BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Risma Rosyanti,2013

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendidikan dan yang ditegaskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup manusia. kearah kearifan ( wisdom), pengetahuan ( knowledge), dan etika ( conduct).

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. hlm, Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid II, Erlangga, Jakarta, 1998, hlm. 7

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. umat manusia merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (SISDIKNAS) dan penjelasannya, (Jogjakarta: Media Wacana Press), hlm. 12.

BAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan proses tranformasi budaya dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam Djumhur

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tanggung jawab kita semua, baik itu orang tua, masyarakat maupun pemerintah. Pendidikan adalah instrumen yang amat penting bagi setiap bangsa untuk meningkatkan daya saingnya dalam percaturan politik, ekonomi, hukum, budaya dan pertahanan pada tata kehidupan masyarakat dunia global. Sadar akan hal itu, negara maju sekalipun selalu membangun dunia pendidikannya tanpa henti-hentinya. Bahkan ada kecenderungan yang amat jelas bahwa negara maju semakin meningkatkan investasinya dalam dunia pendidikan. Semakin intensif melakukan investasi dalam dunia pendidikan, semakin meningkat daya saing mereka. Hal ini terjadi karena peningkatan daya saing sesuatu memerlukan kualitas sumber daya manusia yang prima. Kita sebagai umat Islam telah diingatkan oleh Allah SWT akan penting pendidikan bagi kelangsungan hidup manusia. 14 abad silam yang lalu, Allah SWT menurunkan al-qur'an melalui perantara Malaikat Jibril kepada hati sanubari baginda Rasul Muhammad pertama kali surah AlAlaq 1-5 yang berbunyi sebagai berikut : 1

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(qs. Al-Alaq: 1-5) 1 Ayat tersebut di atas memberikan pelajaran bagi kita semua untuk memperhatikan pendidikan, terutama pendidikan agama Islam. Karena dalam pendidikan Islam mencakup seluruh sendi kehidupan umat manusia, baik itu yang berhubungan dengan ibadah maupun muamalat. Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam pembinaan kepribadian seseorang. Pendidikan berlangsung dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan sebagai sebuah bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Tujuan pendidikan sebagaimana termaktub dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3, yang menjelaskan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta 1 Depag RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Jakarta: Bumi Restu, 1974), Hlm.1079 2

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Dalam kehidupan sehari-hari, kita menyaksikan banyak kaum intelegensi yaitu orang-orang yang banyak pengetahuannya, tidak mampu memanfaatkan pengetahuan tersebut untuk menciptakan kebahagiaan baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat. Mereka cenderung berfikir bebas tanpa mengenal ikatan-ikatan, berperasaan tanpa adanya tenggang rasa, bertingkah laku tanpa mengenal baik buruk atau halal dan haram kalau demikian keadaan manusia, maka kemudian manusia itu akan meruntuhkan nilai-nilai kemanusiaannya sendiri dan berubahlah dari mahluk Tuhan yang tinggi derajatnya kepada mahluk Tuhan yang hina. 3 Untuk itu diperlukan pengendalian kecenderungan tersebut, sehingga tidak mudah menerima rangsangan yang mengarah kepada kesalahan. Dan untuk itu dibutuhkan agama dalam bentuk pengamalan ajaran-ajarannya yang dilakukan dengan istiqomah (terus menerus) dan khusyu dalam kehidupannya, karena ajaran-ajaran agama didalamnya 2 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Rosda Karya, 2006), hlm.139-140 3 Sahilun A. Nasir & Hafi Anshari, Pokok-Pokok Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1984), hlm. 57-58 3

dapat membimbing manusia kearah kepada kebaikan dan kebenaran. 4 Secara umum, Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 5 Menurut Zakiah Drajat bahwa Pendidikan Agama hendaknya dapat mewarnai kepribadian anak, agar agama ini benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi pengendali dalam hidupnya di kemudian hari. 6 Pendidikan Agama Islam tidak tertuju kepada pembentukan kemampuan akal saja. Dengan pengetahuan agama, seseorang belum tentu memahami sesuatu yang dimaksud secara mendalam. Selain pengetahuan, pengembangan dan pemahaman keagamaan dalam diri seseorang juga sangat penting. Seseorang yang memiliki pemahaman agama akan melaksanakan ajaran agama dengan penuh keikhlasan semata-mata karena Allah SWT. 4 Heny Narendrany Hidayati & Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, (Jakarta: UIN Press, 2007), hlm. 72 5 Muhaimin, ParadigmaPendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 78 hlm. 66 6 Zakiah Dradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), 4

