ANALISIS PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG DENGAN PENAMBAHAN GAS OKSIGEN KE RUANG BAKAR PADA MESIN DIESEL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

JURNAL PENGARUH PENAMBAHAN GAS HHO TERHADAP EMISI GAS BUANG MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

PENGARUH VARIASI LARUTAN WATER INJECTION PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR

PENGARUH EXHAUST GAS RECIRCULATION (EGR) TERHADAP PERFORMA DAN EMISI JELAGA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION

Pengaruh Penambahan Senyawa Acetone Pada Bahan Bakar Bensin Terhadap Emisi Gas Buang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu campuran komplek antara hidrokarbon-hidrokarbon sederhana

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

Setiawan M.B., et al., Pengaruh Molaritas Kalium Hidroksida Pada Brown Hasil Elektrolisis Terhadap.

PENGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

PENGARUH LETAK MAGNET TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION PADA SEPEDA MOTOR ABSTRAK

Karakteristik Emisi Gas Buang Kendaraan Berbahan Bakar LPG untuk Mesin Bensin Single Piston

PENGARUH PEMAKAIAN MEDAN ELEKTROMAGNET TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN JENIS DAIHATSU HIJET

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

EFEK PEMAKAIAN LOW PURITY METHANOL TERHADAP KEPEKATAN ASAP (SMOKE OPACITY) PADA MESIN DIESEL DENGAN SISTEM EGR

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

Spesifikasi Bahan dan alat :

RE-ENGINE MOTOR OTTO SILINDER TUNGGAL DENGAN BAHAN BAKAR ETHANOL (E-100) TUGAS AKHIR

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PENGARUH COLD EGR TERHADAP BRAKE POWER PADA MESIN DIESEL DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN SOLAR DAN JATROPHA

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan energi saat ini sama pentingnya dengan persoalan pangan,

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

I. PENDAHULUAN. Kata kunci - Bioetanol, Electronic Control Unit, Honda CB150R, rasio kompresi, RON.

I. PENDAHULUAN. Katakunci : Electronic Control Unit, Injection Control, Maximum Best Torque (MBT), Ignition Timing, Bioetanol E100.

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

STUDI EKSPERIMENTAL EGT DAN SMOKE OPACITY PADA MESIN DIESEL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR CAMPURAN JATROPHA DENGAN SISTEM COLD EGR

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 3 : Cara uji kendaraan bermotor kategori L Pada kondisi idle SNI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Biogas terhadap Emisi Gas Buang Mesin Generator Set. Influence Of Biogas Fuel Usage On Generator Set Exhaust Emission

PENGARUH PEMANFAATAN HIDROGEN TERHADAP KENAIKAN TEMPERATUR ENGINE PADA SISTIM BAHAN BAKAR DUAL FUEL MESIN COMPRESSED IGNITION

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

BAB I PENDAHULUAN. beracun dan berbahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. kendaraan bermotor dan konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak).

PENGUJIAN PENGARUH PENGGUNAAN OCTANE BOOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 1 : Cara uji kendaraan bermotor kategori M, N, dan O berpenggerak penyalaan cetus api pada kondisi idle

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

KAJI EKSPERIMENTAL GEET REACTOR SEBAGAI PENGGANTI KARBURATOR DALAM UPAYA PERBAIKAN KADAR EMISI GAS BUANG MOTOR SATU SILINDER 4-TAK

PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PENYALAAN (IGNITION TIME) TERHADAP EMSISI GAS BUANG PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 (EMPAT) LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

Pemanfaatan Elektrolisis Sebagai Alternatif Suplemen Bahan Bakar Motor Diesel Untuk Mengurangi Polusi Udara

M.Mujib Saifulloh, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

Analisis emisi gas buang dan daya sepeda motor pada volume silinder diperkecil

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

BAB I PENDAHULUAN. BBM petrodiesel seperti Automatic Diesel Oil (ADO) atau solar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi transportasi yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung

