BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Plastik dan Laboratorium Produksi

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik, dan Laboratorium Produksi

III. BAHAN DAN METODE. Perkebunan Fakultas Pertanian, Unila dari Bulan Desember 2014 sampai Maret

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Febuari hingga April 2015.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit PTPN 7 Unit Usaha

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat dan Bahan Rancangan percobaan Perlakuan Model

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Juli 2017 di Laboratorium Bioteknologi dan Greenhouse Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Universitas Lampung, dari bulan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

UJI HAYATI MIKORIZA Glomus fasciculatum TERHADAP PATOGEN Sclerotium rolfsii PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. var.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di green house milik UMY dan Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan bulan Juni 2011 Oktober 2011.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Januari 2015.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN A.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Natar, Lampung Selatan dan

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Teknologi Benih

III. METODE PENELITIAN. Penelitian bertempat di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dan

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

METODE PENELITIAN. 3 bulan dari bulan Juni sampai dengan bulan September 2016.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi pembiakan in vitro tanaman pisang yang terdiri

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian produksi benih dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri

III. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

Faktor kedua adalah dosis Dregs (D) yang terdiri dari 4 taraf yaitu: DO = Tanpa pemberian dregs DI = 10 g dregs /kg gambut D2 = 20 g dregs /kg gambut

III. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel tanaman nanas dilakukan di lahan perkebunan PT. Great

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila),

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Agustus 2011 sampai dengan Bulan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

BABHI BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

Transkripsi:

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Plastik dan Laboratorium Produksi Perkebunan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung mulai November 2010 sampai dengan Juli 2011. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian Bahan-bahan yang digunakan antara lain tiga jenis inokulan FMA yaitu Glomus sp., Entrophospora sp., dan campuran antara Glomus sp. dengan Entrophospora sp., ( Deskripsi FMA jenis Glomus sp. dan Entrophospora sp. dapat dilihat pada Tabel 1), benih berkecambah (germinated seed) kelapa sawit jenis Tenera (DxP) yang diperoleh dari PPKS Medan, badan buah (basidiokarp) Ganoderma sp. dan tanah yang terinfeksi oleh jamur Ganoderma sp., yang berasal dari perkebunan kelapa sawit Rejosari yang positif terserang penyakit busuk pangkal batang (BPB), pupuk Urea, pupuk Phonska, media pasir, bahan organik, air aquades, larutan thrypan blue, gliserol, larutan HCl, dan larutan KOH. Alat-alat yang digunakan adalah mikroskop, autoclave, cawan petri, oven, timbangan analitik, gunting, nampan plastik, water bath, gelas ukur, cutter, polybag dan alat tulis.

22 Tabel 1. Deskripsi fungi mikoriza arbuskular. Uraian Ciri-ciri spora Reaksi terhadap Melzer Asal Entrophospora sp. Warna : kuning Ukuran : kecil Bentuk : bulat Jenis fungi mikoriza arbuskular Bagian tengah spora berwarna lebih gelap daripada bagian tepi Kebun jarak Jatim daerah Notonegoro Glomus sp. Warna : kuning orange Ukutan : kecil Bentuk : bulat Spora tidak berubah warna Kebun kelapa sawit Padang Sumatra Barat Media tanam Pasir sungai : Zeolit P-3 Pasir sungai : Zeolit P-3 Tanaman inang Jagung (Zea mays) Clotalaria juncea Gambar spora dalam larutan Melzer 3.3 Metode Penelitian Untuk menjawab pertanyaan dalam perumusan masalah dan untuk menguji hipotesis, perlakuan pada percobaan ini diterapkan dalam rancangan faktorial (4x2) dengan 5 ulangan. Faktor pertama adalah jenis FMA yaitu tanpa FMA (m 0 ), Glomus sp. (m 1 ), Entrophospora sp. (m 2 ) dan campuran Glomus sp. dengan Entrophospora sp. (m 3 ). Faktor kedua adalah Ganoderma sp. yaitu g 0 (tanah steril) dan g 1 (tanah terinfeksi Ganoderma sp.). Setiap satu satuan percobaan

diterapkan pada petak percobaan menurut rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS). 23 Setiap satuan percobaan diulang sebanyak 5 kali. Pengelompokan didasarkan pada arah cahaya matahari.. Tata letak percobaan tertera pada Gambar 1. Data yang diperoleh diuji dengan uji Bartlett untuk menguji kehomogenan ragam antar perlakuan dan kemenambahan model diuji dengan uji Tukey. Bila kedua uji tersebut tidak nyata, data dianalisis ragam. Bila uji Bartlett nyata atau uji Tukey nyata, data ditransformasi menggunakan (x+0,5). Pemisahan nilai tengah dilakukan dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 5%.

