kematian akibat penyakit tersebut. Berdasarkan data RISKESDAS (Riset jumlah penderita sebanyak 2,1%, meningkat 1 persen dari tahun 2007.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu dalam darah. Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi pankreas

BAB I PENDAHULUAN. panjang, baik mikroangiopati maupun makroangiopati ( Hadisaputro &

BAB I PENDAHULUAN. jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, setelah India (31,7

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes millitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. setelah India, Cina dan Amerika Serikat (PERKENI, 2011). Menurut estimasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN. gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes. melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

BAB I PENDAHULUAN. pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau ketika sel-sel tubuh resisten

BAB I PENDAHULUAN. sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Perkeni, 2011). Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. kurang 347 juta orang dewasa menyandang diabetes dan 80% berada di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Amerika Serikat prevalensi tahunan sekitar 10,3%, livetime prevalence mencapai

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan ketiadaan absolut insulin atau penurunan relative insentivitas sel

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

BAB I PENDAHULUAN. atau keduanya (Sutedjo, 2010). Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul karena kelainan metabolisme yang disebabkan oleh tidak bekerjanya

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus adalah penyakit yang sering diderita masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Data statistik organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2000

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Penderita Diabetes Mellitus diperkirakan akan terus

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. dapat menurun atau pancreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

I. PENDAHULUAN. adekuat untuk mempertahankan glukosa plasma yang normal (Dipiro et al, 2005;

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, life style, dan lain-lain (Waspadji, 2009). masalah kesehatan/penyakit global pada masyarakat (Suiraoka, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB I PENDAHULUAN. DM adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik (kadar gula

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. metabolisme gula akibat kurangnya sekresi hormon insulin sehingga terjadi

BAB I PENDAHULUAN. resistensi insulin, serta adanya komplikasi yang bersifat akut dan kronik (Bustan,

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

kepatuhan dan menjalankan self care individu lanjut usia dengan Diabetes Melitus selama menjalani terapi hipoglikemi oral dan insulin?.

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronik yang mengalamipeningkatan prevalensi setiap tahunnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Penyakit degeneratif telah menjadi perhatian yang cukup besar di Indonesia, hal ini ditandai dengan terjadinya peningkatan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tersebut. Berdasarkan data RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013, dari beberapa penyakit degeneratif yang ada, diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang mengalami peningkatan jumlah penderita sebanyak 2,1%, meningkat 1 persen dari tahun 2007. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam darah dalam jumlah tertentu. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin memegang peranan penting dalam proses metabolisme yaitu untuk mengatur kadar glukosa darah. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta di pankreas (Smeltzer, S. C. & Bare, B. G, 2002). Jumlah pasien Diabetes Melitus di dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Menurut survei yang dilakukan oleh International Diabetes Federation (IDF) tahun 2013, terdapat 382 juta penduduk dunia menderita DM dan diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta pada tahun 2035. Pasien diabetes melitus di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 8,5 juta orang dengan angka prevalensi sebesar 5,5-5,8%, jumlah tersebut menempati urutan ke-7 terbesar di dunia dan urutan ke-3 terbesar di Asia setelah China 1