KAJI EKSPERIMENTAL EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR BENSIN DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN CAMPURAN PREMIUM BIOETANOL

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

BAB IV HASIL DAN ANALISA

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR MELALUI PIPA BERSIRIP TRANSVERSAL PADA UPPER TANK

PENGARUH PROSENTASE ETANOL TERHADAP TORSI DAN EMISI MOTOR INDIRECT INJECTION DENGAN MEMODIFIKASI ENGINE CONTROLE MODULE

1 PENDAHULUAN Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

BAB Latar Belakang Ketersediaan bahan bakar minyak yang berasal dari minyak bumi semakin hari semakin menipis, sedangkan kebutuhan akan bahan ba

PENGARUH PENAMBAHAN BROWN S GAS TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN YAMAHA VEGA ZR 115 CC. Jl. MT Haryono193 Malang

Karakteristik Pembakaran Difusi Campuran Biodiesel Minyak Jarak Pagar (Jathropha Curcas L) - Etanol/Metanol Pada Mini Glass Tube

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH CAMPURAN METANOL TERHADAP PRESTASI MESIN

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

ANALISIS MESIN PENGGERAK PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN BAHAN BAKAR BIOGAS. Tulus Subagyo 1

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

PEGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

Ahmad Rifai, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (2013),PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 6-10

Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 3

KARAKTERISTIK INJEKSI DAN KINERJA MESIN DIESEL SATU SILINDER KETIKA MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

BAB IV HASIL DAN ANALISA. 4.1 Perhitungan konsumsi bahan bakar dengan bensin murni

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

PENGHEMATAN BAHAN BAKAR SERTA PENINGKATAN KUALITAS EMISI PADA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI PEMANFAATAN AIR DAN ELEKTROLIT KOH DENGAN MENGGUNAKAN METODE

Spark Ignition Engine

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Liquefied Gas for Vehicle (LGV) terhadap Konsumsi Bahan Bakar, SFC dan Emisi Gas Buang Pada Mobil

Pengaruh Temperatur Pendingin Mesin terhadap Kinerja Mesin Induk di KM TRIAKSA

Transkripsi:

ANALISIS PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG DENGAN PENAMBAHAN GAS OKSIGEN KE RUANG BAKAR PADA MESIN DIESEL Muhammad Arsad Al Banjari 1, Rahman Fauzan 2 1) Program Studi D3 Teknik Otomotif Politeknik Hasnur 2) Program Studi D3 Teknik Informatika Politeknik Hasnur Email : arsyad.polihasnur@gmail.com ABSTRAK Pada zaman sekarang, semakin banyak penggunaan mesin mesin dan alat transportasi yang memudahkan manusia untuk melakukan berbagai kegiatan dan aktivitas. Mesin adalah suatu alat untuk mendapatkan tenaga gerak yang besar, cepat, dan instan. Semakin banyak penggunaan mesin, maka semakin banyak bahan bakar fosil yang digunakan yang mana jumlahnya terbatas, juga emisi bahan bakar CO (Karbonmonoksida) dan HC (Hidrokarbon) yang dapat mengganggu kesehatan dan lingkungan. Pada penelitian ini menggunakan gas oksigen murni yang akan di injeksikan ke dalam ruang bakar mesin diesel dengan berbagai variabel. Oksigen sebagai zat oksidator yang mempengaruhi pembakaran mesin. Selain itu juga menambahkan udara kompressor sebagai zat oksidator lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan oksigen/udara sebagai zat oksidator dengan debit 0,1 kg/cm 2 0,125 kg/cm 2 dan 0,15 kg/cm 2 menghasilkan performa mesin yang rendah yaitu output putaran mesin rendah, temperatur mesin lebih tinggi, konsumsi bahan bakar lebih banyak, dan emisi gas buang yang cukup tinggi dibanding tanpa menambahkan oksigen/udara walau masih dalam batas ambang emisi yang aman. Mesin diesel membutuhkan lebih banyak oksigen/udara untuk melakukan reaksi pembakaran dikarenakan mesin diesel adalah mesin kompresi tinggi. Ketika kebutuhan oksigen/udara dibatasi, maka performa mesin akan menurun. Saat debit oksigen/udara ditingkatkan menjadi 1,5 s/d 2 kg/cm 2, maka mesin kembali ke rentang output putaran mesin yaitu antara 2000-2100 rpm, temperatur mesin lebih rendah, konsumsi bahan bakar lebih hemat, dan emisi gas buang yang cukup. Kebutuhan oksigen/udara yang cukup akan mengoptimalkan performa mesin diesel. Kata kunci: Mesin diesel, Performa mesin, Oksigen/udara, Output putaran mesin, Temperatur mesin, Emisi gas buang. PENDAHULUAN Meningkatnya penggunaan mesin sebagai sarana transportasi untuk aktifitas dan kebutuhan listrik daerah menyebabkan pemakaian bahan bakar fosil terus meningkat, sehingga emisi gas buang CO (Karbon monoksida) dan HC (Hidro karbon) yang tinggi menghasilkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan. Seiring perkembangan zaman, banyak dilakukan modifikasi pada mesin agar didapatkan performa yang optimal dan emisi gas buang yang seminimal mungkin. Pada motor diesel, perkembangan air intake system mengalami perkembangan. Komponen mesin yang dipakai adalah turbo charger. Komponen air intake yang digunakan sampai sekarang pada mesin-mesin diesel. Turbo charger tidak berhubungan pada main shaft engine sehingga tidak menambah beban pada mesin. Turbo charger menggunakan gas 10

