BAB I PENDAHULUAN. dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, terdapat potensi yang dapat dijadikan objek wisata.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN OBJEK WISATA PANTAI CAROCOK PAINAN OLEH PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertanahan Nasional juga mengacu kepada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. betapa besar potensi laut sebagai sumber daya alam. Laut tidak saja

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa. Tanah merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat absolute dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. hukum adat terdapat pada Pasal 18 B ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. yang kedaulatannya berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara, bijih besi, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang- undangan. 2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan.

BAB I PENDAHULAUN. dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat) dalam arti negara pengurus. 1 Selain itu,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif (normative legal

BAB I PENDAHULUAN. dalam konsep kesejahteraan (welfare) dalam Pembukaan Undang-Undang

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA ISTANO BASA PAGARUYUNG

BAB I PENDAHULUAN. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris, pendekatan yuridis normatif

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kekayaan alam yang tersedia di dalam bumi ini. Salah satu sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. kas daerah, baik melalui sumber daya alam maupun dari sumber lainnya, dalam hal sumber

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Internasional yang merupakan induk sepakbola dunia. Organisasi Internasional

BAB I PENDAHULUAN. oleh hukum adatnya masing-masing. Negara telah mengakui hak-hak adat

III.METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 1

III.METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka peneliti perlu

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa, Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan. Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai lahan untuk memperoleh pangan. untuk pertanian, maupun perkebunan untuk memperoleh penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. Secara konstitusional hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan. Pada negara Indonesia, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatannya haruslah di dasarkan pada prinsip-prinsip yang tumbuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain itu Indonesia juga merupakan welfare state. sesuai dengan amanat yang tersirat didalam alinea ke IV, Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan melalui tiga asas yaitu desentralisasi, dekosentrasi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 (untuk selanjutnya disebut sebagai UUD 1945), Negara Indonesia. kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan.

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. bersifat istimewa yang diatur dengan Undang- Undang dan negara mengakui dan. menghormati ke satuan-kesatuan masyarakat hukum

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup umat manusia. Hubungan manusia dengan tanah bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan ibukota Batusangkar. Batusangkar dikenal sebagai Kota Budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan pertumbuhan dan perekonomian dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. implementasi dari pasal 18 Ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang terdapat dalam pembukaan Undang- Undang Dasar (UUD) Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. secara saling memperkuat, saling terkait dan terpadu dengan pembangunan

III. METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan kebenarannya. Metode penelitian adalah cara berfikir dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara, hal ini terlihat dalam Undang-Undang Dasar 1945

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 19 Jenis penelitian

METODE PENELITIAN. penelitian guna dapat mengolah dan menyimpulkan data serta memecahkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera,

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebutuhan pangan, sandang serta kesempatan kerja. Selain itu, jumlah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor lingkungan hidup. Melalui CSR perusahaan tidak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa..., dalam rangka mencapai tujuan negara. dalam bentuk pemberian pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, karena tanah

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia baik secara langsung maupun tidak langsung selalu memerlukan

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, segala sesuatu dituntut untuk lebih praktis. Kondisi itu makin

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan tanah, dapat dikatakan hampir semua kegiatan hidup manusia baik secara

SKRIPSI. Pemekaran Nagari Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Padang Pariaman Nomor 5 Tahun 2009 Tentang Pemerintahan Nagari

BAB I PENDAHULUAN. tersebut senada dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan 1.

BAB III METODE PENELITIAN. satu atau berupa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya 1.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ketentuan tertentu pasti mempunyai tujuan yang sudah dirancang sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. b) Mengatur dan mengawasi menggunakan dan pemanfaatan,

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

BAB I. Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan. oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. tanah desa. Menurut Pasal 1 angka 26 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan negara hukum. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut. rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu. 1.

