Kata Kunci: Hipertensi, tekanan darah, slow deep breathing.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SLOW DEEP BREATHING TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah komitmen negara terhadap rakyat

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai perkembangan penyakit yang bersifat degeneratif.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat stress yang dialami. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. ringan (TD diastole ), sedang (TD diastole ), dan berat (Td

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

ABSTRAK. Kata kunci : Relaksasi Autogenik, SDB dan Tekanan Darah Referensi (118: ) vii

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Chan, sekitar 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka kematian

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

PENGARUH LATIHAN NAFAS DALAM TERHADAP SENSITIVITAS BARORFLEKS ARTERI PADA KLIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RSUD LABUANG BAJI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sejarah, kebanyakan penduduk dapat hidup lebih dari 60 tahun. Populasi

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

PERBEDAA EFEKTIFITAS TEK IK RELAKSASI OTOT PROGRESIF DA RELAKSASI AFAS DALAM TERHADAP TEKA A DARAH PADA PASIE HIPERTE SI

BAB I PENDAHULUAN. hal ini dijelaskan dalam undang - undang Nomor 17 tahun 2007 tentang rencana

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya mengubah gaya hidup manusia. Konsumsi makanan cepat saji, kurang

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

Terapi Relaksasi Napas Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pasien Hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai silent killer, karena hampir tidak ditemukan gejala sama. mendadak meninggal dunia (Rofi ie I, 2010).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

General Relaxation Effect On Blood Pressure Of Hypertension Patients In The Department Of Healthy City Madiun


memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. disebut the silence disease. Penyakit ini juga dikenal sebagai heterogenous

ABSTRAK. PENGARUH JUS BEET (Beta vulgaris L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat menyebabkan meningkatnya Umur Harapan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi dimana jika tekanan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUN BUDI AGUNG KOTA KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK PENGARUH SEDUHAN DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. cenderung lebih cepat (Bandiyah, 2009). dunia. Penduduk lansia di indonesia mencapai 9,12% (BPS, 2014). Jumlah

Transkripsi:

1 ABSTRAK Hipertensi menjadi salah satu penyakit tidak menular yang menjadi perhatian utama karena angka kejadian yang tinggi di dunia. Salah satu terapi non farmakologis hipertensi yang dapat dilakukan adalah slow deep breathing yang merupakan metode relaksasi yang dapat mempengaruhi barorefleks tubuh dan menurunkan tekanan darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian slow deep brething terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian pre-eksperimental. Desain yang digunakan adalah one group pre test post test design dengan intervensi berupa latihan slow deep breathing selama 21 hari 2 kali dalam sehari. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 28 orang berusia 35-80 tahun yang dipilih dengan teknik sampling probability sampling jenis simple random sampling. Waktu penelitian berlangsung 28 hari dari tanggal 28 Maret sampai 25 April 2016. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat untuk karakteristik responden dan analisa bivariate untuk pengaruh slow deep breathing terhadap tekanan darah. Uji bivariate menggunakan Wilcoxon karena data tidak terdistribusi normal, dengan hasil nilai signifikan (p)=0,000 yang berarti p<0,05 dengan tingkat kesalahan 5% maka H 0 (nol) ditolak. H 0 (nol) ditolak artinya slow deep breathing memberi pengaruh terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Kesimpulannya adalah ada pengaruh pemberian slow deep breathing terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan penggunaan slow deep breathing sebagai terapi non farmakologis untuk hipertensi. Kata Kunci: Hipertensi, tekanan darah, slow deep breathing. Referensi (63:2005-2015)

2 ABSTRACT Hypertension is one of non-communicable diseases, which is become major interest because mortality and morbidity of hypertension is the highest in the world. Slow deep breathing is non pharmacology therapy that can influence baroreflex and decrease the blood pressure. This research aimed to know the influence of slow deep breathing on blood pressure of hypertension patient in Puskesmas I Denpasar Timur. This research was pre experimental quantitative study. Design of this study was using one group pre test post test design with the intervention was slow deep breathing during 21 days, twice a day. The amount of sample in this study was 28 patients, in 35-80 years old which is chosen by simple random sampling technique. This research was conducted from March 28 th until April 25 th 2016. Univariate test was used to analyze respondent s characteristics and bivariate test was used to analyze the difference of systolic and diastolic blood pressure to pre test and post test. The Bivariate test was using Wilcoxon because the data wasn t normal distributed. The result of bivariate test was significant (pvalue =0,000), with level of confidence 5% so H 0 was rejected. The conclusion of this study: there was influence of slow deep breathing in decrease the blood pressure of hypertension patients in Puskesmas I Denpasar Timur. Based on the result of this study, It is suggested to use slow deep breathing as non pharmacology therapy for hypertension. Key Word: Blood pressure, hypertension, slow deep breathing. Reference (63:2005-2015)

