KEANEKARAGAMAN IKAN AIR TAWAR (FAMILI : CYPRINIDAE) DI DANAU SIPIN KOTA JAMBI SEBAGAI BAHAN PENGAYAAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

PENDAHULUAN. hal yang penting dan harus tetap dijaga kestabilannya (Effendi, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

Spesies yang diperoleh pada saat penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan suatu perairan dalam menerima suatu beban bahan tertentu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Waduk adalah wadah air yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan

BAB I PENDAHULUAN. komponen penting bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Pengaturan air yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Tabir terletak di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Sungai Tabir

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waduk Cengklik merupakan salah satu waduk di Kabupaten Boyolali yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perairan merupakan perpaduan antara komponen fisika, kimia dan biologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Danau Limboto merupakan danau yang berada di Kabupaten Gorontalo,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan oleh semua makhluk

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

PENDAHULUAN. rumah tangga dapat mempengaruhi kualitas air karena dapat menghasilkan. Rawa adalah sebutan untuk semua daerah yang tergenang air, yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEANEKARAGAMAN IKAN SUNGAI LAHEI BERDASARKAN ALAT TANGKAP IKAN OLEH MASYARAKAT DESA LAHEI KABUPATEN BARITO UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

I. PENDAHULUAN. pendugaan stok ikan. Meskipun demikian pembatas utama dari karakter morfologi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

KESESUAIAN KUALITAS AIR KERAMBA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI DANAU SENTANI DISTRIK SENTANI TIMUR KABUPATEN JAYAPURA PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. akan mengakibatkan terjadinya perubahan faktor fisika, kimia, dan biologi di

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 15/MEN/2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dan rawa) dan perairan lotik yang disebut juga perairan berarus deras (misalnya

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

KEANEKARAGAMAN SEMUT (Hymenoptera: Formicidae) DI SEKITAR KAMPUS PINANG MASAK UNIVERSITAS JAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya di Kabupaten Banjarnegara dengan rata-rata turun sebesar 4,12 % per

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo dan 6 kota yaitu Batu, Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya

ANALISIS TUTUPAN LAHAN TERHADAP KUALITAS AIR SITU BURUNG, DESA CIKARAWANG, KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. (Barus, 1996). Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari pulau

BAB I PENDAHULUAN. sampai sub tropis. Menurut Spalding et al. (1997) luas ekosistem mangrove di dunia

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

bentos (Anwar, dkk., 1980).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. PT. Bintuni Utama Murni Wood Industries 1

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Zonasi pada perairan tergenang (Sumber: Goldman dan Horne 1983)

BAB 1 PENDAHULUAN. adakalanya turun, bahkan suatu ketika dapat pula mengering. Rawa terbentuk

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah di Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang besar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

BAB I PENDAHULUAN. terluas di dunia sekitar ha (Ditjen INTAG, 1993). Luas hutan mangrove

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KUALITAS AIR DAN PRODUKTIVITAS BUDIDAYA IKAN NILA DI DANAU LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO

ABSTRACT THE IMPACT OF AGRICULTURAL ACTIVITIES IN THE VARIOUS LEVELS OF EUTROPHICATION AND DIVERSITY OF PHYTOPLANKTON IN BUYAN LAKE BULELENG BALI

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB II KUALITAS PERAIRAN DAN INDEKS

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan luas ,30 ha. Tujuan penetapan kawasan ini untuk melindungi dan melestarikan

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. di danau dan lautan, air sungai yang bermuara di lautan akan mengalami

INVENTARISASI SPESIES IKAN DI SUNGAI KOMERING KECAMATAN MADANG SUKU II KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR, SUMATERA SELATAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai ± Ha, yang terdiri dari danau Ha, sungai Ha

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

BUDIDAYA IKAN DI WADUK DENGAN SISTEM KERAMBA JARING APUNG (KJA) YANG BERKELANJUTAN

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. sekitar 21% persediaan air Asia Pasifik (Walhi, 2005). Perairan air tawar, salah