BAB I PENDAHULUAN. wajib tunduk pada aturan-aturan hukum yang menjamin dan melindungi hak-hak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini kebutuhan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. memberikan ruang adanya otonomi oleh masing-masing daerah untuk. adanya pemerintahan daerah yang menjalankan pemerintahan daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah-tengah perkembangan dunia usaha saat ini, tepatnya yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan bagian yang sangat penting dalam hukum Islam. Hal ini

BAB I. mensejahterakan kesejahteraan bangsa. Dalam Pasal 34 Undang Undang. Dasar 1945 Negara Republik Indonesia menyebutkan bahwa :

III. METODE PENELITIAN. dalam melakukan penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya 1

BAB I PENDAHULUAN. tanah ini dengan sendirinya menimbulkan pergesekan- pergesekan. kepentingan yang dapat menimbulkan permasalahan tanah.

I. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB I PENDAHULUAN. menerus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan

KEWENANGAN GUBERNUR DALAM URUSAN AGAMA DI DAERAH SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak sekali kekayaan berupa kekayaan alam, budaya, sejarah bangsa, seni, dan berbagai macam lainnya yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Seperti yang kita ketahui peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni, dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan modal pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagaimana terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara juga wajib mengelola kekayaan budaya tersebut agar dapat bermanfaat dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dan dengan pengelolan tersebut diharapkan pemerintah dapat mensejahterahkan kehidupan masyarakat, dan pengelolaan kekayaan budaya ini dikelola oleh pemerintah daerah, dimana terdapat potensi yang dapat dijadikan objek wisata. Di era globalisasi sekarang ini, bidang pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang menunjang pembangunan perekonomian nasional. Dimana pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Pariwisata ini akan mampu menarik investor untuk menanamkan modalnya dan pemerintah berusaha keras untuk memajukannnya dengan menggali, menginvestasikan, dan mengembangkan objek-objek wisata

yang ada sebagai daya tarik utama wisatawan. Dalam pembangunan daerah dibutuhkan peningkatan pendayagunaan potensi daerah secara optimal. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah merupakan salah satu landasan yuridis bagi pembangunan otonomi daerah di Indonesia. Pariwisata menjadi devisa Negara untuk bisa bersaing dengan Negara lain dan dapat menarik wisatawan untuk datang ke Negara mereka. Setiap Negara berusaha mengembangkan dan mengelola pariwisata, diharapkan dapat melestarikan nilainilai kebudayaan, agama, lingkungan hidup, dan sekaligus dapat memperkenalkan keindahan suatu daerah tersebut. Pariwisata berasal dari dua kata yakni, pari dan wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar atau lengkap. Sedangkan wisata dapat diartikan sebagai perjalanan atau bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam Bahasa Inggris. Atas dasar itu, maka kata Pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang dalam bahasa inggris disebut tour. 1 Pemerintah daerah diberikan kewenangan dalam mengatur sendiri urusan pemerintahannya, hal ini terdapat dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur tentang otonomi daerah menjelaskan otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan 1 A, Yoeti, Oka. Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa, Bandung, 1991, Hlm.103.

pemerintah daerah masyarakat setempat sesuai dengan peraturan Perundang- Undangan dengan kewenangan yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurus urusan rumah tangganya masing-masing, termasuk kekayaan budaya yang ada. Dipertegas dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah mengatur dan mengelola urusan kepariwisataan sesuai dengan ketentuan peraturan perungdangundangan. Artinya Pemerintah Pusat telah memberikan kewenangan penuh kepada Pemerintah Daerah dalam mengelola urusan kepariwisataannya sendiri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengelolaan adalah : 1. Proses, cara, perbuatan mengelola; 2. Proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain; 3. Proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; 4. Proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan; Dapat disimpulkan yang dimaksud pengelolaan dalam KBBI ada 3 tahap yang pertama tahap perencanaan, kedua tahap pelaksanaan, dan yang ketiga tahap pengawasan. Sehingga Pemerintah Daerah dalam melakukan pengelolaan kepariwisataan harus memperhatikan tahapan-tahapan dalam pengelolaan tersebut.