3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi menjadi salah satu penyakit tidak menular yang menjadi perhatian utama karena angka kejadian yang tinggi di dunia. World Health Organisation (WHO) tahun 2012 menyatakan bahwa angka kejadian hipertensi mencapai 50% dari total penduduk dunia. Hipertensi yang diketahui dan mendapatkan pengobatan adalah 25% dan sebanyak 12,5% yang mendapat penanganan dengan baik (WHO, 2012). Kejadian hipertensi di Amerika Serikat pada tahun 2010 adalah 77,9 juta kasus pada orang dewasa (Benjamin, et al., 2014). Prevalensi kejadian hipertensi di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Kemenkes RI (2013) menyatakan bahwa terjadi peningkatan prevalensi hipertensi dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 mendapatkan angka kejadian hipertensi pada seseorang dengan usia 18 tahun di Indonesia adalah sebesar 25,8% (Kemenkes RI, 2013). Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali mencatat hipertensi sebagai masalah kesehatan masyarakat terbesar sepanjang tahun 2013 hingga 2014. Dinas Kesehatan Provinsi Bali (Dinkes Bali) mencatat jumlah kasus hipertensi di seluruh Puskesmas di Provinsi Bali pada tahun 2013 adalah 108.295 kasus. Kejadian hipertensi yang tercatat melalui data Puskesmas di seluruh Provinsi Bali pada tahun 2014 berjumlah 114.421 kasus dan menduduki peringkat ke dua dalam 10 besar penyakit pada pasien di Puskesmas (Dinkes Bali, 2014). Data yang diperoleh melalui Dinas Kesehatan Kota Denpasar (Dinkes Denpasar) sepanjang tahun 2014 tercatat sebanyak 4.048 kasus hipertensi primer pada laki-laki dan 4.685 kasus hipertensi primer pada perempuan (Dinkes Denpasar, 2015). Hipertensi dapat menjadi ancaman serius apabila tidak mendapatkan penatalaksanaan yang tepat karena dapat menyebabkan komplikasi kardiovaskular. Tekanan darah tidak terkontrol akan mengakibatkan stroke, infark miokard, gagal ginjal, ensefalopati, dan kejang (Corwin, 2009). Penyempitan pembuluh darah akibat hipertensi dapat menyebabkan berkurangnya suplai darah 1

4 dan oksigen ke jaringan yang akan mengakibatkan mikroinfark pada jaringan (Price & Wilson, 2006). Komplikasi berat hipertensi adalah kematian karena obstruksi dan rupturnya pembuluh darah otak (Price & Wilson, 2006). Pengobatan hipertensi dapat dilakukan melalui terapi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengontrol tekanan darah. Pengobatan farmakologis standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli hipertensi yaitu obat diuretik, penyekat beta, antagonis kalsium, dan penghambat ACE (Angiotensin Converting Enzyme) (Gunawan, 2007). Terapi nonfarmakologis yang wajib dilakukan oleh penderita hipertensi yakni mengontrol asupan makanan dan natrium, menurunkan berat badan, pembatasan konsumsi alkohol dan tembakau, serta melakukan latihan dan relaksasi (Smeltzer & Bare, 2011). Salah satu terapi nonfarmakologis yang dapat dilakukan pada penderita hipertensi primer yaitu latihan slow deep breathing karena termasuk ke dalam latihan dan relaksasi (Joseph, et al., 2006; Sepdianto, Nurachman, & Gayatri, 2010; Kaushik, Kaushik, Mahajan, & Rajesh, 2006). Slow deep breathing merupakan salah satu bagian latihan relaksasi dengan teknik latihan pernafasan yang dilakukan secara sadar. Slow deep breathing adalah relaksasi yang disadari untuk mengatur pernapasan secara dalam dan lambat (Martini, 2006). Terapi relaksasi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat mengatasi berbagai masalah misalnya stres, ketegangan otot, nyeri, hipertensi, gangguan pernapasan, dan lain-lain (Martini, 2006). Relaksasi secara umum merupakan keadaan menurunnya kognitif, fisiologi, dan perilaku (Potter & Perry, 2006). Tubuh memberi beberapa respon khas ketika proses relaksasi yakni menurunnya denyut nadi, jumlah pernapasan, penurunan tekanan darah, dan konsumsi oksigen (Potter & Perry, 2006). Slow deep breathing berdasar penelitian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi primer yang diberikan latihan selama 10 samapi 15 menit. Latihan slow deep breathing yang dilakukan sebanyak enam kali permenit selama 15 menit memberi pengaruh terhadap tekanan darah, meningkatkan sensitivitas baroreseptor dan dapat menurunkan

