BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sesuai dengan Pasal 1 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tinggi tingkat budaya dan semakin modern suatu bangsa, maka semakin

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan cedera ringan sampai yang berat berupa kematian.

BAB I PENDAHULUAN. Negara merupakan sebuah kesatuan wilayah dari unsur-unsur negara, 1 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hubungan melalui jaringan internet 1. dampak perkembangan internet adalah cybercrime; bahkan pembajakan

BAB I PENDAHULUAN. ayat 3 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia (UUD RI) tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. akan jaringan komputer dibutuhkan oleh siapapun dan kapanpun.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP CYBERBULLYING TAHUN 2016 TENTANG ITE

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Universitas Kristen Satya Wacana

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 52/PUU-XI/2013

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi yang ditandai dengan munculnya internet yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia di kenal sebagai salah satu negara yang padat penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. macam informasi melalui dunia cyber sehingga terjadinya fenomena kejahatan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali pelanggaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. di era globalisasi saat ini, yang bertujuan untuk membantu terciptanya. manusia secara utuh memperoleh penghidupan yang baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dari hari ke hari berkembang sangat pesat. Hal

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Internet memberikan banyak manfaat bagi penggunanya, meskipun

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang penting bagi sebuah kemajuan bangsa.seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan karunia berharga dari Allah Subhanahu wa Ta ala yang

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. banyaknya persoalan-persoalan yang mempengaruhinya. Salah satu persoalan

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

BAB I PENDAHULUAN. berdiri di atasnya. Para fouding father ( pendiri bangsa) percaya dan menyakini,

METODE PENELITIAN. penelitian guna dapat mengolah dan menyimpulkan data serta memecahkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi saat ini semakin berkembang dan berdampak

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki derajat yang sama dengan yang lain. untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran. Dalam Pasal 2 Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah tangga merupakan unit yang terkecil dari susunan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Dasar 1945 menjelaskan dengan tegas, bahwa

I. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini adalah penelitian hukum normatif empiris.penelitian hukum

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik dalam bentuk hardware dan software. Dengan adanya sarana

BAB I PENDAHULUAN. maraknya penggunaan media elektronik mulai dari penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN. moderen demi menunjang dan mempermudah kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. perlengkapan kendaraan bermotor sudah di atur dalam Undang-Undang No

III. METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam kerangka penulisan ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengadilan, serta Lembaga Pemasyarakatan. Keempat subsistem tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

BAB I PENDAHULUAN. bertransformasi dalam bentuk-bentuk yang semakin canggih dan

teknologi informasi adalah munculnya tindak pidana mayantara (cyber crime). Cyber

BAB I PENDAHULUAN. dengan Internet dalam segala bidang seperti e-banking, e-commerce, e-government,eeducation

BAB I PENDAHULUAN. ada juga kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Anak yaitu seorang yang belum berumur 18 tahun dan sejak masih dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB 1 PENDAHULUAN. itu setiap kebijakan yang diambil harus didasarkan pada hukum. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan-peraturan hukum yang telah ada di masyarakat wajib

BAB I PENDAHULUAN. luasnya pergaulan internasional atau antar negara adalah adanya praktek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. melalui kebijakan hukum pidana tidak merupakan satu-satunya cara yang. sebagai salah satu dari sarana kontrol masyarakat (sosial).

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran

III. METODE PENELITIAN. empiris sebagai penunjang. Pendekatan secara yuridis normatif dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

III. METODE PENELITIAN. penelitian atau yang lebih dikenal dengan istilah metode penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi terhadap aturan yang bersifat positif. Hukum juga menjadi tolak ukur segala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara berdasarkan UUD 1945 sebagai konstitusi

Oleh : Didit Susilo Guntono NIM. S BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Efek positif yang paling nampak yakni interaksi antara masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB III PENUTUP. Setelah melakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh. guna menjawab permasalahan yang diteliti, maka pada bab ini

III. METODE PENELITIAN. dengan menggunakan dua macam pendekatan yaitu : Pendekatan secara yuridis normatif adalah penelitian hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di mana pers berada. 1. kemasyarakatan yang berfungsi sebagai media kontrol sosial, pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

BAB I PENDAHULUAN. informasi dapat diakses kapan saja dan dimana saja, sehingga penyebaran. informasi dapat berjalan cepat dan tidak mengenal jarak.