Kabupaten Tanah Datar mempunyai potensi bidang kepariwisataan yang cukup besar untuk dikembangkan, dengan terdapat objek wisata alami maupun buatan. Mengingat objek wisata yang ada dan potensinya cukup pesat dimasa yang akan datang. Kabupaten Tanah Datar memiliki sumber daya budaya baik dalam bentuk materi (bangunan, situs, dan artefak) maupun non materi (kesenian, cerita rakyat, dan adat istiadat) salah satunya Istano Basa Pagaruyuang yang menjadi destinasi wisatawan lokal maupun mancanegara. Istano Basa Pagaruyuang merupakan aset yang dimiliki oleh pemerintah daerah Kabupaten Tanah Datar. Istano Basa Pagaruyuang ini dahulunya merupakan tempat kediaman dari raja Minangkabau, namun seiring perkembangan zaman pada saat sekarang ini telah menjadi tempat wisata yang menjadi ikon pariwisata Provinsi Sumatera Barat maupun Kabupaten Tanah Datar. Daya tarik dari Istano Basa Pagaruyuang ini adalah kontruksi bangunannya berbeda dengan rumah tempat tinggal rakyat biasa, Istano Basa Pagaruyuang terdiri dari 3 lantai, 72 tonggak serta 11 gonjong. Arsitektur bangunan Istano Basa Pagaruyuang memperlihatkan ciri-ciri khusus dibandingkan dengan bangunan Rumah Gadang yang terdapat di Minangkabau, kekahasan yang dimiliki bangunan ini tersirat dari bentuk fisik bangunan yang dilengkapi ukiran falsafah dan budaya adat Minagkabau. Istano Basa Pagaruyuang dilengkapi dengan surau, tabuah larangan, rangkiang patah sambilan, tanjung mamutuih yang memiliki arti dan makna

spesifik 2. Bangunan ini selain sebagai tempat tujuan wisata adalah juga sebagai pusat pengembangan adat dan budaya Minangkabau serta sebagai open museum, dapat dikatakan sebagai etalase atau representasi dari budaya adat Minangkabau yang sudah terkenal ke dunia. Berdasarkan uraian di atas penulis sangat tertarik untuk menulis skripsi dengan judul PENGELOLAAN OBJEK WISATA ISTANO BASA PAGARUYUANG OLEH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana pengelolaan objek wisata Istano Basa Pagaruyuang oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Datar? 2. Apa kendala yang dihadapi dalam pengelolaan objek wisata Istano Basa Pagaruyuang oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Datar? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan ini antara lain : 1. Untuk mengetahui pengelolaan objek wisata Istano Basa Pagaruyuang oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Datar. 2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pengelolaan objek wisata Istano Basa Pagaruyuang oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Datar. 2 https://ksmtour.com/informasi/tempat-wisata/sumatera-barat/istana-pagaruyung-replikaistana-kerajaan-di-sumatera-barat.html diakses pada tanggal 3 November 2016 pukul 22.43 WIB

D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini penulis mengharapkan ada manfaat yang dapat diambil yaitu : 1. Secara teoritis a. Menambahkan wawasan keilmuan bagi mahasiswa dan pemerhati masalah pengelolaan dan pengembangan objek wisatanya. b. Memperoleh pengetahuan tentang bentuk pengelolaan objek wisata Istano Basa Pagaruyuang oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Datar. 2. Secara Praktis Secara praktis penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi pada masyarakat mengenai pengelolaan objek wisata Istano Basa Pagaruyuang di Kabupaten Tanah Datar. E. Metode Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini dibutuhkan bahan atau data yang kongkret, yang berasal dari bahan kepustakaandan penelitianlapangan yang dilakukan dengancara penelitian sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekatan empiris, yaitu pendekatan penelitian yang dilakukan dengan melihat dan mengkaji bagaimana suatu

