BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Trauma kepala head Injury merupakan suatu trauma atau jejas yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala (Indra Ramadlan 2009). Soetom (2002), cedera kepala sering kita jumpai di lapangan. Di Amerika Serikat, kejadian cedera kepala setiap tahunnya diperkirakan mencapai 500.000 kasus, dari jumlah di atas, 10% penderita meninggal sebelum tiba di rumah sakit dan lebih dari 100.000 penderita berbagai tingkat kecacatan akibat cedera kepala tersebut. Di negara berkembang seperti Indonesia, perkembangan ekonomi dan industri memberikan dampak frekuensi cedera kepala cenderung semakin meningkat, dan merupakan salah satu kasus yang paling sering dijumpai di ruang gawat darurat rumah sakit. Suatu rumah sakit yang melayani daerah yang berpenduduk sekitar 250.000 orang bisa menerima sampai 5.000 kasus cedera kepala tiap tahun, ini merupakan 10% dari semua kasus yang datang. Sedangkan menurut Suzanne C, (2001) diperkirakan 100.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat cedera kepala, dan lebih dari 700.000 mengalami cedara cukup berat yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Pada kelompok ini, antara 50.000 dan 1
90.000 orang setiap tahun mengalami penurunan intelektual atau tingkah laku yang menghambat kembalinya mereka menuju kehidupan normal. Soetom (2002), distribusi kasus cedera kepala terutama melibatkan kelompok usia produktif antara 15-44 tahun dan lebih didominasi oleh kaum laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Penyebab cedera kepala terbanyak adalah akibat kecelakaan lalu lintas, disusul dengan jatuh (terutama pada anak-anak). Menurut American Journal of Public Health dengan makin banyaknya kendaraan di jalan-jalan dan meningkatnya mobilitas penduduk, maka kasus cedera kepala terutama akibat kecelakaan lalu lintas akan makin bertambah pula. Di Amerika pada tahun 1970 kecelakaan lalu-lintas telah menduduki tempat keempat sebagai penyebab kematian yang utama, bahkan nomor satu pada golongan usia 0-40 tahun. Cedera kepala merupakan peristiwa yang sering terjadi dan mengakibatkan kelainan pada neurologis yang serius serta telah mencapai proporsi epidemik sebagai akibat dari kecelakaan jalan raya (Diane C., 2000). Bahkan cedera kepala bisa mengakibatkan kematian atau penderita bisa mengalami penyembuhan total dan cacat pada usia kurang dari 50 tahun, adapun luka tembak pada kepala merupakan penyebab kematian nomor 2 pada usia dibawah 35 tahun. Jenis dan beratnya kelainan tergantung kepada lokasi dan beratnya kerusakan otak yang terjadi, hampir separuh penderita yang mengalami cedera kepala meninggal (Budi, 2008). Soetom (2002), cedera kepala berperan pada hampir separuh dari seluruh kematian akibat trauma. Karena itu, sudah saatnya seluruh fasilitas 2
kesehatan yang ada, khususnya puskesmas dan rumah sakit sebagai pelayanan terdepan kesehatan, dapat melakukan penanganan yang optimal bagi penderita cedera kepala. Seperti negara-negara berkembang lainnya, kita tidak dapat memungkiri bahwa masih terdapat banyak keterbatasan, di antaranya keterbatasan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan, keterbatasan alat-alat medis, serta kurangnya dukungan sistem transportasi dan komunikasi. Hal ini memang merupakan tantangan bagi kita dalam menangani pasien dengan trauma, khususnya trauma kepala. Cedera kepala merupakan keadaan yang serius. Oleh karena itu, setiap petugas kesehatan diharapkan mempunyai pengetahuan dan keterampilan praktis untuk melakukan penanganan pertama. Diharapkan dengan penanganan yang cepat dan akurat dapat menekan morbiditas dan mortalitasnya. Penanganan yang tidak optimal dan