2017 STUD I ETNOBOTANI TUMBUHAN UNTUK BAHAN BANGUNAN D AN KERAJINAN D I KAMPUNG AD AT KUTA KABUPATEN CIAMIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia salah satunya berfungsi dalam menyembuhkan. berbagai penyakit yang dikenal sebagai tumbuhan obat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, dan lebih dari 60% dari jumlah ini merupakan tumbuhan tropika.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kelompok etnik tradisional di Indonesia mempunyai ciri-ciri dan jati diri

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kaum tua, dan lambat laun mulai ditinggalkan karena berbagai faktor penyebab.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai tanaman industri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Moch Ali M., 2015

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. ini menyebabkan perbedaan dalam pemanfaatan tumbuhan baik dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Cisolok Kabupaten Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. ruang aktivitas manusia dan budayanya tidak bisa lepas dari atmosfir, biosfir,

2015 POLA PEWARISAN NILAI DAN NORMA MASYARAKAT KAMPUNG KUTA DALAM MEMPERTAHANKAN TRADISI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. GAMBAR 1.1 Kampung Adat Kuta Sumber: denisugandi.com, 2016

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan bumi, dan masyarakat umumnya. 1 Etnobotani juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. Kelahirannya dilatarbelakangi oleh norma-norma agama, dan dilandasi adat

BAB I PENDAHULUAN. hayati sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan (Kinho et al., 2011, h. 1).

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan dua pertiga merupakan luas lautan. Sedangakan diantara negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN. beragam pula yang dilakukan oleh masing masing etnis itu sendiri. Tumbuhantumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki etnis sangat beragam, yaitu terdiri atas 300 kelompok etnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam hayati Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi.

2016, No pengetahuan dan teknologi tentang keanekaragaman hayati yang harus disosialisasikan kepada masyarakat, perlu membangun Museum Nasiona

Tinjauan Pustaka. A. Pengertian Tumbuhan Obat

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dihuni oleh kurang lebih suku tumbuhan yang meliputi 25-30

BAB I PENDAHULUAN. besar di dalam suatu ekosistem. Hutan mampu menghasilkan oksigen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur

BAB I PENDAHULUAN spesies tumbuhan, 940 spesies diantaranya merupakan tumbuhan obat dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajemukannya itu ditandai dengan beragamnya etnik, suku, ras, bahasa,

1. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaannya diserahkan hukum adat (Pasal 1 UU No.41 tahun 1999). Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam periodesasinya disebut seni prasejarah indonesia. Seni prasejarah disebut

BAB V PENUTUP. Setelah semua tahap penelitian dilaksanakan, maka peneliti ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. spesifik. Oleh sebab itu, apa yang diperoleh ini sering disebut sebagai

Ketika Budaya Sasi Menjaga Alam Tetap Lestari

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

PENDAHULUAN Latar Belakang

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan yang luas. Gejala ini mulai muncul sejak awal abad ke-20 dan mengakibatkan

PENDAHULUAN. peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan sosial, pembangunan dan

PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioregion

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka yang panjang dalam Skripsi H. Siagian (Telaah Pemanfaatan Berbagai Jenis