aturan diimplementasikan di lapangan, 3 khususnya yang berkenaan dengan pengelolaan objek wisata Istano Basa Pagaruyuang oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Datar. 2. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis, yang mana metode ini merupakan metode yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi atau keadaan yang sedang terjadi atau berlangsung, tujuannya agar dapat memberikan data seteliti mungkin mengenai objek penelitian sehingga mampu menggali hal-hal yang bersifat ideal, kemudian dianalisis berdarakan teori hukum atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan maksud utama yaitu mempertegas hipotesa-hipotesa, agar dapat membantu di dalam memperkuat teori-teori lama, atau dalam rangka menyusun teoriteori baru 4. 3. Jenis dan Sumber Data Dalam pengumpulan data bahan penelitian,data yang diambil terdiri atas : a. Data primer Data penelitian yang diperoleh langsung melalui Wawancara dan survei lapangan berkaitan dengan perilaku masyarakat. 5 Dalam hal ini data 3 Bambang Sunggono, 2011, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, hlm 73 4 Soejono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Penerbit Universitas Indonesia, 2006, hlm. 10. 5 Op. Cit, Zainudin Ali, Hlm. 23.

di peroleh melalui Wawancara dengan Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar. b. Data Skunder Data yang diperoleh dari bahan pustaka, yang terdiri dari : 1. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mencakup seperangkat peraturan Perundang-Undangan 6. Dalam hal ini adalah : a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. d. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan e. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014-2025 f. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Datar Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah g. Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Istano Basa Pagaruyung dan Pengelolaan Objek Wisata dan Unit Pelaksana Teknis (Upt) 6 Ibid, hlm.84

Gedung Nasional Maharajo Dirajo Pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga h. Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor 45 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Daerah 2. Bahan hukum sekunder, bisa mencakup buku buku hukum yang memuat serangkaian teori dan konsep tentang hukum 7 dan memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer serta bahan bahan yang didapat dari tulisan, situs internet yang erat kaitanya dengan masalah yang diteliti seperti koran, majalah, makalah makalah dalam seminar. 3. Bahan hukum tersier, yaitu bahan bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer atau sekunder 8 misalnya kamus hukum,ensiklopedia, kamus bahasa Indonesia,jurnal jurnal hukum dan sebgainya agar diperoleh informasi terbaru dan berkaitan dengan permasalahannya. 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk mempermudah pengumpulan data dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Wawancara 7 Ibid, hlm 84 8 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitiuan Hukum (suatu pengantar), PT Raja Grafindo persada, 2001, hlm.177.

Wawancara merupakan informasi sumber data yang berupa orang. Wawancara ini dilakukan dengan metode wawancara terstruktur terhadap pihak yang bersangkutan dengan data yang akan diperoleh dalam penelitian ini. Dalam penelitain ini yang dijadikan informasi adalah Pejabat di Lingkungan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar. b. Studi Dokumen Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari bahan-bahan hukum kepustakaan yang ada,terutama yang berkaitan dengan masalahyang diteliti, serta mempelajari peraturan Perundang-undangan yang ada kaitannya dengan materi atau objek penelitian.bahan-bahan tersebut diperoleh dari : 1. Perpustakaan Hukum Unviersitas Andalas. 2. Perpustakaan Universitas Andalas. 3. Perpustakaan Skripsi Universitas Andalas. 4. Buku-buku dan bahan kuliah yang dimiliki oleh penulis. 5. Teknik Pengolahan dan Analisi Data a. Teknik Pengolahan Data Data yang diperoleh dan diperiksa/diteliti dari penelitian lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research) telah diolah dengan cara : 1. Editing

Editing,merupakan proses penelitian kembali terhadap catatan, berkas-berkas,informasi dikumpulkan oleh para pencari data 9.Editing dilakukan dengan menyusun kembali data yang telah diperoleh dan memilih data yang sesuai dengan keperluan. Hal ini dilakukan agar diperoleh kepastian bahwa data yang dikumpulkan telah lengkap dan cukup. 2. Analisis Data Setelah data-data sekunder diperoleh selanjutnya akan dilakukan analisis data yang telah didapat dengan menggambarkan hasil penelitian tersebut menggunakan kalimat-kalimat agar hasil penelitian tersebut dapat mudah dipahami oleh semua pihak. Dalam penelitian ini data tersebut akan dianalisa dengan menggunakan metode analisis secara kualitatif yaitu uraian terhadap data yang telah terkumpul dengan tidak memasukkan angka-angka namun lebih berdasarkan kepada peraturan Perundang-undangan, pandangan para ahli dan pendapat penulis. 9 Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2012, hlm. 168.