5 aktivitas sistem saraf simpatis serta meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatis pada penderita hipertensi primer (Joseph, et al., 2006; Sepdianto, Nurachman, & Gayatri, 2010). Khausik, et al (2006) melakukan penelitian dengan memberikan latihan slow deep breathing dan mental relaksation pada penderita hipertensi primer selama 10 menit memberi dampak terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik, suhu tubuh, denyut nadi serta pernafasan. Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti pada bulan Agustus 2015 di Puskesmas I Denpasar Timur didapatkan data bahwa kasus hipertensi masuk ke dalam daftar 10 besar penyakit sepanjang tahun 2013 hingga 2015. Data kasus hipertensi pada tahun 2013 berjumlah 1.531 kasus dan meningkat pada tahun 2014 menjadi 4.144 kasus. Kasus hipertensi pada bulan Januari hingga Juli tahun 2015 tercatat berjumlah 2.841 kasus. Penderita hipertensi pada bulan Juli tahun 2015 berjumlah 142 orang. Penderita hipertensi berjenis kelamin perempuan berjumlah 76 orang dengan rentang usia 15 tahun sampai 70 tahun dan penderita hipertensi laki-laki berjumlah 66 orang dengan rentang usia 20 tahun hingga 70 tahun. Data penderita hipertensi di setiap kelurahan yaitu Sumerta 40 orang, Sumerta Kelod 33 orang, Sumerta Kaja 25 orang, Sumerta Kauh 24 orang, Dangin Puri 32 orang, dan kelurahan Dangin Puri Kelod berjumlah 30 orang. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas I Denpasar Timur pada tanggal 18 Agustus 2015 terdapat 10 pasien poli umum yang mengalami hipertensi. Rata-rata hasil pengukuran tekanan darah pada 10 pasien tersebut adalah 150/95mmHg. Dari kesepuluh pasien tersebut tidak ada yang mendapatkan terapi nonfarmakologis dan intervensi keperawatan. Hasil wawancara dengan petugas Puskesmas I Denpasar Timur dinyatakan bahwa belum pernah dilakukan pemberian terapi nonfarmakologis berupa latihan slow deep breathing sebagai intervensi keperawatan dalam penanganan hipertensi. Hal ini menunjukkan perlu dikembangkannya pemberian terapi nonfarmakologis berupa latihan slow deep breathing di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu diberikan suatu intervensi keperawatan untuk membantu mengatasi masalah tekanan darah tinggi di wilayah

6 kerja Puskesmas I Denpasar Timur. Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai Pengaruh Pemberian Slow Deep Breathing Terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Primer di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur khususnya pada wilayah kelurahan Sumerta. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Ada Pengaruh Pemberian Slow Deep Breathing terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Timur? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujan umum dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian slow deep brething terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Mengidentifikasi karakteristik responden (usia, jenis kelamin, dan pola hidup). b. Mengetahui tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum pemberian latihan slow deep breathing. c. Mengetahui tekanan darah sistolik dan diastolik sesudah pemberian latihan slow deep breathing. d. Mengidentifikasi perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah pemberian latihan slow deep breathing.

7 1.4 Manfaat Penelitian Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1.4.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis yang peneliti harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam praktik keperawatan tentang pemberian latihan slow deep breathing pada klien dengan hipertensi. b. Membantu meningkatkan pemahaman dan kualitas dari tindakan keperawatan yang dilakukan. c. Sebagai data dasar melaksanakan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan slow deep breathing atau penelitian yang berhubungan dengan manajemen tekanan darah pada penderita hipertensi. 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis yang peneliti harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bagi Tenaga Kesehatan Penelitian ini memberikan pilihan strategi bagi perawat dalam menerapkan manajemen hipertensi secara nonfarmakologis dan menggunakan intervensi mandiri keperawatan. b. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan Penelitian ini memberikan masukan bagi institusi dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan pada penderita hipertensi dan dapat dijadikan sebagai suatu bukti untuk mengembangkan praktik keperawatan.