buang untuk pengoperasiannya. Pada saat RPM mesin tinggi akan memutar turbin yang terdapat pada turbo charger dan memberikan udara panas yang masuk ke ruang bakar sehingga mesin lebih bertenaga. Pentingnya udara pada sistem pembakaran dapat membuat performa mesin meningkat dan emisi gas buang menurun dibanding tanpa udara tambahan. Udara dengan kualitas yang baik sangat berpengaruh terhadap reaksi pembakaran. Kandungan pada udara yang mempengaruhi reaksi pembakaran adalah unsur Oksigen (O). Oksigen sangat membantu dalam proses pembakaran, membuat pembakaran lebih sempurna dan meminimalisir gas buang CO yang menjadi racun ditubuh manusia. Berkebalikan dengan unsur Nitrogen (N) yang mana secara umum digunakan untuk pendinginan seperti pada industri pengolah makanan. Semakin banyak unsur nitrogen dalam ruang bakar, maka reaksi pembakaran lebih lambat karena sifat dingin dari unsur nitrogen tersebut dapat menghambat pembakaran dan tidak bisa bereaksi dengan unsur lainnya seperti karbon (C). Kandungan nitrogen pada udara sangat banyak yaitu sekitar 79% dan hanya 20% unsur oksigen, dan 1% unsur kimia lainnya. Kalimantan Selatan atau Kota Banjarmasin lebih banyak menggunakan PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) dibanding PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) sebagai penghasil energi listrik, sehingga pemakaian bahan bakar solar industri dan marine fuel oil sangat tinggi, walau terkadang hasil pembakaran mesin diesel menghasilkan asap hitam yang dapat mencemari lingkungan sehingga penggunaan mesin diesel kurang optimal. Dari permasalahan tersebut, maka dari itu penulis ingin meneliti bagaimana performa mesin, temperatur mesin, konsumsi bahan bakar spesifik, dan emisi gas buang dengan menambah unsur oksigen pada mesin diesel tanpa merubah atau menambah komponenkomponen mesin lainnya. METODE PENELITIAN a. Alat Peralatan yang digunakan adalah mesin diesel, tachometer, termometer digital, gas analyzer, stopwatch. b. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain: 1. Gas oksigen 2. Kompressor 3. Bahan bakar Dexlite dan Biosolar Parameter-parameter pengujian untuk mesin diesel adalah sebagai berikut: 1. Output putaran mesin 2. Temperatur mesin 3. Konsumsi bahan bakar 4. Emisi gas buang Gambar 1. Instalasi Penelitian Keterangan: 1. Mesin Diesel 2. Indikator bahan bakar 3. Gas Oksigen 4. Kompressor 11

