PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTEGRASI (SLT) JUDUL: PEMBELAJARAN LAPANG BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN LITERASI LINGKUNGAN MELALUI STUDI LAPANG TERINTEGRASI DI YOGYAKARTA 26-29 November 2017 DISUSUN OLEH: Ikhza Naharul Umam (201410070311128) DOSEN PEMBIMBING Husamah, S.Pd, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
OKTOBER 2017
HALAMAN PENGESAHAN Judul: PEMBELAJARAN LAPANG BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN LITERASI LINGKUNGAN MELALUI STUDI LAPANG TERINTEGRASI DI YOGYAKARTA Tempat/Tujuan SLT: Yogyakarta Tanggal Pelaksanaan: 26-29 November 2017 Mengetahi, Dosen Pengampu Malang, 19 Oktober 2017 Penyusun Husamah, S.Pd,M.Pd NIDN 0718108501 Ikhza Naharul Umam NIM 201410070311128 Mengetahui, Ketua Prodi Pendidikan Biologi Dr.Yuni Pantiwati, M.M, M.Pd NIP 19640601 199011 2 001 iii
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan proposal Studi Lapang Terintergrasi (SLT) dengan judul Pembelajaran Lapang Berbasis Kearifan Lokal untuk Mengembangkan Kemampuan Literasi Lingkungan Melalui Studi Lapang Terintegrasi di Yogyakarta. Kami menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Proposal ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Proposal ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Malang, 19 Oktober 2017 Penyusun iv
DAFTAR ISI Halaman Cover... i Halaman Pengesahan... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv BAB I Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang Kegiatan... 1 1.2 Rumusan Kegiatan... 2 1.3 Tujuan Kegiatan... 2 1.4 Manfaat Kegiatan... 2 BAB II Gambaran Umum Instansi... 4 2.1 Profil Singkat... 4 2.2 Benyuk Layanan Jasa... 4 2.3 Fasilitas yang Dimiliki... 5 Daftar Pustaka... 6 v
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan peraturan pemerintah No 19 tahun 2005 pasal 19, bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan. Berkenaan dengan hal tersebut, berkaitan dengan salah satu tujuan Mahasiwa Biologi yang saat ini sedang menempuh matakuliah Studi Lapang Terintegrasi yang mengharuskan untuk mengadakan suatu kegiatan pembelajaran outdoor ke beberapa tempat yang sudah ditentukan. Tentunya pemilihan tempat disesuaikan dengan kebutuhan yang berkaitan dengan matakuliah SLT dengan mengharapkan mahasiswa dapat menimba ilmu-ilmu yang baru di tempat yang dikunjungi, artinya tidak hanya terpaku pada pengetahuan secara teoritis saja yang dinyatakan dalam sebuah informasi melalui buku, internet atau sebagainya melainkan dapat melihat, dan mempelajari secara langsung sehingga dapat menambah wawasan literasi mahasiswa tentang berbagai disiplin ilmu biologi. Tiga pokok kemampuan dasar yang harus dimiliki mahasiswa, khususnya calon guru untuk dapat bersaing di dunia global adalah knowledge, skill, dan attitude. Ketiga kemampuan tersebut, tidak semuanya dapat di peroleh dari bangku perkuliahan (kegiatan belajar mengajar di kelas), tetapi dapat di peroleh dari praktek nyata di lapangan (melalui terjun lapang, praktik langsung, dan pengamatan). Studi Lapang Terintegrasi adalah mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa, sebagai salah satu prasyarat untuk menyelesaikan studi. Mata kuliah ini berbobot 1 SKS. Studi Lapang Terintegrasi diharapkan berbasis 2 hal, yaitu keilmuan biologi dan pendidikan/pembelajaran. Studi Lapang Terintegrasi diharapkan dapat menjadi salah satu sarana untuk melengkapi ketiga aspek tersebut dengan melakukan wisata ke suatu tempat 1
