BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) meliputi tahapan define,

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berbasis ICT teradap peningkatan Scientific dan ICT Literacy siswa. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu model

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka. diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menyelidiki pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

24 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran inquiry lesson Pembelajaran inquiry lesson yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran inquiry pada kompetensi dasar (7.4) mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan, yakni terkait konsep pencemaran tanah. Pembelajaran inquiry lesson ini diterapkan di kelas eksperimen, sedangkan di kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional (ceramah). Tahapan pembelajaran inquiry lesson dilaksanakan dengan tahapan-tahapan : 1) Observation: guru mendemonstrasikan suatu fenomena pencemaran air pengaruhnya terhadap ikan. Guru mendorong siswa untuk mengidentifikasi masalah pencemaran tanah oleh limbah pertanian berupa pestisida. 2) Manipulation: guru mendorong siswa untuk mengidentifikasi pengaruh pencemaran tanah oleh pestisida terhadap organisme tanah (cacing tanah).guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi variabel-variabel dari masalah tersebut. Siswa dibawah pengawasan dari guru, melakukan serangkaian percobaan terkontrol mengenai pengaruh pestisida terhadap cacing tanah. 3) Generalization: siswa dengan bantuan dari guru menjelaskan kesimpulan mengenai pengaruh pestisida terhadap cacing tanah berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukan. 4) Verificaton: Guru memberikan masalah lain mengenai pencemaran tanah oleh bahan kimia lain untuk diskusikan oleh siswa. 5) Application: guru memberikan penguatan dan siswa diminta untuk melakukan penelitian dengan media yang lain (aplikasi konsep dibuat dalam bentuk percobaan dengan pendekatan lain). Pembelajaran konvensional (ceramah) dilakukan dengan tahapan : 1) Kegiatan pembukaan : guru menyampaikan apersepsi, guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan beberapa gambar pencemaran lingkungan, kemudian guru memberikan acuan. 2) Kegiatan inti: guru menyampaikan materi pencemaran tanah secara lisan.

25 3) Kegiatan akhir : guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan, guru memberikan evaluasi kepada siswa. 2. Kemampuan literasi sains Kemampuan literasi sains yang dimaksud adalah hasil skor pada tes scientific literacy dengan indikator pencapaian sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh PISA, dengan indikator utama yakni : mengidentifikasi pertanyaan ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah dan menggunakan bukti-bukti ilmiah. Tes yang digunakan adalah tes yang dikembangkan oleh peneliti,di judgement oleh ahli melalui proses validasi. 3. Sikap ilmiah Sikap ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil skor dari tes sikap ilmiah dengan indikator yang terpadu (gabungan), yakni dari PISA dan SAI II. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan untuk penelitian ini adalah metode eksperimen dan termasuk ke dalam quasy-experimental design karena sampel tidak dicuplik secara acak (Ary et al., 2010). Terdapat dua kelompok tes, kelompok pertama merupakan kelompok eksperimen dan kelompok kedua merupakan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang mengalami pembelajaran inquiry lesson sedangkan kelompok kontrol merupakan yang mengalami pembelajaran dengan metode konvensional (ceramah). C. Desain Penelitian Desain penelitian eksperimen yang dipilih adalah Nonrandomized control group, pretest-posttest design. Dalam rancangan ini, digunakan dua kelompok subjek, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dipilih tidak secara random keduanya diberikan pretest dan posttest (Ary et al., 2010). Tabel 3.1 Desain Penelitian Group Pretest Independent Variable Posttest E Y 1 X Y 2 C Y 1 - Y 2 (Ary et al., 2010)

26 Keterangan : E : kelompok eksperimen, diberikan pembelajaran inquiry lesson C : kelompok kontrol, diberikan pembelajaran konvensional (ceramah) Y 1 : Pretest yang dilakukan untuk kelompok eksperimen dan kontrol X : Variabel bebas, pembelajaran inquiry lesson Y 2 : posttest yang dilakukan untuk kelompok eksperimen dan kontrol D. Populasi dan Sampel Dari populasi enam kelas VII di SMP Kartika Chandra XIX- 2 diambil dua kelas sebagai subjek penelitian. Pemilihan sekolah dilakukan apa adanya terkait izin yang diberikan pihak sekolah untuk pelaksanaan penelitian dan anjuran dari dosen pembimbing. Penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling, karena sebelumnya kelas tersebut telah mendapatkan perlakuan pembelajaran yang sama. Kelas eksperimen merupakan kelas yang sebelumnya telah mendapatkan pembelajaran interactive demonstration (kelanjutan dari penelitian sebelumnya). E. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Kartika Chandra XIX- 2. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2012-2013. F. Teknik Pengumpulan Data Untuk instrumen butir soal dan kuesioner sikap, pengumpulan data dilakukan dua kali yakni pada saat pretest dan pada saat posttest. Untuk mendukung hasil penelitian, dilakukan pula observasi yang tertuang dalam lembar observasi ketercapaian sintaks. G. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya 1. Instrumen Kemampuan Literasi Sains Butir soal literasi sains dikembangkan oleh peneliti sendiri berdasarkan indikator yang telah dirumuskan oleh PISA 2006 tentang kompetensi literasi sains