5. Tachometer 6. Termometer Digital 7. Gas Analyzer c. Prosedur Pengambilan Data Tahapan pelaksanaan pengujian pada penelitian ini sebagai berikut: a. Mempersiapkan mesin diesel 4 tak, kemudian mengisi bahan bakar dexlite/biosolar ke mesin dan menghidupkan dengan mengatur output putaran mesin antara 2000 2050 rpm. b. Melakukan pengambilan data masing-masing 3 kali untuk putaran mesin, konsumsi bahan bakar (per 50 ml), temperatur mesin, dan emisi gas buang tanpa penambahan oksigen/udara, lalu dengan penambahan oksigen/udara dengan berbagai variasi. c. Mencatat data hasil penelitian, kemudian membuat ke dalam tabel. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Output Putaran Mesin Gambar 2. Grafik Output Putaran Mesin (tanpa Gambar 3. Grafik Output Putaran Mesin (dengan Dari data hasil pengujian di atas dengan tidak menambahkan dan menambahkan oksigen/udara ke ruang bakar mesin menunjukkan bahwa pada output putaran mesin dexlite menghasilkan lebih banyak putaran dibandingkan menggunakan biosolar. Dalam keadaan normal, output putaran mesin dijaga antara 2000 s/d 2050 rpm. Ketika menambahkan oksigen dengan tekanan 0,1 s/d 0,15 kg/cm 2, tiba-tiba putaran mesin menurun terutama pada saat tekanan 0,1 kg/cm 2. Begitu juga dengan menambahkan udara kompresor ke ruang bakar, tiba-tiba output putaran mesin menurun. Setelah dikondisikan dalam keadaan normal (tanpa tambahan oksigen/udara), output putaran kembali mencapai sekitar 2000 rpm. Lalu dilakukan percobaan dengan menambahkan oksigen/udara 1,5 s/d 2 kg/cm 2, output putaran mesin yaitu antara 2000-2100 rpm (fluktuatif). Dapat ditarik kesimpulan bahwa mesin diesel membutuhkan lebih banyak udara untuk melakukan reaksi pembakaran. Apabila ketersediaan oksigen/udara kurang, maka akan terjadi penurunan pada output putaran mesin. 12

2. Temperatur Mesin 3. Konsumsi Bahan Bakar Gambar 4. Grafik Temperatur Mesin (tanpa Gambar 6. Grafik Konsumsi Bahan Bakar (tanpa Gambar 5. Grafik Temperatur Mesin (dengan Dari data hasil pengujian di atas dengan tidak menambahkan oksigen/udara ke ruang bakar mesin menunjukkan bahwa temperatur mesin yang jauh lebih rendah. Temperatur mesin yang normal adalah maksimal 90 o C. Apabila sampai melebihi angka tersebut dapat dikatakan mesin mengalami overheating. Saat ditambahkan oksigen/udara 0,1 s/d 0,15 kg/cm 2, terjadi peningkatan temperatur mesin walau tidak mencapai angka 100 o C dan dapat dikategorikan overheating. Ketika ditambahkan oksigen 1,5 s/d 2 kg/cm 2, temperatur mesin mengalami penurunan walau tidak signifikan. Mesin membutuhkan oksigen/udara yang cukup untuk menjaga kestabilan temperatur mesin. Gambar 7. Grafik Konsumsi Bahan Bakar (dengan Dari data hasil pengujian di atas dengan tidak menambahkan oksigen/udara ke ruang bakar mesin menunjukkan bahwa konsumsi bahan bakar yang lebih rendah. Dengan menggunakan bahan bakar dexlite pada mesin diesel membuat konsumsi bahan bakar lebih hemat seiring dengan output putaran mesin yang lebih tinggi dibanding dengan biosolar. Meningkatkan debit oksigen/udara pada mesin akan membuat konsumsi bahan bakar lebih rendah/lebih hemat karena mesin diesel kompresi tinggi yang memerlukan udara lebih banyak sebagai zat oksidator. Maka dari itu kebanyakan mesin diesel memiliki komponen turbocharger agar menambah pasokan udara pada intake mesin untuk meningkatkan efisiensi proses pembakaran sehingga konsumsi bahan bakar lebih rendah. 13