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

I. PENDAHULUAN. seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh segala aspek kehidupan yang

III. METODE PENELITIAN. normatif-terapan (aplicated legal case study) yaitu penelitian hukum yang

I. PENDAHULUAN. dan media elektronik yang berfungsi merancang, memproses, menganalisis,

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

III.METODE PENELITIAN. suatu hasil penelitian yang benar dan obyektif. Pendekatan secara yuridis normatif

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keamanan budaya telah membawa dampak negatif berupa peningkatan kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai extra ordinary crime karena merupakan tindak pidana yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang dari waktu ke waktu

BAB I PENDAHULUAN. melalui media cetak tetapi juga media kominikasi elektronik. oleh masyarakat untuk mencari dan mengetahui informasi

BAB I PENDAHULUAN. Anak Di Indonesia. hlm Setya Wahyudi, 2011, Implementasi Ide Diversi Dalam Pembaruan Sistem Peradilan Pidana

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang dan peraturan serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang terbukti melakukan korupsi. Segala cara dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia sebagai negara yang berdasarkan Pancasila dan

KENDALA DALAM PENANGGULANGAN CYBERCRIME SEBAGAI SUATU TINDAK PIDANA KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap undang-undang yang dibuat oleh pembuat undangundang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan Pasal 1 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum yang menyatakan bahwa Kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara bebas dan bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka dapat dengan jelas dimaknai bahwa kemerdekaan menyampaikan pendapat harus didasari dengan kemampuan bertanggung jawab, atau tidak seenaknya. Dalam hal perbuatan yang dilakukan dalam menyampaikan pendapat dimuka umum yang pada akhrinya dapat menimbulkan penghinaan, pelecehan, fitnah, intimidasi di jerat dengan beberapa pasal yang telah ada dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana, namun faktanya di Indonesia sendiri penghinaan, pelecahan, fitnah dan intimidasi tidak hanya terjadi dimuka umum tetapi juga banyak terjadi di dunia teknologi dan informasi. Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Dasar 1945 Indonesia merupakan negara demokrasi yang pada prinsipnya keputusan dilaksanakan seiring dengan penghargaan hak-hak asasi manusia. Demokrasi yang dianut di Indonesia, yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila, masih dalam taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciri-cirinya terdapat berbagai tafsiran serta pandangan. Berbagai tafsiran mengenai demokrasi sendiri sering 1

disalah artikan oleh masyarakat pasca reformasi, demokrasi lebih sering dimaknai sebagai kebebasan berpendapat sebebas-bebasnya. Kebebasan berbicara atau berpendapat adalah kebebasan yang mengacu pada sebuah hak untuk berbicara atau berpendapat secara bebas tanpa batasan, kecuali dalam hal menyebarkan keburukan. Seperti yang telah tertuang pada Pasal 28 E ayat (3) Undang-undang Dasar 1945 yakni setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat di dunia, teknologi informasi memegang peran penting, baik di masa kini maupun di masa mendatang. Teknologi informasi sendiri telah menyediakan beberapa jejaring sosial dunia maya yang dimaksudkan untuk menggali informasi dan menjalin komunikasi antar penggunanya. 1 Namun perkembangan Teknologi dan Informasi di Indonesia juga memberi dampak negatif bagi masyarakat, timbulnya kejahatan di dalam dunia maya yang kini marak terjadi membuktikan bahwa perkembangan Teknologi dan Informasi di Indonesia hanya diterima secara mentah oleh masyarakat tanpa mengerti kaedah penggunaannya dengan baik. Sehingga dapat dikatakan teknologi informasi saat ini telah menjadi pedang bermata dua, karena selain memberikan kontribusi bagi kesejahteraan, kemajuan dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum. 2 Kejahatan yang sering terjadi di dunia maya atau yang disebut dengan istilah cybercrime tidak 1 Suhariyanto, Budi. 2012. Tindak Pidanda Teknologi Informasi (cyber crime) Urgensi Pengaturan dan Celah Hukumnya, Jakarta: Rajawali Pers hal.24 2 Ramli, Ahmad M. 2004. Cyberlaw dan Haki dalam Sistem Hukum Indonesia. Bandung: Refika Aditama. 2

mengenal ruang dan waktu terjadinya kejahatan itu sendiri termasuk pula kejahatan yang berupapenghinaan, cemoohan serta fitnah dapat terjadi dimana dan kapan saja serta oleh siapa saja. Perilaku tersebut jika dilakukan secara berkelanjutan tidak hanya akan mengakibatkan pencemaran nama baik, akan tetapi dapat menjadi sebuah intimidasi yang merendahkan martabat orang lain hingga menimbulkan gangguan psikis bagi korbannya, meskipun intimidasi tersebut dilakukan hanya melalui dunia maya atau yang selanjutnya disebut dengan cyberbullying akan tetapi korban akan menganggap hal tersebut sebagai sebuah ancaman. Jadi pada dasarnya cyberbullying merupakan kejahatan berupa penghinaan, pelecehan, intimidasi atau ancaman yang dilakukan melalui dunia teknologi dan informasi. Meskipun di Indonesia belum terlalu banyak diulas mengenai kasus cyberbullying, akan tetapi tidak menutup kemungkinan dimasa yang akan datang kasus-kasus cyberbullying akan banyak terjadi. Hal ini bisa dilihat dari kurang nya etika masyarakat ketika menggunakan sarana teknologi dan informasi yang smenimbulkan banyaknya kasus cybercrime di Indonesia, terbukti secara keseluruhan kasus cybercrime di Indonesia mencapai jumlah sekitar 520 kasus di tahun 2011 dan 600 kasus di tahun 2012.Jumlah ini akan terus meningkat seiring meningkatnya laporan masyarakat 3 Yang kini mulai sedikit demi sedikit terjadi di Indonesia adalah pencemaran nama baik yang dilakukan melalui penghinaan ataupun pelecehan melalui jejaring sosial, seperti halnya kasus yang menyeret nama 3 Kompas, 15 April 2013 3

