BAB I PENDAHULUAN. harus kita pelihara dan dilestarikan dengan baik, karena dari segi sejarah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. serta wisata budaya sejarah yang menarik bagi wisatawan. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan Pariwisata adalah asset yang dimiliki oleh Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Cilacap merupakan kota yang terletak di sebelah selatan dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendekatan biaya perjalanan (Travel Cost Method) sebesar

UPAYA PENGEMBANGAN EKOTURISME BERBASIS PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI KABUPATEN CILACAP

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

BUTUH KESADARAN PEMERINTAH DAERAH UNTUK PENGELOLAAN SEKTOR PARIWISATA DI KABUPATEN CILACAP. Oleh: Depi Andy Viantoro

BAB 1 PENDAHULUAN. industri di bidang jasa yang berusaha untuk menarik dan memberikan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ADA BALI DI KOTA NGAPAK

Sarana Akomodasi Sebagai Penunjang Kepariwisataan. di Jawa Barat. oleh : Wahyu Eridiana

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menarik wisatawan dan pengunjung lainnya (McIntosh : 4, 1972). Kepariwisataan

Pantai-ku, Pulau-ku Kesayanganku, Harta Terindahku Oleh : Yasinta Larasati Galuh Nindyasari

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan gejala sosial yang sangat kompleks yang tak

BERWISATA BAHARI MENYUSURI SEGARA ANAKAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat memberikan alternatif lain sebagai salah satu sektor andalan (leading

Pengembangan Dan Penataan Fasilitas Rekreasi Wisata Pantai Teluk Penyu Cilacap Filosofi Air Sebagai Acuan Desain Bangunan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

Ini dia! 4 Pantai Cantik di kota Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

Cilacap Berpotensi Menjadi Kota Destinasi Wisata

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Menuju kemandirian ( Bandung, 1995 ), p. III-1

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

Berikut obyek wisata yang bisa kita nikmati:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor industri yang berpotensi untuk. dikembangkan terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai sumber mengatakan bahwa pariwisata adalah salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SARANA AKOMODASI SEBAGAI PENUNJANG KEPARIWISATAAN DI JAWA BARAT. Oleh: Wahyu Eridiana*)

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi

HOTEL RESORT BINTANG DUA DAN PUSAT KEBUGARAN PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan dan investasi senantiasa menjadi dua sektor pendulang pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi

BAB I PENDAHULUAN. untuk datang berkunjung dan menikmati semuanya itu. ekonomi suatu negara. Ada beberapa hal yang menjadi potensi dan keunggulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV RENCANA PENGEMBANGAN

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

6 KONDISI PENGELOLAAN WISATA PANTAI PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

Konsep Design Mikro (Bangsal)

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan pariwisata dengan daerah lainnya. Dalam hal ini, peran

III. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Objek dan Daya Tarik Wisata

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

BABI PENDAHULUAN. wisata alam yang sebagian besar dimiliki oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejarah dan pariwisata adalah aset yang dimiliki oleh negara yang harus dijaga dan dilestarikan. Sejarah dan pariwisata adalah dua hal yang harus kita pelihara dan dilestarikan dengan baik, karena dari segi sejarah negara kita memang memiliki banyak peninggalan-peninggalan sejarah yang dapat dilestarikan dan kemudian dijadikan sebagai objek wisata (wisata sejarah). Selain dari segi sejarah Negara kita juga kaya akan sumber daya alam yang indah dan dan dapat dilestarikan, kemudian dapat kita jadikan sebagai salah satu wisata (wisata alam), belum lagi sumber daya manusia yang dapat menciptakan berbagai macam wisata (wisata hiburan) yang dapat mereka ciptakan. Pariwisata merupakan identitas budaya bagi setiap daerah yang memilikinya. Pariwisata juga dapat mendatangkan devisa bagi Negara maupun Daerah, terlebih lagi sekarang pengelolaan setiap wilayah diserahkan kepada daerah masing-masing karena adanya kebijakan desentralisasi. Indonesia mempunyai keindahan alam dan kekayaan atraksi budaya yang menawan mempunyai kesempatan untuk menjual keindahan alam dan atraksi budayanya kepada wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara yang akan menikmati keindahan alam dan budaya indonesia ini. Dengan adanya kunjungan wisatawan nantinya akan mendatangkan income bagi yang dikunjunginya. Terlebih bagi wisatawan mancanegara yang datang, 1

