BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berhubungan dengan dua macam variabel, yaitu variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan dua macam pembelajaran yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest and Posttest Design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

O X O Pretest Perlakuan Posttest

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan tujuan penelitian ini yang mengabaikan variabel luar yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODE PENELITIAN

1. BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode, Bentuk, dan Rancangan Penelitian. Sugiyono (2013: 2) bahwa Metode penelitian adalah cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian SMA Negeri 6 Cimahi merupakan sekolah yang dijadikan lokasi penelitian yang terletak di jalan Sekejati nomor 136. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 6 Cimahi tahun ajaran 2014/2015. Adapun sampel penelitian ini adalah dua kelas yang dipilih sesuai dengan kemampuan yang sama. Satu kelas sebagai kontrol dan satu kelas diberi perlakuan. B. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Pada desain ini baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2010). Tabel 3.1 Desain penelitian Nonequivalent Control Group Design Kelas Pretest Treatment Posttest Eksperimen O1 X O2 Kelas Kontrol O1 - O2 Keterangan : O1 : Pretest (tes awal), dilakukan untuk mengetahui kemampuan penguasaan konsep awal siswa sebelum perlakuan. X : Treatment (perlakuan) berupa pengajaran membaca pemahaman teks Sistem peredaran darah dengan menggunakan metode SQ4R. O2 : Posttest (tes akhir), dilakukan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah perlakuan. C. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian quasi eksperiment karena bertujuan untuk mengungkapkan sebab akibat dengan cara melibatkan

31 kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen, namun pemilahan kedua kelompok tersebut tidak dengan menggunakan teknik random. Penilitian ini diupayakan dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana pengaruh teknik membaca SQ4R terhadap penguasaan konsep siswa SMA pada materi sistem peredaran darah manusia. Tujuan menggunakan metode penelitian ini untuk menganalisis bagaimana pengaruh penerapan teknik membaca SQ4R terhadap penguasaan konsep siswa SMA. Perbedaan kelas eksperimen dengan kelas kontrol yaitu pada kelas eksperimen menggunakan pendekatan SQ4R pada cakupan materi yang sama, sedangkan pada kelas kontrol tidak menggunakan pendekatan secara khusus tetapi menggunakan metode konvesional berupa diskusi dan ceramah. Penguasaan konsep dalam penelitian ini akan diukur dari skor siswa setelah mengerjakan soal pilihan ganda dalam pre-post test. Variabel dalam penelitian ini yaitu teknik membaca SQ4R dan penguassan konsep pada sistem peredaran darah manusia. D. Definisi operasional Definisi operasional diperlukan untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang ingin dicapai dengan menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel-varabel yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Variabel Bebas a. Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) SQ4R merupakan suatu teknik membaca yang digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa. Selama penelitian, teknik membaca SQ4R akan diaplikasikan pada siswa XI dengan materi sistem peredaran darah manusia dengan buku teks Biologi kelas XI dengan materi sistem peredaran darah manusia sebagai bahan bacaannya dengan menggunakan kurikulum 2006. Berikut adalah enam tahapan dalam teknik membaca SQ4R.

32 1) Survey, siswa memeriksa atau mengidentifikasi teks materi sistem peredaran darah manusia secara keseluruhan melalui judul atau subjudul dari teks tersebut agar siswa mengetahui cakupan. 2) Question, sebelum membaca, siswa menyusun draft pertanyaan sesuai dengan materi yang sedang dipelajari dengan menuliskannya di lembar pertanyaan. 3) Read, setelah menyusun pertanyaan siswa membaca teks materi sistem peredaran darah dengan aktif untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang telah mereka susun. 4) Reflect, setelah mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang sudah dibuat, siswa dibantu oleh guru untuk mengaitkan informasi yang diketahui sebelumnya dengan informasi yang baru diterima. 5) Recite, setelah siswa menemukan jawaban dan mengaitkan informasi lama dengan informasi baru siswa menyajikan kembali teks dengan bahasa sendiri. 6) Review, siswa meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang diajukan untuk memastikan dan retensi. 2. Variabel terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah berupa penguasaan konsep. Penguasaan konsep adalah suatu tujuan yang penting dimana siswa dapat menguasai konsep sistem peredaran darah manusia melalui cara yang efektif bukan sekedar menghafal konsep-konsep yang sulit tetapi memaknai setiap konsepnya sehingga siswa dapat menguasai konsep tersebut. Dalam penelitian ini konsep yang diberikan dibagi menjadi beberapa sub konsep. Sub konsep yang pertama meliputi darah dan alat peredaran darah, sub konsep yang kedua adalah mengenai sistem peredaran darah manusia dan golongan darah, dan pada subkonsep yang terakhir adalah kelainan pada sistem peredaran darah manusia. Pada penelitian ini diadakan tiga kali tes penguasaan konsep siswa diukur dengan menggunakan 20 butir soal pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban.