terlambatnya rujukan dapat menyebabkan keadaan penderita semakin memburuk dan berkurangnya kemungkinan pemulihan fungsi. Mengingat banyaknya masalah yang bisa terjadi pada cedera kepala maka perhatian dan perawatan pada penderita cedera kepala tidak boleh diabaikan agar masalah tidak semakin berat dan terhindar dari komplikasi. Berdasarkan kondisi tersebut maka perawat perlu mengetahui tentang asuhan keperawatan pada cedera kepala agar dapat melaksanankan asuhan keperawatan dengan baik. Oleh karena itu penulis tertarik dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien cedera kepala. Sehingga saya mengambil kasus cedera kepala 3
sebagai tugas akhir dengan judul Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Cedera Kepala Berat. B. TUJUAN PENULISAN Penyusunan makalah dengan judul Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Cedera Kepala Berat bertujuan untuk: 1. Tujuan Umum Mampu mengidentifikasikan asuhan keperawatan pada klien dengan cedera kepala berat dengan menggunakan proses keperawatan yang utuh dan komprehensif. 2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengkajian klien dengan cedera kepala. b. Mampu merumuskan diangnosa keperawatan klien dengan cedera kepala. c. Mampu menetapkan perencanaan klien dengan cedera kepala. d. Mengaplikasikan tindakan keperawatan klien dengan cedera kepala. e. Mampu mengevaluasi klien dengan cedera kepala. C. METODE PENULISAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA 4
Adapun penulisan metode yang digunakan dalam pembuatan study kasus ini adalah metode deskriptif pertisipasi yaitu metode penulisan yang berdasarkan pada gambar masalah yang ada dan kami terjun langsung pada klien, dengan cara studi kasus dan studi pustaka. Adapaun teknik penulisan yang dugunakan dalam pengumpulan data untuk penyusunan karya tulis ini adalah: 1. Observasi partisipasi aktif Teknik pengamatan dan pengumpulan data secara langsung dan ikut serta dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada klien. 2. Teknik wawancara langsung dengan klien. Penulis melakukan tanya jawab dengan klien, keluarga klien, dan lingkungan sekitar dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan Cedera Kepala. 3. Teknik diskusi dokumenter Mengumpulkan catatan keperawatan medis untuk mendapatkan data termasuk didalamnya catatan tindakan perawat dan tindakan pengobatan serta pemeriksaan penunjang. 4. Teknik studi kepustakaan Sebagai acuan dalam penyusunan study kasus ini kami mengambil sumber atau badan yang diperlukan dari berbagai sumber buku, baik itu pelajaran yang telah kami dapatkan dibangku kuliah dan buku studi kepustakaan maupun mengunakan media internet sebagai bahan refrensi, yang masih 5
releven yang berhubungan dengan medis dan keperawatan kasus cedera kepala dengan tujuan memperoleh bahan ilmiah yang bersifat realistik. D. SISTEMATIKA Dalam makalah ini sistematika penulisan terdiri dari beberapa bab dan dari masing-masing bab terdiri dari beberapa item, antara lain : Bab satu, Pendahuluan meliputi Latar Belakang, Tujuan, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan. Bab dua, Tinjauan Teori meliputi Pengertian, Anatomi dan Fisiologi, Etiologi dan Predisposisi, Patofisiologi, Manisfestasi Klinik, Komplikasi, Penatalaksanaan, Pengkajian Fokus dan Pemeriksaan Penunjang, Pathways Keperawatan, Fokus Intervensi dan Rasional. Bab tiga, Tinjauan Kesus meliputi, Pengkajian, Pathways Keperawatan Sesuai Kasus Klien, Diagnosa Keperawatan, Intervensi Keperawatan, Implementasi, Evaluasi. Bab empat, Pembahasan meliputi, Pengkajian, Diangnosa Keperawatan, Perencanaan, Imlementasi, Evaluasi. Bab lima, Penutup meliputi, Kesimpulan Saran, serta Daftar Pustaka 6