Dalam penanaman ajaran-ajaran agama pada usia remaja sangat penting. Karena pada usia remaja ini banyak terjadi kegoncangan atau ketidakstabilan dalam beragama. Kadangkadang mereka tekun dalam beribadah, tetapi pada waktu lain mereka enggan melaksanakannya. Oleh karena itu, sebaiknya mereka diberi bimbingan agama agar menjadikan pedoman bagi hidupnya. SudarsonoS.H mengatakan, dalam kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa anak-anak remaja yang melakukan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma agama, bahkan mungkin lalai menunaikan perintah-perintah agama. 7 Oleh karena itu, bagaimana agar Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di Sekolah tidak hanya ada dalam sebuah konsep, akan tetapi yang lebih penting adalah aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Namun di zaman sekarang ini, banyak siswa yang belajar Pendidikan Agama Islam tetapi dalam dirinya belum terbentuk kepribadian muslim. Mulai dari berpakaian, perkataan, pergaulan dan hal-hal lainnya. Pada kenyataannya juga masih banyak yang belum mapan melaksanakan ajaran-ajaran agama islam seperti shalat, membaca Al Qur an dan akhlak dalam pergaulannya mencerminkan seorang siswa yang beragama islam. Sering kita mendengar bahkan melihat secara langsung perkelahian antar 120 7 Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 5

pelajar yang mengakibatkan kerusakan dan bahkan membuat korban jiwa. Tidak jarang pula sekelompok pelajar membuat ulah yang bermacam-macam di tempat umum sehingga mengganggu orang lain. Dari uraian di atas dapat diprediksikan bahwa seseorang yang memiliki pemahaman materi Pendidikan Agama Islam, ia cenderung akan mempunyai perilaku keagamaan yang baik, selalu taat menjalankan ajaran agama. Sebaliknya bagi seseorang yang tidak atau kurang memiliki pemahaman tentang materi Pendidikan Agama Islam, ia akan mempunyai perilaku keagamaan yang buruk, bersikap acuh untuk melaksanakan ibadah yang sebenarnya diwajibkan dalam ajaran islam. Dan tidak menutup kemungkinan ada pula yang memiliki pemahaman tentang materi Pendidikan Agama Islam bisa meninggalkan ibadah dan bahkan melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. Penulis beranggapan bahwa pemahaman materi Pendidikan Agama Islam yang dimiliki siswa mempunyai hubungan dengan perilaku keagamaan siswa dalam menjalankan ajaran agama islam. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS XI DI SMA RIFA IYAHROWOSARI KENDAL TAHUN AJARAN 2016/2017. 6

B. Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas yaitu: 1. Bagaimana pemahaman siswa kelas XI tentang materi pendidikan agama islam di SMA Rifa iyah Rowosari Kendal tahun ajaran 2016/2017? 2. Bagaimana perilaku keagamaan siswadi SMA Rifa iyah Rowosari Kendal tahun ajaran 2016/2017? 3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara pemahaman siswa tentang materi Pendidikan Agama Islam dengan perilaku keagamaan siswa kelas XI di SMA Rifa iyah Rowosari Kendal tahun ajaran 2016/2017? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pemahaman siswa kelas XI tentang materi pendidikan agama islam di SMA Rifa iyah Rowosari Kendal tahun ajaran 2016/2017 b. Untuk mengetahui perilaku keagamaan siswakelas XI di SMA Rifa iyah Rowosari Kendal tahun ajaran 2016/2017 c. Menguji secara empiris hubungan antara pemahaman materi pendidikan agama islam dengan perilaku keagamaan siswa kelas XI di SMA Rifa iyah Rowosari Kendal tahun ajaran 2016/2017 7

2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain: a. Secara teori, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang hubungan pemahaman siswa tentang materi pendidikan agama islam dengan perilaku keagamaan siswa yang bermanfaat bagi guru terutama guru mata pelajaran PAI. Sebagai sumbangan data ilmiah dibidang pendidikan dan disiplin ilmu lainnya juga bagi mahasiswa pendidikan khususnya Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang b. Secara praktis, diharapkan guru dapat memberikan dorongan kepada siswa agar termotivasi untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang materi Pendidikan Agama Islam, sehingga dapat memperbaiki kualitas ibadah dalam diri siswa. Kiranya peneliti dapat memberikan sumbangan informasi kepada pihak guru dan umumnya Kepala Sekolah SMA Rifa iyah Rowosari dalam meningkatkan mutu pendidikan di lembaganya. 8