Farhat Abbas. Farhat dilaporkan oleh Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Anton Medan dan juga perwakilan dari Himpunan Advokat Muda Indonesia, Ramdan Alamsyah pada Kamis 10 Januari 2013 ke Polda Metro Jaya karena kicauannya di twitter yang mengandung unsur sara dan penghinaan kepada wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada waktu Ahok masih menjabat sebagai wakil gubernur. 4 Selain itu tedapat pula Kasus Cyberbullying di awal April 2016, Siswi SMA di Medan yang bernama Sonya Depari Sembiring mendadak bikin heboh jagat media sosial. Bukan karena prestasinya, melainkan sikap arogan saat ditilang seorang Polisi Wanita (Polwan) saat konvoi usai UN kemarin. Sonya malah membentak-bentak polwan Ipda Perida Panjaitan, saat menindak mobil yang ditumpanginya melintas dengan pintu belakang terbuka ke atas. Bahkan Sonya mengaku anak seorang Jenderal. Cacian, ejekan, dan nyinyiran langsung mengarah pada Sonya. Bahkan akibat ulahnya Sonya harus kehilangan ayah kandung nya akibat tak tahan karena anak nya menjadi bahan bullying. 5 Kedua kasus tersebut membuktikan mulai munculnya penyimpanganpenyimpangan interaksi melalui media sosial. Namun demikian, potensi serius dari kejahatan ini dimasa depan tidak menutup kemungkinan akan bertambah, melihat fakta-fakta kasus tersebut diatas, penulis ingin lebih mendalami dan meneliti mengenai cyberbullying sebagai salah satu jenis 4 metro.news.viva.co.id, 24 Mei 2013 5 http://kaltim.tribunnews.com/2016/04/07/usai-kasusnya-meledak-di-media-ayah-sonyadikabarkan-meninggal-dunia 4

cybercrime yang mulai marak terjadi serta pengaturan hukumnya di Indonesia. Oleh karena itu, dari uraian latar belakang di atas dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengangkat masalah tersebut dengan judul KEBIJAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA INTIMIDASI MELALUI INTERNET (CYBERBULLYING) SEBAGAI BENTUK KEJAHATAN DUNIA MAYA (CYBERCRIME) B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaturan hukum pidana positif tentang tindak pidana cyberbullying sebagai salah satu bentuk cybercrime? 2. Bagaimana kebijakan hukum pidana di Indonesia sebagai upaya penanggulangan tindak pidana cyberbullying pada masa yang akan datang? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahuin kurangnya eksistensi adanya tindak pidana cyberbullying sebagai salah satu bentuk cybercrime 2. Untuk mengetahui minimnya pengetahuan masyarakat akan bahaya adanya tindak pidana. D. Manfaat Penulisan Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 5

A. Manfaat Teoritis 1) Untuk menambah pengetahuan bagi peningkatan dan perkembangan ilmu hukum khususnya di bidang Hukum Pidana. 2) Untuk memberikan suatu khasanah ilmu pengetahuan, pengembangan wawasan dan pemikiran untuk mahasiswa atau akademisi mengenai tindak pidana cyberbullying dan pengaturan hukumnya. 3) Untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak terkait dengan upaya pembaharuan hukum pidana di era teknologi informasi. B. Manfaat Praktis 1) Bagi peneliti, penelitian ini akan menjadi pengetahuan baru di bidang hukum pidana pada pengaturan hukum terhadap tindak pidana cyberbullying. 2) Bagi kalangan akademis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan mengenai pengaturan hukum terhadap tindak pidana cyberbullying. 3) Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan mudah dipahami dan dapat memberikan penjelasan mengenai adanya tindak pidana cyberbullying dan pengaturan hukumnya. E. Kegunaan Penulisan 1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan menjadi acuan di bidang ilmu hukum dalam rangka menambah pengetahuan dan wawasan tentang studi kasus yang 6

