianti, dkk, 2014). Jika auditor memiliki akuntabilitas dalam hal ini adalah motivasi, maka auditor akan senantiasa melaksanakan pekerjaanya dengan penuh semangat yang tinggi untuk mencapai hasil yang maksimal. Disamping itu juga auditor akan melakukan pekerjaannya dengan menggunakan pertimbangan moral dan akan berusaha bersikap profesional sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sehingga akan menghasilkan hasil audit yang baik dan memiliki kualitas audit yang baik juga. Maka semakin tinggi akuntabilitas yang dimiliki auditor akan berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Singgih dan Bawono (2010), Ilmiyati dan Suhardjo (2012), Saripudin, dkk (2012), Ardini (2010), dan Arianti, dkk (2014) yang menunjukkan bahwa akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit.

Dalam penerapannya, akuntabilitas juga akan senantiasa terkait dengan etika. Akuntabilitas yang dimiliki seorang auditor dan didukung dengan etika sebagai variabel moderasi akan menghasilkan kualitas audit yang semakin baik. Dengan memiliki akuntabilitas berarti auditor akan memiliki rasa tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan pertimbangan moral, dimana pertimbangan moral tersebut merupakan suatu pertimbangan yang didasarkan atas tindakan yang memiliki nilai positif. Sedangkan etika merupakan suatu ilmu yang membicarakan mengenai tingkah laku manusia, tentang baik buruknya tingkah laku tersebut. Dengan adanya pertimbangan moral yang dilandasi dengan etika maka auditor akan melaksanakan pekerjaannya dengan penuh hati-hati karena setiap tindakan yang hendak dilakukan tersebut telah dipertimbangkan terlebih dahulu demi mendapatkan hasil yang maksimal. Selain itu juga jika auditor tidak mematuhi etika yang ada maka auditor akan mendapatkan sanksi atas perbuatannya tersebut. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Kharismatuti (2012). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Variabel Independen Penelitian ini menambahkan 2 variabel independen yaitu Profesionalisme yang diambil dari penelitian Agusti dan Pertiwi (2013) dan Akuntabilitas yang diambil dari penelitian Ardini (2010) 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik yang berlokasi di daerah Tangerang dan Jakarta dengan tingkat pendidikan

minimal S1 dan pengalaman kerja di bidang audit minimal 1 tahun sebagai objek penelitian, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan internal auditor di BPKP DKI Jakarta sebagai objek penelitian. 3. Tahun Penelitian Penelitian ini dilakukan tahun 2014, sedangkan penelitian sebelumnya dilakukan tahun 2012. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka judul penelitian ini adalah Pengaruh Kompetensi, Independensi, Profesionalisme dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. 1.2 Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, batasan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Objek yang diobservasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik yang berlokasi di daerah Tangerang dan Jakarta. 2. Ruang lingkup penelitian ini adalah meneliti mengenai pengaruh kompetensi, independensi, profesionalisme, dan akuntabilitas terhadap kualitas audit. 3. Menggunakan variabel moderasi yaitu etika auditor. 4. Penelitian dilakukan di tahun 2014. 1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit? 2. Apakah independensi berpengaruh terhadap kualitas audit? 3. Apakah profesionalisme berpengaruh terhadap kualitas audit? 4. Apakah akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit? 5. Apakah kompetensi, independensi, profesionalisme, dan akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit? 6. Apakah kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi? 7. Apakah independensi berpengaruh terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi? 8. Apakah profesionalisme berpengaruh terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi? 9. Apakah akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi? 1.4 Tujuan Masalah Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit. 2. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh independensi terhadap kualitas audit.

3. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh profesionalisme terhadap kualitas audit. 4. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas audit. 5. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kompetensi, independensi, profesionalisme, dan akuntabilitas terhadap kualitas audit. 6. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi. 7. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh independensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi. 8. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh profesionalisme terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi. 9. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi. 1.5 Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat untuk pihak-pihak yang terkait. Manfaat penelitian ini terbagi lagi menjadi dua kategori, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh KAP sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan kemampuan auditor untuk

menghasilkan kualitas audit yang baik dengan mengadakan pelatihanpelatihan yang berkaitan dengan kompetensi, independensi, profesionalisme, dan akuntabilitas dengan dimoderasi atau dilandasi dengan etika. 2. Bagi Auditor Dapat memberikan suatu dorongan kepada para auditor untuk mengevaluasi diri mengenai skandal-skandal ekonomi yang melibatkan auditor dan sebagai sarana untuk meningkatkan kompetensi, independensi, profesionalisme, dan akuntabilitas yang dimiliki auditor untuk menghasilkan kualitas audit yang baik dengan di landasi etika. 3. Bagi Mahasiswa dan Akademisi Sebagai materi atau bahan tambahan bagi para pengajar akademik seperti guru atau dosen dalam melakukan pengembangan dalam pengajarannya. Dan juga dapat digunakan sebagai tambahan ilmu dan wawasan bagi mahasiswa mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit. 4. Bagi Peneliti Dapat memahami pengaruh yang diberikan oleh kompetensi, independensi, profesionalisme dan akuntabilitas terhadap kualitas pemeriksaan laporan keuangan (audit) dengan dimoderasi etika auditor. 1.6 Sistematika Penelitian Penelitian ini terbagi lagi ke dalam lima bagian uraian bab agar dapat lebih mudah untuk dipahami. Gambaran umum mengenai kelima bab tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian ini. BAB II TELAAH LITERATUR Bab ini menguraikan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian yang berasal dari jurnal, buku, penelitian-penelitian yang sudah pernah ada sebelumnya, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Teori-teori tersebut menjelaskan pengertian vraiabel-variabel independennya yaitu independensi, kompetensi, profesionalisme dan akuntabilitas. Selain itu juga menjelaskan mengenai pengertian variabel dependennya yaitu kualitas audit serta pengertian dari variabel moderasi yaitu etika auditor. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan gambaran secara umum objek penelitian, ruang lingkup penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan populasi dan sampel yang digunakan, pengolahan dan pengujian sampel, serta hasil dari pengujian sampel tersebut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data yang telah dilakukan, keterbatasan yang muncul dari penelitian yang telah

dilakukan, dan saran yang diajukan untuk mengembangkan penelitianpenelitian selanjutnya dengan tema yang sama.