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara kaya akan keanekaragaman hayati, keanekaragaman etnis, serta kekayaan budayanya. Keanekaragaman etnis memunculkan perbedaan adat dan kebiasaan antar etnis di Indonesia. Kondisi demikian juga memunculkan keragaman cara pemanfaatan tumbuhan oleh masing-masing etnis sebagai suatu warisan yang berupa keterampilan untuk keperluan hidup sehari-hari (Agustian, 2014). Tumbuhan adalah sumberdaya hayati yang telah digunakan manusia diseluruh dunia sejak lama. Etnobotani adalah interaksi masyarakat setempat atau masyarakat etnis dengan lingkungan hidupnya, khususnya tumbuh-tumbuhan serta suatu pengkajian terhadap penggunaan tumbuh-tumbuhan dalam kebudayaan hingga keaagamaan seperti penggunaan tumbuhan untuk bahan makanan, perlindungan atau rumah, pengobatan, pakaian, upacara adat dan lain-lain (Purwanto, 1999). Etnobotani dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mendokumentasikan pengetahuan masyarakat tradisioal, masyarakat awam yang telah menggunakan berbagai macam tumbuhan untuk menunjang kehidupannya. Tumbuhan memiliki peran penting dalam menunjang kebutuhan berupa sumber bahan pangan, pengobatan, bahan bangunan, upacara adat, bahan pewarna dan lainnya. Etnobotani melibatkan berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti sejarah, antrophologi, ekologi, pengobatan, botani dan cabang lainnya. Botani merupakan objek dari biologi dan persoalan yang dimilikinya, dan ekologi sebagai bagian dari persoalan biologi yang membahas interaksi organisme dengan lingkungan biotik dan abiotiknya. Ekologi yang terkait dengan keunikan etnik seperti halnya etnobotani. Kajian etnobotani dapat dicari padanannya dengan etnoekologi, etnomedisin, dan kajian persoalan biologi dengan etnik lainnya. Tujuan mempelajari etnobotani adalah untuk memperoleh manfaat tidak hanya bagi manusia, tetapi juga bagi lingkungan kehidupan tumbuhan tersebut, agar 1

2 sumberdaya tumbuhan yang digunakan kelangsungannya dapat terlindungi. (Suryadarma, 2008). Pada pertemuan perkumpulan arkeologi tahun 1895, Harsberger menyatakan gagasannya bahwa etnobotani mempelajari pemanfaatan tumbuhan secara tradisional oleh suku bangsa yang primitif (Chandra 1990 dalam Soekarman dan Riswan, 1992). Etnobotani menekankan bagaimana mengungkap keterkaitan budaya masyarakat dengan sumberdaya tumbuhan di lingkungannya secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam hal keterkaitan tersebut muncul pengetahuan akan pemanfaatan, pelestarian dan konservasi tumbuhan tersebut di dalam kebudayaan masyarakat tersebut. Pemahaman yang dimiliki oleh masyarakat adat dapat dilihat dari adanya pengetahuan tradisional yang telah mereka kembangkan untuk mendukung kehidupannya. Pengetahuan tradisional dapat digunakan untuk mengetahui berbagai jenis tumbuhan, sifat-sifat serta pengaruh dari tumbuhan tersebut, serta perlakuan terhadap tumbuhan. Pemanfaatan jenis tumbuhan oleh masing- masing kelompok masyarakat adat sesuai dengan wilayah hidupnya memiliki ketergantungan pada setiap tumbuhan yang tersedia, misalnya saja sebagai sumber obat, bahan bangunan, kerajinan, bahan untuk upacara adat dan yang lainya (Suryadarma, 2008). Tumbuhan yang digunakan tentu saja merupakan tumbuhan yang biasa digunakan oleh orangorang terdahulu dan biasanya tumbuhan yang terdapat di lingkungan kawasan tempat tinggal mereka. Pemanfaatan jenis tumbuhan tersebut mencakup keseluruhan identitas etnis bersangkutan, sehingga pembahasan etnobotani, bukan hanya menyangkut tampilan biologi taksonomi satu jenis atau kelompok tumbuhan, tetapi berupa sikap, perilaku, pengetahuan masyarakat terhadap kelompok tumbuhan dalam menjaga dan melangsungkan kebudayaan dan etnisitasnya. Studi etnobotani dapat membantu masyarakat untuk mengetahui secara ilmiah pengetahuan yang dimiliki dalam menunjang kehidupannya, melalui membaca ulang hasil hasil penelitian yang disusun secara praktis oleh para peneliti (Suryadarma, 2008). Menurut Hilman (2011) Kampung Adat Kuta merupakan salah satu kampung adat yang berada di Indonesia tepatnya berada di Desa Karangpaningal,