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan

STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON DAN HUBUNGANNYA DENGAN PARAMETER FISIKA KIMIA AIR DI RANU KLAKAH SKRIPSI. Oleh Condro Wisnu NIM

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

BAB 2 BAHAN DAN METODA

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

Transkripsi:

KEANEKARAGAMAN IKAN AIR TAWAR (FAMILI : CYPRINIDAE) DI DANAU SIPIN KOTA JAMBI SEBAGAI BAHAN PENGAYAAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN SKRIPSI Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Diajukan Oleh: Feby Safitri A1C413039 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JULI, 2018

ABSTRAK Safitri, F. 2018. Keanekaragaman Ikan Air Tawar (Famili: Cyprinidae) di Danau Sipin Kota Jambi: Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing: (I) Dr. Tedjo Sukmono, S.Si., M.Si., (II) Dr. Afreni Hamidah, S. Pt., M.Si. Kata Kunci : Danau Sipin, Keanekaragaman, Kota Jambi. Danau Sipin Kota Jambi memiliki potensi alam sebagai habitat berbagai biota air seperti ikan dan sumber mata pencaharian bagi masyarakat setempat. Berbagai tekanan di Danau Sipin diduga akan berdampak berubahnya keanekaragaman ikan seperti Famili Cyprinidae, namun data terbaru belum tersedia padahal data tersebut sangat penting untuk mengetahui potensi danau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman, kelimpahan serta dominansi ikan di Danau Sipin. Penentuan stasiun penelitian dengan purposive sampling yang didasarkan atas tipologi habitat. Stasiun pengambilan sampel terdiri atas 4 stasiun. Pengambilan sampel mengunakan alat tangkap jala, jaring, bubu dan serok. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 648 individu yang meliputi 15 spesies. Hasil indeks keanekaragaman berkisar antara 1,71-2,30, artinya keanekaragaman ikan di Danau Sipin relatif sedang dilihat dari nilai 1 < H > 3. Keanekaragaman tertinggi di stasiun 2 yakni 15 spesies dan terendah di statiun 1 yakni 9 spesies. Hasil penelitian di dapat 3 spesies dengan presentase jumlah kelimpahan relatif tertinggi diantaranya Labiobarbus ocellatus 18,67 %, Rasbora dusonensis 12,80 %, dan Barbodes schwanenfeldii 11,88 %. Hasil indeks dominansi menunjukkan tidak ada jenis ikan yang mendominasi karena nilai indeks dominansi yang di dapat pada saat penelitian di masing-masing stasiun lebih kecil dari 0,5. Tidak adanya ikan yang mendominasi menunjukkan kondisi lingkungan yang relatif baik. iv

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v viii x xi xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Kegunaan Penelitian... 4 1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian... 5 1.5.1 Ruang Lingkup Penelitian... 5 1.5.2 Keterbatasan Penelitian... 5 1.6 Defenisi Operasional... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Lokasi Penelitian... 7 2.1.1 Kondisi Geografis... 7 2.1.2 Kondisi Lingkungan... 7 2.2 Taksonomi Ikan Air Tawar... 9 2.3 Morfologi Ikan Air Tawar... 10 2.3.1 Bagian Tubuh... 10 2.3.2 Bentuk Tubuh... 11 2.3.3 Kepala Ikan... 12 2.3.4 Anggota Gerak Ikan... 14 2.5 Karakter Identifikasi... 15 2.6 Faktor lingkungan... 18 2.5.1 Faktor Fisik Air... 18 2.5.1 Faktor Kimia Air... 21 2.6 Penelitian Relevan... 23 viii