2 tentu akan mendatangkan devisa bagi negara. Hal ini tentunya akan menjadi acuan bagi daerah-daerah untuk dapat mengembangkan dan mengelola pariwisata agar dapat mendatangkan sumber dana untuk sektor pendapatan asli daerah. Pariwisata telah menjadi industri besar dewasa ini, dengan potensi perkembangan yang diprediksi akan semakin baik di masa yang akan datang (WTO, 2004). Jumlah wisatawan mancanegara meningkat dari sekitar 25 juta orang pada tahun 1950 menjadi 476 juta orang pada tahun 1992, dan pada tahun 2000 angka ini mencapai 698,8 juta orang. Jumlah wisatawan Mancanegara selalu mengalami peningkatan sampai penghujung milennium, dengan peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar 9,7%. Memasuki Milennium ketiga dunia diguncang dengan bencana seperti bom Bali pada tahun 2002 yang menyebabkan penurunan kunjungan wisatawan untuk datang ke lokasi wisata itu sendiri. Ada juga isu adanya tsunami yang berdampak pada turunnya kunjungan wisatawan ke berbagai objek wisata pantai yang ada di Indonesia. Industri pariwisata merupakan jenis industri yang mempunyai mata rantai kegiatan yang sangat panjang. Banyak kegiatan yang terkait dengan industri pariwisata. Hal ini berarti banyak industri lain yang dapat digerakkan oleh industri pariwisata seperti kegiatan biro perjalanan wisata, transportasi, perhotelan, restoran, kesenian dan budaya daerah, kerajinan rakyat, guider untuk memandu wisatawan mancanegara, pameran dan olahraga

3 Internasional yang diselenggarakan di daerah-daerah, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara tidak langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat, bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa, yang mampu membuat masyarakat mengalami metamorpose dalam berbagai aspek (Pitana, IG dan Gayatri, PG, 2010). Adapun pengertian pariwisata itu sendiri adalah salah satu dari industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat, dalam hal kesempatan kerja, pendapatan taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam penerimaan wisatawan (Wahab, 2003). Teluk Penyu merupakan kawasan pantai di selatan Kabupaten Cilacap, utamanya sepanjang pesisir dari Kecamatan Cilacap Selatan yang lokasinya tidak langsung berhubungan dengan Samudera Hindia atau Indonesia karena dikelilingi oleh Pulau Nusakambangan. Pantai Teluk Penyu berjarak 2 km ke arah timur dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Cilacap dan dapat dijangkau dengan kendaraan umum dan pribadi. Teluk Penyu memiliki pemandangan yang indah dan menyegarkan dengan luas kira-kira 14 ha. Area Teluk Penyu yang biasa dikunjungi oleh para pengunjung (terutama penduduk dan wisatawan lokal) biasanya mulai dari pelabuhan perikanan Samudera hingga bibir pantai yang biasa disebut Areal 70 (merujuk kepada sebutan masyarakat sekitar terhadap kawasan tangki-tangki penimbunan bahan bakar dari PT Pertamina UP IV). Areal 70