yang sudah ditentkan dengan melihat kebutuhan yang harus dipenuhi khususnya oleh mahasiswa Biologi dalam pencapaian kompetensi. Kunjungan ke yogakarta diantaranya jogja green school, laboratorium biologi UGM, wildlife rescue center Yogyakarta, dan desa sukunan Yogyakarta. Jogja green school merupakan sekolah yang berbasis alam dimana mahasiswa akan diajarkan tentang sistem pembelajaran yang berbasis alam. Sekolah ini menggunakan pembelajaran dimana siswa berinteraksi langsung dengan alam. Pembelajaran eksperiensial adalah suatu pendekatan pembelajaran yang mengutamakan interaksi siswa dengan lingkungan atau memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman (Istiqomayanti, 2016). Laboratorium Bilogi UGM (Laboratorium biologi umum, genetika dan pemuliaan) merupakan laboratorium di jurusan biologi UGM yang sudah terakreditasi. Pada destinasi ini mahasiswa biologi akan mempelajari secara detail laboratorium yang lebih lengkap dan mengetahui secara langsung laboratorium genetika dan pemuliaan yang belum pernah di temui di UMM. Wildlife Rescue Center Jogja merupakan tempat konservasi satwa liar dimana mahasiswa akan diajarkan mengenai penyelamatan satwa liar, rehabilitasi satwa liar, dan sosialisasi satwa liar. Desa Sukunan Jogja merupakan desa yang berbasis lingkungan. Pendidikan lingkungan merupakan salah satu faktor penting untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan hidup. Pendidikan lingkungan dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dalam mencari pemecahan dan pencegahan timbulnya masalah lingkungan (Adam, 2014). Permasalahan lingkungan hidup berakar dari perilaku manusia masih sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, salah satu faktor penyebabnya adalah belum maksimalnya capaian pembelajaran lingkungan hidup pada dunia pendidikan (Prasetyo, 2017). Sehingga pada kunjungan di Desa Sukunan Jogja mahasiswa akan mempelajari cara pengelolaan limbah atau sampah menjadi kerajinan maupun produk yang bermanfaat. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses pembelajaran di jogja green school? 2
2. Bagaimana proses manajemen Laboratorium Biologi Universias Gajah Mada? 3. Bagaimana proses konservasi satwa di Wildlife Rescue Center (WRC) Yogyakarta? 4. Bagaimana sistem pengelolaan lingkungan di Desa Sukunan Yogyakarta? 1.3. Tujuan 1. Mengetahui proses pembelajaran di jogja green school. 2. Mengetahui manajemen Laboratorium Biologi Universitas Gajah Mada 3. Mengetahui proses konservasi satwa di Wildlife Rescue Center (WRC) Yogyakarta. 4. Mengetahui sistem pengelolaan lingkungan di Desa Sukuna Yogyakarta.. 1.4. Manfaat Berdasarkan kegiatan Studi Lapang Terintegrasi (SLT) di Yogyakarta,mahasiswa diharapkan memperoleh hasil sebagai berikut: 1. Mampu memberikan bekal atau kemampuan dasar berupa knowledge, skill, dan attitude kepada mahasiswa biologi dalam menghadapi persaingan global. 2. Memberikan pengalaman dan pengetahuan melalui obyek, situasi, dan kondisi lingkungan yang nyata, yang mana tidak ditemukan dalam pembelajaran di dalam kelas. 3. Menjadi saarana pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan. 3