33 E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data pada waktu penelitian (Arikunto,2010). Tujuan dibuatnya instumen yaitu untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap dan akurat mengenai variabel penelitian yang ingin diketahui pengaruhnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari soal pilihan ganda berupa tes penguasaan konsep. Kisi-kisi Soal Sistem Peredaran Darah Manusia Standar Kompetensi : Menjelaskan stuktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi, serta implikasinya pada salingtemas. Kompetensi Dasar : Menjelaskan keterkaitan antar stuktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah manusia. Tabel 3.2 Kisi-kisi Jumlah Butir Soal No Indikator Jenjang Kognitif C1 C2 C3 C4 1 Menyebutkan definisi darah yang ada pada sistem peredaran darah manusia. 1 - - - 2 Menjelaskan fungsi darah pada sistem peredaran darah manusia secara umum. 2-3 - 3 Menjelaskan komponen darah yang ada pada sistem peredaran darah manusia. 4 5 6-4 Menjelaskan proses pembekuan darah - - 7-5 Menjelaskan prinsip dari penggolongan darah manusia. - 8 - - 6 Menjelaskan organ-organ yang terlibat dalam peredaran darah manusia. 10 9 - - 7 Menyebutkan perbedaan pembuluh vena dengan pembuluh arteri. - 11 - - 8 Menjelaskan proses peredaran darah pendek dan peredaran darah panjang pada sistem peredaran darah - 12 - - manusia 9 Menyebutkan lintasan sistem peredaran darah pendek dan panjang pada sistem peredaran darah manusia 13 14 - - 10 Menyebutkan perbedaan peredaran darah pendek dan peredaran darah panjang 15 - - - 11 Menjelaskan jenis-jenis gangguan, penyakit, dan kelainan pada sistem peredaran darah manusia. - 16 18 17 12 Menjelaskan cara-cara pencegahan gangguan, penyakit, dan kelainan pada sistim peredaran darah manusia - 19 20 - Jumlah 6 8 5 1

34 Tes penguasaan konsep diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran sistem peredaran manusia serta retensi siswa. Soal pretest, posttest dan retest yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan soal yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dan mengetahui apakah terdapat perubahan penguasaan konsep siswa. Bentuk instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda dengan jumlah 20 butir soal yang seluruhnya memiliki lima alternatif jawaban dengan jenjang kognitif mengingat (C1), pemahaman (C2) aplikasi (C3) dan menganalisis (C4). Soal yang digunakan untuk penelitian ini terlebih dahulu dianalisis untuk mengetahui nilai validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan reabilitas dari setiap soal. Metode penskoran yang digunakan yaitu right only yaitu satu untuk jawaban benar dan nol untuk jawaban salah atau tidak dijawab (Arikunto, 2008). Jadi, skor yang diperoleh sama dengan jawaban yang benar secara lengkap disajikan dalam lampiran. F. Analisis Uji Instrumen Analisis uji instrumen bertujuan untuk memperhatikan jawaban siswa pada setiap butir soal dan setiap alternatif jawaban digunakan untuk menyempurnakan butir soal untuk waktu yang akan datang (Nasution,1990). Sebelum dilakukan penelitian, soal pre test atau post test diujicobakan di kelas lain untuk mengetahui tingkat validitas dan reabilitas soal-soal tersebut. Langkah-langkah pengolahan data dijabarkan sebagai berikut. 1. Validitasi Butir soal Validasi adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Suatu instrumen dikatakan valid jika alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan (mengukur) data itu valid dan mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk menginterpretasikan tingkat validitasnya, koefisien korelasinya dikategorikan pada kriteria berikut ini.

35 Tabel 3.5. Kriteria Interpretasi Validasi Koefisien Korelasi Kriteria Validitas 0,80 <rxy 1,00 Sangat tinggi 0,60 <rxy 0,80 Tinggi 0,40 <rxy 0,60 Cukup 0,20 <rxy 0,40 Rendah 0,00 <rxy 0,20 Sangat rendah (Arikunto,2008:75) Untuk menguji validitas digunakan rumus kolerasi Product Moment sebagi berikut : N XY ( X)( Y) r xy = {N X 2 ( X 2 )}{N X 2 ( Y 2 )} Keterangan : r xy = koefisien korelasi yang dicari N = banyaknya pengguna yang mengikuti tes X = skor item tes; Y=skor responden Soal tes objektif sebelum digunakan pada kelas penelitian, terlebih dahulu di uji coba pada kelas lain yaitu kelas yang sudah pernah mendapatkan materi yang bersangkutan. Adapun hasil pengujian validitas butir soal yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Rekapitulasi Perhitungan Validitas Butir Soal Kriteria Jumlah Soal Nomor Soal Tinggi 1 13 Cukup 14 3,4,7,6,8,9,10,11,12,18,20,22,23,25 Rendah 8 1,2,14,16,17,19,21,24 Sangat Rendah 2 5,15 Tidak valid 5 1,5,15,17,24

