BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Beluntas dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada tanggal 25 Oktober 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

BAB III MATERI DAN METODE. kecap dalam ransum dilaksanakan pada tanggal 28 November 28 Januari 2017.

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Juli - Agustus 2012 di Desa. Alam Panjang Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April Juni 2016.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 24 Juli 2014 di kandang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Nopember sampai dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Tingkat Protein Ransum dan

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

MATERI DAN METODE. Materi

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November - Desember 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di kandang Mutiara Robani Jalan Sekuntum Gang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Kapang R. Oryzae atau C.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober sampai dengan 26

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

MATERI DAN METODE. Materi

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

BAB III MATERI DAN METODE

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2015 di

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

METODE PENELITIAN. Materi

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap yang diproses

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016 Agustus 2016 di Mateseh,

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

MATERI DAN METODE. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Penambahan Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Alat yang Digunakan dalam Penelitian.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 02 April--23 April 2014, di

Transkripsi:

BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Beluntas dan Klorin terhadap Massa Kalsium dan Massa Protein pada Ayam Broiler dilaksanakan pada tanggal 5 September sampai dengan 9 Oktober 2013 di kandang unggas. Analisis sampel dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1. Ternak dan Ransum Penelitian Ternak yang digunakan dalam penelitian yaitu DOC broiler sebanyak 140 ekor, dengan bobot badan awal 45,58 ± 2,99 g. Ransum yang digunakan dua jenis formulasi yaitu ransum komersil periode starter CP 511 produksi PT. Chareon Pokphand Jaya Fram Indonesia untuk umur 1-11 dan ransum perlakuan untuk masa adaptasi ransum umur 12-14 dan masa perlakuan umur 15-35 hari. Ransum penelitian terdiri dari jagung, bekatul, bungkil kedelai, tepung ikan, dan premix ditambah ekstrak daun beluntas sesuai perlakuan. Komposisi dan kandungan nutrisi ransum penelitian dapat dilihat dalan Tabel 2. Sistem kandang menggunakan litter. Peralatan yang digunakan antara lain tempat pakan, tempat minum, timbangan digital kapasitas 5 kg dengan tingkat ketelitian 1 g untuk menimbang ransum, menimbang bobot badan ayam, serta bobot daging ayam.

Tabel 2. Komposisi Ransum Percobaan dan Nutrisi Ransum Ayam Broiler Bahan penyusun ransum Komposisi ----------(%)---------- Jagung 59,50 Bekatul 5,54 Bungkil kedelai 26,40 Tepung ikan 7,56 Premix 1,00 Total 100,00 Kandungan Nutrisi (%)* Energi Metabolis (kkal/kg)** 3132,46 Protein Kasar 21,15 Lemak Kasar 6,65 Serat Kasar 3,77 Kalsium 0,58 Phosphor 0,41 * Dianalisis Proksimat di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro (2014). ** Energi Metabolis dihitung menggunakan rumus Schaible (1979). 3.2. Prosedur Penelitian 3.2.1. Tahap persiapan Tahap persiapan meliputi kandang beserta peralatan kelengkapan kandang. Persiapan kandang dimulai dengan menyiapkan litter, melakukan sanitasi kandang dengan desinfektan, menyekat kandang menjadi beberapa flok dan menyiapkan lampu bohlam untuk pemanas ayam yang harus dilakukan sebelum DOC datang. Pemberian air gula pada saat DOC datang ditunjukkan untuk menghilangi stress dan menambah energi. Pembuatan ekstrak daun beluntas yaitu daun beluntas segar yang telah disediakan, dicuci bersih untuk menghilangkan debu dan kotoran lainnya. Daun

beluntas selanjutnya ditimbang dan digiling menggunakan blender serta ditambah air hangat bersuhu 50-60 C sampai berbentuk Juice beluntas. Perbandingan daun beluntas dengan air adalah 1:2 (500 g daun beluntas :1000 ml air). Juice beluntas yang dihasilkan kemudian disaring dengan kain kasa, sehingga diperoleh 100% ekstrak daun beluntas dalam 1000 ml. Selanjutnya, untuk mendapatkan 1 liter ekstrak 2%, maka diambil 20 ml ekstrak daun beluntas 100% kemudian ditambahkan air sebanyak 980 ml untuk T1. Hal yang sama juga untuk perlakuan T2, T3, dan T4, sesuai dengan dosis pemberian ekstrak daun beluntas dilaksanakan sebelum menyusun ransum dengan skema seperti pada Ilustrasi 1. Daun Beluntas segar Pencucian Penumbukan dengan air hangat 50-60 C Perbandingan air: daun beluntas adalah 2:1 penyaringan Cairan/ Produk Hasil Ekstrasi Dicampurkan dalam Ransum Basal Ilustrasi 1. Alur Pembuatan Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica Less)