24 Ulangan 1 m 3 g 1 m 0 g 0 m 3 g 0 m 2 g 1 m 1 g 1 m 2 g 0 m 0 g 1 m 1 g 0 Ulangan 2 m 3 g 0 m 1 g 1 m 3 g 1 m 1 g 0 m 0 g 1 m 0 g 0 m 2 g 0 m 2 g 1 Ulangan 3 m 0 g 0 m 2 g 1 m 0 g 1 m 0 g 1 m 2 g 0 m 1 g 0 m 3 g 1 m 3 g 0 U Ulangan 4 m 0 g 0 m 0 g 1 m 2 g 0 m 1 g 1 m 1 g 0 m 3 g 1 m 2 g 1 m 3 g 0 Ulangan 5 m 2 g 0 m 1 g 1 m 0 g 0 m 2 g 1 m 3 g 1 m 3 g 0 m 0 g 1 m 1 g 0 Keterangan: m 0 = kontrol/tanpa mikoriza m 1 = Glomus sp. m 2 = Entrophospora sp. m 3 = Glomus sp. + Entrophospora sp. g 0 = tanah steril g 1 = tanah terinfeksi Ganoderma sp. Gambar 1. Tata letak percobaan di rumah kaca.

25 3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Penyemaian benih berkecambah kelapa sawit Media yang digunakan pada saat persemaian yaitu top soil, pasir, dan bahan organik dengan perbandingan 4:2:1 yang sebelumnya disterilkan menggunakan autoclave dengan suhu 121 0 C selama ± 1 jam sebanyak dua kali sterilisasi pada hari yang berbeda. Setelah steril, media dimasukkan ke dalam baby polybag ± 1,5 kg media/polybag. Benih kelapa sawit dikelompokkan berdasarkan ukuran benihnya. Selanjutnya, benih tersebut disemai di dalam polybag dengan satu benih per polybag. Semaian dipelihara sampai bibit berumur satu bulan. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari. 3.4.2 Inokulasi FMA Aplikasi FMA sesuai perlakuan dilakukan pada saat bibit berumur satu bulan. Bibit dengan hati-hati dikeluarkan dari polybag. Kemudian pada bagian tengah polybag yang sama dibuat lubang tanam, lalu pada lubang tersebut diletakkan inokulum mikoriza sebanyak 500 spora/polybag. Benih kelapa sawit ditanam dan lubang tanam selanjutnya ditutup dengan media hingga mencapai volume bahan tanam yang diinginkan (Gambar 2). Setelah selesai penanaman dan pelabelan sesuai dengan perlakuan, polybag-polybag disusun di dalam rumah plastik sesuai dengan tata letak percobaan. Bibit kelapa sawit tersebut dipelihara sampai berumur 3 bulan dan dipupuk dengan Urea dengan dosis 2 g/l untuk 100 bibit kelapa sawit setiap 2 minggu sampai bibit berumur 12 minggu atau 3 bulan.

26 Bibit umur 1 bulan Polybag Gambar 2. Inokulasi FMA dan penanaman bibit kelapa sawit. FMA Media 3.4.3 Pemberian perlakuan Ganoderma sp. Untuk perlakuan Ganoderma sp. disiapkan sebanyak 20 polybag berisi tanah steril ( masing-masing berisi 5 kg tanah) dan 20 polybag berisi tanah tidak steril (terinfeksi Ganoderma sp.) yang berasal dari daerah perkebunan kelapa sawit PTPN VII Rejosari, Natar. Media tanah yang tidak steril dicampur dengan potongan-potongan basidiokarp Ganoderma sp. secara merata, kemudian media tanah steril dan tidak steril dimasukkan ke dalam polybag. Pada bagian tengah polybag yang telah berisi media tanam tersebut dibuat lubang tanam. Kemudian, bibit kelapa sawit yang telah berumur 3 bulan dilepaskan polybagnya dengan hatihati ditanam dalam lubang tanam pada masing-masing polybag sesuai dengan perlakuan. Lubang tanam selanjutnya ditutup dengan media hingga mencapai volume bahan tanam yang diinginkan. 3.4.4 Perawatan tanaman setelah tanaman berumur 3 bulan Penyiraman tanaman dilakukan setiap pagi dan sore hari. Pemupukan dilakukan setiap dua minggu sekali dengan menggunakan dosis seperti tertera pada Tabel 2. Pengendalian hama dilakukan secara manual.