36 Setelah dilakukan analisis butir soal menggunakan rumus kolerasi Product Moment dari 25 soal yang diberikan pada kelas uji coba, soal valid yang digunakan pada penelitian sebanyak 20 soal. Untuk soal yang memiliki tingkat validitas rendah sebelum digunakan dalam penelitian dilakukan revisi terlebih dahulu (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A). 2. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas digunakan untuk mengukur berkali-kali suatu instrumen sehingga menghasilkan data yang sama atau konsisten (Sugiyono, 2010). Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu atau tingkat kepercayaan sehingga instrumen yang digunakan cukup baik untuk mengungkap data yang bisa dipercaya (Arikunto, 2006). Reliabilitas adalah konsistensi soal dalam memberikan hasil pengukuran. Uji reabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus yang diketemukan oleh Kuder dan Richardson yaitu KR20 : r i = ( k k 1 ) p i q i (St2 St 2 ) Keterangan : r i = reliabilitas instrumen k = jumlah item (soal) dalam instrumen pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item i qi = 1-pi St2 = varians total Berdasarkan hasil dari perhitungan dengan menggunkana anates diperoleh besarnya reliabilitas instrumen yang diujicobakan dalam penelitian adalah 0,83. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tersebut termasuk ke dalam kriteria reliabilitas sangat tinggi. Pengolahan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran A. 3. Daya Pembeda Uji daya pembeda dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tiap butir soal mampu membedakan antara siswa kelompok atas dengan siswa kelompok

37 bawah. Daya pembeda merupakan kemampuan soal untuk membedakan siswa yang pandai dan kurang pandai (Arikunto, 2008: 211). Interpretasi nilai D (Daya Pembeda) ditunjukkan pada Tabel 3.7. Tabel 3.7.Interpretasi Daya Pembeda Nilai Kriteria Daya Pembeda 0,00-0,20 Jelek 0,20-0,40 Cukup 0,40-0,70 Baik 0,70-1,00 Baik Sekali (Arikunto,2008:218) Adapun hasil perhitungan daya pembeda insrumen penguasaan konsep yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8.Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Kriteria Jumlah Soal Baik Sekali 1 22 Nomor Soal Baik 17 2,3,4,6,7,8,9,10,11,12,13,14,16,20,21,23,25 Cukup 4 1,18,19,24 Jelek 3 5,15,17 Dibuang 0 - Daya pembeda dihitung menggunakan rumus : Keterangan : D = B A J A = B B J B D = indeks diskriminasi (daya pembeda) J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

38 Dari hasil uji coba instrumen, tes yang dilakukan ada beberapa soal dengan nilai daya pembeda (D) negative dan jelek. Soal tersebut tidak digunakan dalam penelitian. Pengelolahan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran A. 4. Tingkat Kesukaran Merurut Arikunto (2008: 207) tingkat kesukaran butir soal merupakan proporsisi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran menyatakan bahwa suatu butir soal termasuk ke dalam taraf mudah, sedang, dan sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha dalam mengerjakannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi dalam mengerjakan soal karena di luar jangkauannya. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Adapun interpretasi tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.9. Interpretasi Tingkat Kesukaran Nilai Kriteria Soal 0,00-0,29 Sukar 0,30-0,69 Sedang 0,70-1,00 Mudah (Arikunto,2008:210) Dari hasil uji coba instrumen dapat dilihat perhitugan tingkat kesukaran butir soal. Adapun rekapitulasi perhitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.9. (Pengolahan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran A). Tabel 3.10.Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Kriteria Jumlah Soal Nomor Soal Sukar 4 15,17,18,19 Sedang 18 2,3,4,5,7,8,9,10,11,12,13,14,16,20,21,22,23,25 Mudah 3 1,6,24

39 Untuk menguji indeks kesukaran soal digunakan dengan rumus : P = B JS Keterangan : P = indeks kesukaran B = banyaknya pengguna yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh peserta tes