27 (Tabel 2.3) dengan tipe soal multiple choices. Domain konten dan konteks soal yang akan diberikan dibatasi hanya pada topik yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan. Hal tersebut dikarenakan pada prakteknya pembelajaran yang dilakukan berkaitan dengan topik pembelajaran pencemaran, meskipun pada dasarnya evaluasi literasi sains tidak harus terkait dengan konten atau konteks sains tertentu (OECD, 2006). Butir soal kemudian diuji daya pembeda, tingkat kesulitan, validitas dan reliabilitas di salah satu SMP kota Bandung. Skor untuk seiap jawaban adalah +1, sedangkan untuk jawaban salah adalah 0. Reliabilitas yang terukur untuk instrumen 0,79 dan diinterpretasikan memiliki reabilitas tinggi (Arikunto, 2009). Kisi-kisi soal instrumen kemampuan literasi sains disajikan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Literasi Sains Kompetensi/Proses No. Soal Mengidentifikasi permasalahan ilmiah 1 a. Mengenali permasalahan yang dapat diselidiki secara ilmiah 4 5 b. Mengidentifikasi kata-kata kunci untuk memperoleh informasi ilmiah 3 c. Mengenali kata kunci penyelidikan ilmiah 6 2 Menjelaskan fenomena secara ilmiah 7 a. Mengaplikasikan pengetahuan sains dalam situasi yang diberikan 9 b. Mendeskripsikan atau menafsirkan fenomena ilmiah dan prediksi 8 perubahan 10 c. Mengidentifikasi deskripsi, eksplanasi dan prediksi yang tepat 11 18 Menggunakan bukti ilmiah 12 a. Menafsirkan bukti ilmiah dan membuat serta mengkomunikasikan 13 kesimpulan b. Mengidentifikasi asumsi, bukti dan alasan dibalik kesimpulan 14 15 c. Merefleksikan implikasi sosial dan perkembangan sains dan 16 teknologi 17 Jumlah butir soal 18

28 Pengembangan instrumen kemampuan literasi sains dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut : a. Menyusun soal literasi sains sebagai instrumen penelitian b. Mengkonsultasikannya dengan dosen ahli c. Mengujicobakan soal pada salah satu SMP di kota Bandung d. Melakukan analisis pokok uji terhadap soal e. Merevisi dan menyeleksi jika terdapat instrumen yang menunjukkan hasil yang tidak diharapkan atau tidak memenuhi syarat f. Mengkonsultasikan kembali isntrumen yang telah direvisi dengan dosen ahli g. Menggunakan instrumen yang telah direvisi dan disetujui dosen ahli pada penelitian Analisis butir soal yang dilakukan meliputi: a. Uji Validitas Sebuah tes dikatakan valid apabila memberikan dukungan besar terhadap skor total. Dengan kata lain, sebuah soal memiliki validitas yang tinggi jika skor pada soal mempunyai kesejajaran dengan skor total (Arikunto, 2009). Dalam penelitian ini untuk mengetahui validitas soal dilakukan dengan menggunakan program ANATES versi 4.1.0. Nilai validitas yang telah diketahui kemudian diinterpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menggunakan kriteria validitas pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Kriteria Validitas Butir Soal Rentang Keterangan 0,80-1,00 Sangat Tinggi 0,60-0,80 Tinggi 0,40-0,60 Cukup 0,20-0,40 Rendah 0,00-0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2009) Hasil uji validitas ANATES menunjukkan nilai korelasi dengan kriteria rendah dan tinggi. Butir soal dengan kriteria rendah tetap diterima dan dipakai karena nilai kriteria yang didapatkan masih diatas batas signifikansi. Hasil