2 (98,4 juta) dan India (65,1 juta). Pasien DM Tipe II memiliki jumlah yang lebih dominan dari total kasus DM didunia. Pasien DM di Sumatera Utara (Sumut) terus meningkat setiap tahunnya. Angka prevalensi pasien DM di Sumut sudah hampir mendekati rata-rata nasional yaitu sebesar 5,3% (Lindarto, 2013). Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di RSUD Dr. Djasamen Saragih terdapat 721 pasien DM, dimana tahun 2004 terdapat 89 pasien, tahun 2005 meningkat menjadi 143 pasien, tahun 2006 menurun menjadi 117 pasien, tahun 2007 meningkat menjadi 185 pasien dan tahun 2008 meningkat menjadi 187 pasien. DM jika tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan terjadinya berbagai komplikasi kronik, salah satunya yaitu ulkus diabetikum (WHO, 2013). Ulkus diabetikum adalah kerusakan sebagian (partial thickness) atau keseluruhan (full thickness) pada kulit yang dapat meluas kejaringan dibawah kulit, tendon, otot, tulang dan persendian yang terjadi pada seseorang yang menderita penyakit Diabetes Melitus (DM), kondisi ini timbul sebagai akibat terjadinya peningkatan kadar gula darah yang tinggi (Tarwoto, 2012). Ulkus diabetikum berawal dari hal yang kecil tetapi dapat mengakibatkan amputasi dan kematian. Pasien dengan Ulkus Diabetikum yang mengalami amputasi sebanyak 85% dalam jangka waktu 5 tahun. Semakin tinggi tingkat ulkus yang dialami, semakin beresiko untuk diamputasi. Sekitar 80% pasien diamputasi saat mengalami ulkus yang sudah terinfeksi (Sieggreen, 2006; Tayyar, 2007). Pasien DM dengan ulkus diabetikum memiliki risiko kematian dua kali lipat (Schofield, et al., 2006).

3 Prevalensi penderita ulkus diabetikum di Indonesia sekitar 15% (Riyanto, 2007 dalam Hastuti, 2008). Meskipun prevalensinya kecil, ulkus diabetikum memiliki dampak yang besar. Pasien ulkus diabetikum biasanya akan menghadapi penderitaan fisik, finansial, psikologis dan sosial. Berdasarkan penelitian Firman, Wulandari & Rochman (2012), pasien ulkus diabetikum mengalami penderitaan secara fisik pada segi aktifitas, terapi medis, istirahat, serta rasa sakit fisik. Pasien umumnya mengalami ketidakberdayaan dalam aktifitas fisik. Terapi penyembuhan ulkus diabetikum seperti debridement membuat pasien mengalami sakit fisik yang amat sangat. Pasien juga mengalami pola istirahat yang kurang karena sering merasa sakit didaerah luka, bermimpi tentang penyakit yang diderita dan juga sulit tidur akibat cemas dan perasaan negatif yang dialaminya. Pasien ulkus diabetikum membutuhkan biaya yang sangat mahal untuk pengobatan dan perawatannya. Biaya yang dikeluarkan tergantung pada tingkat ulkus yang dialaminya. Data di Amerika Serikat pada tahun 2010 menunjukkan bahwa biaya yang dibutuhkan penderita diabetes yang disertai dengan ulkus sebesar $21,259.20-$37,894.43 pertahun (Cook & Simonson, 2012). Di Indonesia, untuk seorang pasien ulkus diabetikum diperlukan biaya yang tinggi sebesar 1,3 juta sampai Rp. 1,6 juta perbulan dan Rp. 43,5 juta per tahun (Suyono, 2006). Pasien diabetes yang mengalami komplikasi mempunyai resiko depresi 3 kali lipat dibandingkan masyarakat umum. Depresi dapat ditegakkan bila