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1. Jogja Green School Jogja Green School didirikan atas inisiatif kerjasama antara Bapak Suhardiono dengan Ibu Eny Krisnawati pada tahun 2009. Tujuan atas pendirian sekolah ini yaitu pentingnya membangun nilai-nilai universal dalam masa pendidikan dasar seorang anak, sehingga ke depannya muncul para generasi bangsa yang berpribadi baik hati, sayang sesama, semangat berkarya, mandiri dan cinta lingkungan. Jogja Green School merupakan sekolah berbasis alam dan lingkungan serta pendidikan budi pekerti. Sekolah ini menerapkan model pendidikan berbasiskan sistem belajar dengan alam sebagai laboratorium utamanya yang bernuansa menyenangkan bagi siswa dan guru. Laboratorium kehidupan dimana hubungan keterkaitan manusia dengan alam dijalin dan dirangkai dalam kenyataan kehidupan (keseharian). Hal ini menjadikannya sebagai tempat yang dapat memperkaya kesadaran dan rasa cinta pada alam bagi semua insane yang terlibat di dalamnya. 2.2. Laboratorium Biologi UGM Laboratorium biologi Universitas Gaja Mada merupakan laboratorium dibawah naungan fakultas biologi UGM. Pada laboratorium biologi UGM terdapat laboratorium biokimia, ekologi dan konservasi, genetika dan pemuliaan, mikrobiologi. Struktur pengembangan tumbuhan, fisologi tumbuhan, bioteknologi, sistematika tumbuhan, struktur dan perkembangan hewan, entomologi, fisiologi hewan, biologi umum, dan sistematika hewan. Di dalam laboratorium biologi juga terdapat museum biologi yang memiliki beberapa koleksi diantaranya: 4
Koleksi binatang tak bertulang belakang (invertebrate) dan binatang bertulang belakang (vertebrata) Koleksi tumbuh-tumbuhan yang diawetkan dalam bentuk Herbarium kering dan basah, yaitu : Herbarium kering lebih kurang 1.672 species dari 180 familia, dan Herbarium basah lebih kurang 350 buah Koleksi fosil, terdiri dari beberapa fosil hewan dan tumbuh-tumbuhan, 4. Aquaria, diantaranya beberapa jenis ikan dan tumbuh-tumbuhan air yang masih hidup, dikoleksi dalam beberapa aquarium. Beragam koleksi kerangka fauna juga akan memperkaya khasanah pengetahuan pengunjung. Kerangka gajah Nyi Bodro yang berasal dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Badak Jawa, Dugong, Kuda dan Walabi merupakan sebagian koleksi kerangka unggulan Museum Biologi UGM. Koleksi flora ditampilkan dalam bentuk awetan kering dan basah. Koleksi biji dan tanaman obat yang mewakili tradisi dan budaya juga dimiliki oleh Museum Biologi UGM. 2.3. Wildlife Rescue Center Taman Satwa Wildlife Rescue Centre (WRC Jogja) merupakan nama sebuah site di bawah manajemen Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta sebuah lembaga non-profit & non-pemerintah yang bergerak di bidang konservasi satwa liar. Kegiatan utama di WRC Jogja adalah penyelamatan satwa, rehabilitasi satwa, pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi mengenai satwa liar (Anonim). Lokasi: 5
Dusun Paingan, Desa Sendangsari Kecamatan Pengasih, Kulonprogo 55652 Telp. (0274) 7493977 Website: www.wildliferescuecentre.org Di WRC, setiap hewan akan dilatih dan pada saatnya dikembalikan ke dalam kehidupan alamiah mereka, sehingga mereka akan paham dengan ekosistem asalnya. Hewan-hewan yang sudah memenuhi syarat untuk dikembalikan ke habitatnya akan dilepasliarkan untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan survival hewan tersebut. WRC juga mempunyai program-program yang mengajak orang untuk berempati kepada satwa. Di antaranya Wildlife Foster Parent: mengadopsi satwa dengan memberikan donasi salah satunya untuk kebutuhan makan hewan dan Voluntary Program: ikut dalam kegiatan sehari-hari satwa seperti membuatkan sulur-sulur untuk Orang Utan atau ikut memberi makan hewan tetapi peserta sama sekali tidak boleh menyentuh dan bermain-main dengan hewan. Selama ini peserta program kebanyakan pelajar atau mahasiswa dari Belanda, Inggris, dan Australia. Program-program tersebut dibuka pada setiap medio Juni-Juli. Kini di area seluas 14 hektar WRC juga membangun dan membuat fasilitas pendukung