4. Emisi Gas Buang Gambar 8. Grafik Emisi Gas Buang (tanpa Gambar 9. Grafik Emisi Gas Buang CO (dengan Gambar 11. Grafik Emisi Gas Buang CO 2 (dengan Salah satu indikator penting dalam penggunaan mesin yaitu emisi gas buang yang rendah/ramah lingkungan. Semakin banyak kendaraan bermotor juga mempengaruhi kualitas baik dari segi kesehatan manusia atau lingkungan. Dari hasil penelitian di atas, output putaran mesin antara 2000 2050 rpm menunjukkan bahwa seluruh penggunaan jenis bahan bakar dan penambahan oksigen/udara masih dalam batas aman (tidak berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan). Dari gambar grafik di atas, dengan menambahkan oksigen/udara akan sedikit meningkatkan emisi gas buang pada mesin diesel. Grafik nilai tertinggi terdapat pada emisi CO 2 (karbondioksida), semakin tinggi nilai dari CO 2, maka efek rumah kaca dan suhu lingkungan menjadi lebih panas. Gambar 10. Grafik Emisi Gas Buang HC (dengan KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dengan penambahan oksigen/udara ke ruang bakar mesin diesel dengan tekanan 0,1 s/d 0,15 kg/cm 2 menyebabkan output putaran mesin menurun. Apabila tekanannya ditambah 1,5 s/d 2 kg/cm 2, maka output putaran mesin yaitu antara 2000-2100 rpm. Mesin diesel membutuhkan lebih banyak oksigen/udara untuk melakukan reaksi pembakaran. Ketika kebutuhan oksigen/udara pada mesin dibatasi, maka performa mesin (output putaran mesin) mengalami penurunan. Selain itu juga konsumsi bahan bakar menjadi lebih tinggi/boros, dan temperatur mesin 14

pun lebih tinggi. Kebutuhan oksigen/udara yang cukup akan mengoptimalkan performa mesin diesel. 2. Output putaran mesin antara 2000 2050 rpm menunjukkan bahwa emisi gas buang dari seluruh jenis bahan bakar baik dengan penambahan oksigen/udara atau tidak yaitu masih dalam batas aman (tidak berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan). Dengan menambahkan oksigen/udara antara 0,1 s/d 0,15 kg/cm 2 akan sedikit meningkatkan emisi gas buang pada mesin diesel. United Tractors. 2008. Multi Scania and Shop Manual HD785-5. Axle Suspension and Wheel. Wardana, ING. 2008. Bahan Bakar dan Teknologi Pembakaran. PT. Danar Wijaya Brawijaya University Press, Malang. Yasin Karagoz et al. 2011. Effect of hydrogen addition on exhaust emissions and performance of a spark ignition engine. Environmental engineering and management journal. Volume 14. No. 3, 665-672. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan sebagai pemberi dana sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. DAFTAR PUSTAKA Abhishek Waghmare et al. 2016. Performance analysis of oxygen enriched multi cylinder S. I. Engine. International journal and advance research. Volume 4, issue 4, 642-667. Nik Rosli et al. 2014. Effects of air intake pressure on the engine performance, fuel economy and exhaust emissions of a small gasoline engine. Fuel. 949-958. Nadir Yilmaz. 2011. Performance and emission characteristics of a diesel engine fuelled with biodiesel ethanol and biodiesel methanol blends at elevated air temperatures. Fuel. 440-443. 15