4 hanya dibuka sampai pukul 6 sore dan lebih dari pukul 6 sore jalan akses menuju lokasi tersebut ditutup oleh petugas. Areal 70 ini sangat disukai wiasatawan karena dari lokasi tersebut terlihat langsung Pulau Nusakambangan dari bibir pantai. Di areal 70 dekat dengan kilang minyak pengunjung juga dapat melihat objek wisata sejarah Benteng Pendem. Benteng Pendem dahulunya merupakan markas pertahanan tentara Belanda di Cilacap, Jawa Tengah yang di disain oleh arsitek Belanda. Di dalam Banteng Pendem kita dapat melihat bangunan-bangunan peninggalan Belanda seperti barak, benteng pertahanan, benteng pengintai, ruang rapat, klinik pengobatan, gudang senjata, gudang mesiu, ruang penjara, dapur, ruang perwira, dan ruang peluru. Kawasan wisata Pantai Teluk Penyu ini ramai dikunjungi pada waktu pagi dan sore hari oleh para penduduk Kota Cilacap. Mereka senang berkunjung pada waktu pagi dan sore hari karena pada waktu itu mereka dapat melihat pemandangan sunrise dan sunset yang sangat indah dari tepi pantai. Siang harinya lebih banyak dikunjungi oleh para wisatawan lokal, utamanya pada masa-masa libur sekolah atau pada hari-hari besar/libur. Setiap tanggal 1 Muharram atau tanggal 1 Suro kita dapat menyaksikan acara Sedekah Laut di Pantai Teluk Penyu. Sedekah laut adalah tradisi yang terus dipelihara masyarakat Cilacap. Setiap tahun upacara ini diselenggarakan, sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas perlindungan dan rezeki bagi nelayan Cilacap.

5 Selain objek wisata Pantai Teluk Penyu, Kabupaten Cilacap sendiri masih banyak objek wisata lainnya antara lain: objek wisata Pantai Widara Payung, Pulau Nusakambangan, Museum Soesilo Soedirman, Wisata Industri, Pantai Rancahbabakan, serta masih banyak objek wisata lainnya yang ada di berbagai penjuru Kabupaten Cilacap. Akan tetapi dari sekian banyak objek wisata yang ada di Kabupaten Cilacap yang menjadi icon objek wisata daerah Kabupaten Cilacap adalah Pantai Teluk Penyu dan Benteng Pendem. Objek wisata tersebut terletak dalam satu komplek yang saling berdekatan dan saling mendukung dan tak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Selain menjadi s wisata, letak Pantai Teluk Penyu juga sangat dekat dengan pusat kota dan pemerintahan, hanya kurang lebih 2 kilometer ke arah timur. Dengan luas 14 hektar dan suhu antara 22-32 derajat celcius. Ada beberapa kelebihan fasilitas yang ada di Objek Wisata Pantai Teluk Penyu antara lain: 1). Akses yang sangat mudah, sehinggga dapat dijangkau oleh semua orang dan dari berbagai arah; 2).Tempat parkir yang sangat luas, menjadikan segala jenis kendaraan dapat masuk dan menampung dalam jumlah banyak; 3). Gardu pandang, yang dapat digunakan untuk melihat matahari terbit; 4). Kios cenderamata, yang menyediakan berbagai hasil kerajinan lokal yang bisa dibeli oleh para pengunjung untuk buah tangan; 5). MCK dan Musholla; 6). Tempat Pelelangan Ikan atau TPI; 7). Panggung hiburan umum; 8). Pintu gerbang dan loket; 9). Pos keamanan dan pengaduan dan; 10). Hotel dan penginapan, sehingga para wisatawan bisa

6 bermalam di objek wisata tersebut dan bisa menikmati suasana malam di pinggir pantai. Dengan adanya fasilitas tersebut maka diharapkan dapat lebih menarik minat wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk datang ke objek wisata Pantai Teluk Penyu, tanpa mengesampingkan objek wisata lainnya yang ada di Kabupaten Cilacap. Jika dibandingkan dengan objek wisata yang lainnya, misalnya dengan objek wisata Nusakambangan yang ada di Pulau Nusakambangan, wisatawan akan direpotkan dengan berbagai persyaratan-persyaratan untuk mengunjungi objek tersebut, misalnya dengan mengurus perizinan ke Kementerian Hukum dan Ham, dikarenakan pulau Nusakambangan dikelola oleh kementrian tersebut, di mana pulau Nusakambangan dijadikan tempat Lembaga Pemasyarakan atau LP kelas Kakap, sehingga harus steril dari masyarakat umum. Selain itu fasilitas pendukung seperti tempat parkir, MCK dan Musholla, penginapan, dan lain sebagainya sangat kurang memadai. Sehingga sangat menyulitkan dan merepotkan kepada para wisatawan. Dari tahun ke tahun jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Teluk Penyu Cilacap mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Berikut data kunjungan wisatawan ke objek wisata pantai Teluk Penyu dari tahun 2005 - Bulan April 2010:

7 Tabel 1.1. Data kunjungan wisatawan ke objek wisata pantai Teluk Penyu dari tahun 2005 - Bulan April 2010 Tahun Jumlah wisatawan 2005 121.008 2006 98.633 2007 108.728 2008 135.784 2009 257.557 2010 (Januari April) 69.249 Sumber : Kota Cilacap dalam Angka 2010 (BPS, 2010) Dari data tersebut di atas, jumlah wisatawan dari tahun ke tahun selalu meningkat, hanya saja ada penurunan yang sangat signifikan pada tahun 2006-2007 yang disebabkan oleh adanya tragedi tsunami di Aceh dan Pantai Pangandaran Jawa Barat, yang mengakibatkan kunjungan wisatawan turun sangat drastis di semua objek wisata pantai pada umumnya, dan objek wisata Pantai Teluk Penyu pada khususnya. Melihat kondisi objek wisata Pantai Teluk Penyu setelah adanya bencana alam seperti sekarang ini, maka perlu adanya suatu penelitian untuk mengukur minat kunjungan para wisatawan ke pantai Teluk Penyu dan biaya yang akan dikeluarkan untuk kunjungan ke objek wisata. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan penelitian itu adalah Travel Cost Method (TCM). Metode biaya perjalanan (TCM) digunakan untuk memperkirakan nilai ekonomi yang terkait dengan tempat wisata atau situs yang digunakan untuk rekreasi. Biaya perjalanan adalah waktu dan biaya perjalanan yang dikenakan orang untuk mengunjungi sebuah situs merupakan harga akses ke situs. Dengan demikian, kesediaan orang untuk membayar untuk mengunjungi situs dapat diperkirakan berdasarkan jumlah biaya perjalanan

8 yang mereka buat di perjalanan yang berbeda. Hal ini dengan kata lain memperkirakan kesediaan orang untuk membayar barang yang dipasarkan berdasarkan kuantitas dan harga berbeda. Berdasarkan uraian tersebut diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Valuasi Ekonomi Objek Wisata Pantai Teluk Penyu Kabupaten Cilacap: Pendekatan Travel Cost Method. 1.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh biaya perjalanan, biaya waktu, persepsi responden, umur, jenis kelamin, pendidikan, kualitas fasilitas-fasilitas dan pendapatan individu terhadap jumlah kunjungan individu wisatawan? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh biaya perjalanan menuju Teluk Penyu terhadap jumlah kunjungan individu wisatawan. 2. Mengetahui pengaruh biaya waktu menuju Teluk Penyu terhadap jumlah kunjungan individu wisatawan. 3. Mengetahui pengaruh persepsi responden terhadap jumlah kunjungan individu wisatawan. 4. Mengetahui pengaruh umur terhadap jumlah kunjungan individu wisatawan.

9 5. Mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap jumlah kunjungan individu wisatawan. 6. Mengetahui pengaruh pendidikan terhadap jumlah kunjungan individu wisatawan. 7. Mengetahui pengaruh kualitas fasilitas-fasilitas Teluk Penyu terhadap jumlah kunjungan individu wisatawan. 8. Mengetahui pengaruh pendapatan individu terhadap jumlah kunjungan individu wisatawan. 1.4. Kontribusi Penelitian 1. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama ini. 2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan pertimbangan Pemerintah untuk meningkatkan PAD dari sektor pariwisata. 3. Memberikan wawasan baik dari segi teoritis maupun metodologis kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian selanjutnya yang sejenis. 4. Penggunaan metode TCM yang mungkin jarang digunakan di Indonesia diharapkan dapat diterapkan untuk penelian lain yang sejenis untuk objek wisata lain di Indonesia.