3 Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis. Kampung Adat Kuta kukuh memelihara tradisi leluhur berusia ratusan tahun yang membingkai kehidupan masyarakatnya. Pada tahun 2002 Kampung Adat Kuta ini mendapatkan Kalpataru oleh Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarno Putri sebagai kategori penyelamat lingkungan dan adat istiadat di Indonesia (Fauzi, 2015). Kata Kuta memiliki arti penghalang yakni penghalang berupa tebing. Tebing- tebing tersebut berada mengelilingi Kampung Kuta, menurut cerita yang beredar di masyarakat setempat pada zaman dahulu tebing tersebut berfungsi sebagai penghalang serangan musuh dari luar, ketika Kampung Kuta akan dijadikan kerajaan oleh Prabu Ajar Sukaresi (Arvada,2016). Masyarakat adat Kampung Kuta masih berpegang pada keyakinan amanat para leluhurnya salah satunya adalah menjaga rumah adat. Kampung Kuta mempunyai rumah adat yang bentuknya panggung beratapkan rumbia dan atau injuk (Hilman, 2011). Masyarakat Kampung Kuta memiliki aturan bahwa setiap bangunan yang berada di Kampung Kuta tidak boleh bangunan tembok karena masyarakat Kampung Kuta berpegang teguh pada pepatah atau amanat leluhurnya dalam bahasa Sunda yaitu Ulah rek di kubur hirup-hirup, ulah ngabangun istana jadi astana yang artinya, Jangan mau dikubur hidup-hidup, jangan membangun istana (rumah) yang menjadi astana (kuburan) (Fauzi, 2015). Material yang digunakan untuk membuat rumah memanfaatkan bahan-bahan alami yakni tumbuhan dari lingkungan sekitar (Nydia dkk., 2014). Model rumah panggung terus dipertahankan, selain alasan adat warga Kampung Kuta juga punya alasan teknis, yaitu karena tanah di kawasan itu labil dan solusi terbaik untuk kondisi alam tersebut adalah tetap dengan model rumah panggung. Peristiwa gempa yang terjadi tahun 2006 dan 2009 di Kabupaten Ciamis tidak berpengaruh terhadap rumah dan bangunan lainnya di Kampung adat Kuta. Seluruh bangunan tidak ada yang roboh dan penghuninya tetap berada di dalam rumah. Menurut masyarakat Kampung adat Kuta, rumah yang dibangun aman terhadap gempa, karena secara fisik dibangun dengan menggunakan bahan-bahan alam yang ringan dan ramah lingkungan namun tetap kokoh dan kuat (Nuryanto dkk., 2016).

4 Hal yang menarik lain yang terdapat di Kampung Kuta yaitu terdapatnya beberapa kerajinan yang dibuat dari tumbuhan, kerajinan yang terkenal dari Kampung Kuta yaitu sebuah tas yang dinamakan Kamuti yang terbuat dari daun tumbuhan tertentu dibuat biasanya oleh masyarakat sekitar bahkan sudah diproduksi untuk diperjual belikan (Dwiartama,2005). Berdasarkan penjelasan di atas masyarakat Kampung Adat Kuta masih menjaga eksistensi rumah adat panggung yang bahan-bahannya menggunakan bahan alami yang diambil dari alam karena masih memegang teguh amanat dari leluhurnya terdahulu. Serta masyarakat masih menggunakan tumbuhan sebagai bahan kerajinan untuk kebutuhan sehari-hari hingga diperjual belikan. Guna kearifan lokal yang ada terjaga maka perlu diketahui jeni-jenis tumbuhan yang biasa digunakan sehingga generasi selanjutnya dapat mengetahui nama dari tumbuhan hingga nilai penting dari tumbuhan tersebut, ciri dari tumbuhan tersebut dan bagaimana cara menjaga tumbuhan tersebut agar tetap terjaga sehingga lingkungan sekitar tetap terjaga dan tidak terjadi kerusakan. Oleh karena itu telah dilakukan penelitian mengenai Studi Etnobotani Tumbuhan untuk Bahan Bangunan dan Kerajinan di Kampung Adat Kuta Kabupaten Ciamis. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, adapun permasalahan yang menjadi dasar penelitian ini yaitu Bagaimana masyarakat Kampung Adat Kuta memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan bangunan dan kerajinan? C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat dijabarkan dalam beberapa pernyataan yang lebih terperinci untuk memandu arah penelitian sebagai berikut: 1. Jenis tumbuhan dan bagian tumbuhan apa yang biasa digunakan untuk bahan bangunan dan bahan kerajinan di Kampung Adat Kuta Ciamis? 2. Bagaimana cara masyarakat menjaga kelestarian dari tumbuhan tersebut?

