BAB I PENDAHULUAN. mengutip data dari Bureau of the Census USA (1993), Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Secara teori perkembangan manusia dimulai dari masa bayi, anak,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini transisi demografi terjadi di seluruh dunia, dimana proporsi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembagan laju penyakit di Indonesia dewasa ini sangat

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

FIFI AZISYAH NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yang terbatas antara individu dengan lingkungannya (WHO, 2007). Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO, 2015), sekitar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia hamil.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai % menurun menjadi % (Adisasmito, upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada partisipasi masyarakat yang bersangkutan (Kemenkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lanjut usia (lansia). Kecenderungan peningkatan jumlah lansia. hidup mereka agar dapat mempertahankan kesehatannya.

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut data statistik Indonesia, dari tahun ke tahun jumlah penduduk di

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses. pembangunan,terutama di bidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010).

I. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih tinggi dari pada populasi lansia di dunia setelah tahun 2010 (Infodatin,

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Menurut WHO dan

BAB I PENDAHULUAN. signifikan dengan perubahan sosial yang cepat dan stres negatif yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan sosial lanjut usia (lansia) adalah proses pemberian

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENDIDIKAN, SOSIAL EKONOMI DAN JARAK TEMPAT PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN POS KESEHATAN DESA (PKD) DI KECAMATAN COLOMADU

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pendunduk yang berusia diatas 60 tahun atau lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar.

Fajarina Lathu INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar, karena menyangkut pemenuhan kebutuhan yang sangat vital bagi kesehatan

GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012

BAB I PENDAHULUAN. Ayat 1 dan UU NO.36 Tahun 2009) dan sekaligus sebagai investasi, kesehatan yang optimal (Komnas Lansia, 2010).

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOMBA OPU KABUPATEN GOWA TAHUN 2015

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

BAB 1 : PENDAHULUAN. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada Tahun

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Chan, sekitar 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur an, QS. Al- penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan

BAB 1 : PENDAHULUAN. berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation

BABI PENDAHLJLUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemanfaatan pelayanan kesehatan secara umum bisa dikaitkan baik. di beberapa daerah yang mengalami kendala dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, memberikan dampak yaitu meningkatnya umur harapan hidup (life expectancy), yang berarti populasi lanjut usia di seluruh dunia, di Asia, dan Indonesia akan bertambah jumlahnya. Menurut Darmojo (2011) yang mengutip data dari Bureau of the Census USA (1993), Indonesia diperkirakan akan mengalami pertambahan warga lanjut usia terbesar di seluruh dunia antara tahun 1990 2025, yaitu sebesar 414%. Adanya peningkatan jumlah populasi lanjut usia tersebut, diperlukan persiapan diri secara dini bagi lanjut usia dalam merawat kesehatannya. Pada tahun 2000 jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia sekitar 15 juta orang atau 7,5%. World Health Organitation (WHO) memperkirakan jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia pada tahun 2020 akan mencapai angka 11,34% atau sekitar 28,8 juta lanjut usia yang menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia terbesar di dunia (Darmojo, 2011). Semakin meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia, pemerintah telah merumuskan beberapa kebijakan pelayanan kesehatan untuk lanjut usia dengan mengadakan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) lanjut usia yang dibina oleh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Karanganyar. Adanya 1

2 pengadaan posyandu lanjut usia bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya lanjut usia, agar jumlah populasi lanjut usia yang semakin besar tidak hanya menjadi beban bagi keluarga, masyarakat dan negara. Diharapkan dengan adanya posyandu lanjut usia akan tercapai penduduk lanjut usia yang sehat, masih produktif, serta tidak sakit-sakitan (Dep Kes RI, 2005) Dalam melaksanakan kegiatan posyandu sering terdapat kendala yang sering dihadapi lanjut usia dalam mengikuti kegiatan posyandu antara lain pengetahuan lanjut usia yang rendah tentang manfaat posyandu, jarak rumah dengan posyandu yang jauh dan sulit di jangkau, jenis kelamin yang masih didominasi lanjut usia perempuan, dukungan keluarga, sikap petugas posyandu yang kurang baik. Dalam kegiatan posyandu ini dukungan keluarga sangat berperan karena keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat dengan lanjut usia. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1998) dalam Mubarak (2009). Data dari Dinas Kesehatan Karanganyar tahun 2013, terdapat 12.229 lanjut usia. Tercatat 4.369 lanjut usia yang terdaftar dalam posyandu lanjut usia, dari jumlah tersebut yang aktif dalam kegiatan Posyandu ada 990 lanjut usia (28%). Survey pendahuluan dari Puskesmas Colomadu desa Gajahan merupakan jumlah lanjut usia yang aktif di