4 terdapat lima atau lebih gejala khas selama 2 minggu atau lebih, yaitu: perasaan sedih sepanjang hari, sulit tidur, merasa lesu, lelah tidak bertenaga hampir tiap hari, perasaan murung dan hilang rasa senang setiap hari, tidak ada perhatian atau minat dalam beraktivitas, merasa hidup tidak berharga, tidak berguna, merasa bersalah tanpa alasan, pandangan suram dan pesimis terhadap masa depan, tidak dapat berkonsentrasi atau mengambil keputusaan, serta ada keinginan bunuh diri (Semiardji, 2009). Depresi dikatakan memiliki korelasi dengan terjadinya ulkus diabetikum, komplikasi, serta proses penyembuhan. Depresi menyebabkan kontrol glukosa darah dan keadaan metabolik yang buruk, sebaliknya pasien DM dan komplikasinya dapat menyebabkan terjadinya kondisi depresi (Williams, et al., 2010). Prevalensi depresi bervariasi, 11%-60% pada pasien dengan DM. Pasien DM dengan ulkus diabetikum, 64% memiliki depresi sedang, 10% memiliki depresi berat (Geraldo, et al., 2011). Penelitian Purwanti (2013) menyatakan bahwa 56% pasien ulkus mengalami depresi karena lama menderita DM lebih atau sama dengan 5 tahun. Selain kondisi psikologis yang terganggu, kemampuan fisik pasien ulkus diabetikum juga menjadi terbatas. Hal ini dapat menyebabkan pasien ulkus bergantung pada orang lain yang lebih kuat. Dalam lingkungan sosial, pasien tersebut juga mengalami tekanan psikis yang berat karena tidak dapat lagi berperan aktif dalam masyarakat. Berbagai penderitaan yang dirasakan pasien ulkus diabetikum dapat membuat perasaan tidak bermakna (meaningless), seperti merasa kehilangan semangat hidup. Kondisi tidak

5 bermakna (meaningless) tersebut jika terus menerus berlanjut akan berdampak negatif baik secara fisik maupun psikologis. Oleh sebab itu, diperlukan makna hidup dalam diri individu supaya kehidupan seseorang lebih terarah, yang bila berhasil di temukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan menjadi lebih berarti dan terhindar dari keputusasaan. Hal ini di perkuat oleh penelitian Priyanti (2008) yang menyatakan bahwa saat kedua pasien kanker leher rahim berhasil menemukan makna hidupnya maka mereka merasa hidupnya bermakna. Salah satu pasien menyebutkan bahwa hal utama yang menjadi alasannya tetap berjuang melawan sakit kanker yang dialaminya adalah keluarga, terutama anak-anaknya. Terkadang kehidupan baru dapat mengandung suatu arti ketika berhadapan dengan situasi yang dipenuhi dengan penderitaan. Hal tersebut senada dengan penyataan Oreopaulos (2005) yang mengungkapkan bahwa penderitaan bukanlah musuh, tetapi guru yang memberikan kesempatan yang unik bagi setiap individu untuk pengembangan dirinya. Dalam hidup ini, ada banyak individu yang mengalami penderitaan karena penyakit yang dialaminya. Meskipun demikian, banyak juga individu yang berhasil dalam mengatasi kesulitan dan perasaan-perasaan tidak menyenangkan akibat penderitaannya. Adanya keinginan yang kuat untuk tetap bertahan hidup sangat diperlukan pasien ulkus diabetikum, mengingat bahwa penyakit Diabetes Melitus apalagi yang sudah disertai dengan komplikasi merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan, namun dengan pengontrolan dan penjagaan maka individu tersebut dapat bertahan dalam

6 waktu yang lama. Sampai saat ini, belum ada penelitian spesifik yang mengarah pada pasien ulkus diabetikum dalam memberikan makna hidup dalam kondisi sakitnya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Makna Hidup Pasien Ulkus Diabetikum di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimanakah Makna Hidup Pasien Ulkus Diabetikum di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar?. 3. Tujuan Penelitian Untuk mengungkapkan makna hidup yang dihayati oleh pasien ulkus diabetikum di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar. 4. Manfaat Penelitian 4.1 Pendidikan Keperawatan Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dalam ilmu keperawatan, khususnya bidang keperawatan Medikal bedah dan Jiwa tentang makna hidup pasien ulkus diabetikum. 4.2 Pelayanan Keperawatan Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi tambahan informasi dan wawasan mengenai makna hidup pasien ulkus diabetikum. Ini penting sebagai dasar bagi perawat dalam mengembangkan tindakan keperawatan yang holistik.

7 4.3 Penelitian Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang berharga bagi peneliti selanjutnya, khususnya mengenai makna hidup pasien ulkus diabetikum.