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian... 25 3.2 Alat dan Bahan... 25 3.3 Prosedur Penelitian... 26 3.3.1 Tahap Persiapan... 26 3.2.2 Penetapan Lokasi... 26 3.3.3 Tahap Pelaksanaan... 27 3.3.4 Penanganan Sampel... 28 3.3.5 Identifikasi Sampel... 30 3.3.6 Analisis Data... 32 3.5 Waktu dan Tempat Penelitian... 34 BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 35 4.1.2 Keanekaragaman Ikan Air Tawar... 38 4.1.3 Indeks Keanekaragaman... 40 4.1.4 Indeks Kelimpahan Relatif... 41 4.1.5 Indeks Dominansi... 42 4.1.6 Data Lingkungan... 42 4.1.7 Potensi Dan Status Ikan... 43 4.1.8 Deskripsi Hasil Tangkapan... 45 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan... 57 5.2 Saran... 57 DAFTAR RUJUKAN... 58 LAMPIRAN... 61 RIWAYAT HIDUP... 92 ix

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Tabel Karakter Morfometri Ikan... 17 2.1 Tabel Karakter meristic Ikan... 17 3.1 Karakteristik Stasiun... 26 3.2 Tabel Karakter Morfometri Ikan... 31 3.3 Tabel Karakter Meristik Ikan... 31 4.1 Keanekaragaman Ikan Di Danau Sipin... 38 4.2 Penelitian Terdahulu Yang Pernah Dilakukan Di Prov. Jambi... 39 4.3 Indeks Keanekaragaman Ikan Di Danau Sipin... 39 4.4 Data Lingkungan Pada Masing-Masing Stasiun... 42 4.5 Potensi Dan Status Konservasi Ikan... 43 4.6 Deskripsi Hasil Tangkapan Ikan... 45 x

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Keramba di Areal Danau... 8 2.2 Bagian Tubuh Ikan Secara Umum... 11 2.3 Bentuk Tubuh Ikan... 11 2.4 Tulang-tulang Tambahan Tutup Insang... 12 2.5 Mulut yang Dapat Disembulkan... 13 2.6 a. Letak Mulut Terminal... 14 b. Letak Mulut Subterminal... 14 2.7 Karakter Morfometrik dan Meristik... 16 3.1 Stasiun Penelitian di Danau Sipin... 27 3.2 Tahap Penanganan Sampel... 30 4.1 Stasiun 1... 36 4.2 Stasiun 2... 36 4.3 Stasiun 3... 37 4.4 Stasiun 4... 38 4.5 Grafik Kelimpahan Relatif... 41 4.6 Grafik Indeks Dominansi... 42 xi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Lokasi Stasiun Pengambilan Sampel... 57 2. Dokumentasi penelitian... 58 3 Indeks Keanekaragaman.... 61 4. Indeks Kelimpahan Relatif... 65 5. Indeks Dominansi... 66 6a.Karakter Morfometrik... 70 6b.Karakter Meristik... 72 7. Tabel Ikan Hasil Tangkapan... 73 8. Surat Izin Penelitian... 100 9. Laporan Hasil Uji... 104 10.Desain Praktikum.... 105 xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Jambi memiliki potensi perairan umum yang besar dengan luas 812 ha, terdiri atas sungai 368 Ha, rawa 309 Ha dan danau 135 ha. Perairan umum tersebut merupakan habitat alami bagi berbagai biota air seperti ikan dan udang yang menjadi kekayaan plasma nutfah dan sumber mata pencaharian bagi sebagian masyarakat disekitarnya (Dinas Kelautan dan Perikanan, 2004:1). Danau yang terletak di Kota Jambi adalah Danau Teluk, Danau Teluk Kenali dan Danau Sipin. Danau Sipin terletak pada tiga wilayah kecamatan yakni Telanaipura, Legok dan Broni dengan luas 40 ha. Danau Sipin berbentuk tapal kuda (oxbow lake) dan melingkari daratan sipin yang panjangnya sekitar 4.500 meter dan lebar sekitar 300 meter dengan ketinggian antara 10-30 m dpl (Ikhsan, 2007:6). Kondisi air cukup tenang, sumber air yang masuk berasal dari Danau Teluk Kenali kemudian air keluar menuju sungai batanghari melalui beberapa sungai kecil (Dinas Kelautan dan Perikanan, 2014:1). Danau Sipin memiliki potensi alam sebagai tempat yang efektif bagi pertumbuhan dan perkembangan ikan air tawar secara alami. Hal ini dikarenakan, Danau Sipin memiliki kedalaman perairan yang cukup dan kesuburan yang relatif stabil sehingga menjadikan ekosistem danau lebih seimbang dan lebih produktif. Namun, kondisi ini dikhawatirkan tidak selalu terjaga dengan baik, karena kebiasaan masyarakat sekitar memanfaatkan danau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti sarana transportasi, sarana rekreasi seperti tempat pemancingan, taman dan 1