3 Posyandu Lanjut usia paling sedikit, yaitu 135 lanjut usia dari 356 lanjut usia yang terdaftar, tercatat dari bulan Maret 2013 Maret 2014. Jumlah lanjut usia dari 4 posyandu lanjut usia yang berada di Desa Gajahan terdapat 356 orang. Berdasarkan hasil survey peneliti pada tanggal 28 Maret 2014 di 4 Posyandu Lanjut usia Desa Gajahan, dengan frekuensi kehadiran dikatakan aktif 50% dan dinyatakan tidak aktif < 50%, yang datang ke posyandu pada bulan Februari 2013 sebanyak 289 orang (81,1%), namun tiap bulan sampai bulan Maret 2014 lanjut usia yang datang ke Posyandu hanya sekitar 190 orang (53,3%). Melihat data tersebut, cakupan kegiatan posyandu belum 100% terlaksana, terlihat dari presentase kehadiran hanya 53,3%. Hal ini menunjukkan penurunan keaktifan lanjut usia untuk hadir ke posyandu. Penelitian oleh Damayanti (2012) menyebutkan bahwa pengetahuan, sikap, faktor keluarga, faktor posyandu atau pelayanan kesehatan dan tokoh masyarakat berkontribusi terhadap keikutsertaan lanjut usia untuk datang ke posyandu. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan melakukan wawancara dengan kader posyandu lanjut usia di RW III Desa Gajahan mengatakan lanjut usia tidak semua aktif ke posyandu tiap bulan, dan itu disebabkan karena lanjut usia sering lupa, dan keluarga juga tidak mengingatkan meskipun satu rumah, kalau pagi kerja dan tetangga juga punya aktivitas sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dari 6 lanjut usia yang terdaftar namun tidak aktif di Posyandu Lanjut usia Desa Gajahan, 5 lanjut usia

4 mengatakan kalau sering lupa dengan jadwal kegiatan di posyandu, keluarga tidak pernah mengingatkan tentang jadwal kegiatan di posyandu, keluarga juga tidak pernah menanyakan kepada lanjut usia tentang kedatangan di kegiatan posyandu lanjut usia dan 1 lanjut usia mengatakan kalau keluarga selalu mengingatkan tentang jadwal kegiatan di posyandu. Kemudian hasil wawancara dari 6 keluarga lanjut usia, 6 keluarga lanjut usia mengatakan tidak pernah mengantarkan lanjut usia ke posyandu lanjut usia, 5 keluarga diantaranya tidak pernah mengingatkan tentang jadwal kegiatan di posyandu lanjut usia, dan 1 keluarga lanjut usia mengatakan selalu mengingatkan tentang jadwal kegiatan di posyandu lanjut usia tetapi tidak pernah mengantarkan lanjut usia ke posyandu. Selain itu, ketidakaktifan lanjut usia di desa Gajahan ke posyandu lanjut usia disebabkan kurangnya informasi yang menganggap bahwa posyandu hanya tempat pemeriksaan tekanan darah dan tempat untuk berobat saja. Oleh sebab itu banyak lanjut usia yang tidak hadir ke posyandu karena mereka masih sehat sehingga belum perlu pergi ke posyandu. Hasil wawancara dari 4 lanjut usia yang terdaftar namun tidak aktif di posyandu lanjut usia desa Gajahan mengatakan tidak pernah berkunjung ke posyandu lanjut usia karena kegiatan posyandu hanya untuk memeriksakan tekanan darah dan menimbang berat badan serta untuk berobat saja, lanjut usia mengatakan lebih nyaman dirumah bersama cucu karena masih sehat sehingga tidak perlu ke posyandu, mereka kurang mengerti tentang kegiatan - kegiatan yang ada di posyandu.