3.2.2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan dimulai dengan pemeliharaan ayam pada kandang brooder selama 2 minggu. Pemberian ransum mulai saat DOC sampai umur 11 hari dengan diberi ransum komersial CP 511 fase starter, dan pada umur 12 sampai 14 hari diberi ransum perlakuan sebagai periode adaptasi. Penempatan pada masing-masing perlakuan dilakukan secara acak melalui undian. Ayam pada umur 4 dan 12 hari diberi vaksin ND dan gumboro, dan pada umur 21 hari ayam diberikan vaksin ND Laktosa. Ayam mulai umur 15 sampai 35 hari diberi ransum dan air minum yang telah ditambah ekstrak daun beluntas dan klorin sesuai dengan perlakuan. Ekstrak daun beluntas dicampur dalam sejumlah kecil ransum, dan klorin dalam air minum, diberikan pada pagi hari sampai habis terkonsumsi selanjutnya diberikan ransum dan air minum tanpa ekstrak daun beluntas dan klorin adlibitum. Ekstrak daun beluntas yang dihasilkan pada Ilustrasi 1 diambil 20 ml kemudian dicampur 980 ml air untuk taraf 2% ekstrak daun beluntas atau untuk perlakuan T1. Demikian selanjutnya ekstrak daun beluntas ditingkatkan 20 ml dan airnya dikurangi 20 ml dan menjadi perlakuan T2, T3 dan T4. Selanjutnya, ekstrak daun beluntas dicampur ransum dengan perbandingan 1:1 atau 500 ml ekstrak daun beluntas : 500 g ransum untuk semua perlakuan dan diberikan pada pagi hari seperti yang dibahas diatas. Pemberian klorin sebanyak 30 ppm (T1), 20 ppm (T2), 10 ppm (T3) tanpa klorin (T4) dicampurkan kedalam air minum sebanyak 500 ml. Ransum dan minum tanpa ekstrak daun beluntas atau klorin diberikan setiap hari adlibitum.

3.3. Parameter Penelitian Parameter yang diamati meliputi konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, retensi kalsium, massa kalsium dan massa protein daging. Pengukuran parameter menggunakan rumus sebagai berikut: 1. Konsumsi Ransum Konsumsi Ransum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Konsumsi Ransum= pemberian ransum-sisa ransum 2. Retensi Kalsium Pelaksanaan metode total koleksi terdiri dari dua periode, yaitu periode pendahuluan dan koleksi. Periode pendahuluan bertujuan memberikan kesempatan ternak adaptasi terhadap ransum perlakuan dan keadaan lingkungan (Tillman et al., 1991). Retensi kalsium dapat dihitung dengan cara total koleksi. Total koleksi diawali dengan memuasakan ternak yang bertujuan untuk menghilangkan pengaruh sisa ransum sebelumnya, kemudian total koleksi ekskreta dilakukan selama 5 hari. Ekskreta ditampung dengan nampan yang dilapisi plastik dan dipasang di bawah kandang. Ekskreta disemprot dengan HCl 0,2 N, Setiap 3 jam. Penggantian nampan penampung ekskreta dilakukan setiap hari. Ekskreta yang ditampung kemudian ditimbang berat basah lalu dikeringkan untuk mencari berat kering udara. Sampel diambil dan dianalisis kadar kalsium dalam ekskreta dan dari pakan yang diberikan kepada ayam broiler di Laboratorium Biokimia Nutrisi, Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Retensi kalsium dapat menggunakan rumus:

Ca Rans Ca Eks Retensi Ca (g)= xkons Rans - xb Eks 100 100 Keterangan: Ca Rans = Kalsium Ransum Kons Rans = Konsumsi Ransum Ca Eks = Kalsium Ekskreta B Eks = Berat Ekskreta 3. Massa Kalsium Daging Pengukuran massa kalsium dilakukan pengambilan sampel daging pada saat ayam umur 35 hari dengan mengambil secara acak satu ekor ayam dari setiap ulangan. Ayam selanjutnya ditimbang terlebih dahulu kemudian dipotong, dan bobot karkas ditimbang. Sampel daging diambil dari campuran daging dada dan paha. Sampel daging ± 20 g dicampur dan dihomogenkan, selanjutnya dimasukkan kedalam plastik flip dan dianalisis kadar kalsium. Sampel daging yang sudah dihomogenkan dalam cawan porselin kemudian di timbang sebanyak 10 g, dipanaskan sampai berwarna kehitaman, kemudian ditanur dengan suhu sekitar 550 C selama 5 jam, kemudian didinginkan. Daging setelah ditanur selanjutnya ditambah 25 ml HCl dipanaskan di dalam waterbath dengan suhu 100 C hingga kering, kemudian ditambahkan 10 ml HCl pekat dan 50 ml aquades diaduk sampai larut dan dipanaskan diwaterbath selama 5 menit. Penyaringan sampel, filtrate dimasukan dalam labu ukur 250 ml dan ditambahkan aquades, dikocok sampai homogen. Larutan diambil dari labu ukur sebanyak 50 ml dan dimasukan ke erlenmeyer, ditambahkan 1-2 ml larutan NaOH 55% sampai ph 12-13, kemudian ditambah indikator murexide bubuk. Larutan dititrasi dengan larutan EDTA hingga terjadi perubahan dari warna merah muda menjadi ungu. Tinggi rendah kalsium dapat ditandai dengan perubahan warna daging