2 terdapat pula jogging track, serta sebagai sumber mata pencaharian seperti budidaya ikan dalam keramba jaring apung (KJA). Umumnya masyarakat sekitar lebih banyak memanfaatkan Danau Sipin sebagai lahan budidaya ikan keramba jaring apung dibandingkan areal penangkapan ikan. Hal ini ditandai dengan jumlah KJA sebanyak 800 buah sehingga sudah melebihi kapasitas danau tersebut (Anonim, 2009). Selain itu, letak keramba jaring apung tidak teratur, yakni ada yang terletak di tengah danau maupun terletak di belakang pemukiman warga. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan syarat penempatan KJA. Menurut Khairuman dan Amri (2008:42), penempatan KJA di perairan umum seperti danau, waduk atau situ dianjurkan dijalur arus horizontal dan umumnya terletak di daerah muara agar ikan selalu mendapat suplai air sehingga kandungan oksigen terlarut dan bahan organiknya tinggi. Danau Sipin mengalami pencemaran limbah yang berasal dari rumah tangga, industri serta saluran pembuangan. Bahan organik yang terbawa melalui limbah akan masuk ke dalam perairan. Apabila kandungan bahan organik terlalu tinggi maka dapat menyebabkan perairan mengalami eutrofikasi. Eutrofikasi ialah kondisi dimana perairan mengalami peningkatan kadar bahan organik, kondisi ini ditandai dengan terjadinya peningkatan fitoplankton dan tumbuhnya tumbuhan air yang meningkat (Simbolon, 2016:109). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, beberapa areal di Danau Sipin banyak ditemukan tumbuhan air seperti eceng gondok yang menutupi permukaan danau sehingga dikhawatirkan akan mengurangi kadar oksigen terlarut dalam perairan dan menjadi ancaman bagi biota air di dalamnya.

3 Berbagai tekanan yang terjadi di Danau Sipin menyebabkan penurunan kualitas air danau. Menurut Syukur (Plt Dinas Lingkungan Hidup) bahwa air di Danau Sipin tidak lagi dapat digunakan untuk keperluan minum dan mandi, karena jika digunakan untuk mandi akan berdampak pada kulit yang terasa gatal-gatal (Amri,2016). Sementara laporan status lingkungan hidup daerah Provinsi Jambi mengemukakan bahwa kualitas air Danau Sipin digolongkan ke dalam Kriteria Mutu Air (KMA) Kelas II dimana hasil pemantauannya menunjukkan bahwa enam parameter yakni parameter TSS, DO, BOD, minyak dan lemak, fecal coliform dan H2S telah melebihi baku mutu yang ditetapkan (BLHD, 2014:86). Penelitian di Danau Sipin pernah dilakukan oleh Sukmono,dkk (2011:549) mengenai keanekaragaman ikan famili Siluridae dan Bagridae berdasarkan karakter morfologi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terdapat lima jenis dari famili Siluridae di Danau Sipin yakni Kryptoterus bichirris, Kryptoterus limpok, Kryptoterus schilbeides, Kriptoterus hexapterus dan Kriptoterus cryptopterus. Sedangkan terdapat empat jenis dari famili Bagridae yaitu Hemibagrus nemurus, Mystus micracanthus, Mystus bigriceps, dan Mystus wyckii. Namun hingga saat ini penelitian tentang famili Cyprinidae di Danau Sipin belum pernah dilakukan. Tekanan yang besar terhadap Danau Sipin diduga menyebabkan berubahnya keanekaragaman ikan, namun hingga saat ini data terbaru tentang keanekaragaman ikan di Danau Sipin belum tersedia padahal data tersebut sangat penting untuk mengetahui potensi danau, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai

4 Keanekaragaman ikan air tawar (Famili: Cyprinidae) di Danau Sipin Kota Jambi Sebagai Bahan Pengayaan Praktikum Taksonomi Hewan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah keanekaragaman ikan air tawar (famili: Cyprinidae) di Danau Sipin Kota Jambi? 2. Bagaimanakah indeks keanekaragaman, indeks kelimpahan dan indeks dominansi ikan di Danau Sipin Kota Jambi? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengkaji keanekaragaman ikan air tawar (famili: Cyprinidae) di Danau Sipin Kota Jambi. 2. Untuk mengkaji indeks keanekaragaman, indeks kelimpahan dan indeks dominansi ikan di Danau Sipin Kota Jambi. 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Kegunaan hasil penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi dan data ilmiah mengenai keanekaragaman ikan air tawar famili Cyprinidae sebagai dasar pengelolaan perikanan di Danau Sipin Kota Jambi.

5 2. Sebagian data dari penelitian ini akan digunakan oleh Balai Besar Perairan Umum Palembang dalam rangka pengelolaan sungai dan danau yang ada di Indonesia. 3. Hasil penelitian ini digunakan sebagai langkah awal dalam pelestarian Danau Sipin serta pembatasan terhadap kerusakan ekosistem danau di Danau Sipin Kota Jambi. 4. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif bahan pembelajaran praktikum taksonomi hewan pada program studi Pendidikan Biologi. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian dan Keterbatasan Masalah 1.5.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu: 1. Penelitian ini dilaksanakan di Danau Sipin Kota Jambi. 2. Aspek pengamatan pada penelitian ini adalah keanekaragaman ikan air tawar (famili: Cyprinidae) meliputi indeks keanekaragaman, indeks kelimpahan relatif, serta indeks dominansi. 1.5.2 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Pengamatan hanya dilakukan terhadap ikan cyprinidae yang ditangkap peneliti di lokasi penelitian Danau Sipin Kota Jambi. 2. Faktor fisik-kimia yang diamati meliputi suhu air, kecerahan air, ph, kecepatan arus air, kedalaman air, dan BOD (Biochemical Oxygen Demand).

6 1.6 Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan pengertian istilah dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan definisi operasional sebagai berikut: 1. Keanekaragaman merupakan pernyataan mengenai berbagai macam (variasi) bentuk, jenis, ciri dan morfologi yang terdapat pada suatu makhluk hidup. 2. Indeks kelimpahan relatif adalah presentasi dari jumlah imdividu suatu jenis per jumlah individu seluruh jenis. 3. Indeks dominansi merupakan analisis untuk menentukan dominansi suatu jenis dalam suatu lingkungan.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai keanekaragaman ikan air tawar (famili: cyprinidae) di danau sipin kota jambi didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Indeks keanekaragaman ikan di Danau Sipin Kota Jambi termasuk kategori sedang. Terdapat sebanyak 648 individu dan 15 spesies. Keanekaragaman pada stasiun 1 cenderung rendah. 2. Kelimpahan relatif tertinggi diantaranya Labiobarbus ocellatus 18,67 %, Rasbora dusonensis 12,80 %, dan Barbodes schwanenfeldii 11,88 %. 3. Di kawasan Danau Sipin tidak ada jenis ikan yang mendominasi karena nilai indeks dominansi yang di dapat pada saat penelitian di masing-masing stasiun lebih kecil dari 0,5. 5.2 Saran Disarankan agar Danau Sipin tetap jaga karena diketahui bahwa di Danau Sipin terdapat banyak jenis ikan yang dimanfaatkan dan bernilai ekonomi. 57