5 Melihat keadaan tersebut, ada tidaknya hubungan tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga dengan keaktifan lanjut usia dalam mengikuti kegiatan di Posyandu Lanjut usia Desa Gajahan Kecamatan Colomadu perlu diketahui. B. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga dengan keaktifan lanjut usia dalam mengikuti kegiatan di Posyandu Lanjut usia Desa Gajahan Kecamatan Colomadu? C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui adakah hubungan tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga dengan keaktifan lanjut usia dalam mengikuti kegiatan di Posyandu Lanjut usia Desa Gajahan Kecamatan Colomadu. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan lanjut usia dalam kehadiran di Posyandu Lanjut usia Desa Gajahan Kecamatan Colomadu. b. Untuk mengetahui dukungan keluarga pada lanjut usia dalam kehadiran di Posyandu Lanjut usia Desa Gajahan Kecamatan Colomadu. c. Untuk mengetahui keaktifan lanjut usia dalam kehadiran di Posyandu Lanjut usia Desa Gajahan Kecamatan Colomadu.

6 d. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan keaktifan lanjut usia dalam mengikuti kegiatan di Posyandu Lanjut usia Desa Gajahan Kecamatan Colomadu. e. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lanjut usia dalam mengikuti kegiatan di Posyandu Lanjut usia Desa Gajahan Kecamatan Colomadu. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Kader Posyandu Lanjut usia Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan keaktifan lanjut usia dalam mengikuti kegiatan di Posyandu Lanjut usia. 2. Bagi Lanjut usia dan Keluarga Lanjut usia Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan kepada keluarga lanjut usia agar lebih aktif dalam memberikan dukungan kepada lanjut usia untuk mengikuti kegiatan di posyandu lanjut usia. 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang hubungan tingkat pengetahuan tentang jenis kegiatan Posyandu dan dukungan keluarga dengan keaktifan lanjut usia (lanjut usia) dalam mengikuti kegiatan di Posyandu Lanjut usia 4. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

7 Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi calon perawat dalam meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan tentang pentingnya pengetahuan dan dukungan keluarga bagi lanjut usia. E. Keaslian penelitian Penelitian yang pernah di lakukan dan berkaitan dengan penelitian ini adalah: 1. Penelitian Sri Rahayu (2006), dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakaktifan Lanjut Usia ke Posyandu Di Puskesmas Cebongan Salatiga. Metode penelitian ini kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian mengambil usia lanjut yang berusia 65 tahun yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Cebongan, sampling yang digunakan yaitu teknik purposive sampling sebanyak 12 responden. Hasil : Ketidakaktifan lanjut usia ke Posyandu di Puskesmas Cebongan Kota Salatiga dilihat dari karakteristik lanjut usia karena factor penurunan fungsi organ tubuh, factor pekerjaan, dan factor dirinya merasa sehat. Persamaan dengan peneliti terlihat dari subyeknya, sedangkan perbedaannya terdapat pada sasaran, tempat, variabel independen, fenomena, instrument, metode penelitian, teknik sampling, dan unit analisa data. 2. Penelitian Dwi Lestari (2011), dengan judul Perbedaan Perilaku Masyarakat dalam Pemanfaatan Posyandu Lanjut usia Yuswo Widodo 1 terhadap Posyandu Yuswo Widodo 2 Tegal Lempuyangan Kelurahan

8 Bausasran Kecamatan Danurejan. Jenis penelitian ini deskriptif korelatif bersifat kuantitatif dengan rancangan cross sectional dengan pendekatan study comparative. Subyek penelitian lanjut usia dengan usia 60 tahun keatas yang tinggal di Kelurahan Bausasran Kecamatan Danurejan. Sampling yang digunakan dengan teknik cluster random sampling sebanyak 74 responden. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan perilaku lanjut usia dalam pemanfaatan Posyandu lanjut usia di Yuswo Widodo 1 dengan Yuswo Widodo 2 Tegal Lempuyangan Bausasran Danurejan. Persamaan dengan peneliti terlihat dari subyek penelitian, sedangkan perbedaannya terdapat pada tempat, variabel independen, fenomena, instrument, teknik sampling, dan unit analisa data.