40 Tabel 3.11. Rekapitulasi Hasil Uji Soal Keseluruhan yang Digunakan dalam Penelitian No Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Validitas Keterangan 1 0,29 0,74 0,30 Tidak digunakan 2 0,65 0,62 0,38 Digunakan 3 0,53 0,47 0,41 Digunakan 4 0,53 0,38 0,47 Digunakan 5 0,12 0,62 0,01 Tidak digunakan 6 0,41 0,76 0,38 Digunakan 7 0,59 0,59 0,43 Digunakan 8 0,59 0,41 0,53 Digunakan 9 0,59 0,65 0,45 Digunakan 10 0,53 0,53 0,42 Digunakan 11 0,59 0,53 0,42 Digunakan 12 0,59 0,62 0,50 Digunakan 13 0,65 0,41 0,65 Digunakan 14 0,65 0,50 0,59 Digunakan 15 0,12 0,18 0,18 Tidak digunakan 16 0,47 0,32 0,36 Digunakan 17 0,18 0,09 0,33 Tidak digunakan 18 0,35 0,18 0,49 Digunakan 19 0,24 0,12 0,39 Digunakan 20 0,65 0,47 0,53 Digunakan 21 0,41 0,32 0,36 Digunakan 22 0,94 0,47 0,53 Digunakan 23 0,47 0,41 0,41 Digunakan 24 0,24 0,71 0,22 Tidak digunakan 25 0,65 0,68 0,40 Digunakan

41 G. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, terdiri dari tiga tahap pelaksanaan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Berikut merupakan penjelasan dari rencana ketiga tahapan tersebut: 1. Tahapan persiapan a. Mengidentifikasi masalah, mencari dan menganalisis referensi buku dan jurnal menegenai pengaruh metode membaca SQ4R terhadap penguasaan konsep pada materi sistem peredaran darah manusia. b. Membuat instrument penelitian, berupa soal objektif. c. Melakukan jugement instrument soal. d. Melakukan perbaikan/revisi terhadap instrumen berdasarkan judgement dan saran dari dosen ahli, seperti merevisi kalimat pertanyaan menjadi lebih efektif dan format instrumen yang digunakan. e. Melakukan uji coba serta perbaikan instrumen berdasarkan hasil dari uji coba yang dilakukan. f. Soal yang telah diujicobakan, kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitas soal. g. Mengajukan surat permohonan izin untuk melakukan penelitian ke sekolah yang ditentukan dan memilih 2 kelas untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. h. Menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian berdasarkan teknik sampling purposive sampling. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari responden. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti sebagai berikut: a. Memberikan pre-test sistem peredaran darah manusia kepada responden kelas eksperimen dan kontrol. b. Melakukan teknik membaca SQ4R kepada responden kelas eksperimen.

42 c. Melakukan pembelajaran dengan metode ceramah kepada responden kelas kontrol. d. Memberikan post-test sistem peredaran darah manusia kepada responden kelas eksperimen dan kontrol. 3. Tahap Penyelesaian a. Melakukan analisis keseluruhan terhadap hasil perbandingan kelas eksperimen dan kontrol berupa skoring. b. Melakukan pembahasan hasil penelitian. c. Melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh. d. Menyusun laporan hasil penelitian. H. Analisis Data Penelitian Analisis data adalah kegiatan menganalisis dan mengolah data yang terkumpul. Data dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan hasil pretest dan posttest diperiksa dan dianalisis kemudian ditabulasikan, dengan tujuan untuk mengetahui hasil rata-rata siswa, standar deviasi dan varian kelas yang dijadikan sampel. Data yang diperoleh dari hasil tes objektif diskor total. Skor ini ditentukan oleh jawaban benar saja, sedangkan yang salah diberi skor nol (0) dengan menggunakan rumus (Arikunto,2008) Keterangan: S= Skor yang diperoleh R= Jumlah jawaban yang betul S = R Skor yang diperoleh kemudian diubah menjadi nilai yang diperoleh dengan mengubah skor dalam skala 100 dengan menggunkan rumus: NP = R Sm x100 Keterangan: NP = Nilai yang dicari R = Skor yang diperoleh siswa Sm = Skor maksimal tes yang bersangkutan Dari data pretest dan posttes dihitung gainnya, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

43 siswa setelah diberikan perlakuan. Gain yang diperoleh dinormalisasikan dengan cara membagi selisih dari skor pretest dan skor posttest dengan selisih antara skor maksimal yang didapat dengan skor pretest. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dari rumus di bawah ini: N gain = Skor Post Test Skor Pretest Skor Maksimal Skor Pretest Acuan kriteria perolehan gain yang sudah dinormalisasikan (Meltzer, 2002) adalah sebagai berikut: N-gain > 0,70 : Tinggi 0,30 N-gain < 0,70 : Sedang N-gain < 0,30 : Rendah

44 I. Alur Penelitian Persiapan Studi Literatur Penyusunan Proposal dan Perijinan Penyusunan Instrumen Penelitian Ujii coba dan judgement Instrumen Perbaikan Instrumen Penelitan Kelas Penelitian Pelaksanann Penelitian Pembelajaran pada Kelas Kontrol Pelaksanaan Tes Awal Pembelajaran pada Kelas Ekserimen Pelaksanaan Tes Akhir Analisis Pengolahan Data Pembahasan Hasil Penelitian Kesimpulan Gambar 3.1 Diagram alur penelitian