27 Tabel 2. Standar pemupukan bibit kelapa sawit pada pembibitan utama. Umur (minggu) Dosis pupuk NPK 15:15:15 (g/polybag) 14 1,25 16 1,25 18 2,50 20 2,50 3.4.5 Pengamatan Penelitian diakhiri setelah bibit berumur 8 bulan (5 bulan setelah perlakuan Ganoderma sp.). Untuk menguji kesahihan kerangka pemikiran dan hipotesis, pada akhir penelitian dilakukan pengamatan terhadap peubah-peubah sebagai berikut: 1. Tinggi tanaman (cm). Tinggi bibit kelapa sawit diukur dari pangkal batang sampai ujung daun terpanjang. 2. Jumlah daun (helai). Daun yang dihitung adalah daun yang telah membuka sempurna. 3. Bobot basah tajuk (g). Media dibongkar kemudian tajuk bibit dipisahkan dari media dan dibersihkan lalu ditimbang. 4. Bobot kering tajuk (g). Menimbang tajuk bibit kelapa sawit yang sudah dioven pada suhu 70 0 C selama 48 jam atau sampai bobotnya konstan. 5. Bobot basah akar (g). Akar bibit kelapa sawit dipisahkan dari tajuknya kemudian ditimbang. 6. Bobot kering akar (g). Akar dioven pada suhu 70 0 C sampai bobotnya konstan, lalu ditimbang. 7. Volume akar (ml). Akar dipisahkan dengan tajuk kemudian akar dimasukkan ke gelas ukur 1 L yang telah diisi air sebanyak 500 ml. Selisih

28 antara volume akhir dengan volume awal kemudian dicatat sebagai volume akar. 8. Persen infeksi FMA pada akar bibit kelapa sawit (%). Pengamatan dilakukan setelah dilakukan pengambilan data panen. Pengamatan terhadap terjadinya infeksi FMA dilakukan sebagai berikut: Sampel akar diambil sebanyak 20 helai (akar sekunder) dari setiap tanaman, kemudian dicuci sampai bersih dan dimasukkan ke dalam botol film. Botol yang telah berisi sampel akar diisi dengan larutan KOH 10% sampai seluruh sampel akar terendam dan dikukus dalam waterbath dengan suhu 80 C selama 15 menit untuk membersihkan sel dari sitoplasma. Setelah itu larutan KOH dibuang, dan akar dicuci dengan air yang mengalir, kemudian sampel akar direndam kembali dengan larutan HCL 1% dan dikukus lagi dalam waterbath dengan suhu 80 C selama 10 menit. Selanjutnya, larutan HCL dibuang dan akar diwarnai dengan cara merendamnya dalam larutan Trypan Blue 0,05% (0,5 gram Trypan blue dalam 450 ml glycerol + 50 ml HCL 1% + 500 ml aquades) dan dikukus dalam waterbath dengan suhu 80 C selama 10 menit. Akar yang sudah diwarnai kemudian disusun di atas preparat untuk diamati di bawah mikroskop majemuk dengan perbesaran 100 kali. Pengamatan menggunakan mikroskop majemuk bertujuan untuk mengetahui adanya hifa (untaian benang) diantara lapisan sel korteks tanaman yang terbentuk sebagai tanda terjadinya infeksi mikoriza. Selain itu untuk mengetahui adanya vesikle dan arbuskular dalam akar. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase infeksi akar oleh FMA adalah sebagai berikut:

29 Σ pengamatan yang positif terinfeksi Infeksi akar (%) = x 100% Total pengamatan 9. Penghitungan persentase infeksi Ganoderma sp. pada bibit kelapa sawit (%). Pengamatan dilakukan setelah panen pengambilan data. Pengamatan terhadap terjadinya infeksi Ganoderma sp. dilakukan sebagai berikut: Akar dibersihkan dari tanah menggunakan air agar terlihat warna yang jelas pada akar. Pengamatan dilihat dari nekrosis yang terdapat pada setiap akar primer. Nekrosis merupakan matinya organ atau jaringan tanaman akibat patogen yang ditandai dengan adanya warna coklat atau busuk pada akar atau daun. Pengamatan dilakukan secara makroskopik. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase infeksi akar oleh Ganoderma sp. adalah sebagai berikut: Σ akar primer yang terinfeksi/nekrosis Infeksi akar (%) = x 100% Σ sampel akar primer yang diamati