untuk kegiatan-kegiatan Outbond, Camping, dan penginapanpenginapan bagi mereka yang ingin punya kegiatan dengan gaya alam bebas (Anonim, 2015). Berikut ini fasilitas yang dimiliki oleh Wildlife Rescuue Center Yogyakarta: Penginapan atau hotel: 10 kamar (AC dan non AC) bisa menampung 20-30 orang Cottage atau pondok desa: 6 rumah, masing-masing pondok untuk 6-8 orang Dormitori: bisa menampung 60 orang Aula: bisa sampai 200 orang Camping Ground: seluas 3 hektare bisa untuk 250 anak (Anonim, 2015) Orangudome, Semacam kubah (dome) untuk orang utan yang dibuat menyerupai hutan asli layaknya tempat tinggal mereka di alam liar. Dua orangudome 6
berukuran kecil (14x14x8 meter) dapat menampung 8-12 orang utan. Kubah ini berfungsi sebagai kubah introduksi yang digunakan untuk mengobservasi orang utan hasil sitaan atau penyerahan sukarela dari masyarakat. Selain kubah kecil, terdapat pula kubah super besar yang berdiameter hingga 125 meter dengan ketinggian mencapai 25 meter. Orang utan yang telah diobservasi nantinya akan ditempatkan di sini (Retno, 2015). 2.4. Desa Sukunan Yogyakarta Desa Sukunan adalah desa wisata berbasis lingkungan atau disebut ecotourism, yang memulai hal ini sejak tahun 2003. Sukunan yang berada sekitar lima kilometer dari Tugu Yogyakarta ke arah barat itu, resmi menjadi Kampung Wisata Lingkungan sejak 19 Januari 2009. Sebagai Kampung Wisata Lingkungan, Sukunan menawarkan beragam kegiatan berbasis lingkungan kepada para wisatawan. Wisatawan yang mampir ke Sukunan dapat belajar tentang cara mengolah sampah untuk dijadikan barang kerajinan maupun produk lain yang bermanfaat. Selain itu, wisatawan juga bisa menikmati pemandangan khas perdesaan yang masih asri. Desa Sukunan menjadi sebuah kampung wisata berbasis lingkungan karena masyarakat Sukunan telah menjalankan proses pengolahan sampah secara mandiri baik di tingkat rumah tangga hingga di tingkat kelompok. Kegiatan ini pun menghasilkan berbagai produk olahan sampah yang memiliki nilai lebih seperti aneka produk kerajinan dari sampah plastik, kerajinan dari kain perca serta pupuk kompos dari sampah organik. 7
8
DAFTAR PUSTAKA Adam, A.F.I. (2014). Analisis implementasi kebijakan kurikulum berbasis lingkungan hidup pada program adiwiyata mandiri di SDN 2 Dinoyo Malang. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan 2(2): 166 Anonim. Taman satwa wildlife rescue center (online). https://gudeg.net/direktori/3720/taman-satwa-wildlife-rescue-centre-.html. Diakses pada 19 Oktober 2017. Anonim. (2015). WRC, agar hewan tak asing pulang ke alam (online). http://jalanjogja.com/agar-hewan-tak-asing-pulang-ke-alam/. Diakses pada 19 Oktober 2017. Husamah. (2013). PEMBELAJARAN LUAR KELAS (OUTDOOR LEARNING). Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. http://researchreport.umm.ac.id/index.php/researchreport/article/view/1214/1425 Istikomayanti, Y., Suwono, H. & Irawati, M. H. (2016. EXPERENTIAL LEARNING GROUP INVESTIGATION AS EFFORT TO DEVELOPT ENVIRONMENTAL LITERACY ABILITY AT 5th GRADE STUDENTS OF MADRASAH IBTIDAIYAH. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 2(1): 57-71. Prasetiyo, N.A. dan Perwiraningtyas, Pertiwi. (2017). The Development of Environment based Textbook in Biology Course at Tribhuwana Tunggadewi University. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia 3(1): 19-27. Retno. (2015). Wisata edukasi di wildlife rescue center, kulon progo (online). http://yogyakarta.panduanwisata.id/headline/wisata-edukasi-diwildliife-rescue-center-kulon-progo/. Diakses pada 19 Oktober 2017 9