diteliti oleh penulis, serta sebagai syarat untuk penulisan Tugas Akhir dalam studi Sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu pelajaran baru terutama dalam bidang hukum pidana dikemudian hari sehingga mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan hukum dapat berperan dalam penegakan hukum ditengah masyarakat. 3. Bagi Pemerintah Hasil penulisan ini dapat dijadikan suatu masukan dan sumbangsih untuk pemerintah, khususnya bagi Warga Negara Indonesia untuk mengetahui bahayanya intimidasi melalui internet F. Metode Penelitian 1. Metode pendekatan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menggunakan pendekatan yuridis normatif.penelitian kualitaif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitaif. Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam masyarakat, pertentangan 2 keadaan/ 7

lebih, hubungan antarvariabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi, dan lainlain. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif yakni metode penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Dalam penelitian ini selain mengkaji mengenai perundang-undangan terkait, penulis menggunakan literatur berupa buku-buku yang terkait dengan judul seperti halnya tentang tindak pidana mayantara, selain itu penulis juga menelaah pustaka yang diambil dari penelitian terdahulu yang sebelumnya telah dilakukan oleh peneliti lain. 1. Jenis Bahan Hukum a. Bahan Hukum Primer Sumber data primer adalah data utama yang digunakan dan diperoleh dari penelitian pustaka, Undang-undang terkait, yakni sebagai berikut; Undang-undang Dasar 1945 Undang-undang No. 19 Tahun 2016 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik Kitab Undang-undang Hukum Pidana b. Bahan Hukum Sekunder Sumber data sekunder sumber data yang didapatkan secaa langsung berupa keterangan yang mendukung sumber data primer, yakni sebagai berikut: 8

Hasil penelitian yag di peroleh dari internet tentang cyberbullying. Buku-buku tentang cybercrime, cyberbullying, dan KUHP. c. Data Tersier Bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yakni sebagai berikut: Kamus besar bahasa indonesia tentang cyberbullying Kamus hukum 4. Teknik Pengumpulan Data a. Studi pustaka Pada data primer dilakukan studi kepustaka, yaitu dengan mencari, mengumpulkan, dan mengkaji Undang-undang yang berkaitan dengan penelitian skripsi ini. b. Dokumentasi Dalam studi ini penulis mengumpulkan data dengan cara observasi di internet dan mengumpulkan bahan-bahan hukum yang akan diteliti seperti: Buku-buku literatur. Undang-Undang dan peratauran-peraturan yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Dokumen. 9

5. Teknik Analisa Pengumpulan data hukum dilakukan dengan menelaah bahan-bahan pustaka yang relevan dengan penelitian yaitu literatur-literatur, karya ilmiah (hasil penelitian), peraturan perundang-undangan, jurnal ilmiah, dokumentasi dari berbagai instansi yang terkait dengan penelitian ini.pembahasan dan penjabaran data hasil penelitian yang berdasarkan doktrin dan norma-norma hukum. Penganalisaan data menggunakan metode kualitatif yaitu suatu cara yang menghasilkan data deskriptif dengan menafsirkan data yang selanjutnya dikaitkan dengan norma dasar dari teori hukum atau doktrin. Bahan hukum yang telah terkumpul baik sekunder maupun primer, selanjutnya akan disusun dalam suatu susunan yang komprehensif, untuk selanjutnya akan dibuat deskripsi disajikan dalam hasil penelitian. Kemudian dari hasil penelitian yang didapat akan dianalisis secara yuridis normatif dengan berpedoman pada norma-norma (aturan-aturan) hukum yang ada disampaikan dalam bentuk pembahasan secara tertulis dalam penelitian ini adalah mengacu pada Undangundang No. 19 Tahun 2016 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik. Dari hasil tersebut kemudian ditarik kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.selain memberikan kesimpulan, juga diberikan saran atas permasalahan yang diangkat. G. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan penulisan hukum ini, penulis membagi dalam 4 bab dan masing-masing bab terdiri atas sub yang bertujuan agar mempermudah pemahamannya. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut: 10

BAB I : pendahuluan yang berisi tentang, Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian. BAB II : Tinjauan pustaka yang berisi tentang tinjauan umum tentang tindak pidana, tinjauan umum tentang cybercrime, tinjauan umum tentang cyberbullying. BAB III : Hasil penelitian dan pembahasan berisikan tentang hasil penelitian mengenai pengaturan hukum pidana positif tentang tindak pidana cyberbullying sebagai salah satu bentuk cybercrime serta kebijakan hukum pidana di Indonesia sebagai upaya penanggulangan tindak pidana cyberbullying pada masa yang akan datang BAB IV : Penutup yang berisikan kesimpulan, dan saran. 11