setelah dititrasi menjadi ungu. Massa kalsium daging dihitung berdasarkan rumus menurut Suthama (2003) : Massa kalsium daging= kadar kalsium daging % x bobot daging (g ekor) 4. Massa Protein Daging Pengukuran massa protein diawali dengan pengambilan sampel daging pada saat ayam umur 35 hari secara acak satu ekor ayam dari setiap ulangan. Ayam selanjutnya, ditimbang terlebih dahulu kemudian dipotong, dan bobot karkas ditimbang. Sampel daging diambil dari campuran daging dada dan paha. Sampel daging ± 20 g dicampur dan dihomogenkan selanjutnya dimasukkan ke dalam plastik flip dan dianalisis kadar protein. Pengukuran protein daging dari 1 g sampel, dimasukan ke dalam tabung ditambah 1 g katalis selen, dan 15 ml H 2 SO 4 selanjutnya didestruksi sampai jernih. Destruksi yang telah selesai dilanjutkan didestilasi dengan HCl 0,1 N 50 ml, kemudian ditambah 2 tetes methyl orange dalam erlenmeyer. Destilasi, sampel ditambah dengan indikator PP 1% sebanyak 3 tetes. Sampel dimasukkan ke dalam alat destilasi dan diberi NaOH sampai warna menjadi keunguan. Kemudian dititrasi dengan menggunakan NaOH 0,0949 N sampai berwarna kuning. Kadar protein dalam daging ayam broiler dapat diketahui dari hasil pengujian sampel setelah dititrasi dengan larutan NaOH berubah menjadi berwarna kuning. Massa protein daging dihitung berdasarkan rumus menurut Suthama (2003) : Massa Protein daging= kadar protein daging % x bobot daging (g ekor)

5. Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) Pertambahan bobot badan harian (PBBH) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: bobot badan akhir-bobot badan awal PBBH= lama pengamatan 3.4. Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 4 ulangan, masing-masing 7 ekor. Perlakuan dalam penelitian sebagai berikut : T0 = ransum tanpa penambahan ekstrak beluntas dan air minum tanpa klorin. T1 = ransum + ekstrak daun beluntas 2%, dan air minum+ klorin 30 ppm. T2 = ransum + ekstrak daun beluntas 4%, dan air minum+ klorin 20 ppm. T3 = ransum + ekstrak daun beluntas 6%, dan air minum + klorin 10 ppm. T4 = ransum + ekstrak daun beluntas 8%, dan air minum tanpa klorin. Model linier dengan (RAL) adalah sebagai berikut: Keterangan : Y ij = µ + τ i + ε ij Y ij = retensi kalsium, massa kalsium, dan protein daging ayam broiler ke-j yang memperoleh perlakuan penambahan ekstrak daun beluntas dan klorin dalam ransum ke-i i = perlakuan ke-1,2,3,4,5 j = ulangan ke- 1,2,3,4 µ = nilai tengah umum retensi kalsium, massa kalsium, dan protein daging ayam broiler τ i = pengaruh perlakuan penambahan ekstrak daun beluntas dan klorin dalam ransum ayam broiler ke-i ε ij = pengaruh galat percobaan pada retensi kalsium, massa kalsium, dan protein daging ayam broiler ke-j yang memperoleh perlakuan penambahan ekstrak daun beluntas dan klorin dalam ransum ke-i

Hipotesis Statistika H0 : τ i = 0 semakin tinggi penambahan ekstrak daun beluntas dan klorin tidak berbeda nyata terhadap retensi kalsium, massa kalsium, dan protein daging pada ayam broiler. H1 :τ i 0 Minimal ada satu perlakuan,semakin tinggi penambahan ekstrak daun beluntas dan klorin yang mempengaruhi retensi kalsium, massa kalsium, dan protein daging pada ayam broiler. Kriteria pengujian : Data yang diperoleh dianalisa menggunakan analisis ragam. pengujian adalah sebagai berikut : Jika F hit < F tabel, maka H 0 diterima dan H 1 ditolak. Jika F hit F tabel, maka H 1 diterima dan H 0 ditolak. Adapun kriteria