5 3. Bagaimana nilai ekonomi dari kerajinan yang dibuat oleh masyarakat adat Kampung Kuta Ciamis dan nilai ekonomi dari tumbuhan untuk bahan bangunan? D. Batasan Masalah 1. Subjek penelitian adalah masyrakat Kampung Adat Kuta dengan jenis kelamin laki- laki dan merupakan kepala rumah tangga. 2. Jenis tumbuh-tumbuhan yang terdapat di Kampung Adat Kuta yang biasa digunakan masyarakat Kampung Adat Kuta untuk dijadikan bahan bangunan dan bahan kerajinan. E. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi jenis dan bagian tumbuhan yang biasa digunakan untuk bahan bangunan dan bahan kerajinan di Kampung Adat Kuta Ciamis. 2. Mendeskripsikan cara masyarakat menjaga kelestarian dari tumbuhan tersebut. 3. Mengidentifikasi nilai ekonomi dari kerajinan yang dibuat oleh masyarakat adat Kampung Kuta Ciamis dan nilai ekonomi dari tumbuhan untuk bahan bangunan. F. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak di antaranya: 1. Bagi peneliti: hasil penelian ini dapat memberikan informasi tentang pemanfaatan tumbuhan untuk bahan bangunan dan untuk kerajinan di Kampung Adat Kuta tersebut dan mendapatkan informasi mengenai ciri dari tumbuhan tersebut. 2. Bagi masyarakat umum: dapat memberikan informasi tentang berbagai tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan dan kerajinan namun tetap menjaga kelestarian dari tumbuhan tersebut.

6 3. Bagi peneliti lain: hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi untuk penelitian lebih lanjut dan mendalam. G. Struktur Organisasi Skripsi Penulisan dalam skripsi ini mengacu pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tahun 2016. Adupun struktur organisasi dari skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu: Di dalam Bab I berisi tentang latar belakang masalah yang melandasi penelitian ini. Selanjutnya dalam Bab I juga terdapat rumusan masalah, pertanyaan penelitian, batasan masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian ini. Bab II berisi tentang kajian literatur atau teori-teori yang berhubungan dan mendukung penelitian ini. Teori-teori yang terdapat pada Bab II ini yaitu teori tentang etnobotani, keanekaragaman sumber daya hayati Indonesia, sistem pengetahuan tradisional, konservasi tumbuhna, pemanfaatan tumbuhan berguna, kampung adat dan kampung Adat Kuta. Selain itu di dalam Bab II juga terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan etnobotani Bab III berisi mengenai uraian metode secara terperinci yang digunakan dalam penelitian ini serta alur penelitian. Dimulai dari jenis penelitian, desain penelitian, partisipan penelitian, waktu dan tempat penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur dan alur penelitian serta analisis data. Di dalam Bab IV ini menganalisis serta membahas temuan data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap masyarakat Kampung adat Kuta. Pembahasan dihubungkan dengan teori-teori yang tedapat dalam Bab II. Adapun hal-hal yang dibahas dalam Bab IV antar lain yaitu jenis tumbuhan yang digunakan untuk bahan bangunan dan kerajinan, cara pelestarian tumbuhan, serta nilai ekonomi dari bahan bangunan dan kerajinan. Bab V berisi tentang simpulan dari hasil analisis data secara keseluruhan dan ringkas. Terdapat pula Implikasi penerapan hasil penelitian ini serta rekomendasi untuk penelitian selanjutnya juga dipaparkan.