29 rekapitulasi pengolahan data validitas butir soal selengkapnya disajikan pada Tabel 3.7. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan soal (Arikunto, 2009). Dalam penelitian ini untuk mengetahui reliabilitas soal dilakukan melalui bantuan program ANATES versi 4.1.0. Kemudian diinterpretasi mengenai nilai reabilitas yang telah diketahui dengan menggunakan kriteria reabilitas soal pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal Rentang Klasifikasi 0,80-1,00 Sangat Tinggi 0,60-0,80 Tinggi 0,40-0,60 Cukup 0,20-0,40 Rendah 0,00-0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2009) Hasil pengolahan uji reliabilitas soal dengan ANATES menunjukkan nilai 0,79 dan termasuk pada kriteria tinggi. c. Daya Pembeda Perhitungan daya pembeda suatu soal dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana soal tersebut dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah (Arikunto, 2009). Dalam penelitian ini untuk mengetahui daya pembeda soal dilakukan melalui bantuan software ANATES versi 4.1.0. Kemudian diinterpretasi mengenai besarnya nilai tingkat daya pembeda yang telah diketahui dengan menggunakan kriteria daya pembeda pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda Rentang Kriteria 0,00 0,20 Jelek 0,21-0,40 Cukup 0,41-0,70 Baik 0,71 1,00 Sangat Baik Negatif Tidak baik (sebaiknya dibuang) (Arikunto, 2009)

30 Hasil pengolahan data dari Anates menunjukkan bahwa daya pembeda soal termasuk pada kriteria baik dan cukup. Untuk data hasil rekapitulasi pengolahan daya pembeda soal selengkapnya disajikan pada Tabel 3.7. d. Tingkat Kesukaran Perhitungan tingkat kesukaran dilakukan untuk mengetahui sukar atau mudahnya suatu item soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar (Arikunto, 2009). Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesukaran dilakukan melalui bantuan software ANATES versi 4.1.0. Kemudian diinterpretasi mengenai besarnya nilai tingkat kesukaran soal yang telah diketahui dengan menggunakan kriteria tingkat kesukaran pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran Rentang Kriteria 0,00 0,30 Sukar 0,31 0,70 Sedang 0,71 1,00 Mudah (Arikunto, 2009) Hasil pengolahan data dari Anates menunjukkan hampir semua soal mencakup kriteria sedang. Untuk hasil rekapitulasi data pengolahan tingkat kesukaran selengkapnya disajikan pada Tabel 3.7. e. Kualitas Pengecoh Pengolahan kualitas pengecoh tiap butir soal dilakukan degan menggunakan bantuan software ANATES versi 4.1.0. data kualitas pengecoh yang muncul dalam output Anates diinterpretasikan pada kriteria yang terdapat dalam program Anates. Rekapitulasi hasil analisis butir soal yang meliputi uji validitas, reabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, kualitas pengecoh serta kesimpulan hasil seleksi item soal disajikan pada Tabel 3.7.

31 Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Kemampuan Literasi Sains Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Kualitas Pengecoh Validitas Keputusan Reliabilitas No. Tidak Soal Indeks Ket Indeks Ket Kunci Berfungsi Indeks Ket Indeks Ket Berfungsi 1 0,32 sedang 0,21 cukup b a, c & d - 0,413 cukup digunakan 0,79 tinggi 2 0,27 sedang 0,30 cukup b a, d & c - 0,441 cukup digunakan 3 0,73 0,80 baik 0,648 d a, c & b - mudah sekali tinggi digunakan 4 0,76 mudah 0,60 baik a b, c & d - 0,633 tinggi digunakan 5 0,84 mudah 0,40 cukup c a, b & d - 0,543 cukup digunakan 6 0,35 sedang 0,60 baik a d, b & c - 0,451 cukup digunakan 7 0,76 mudah 0,70 baik c a, b & d - 0,652 tinggi digunakan 8 0,73 mudah 0,50 baik a b, c & d - 0,557 tinggi digunakan 9 0,65 sedang 0,30 cukup b a, c & d - 0,423 cukup digunakan 10 0,38 sedang 0,60 baik a d, b & c - 0,416 cukup digunakan 11 0,54 sedang 0,21 cukup a c, b & d - 0,599 cukup digunakan 12 0,57 sedang 0.40 cukup c a, b & d - 0,431 cukup digunakan 13 0,16 sukar 0,30 cukup b a, c & d - 0,423 cukup digunakan 14 0,22 sukar 0,21 cukup d a, c & b - 0,438 cukup digunakan 15 0,30 sukar 0,40 cukup d a, b & c - 0,428 cukup digunakan 16 0,49 sedang 0,60 baik b a, c & d - 0,459 cukup digunakan 17 0,57 sedang 0,30 cukup b a, c & d - 0,440 cukup digunakan 18 0,41 sedang 0.30 cukup b a, c & d - 0,359 rendah* digunakan Ket. : *) Meskipun tergolong rendah, tetapi masih di atas batas signifikan yakni 0.349

32 2. Kuesioner Sikap Kuesoner sikap yang digunakan adalah kuesioner dengan indikator terpadu yakni yang berasal dari PISA 2006 dan kuesioner yang telah disusun oleh Dr. Richard Moore yakni Scientific Attitude Inventory II (1997). Izin penggunaan SAI II telah diberikan oleh Dr. Moore pada tanggal 14 Desember 2012 melalui e-mail (dapat dilihat pada lampiran). Kuesioner disusun dalam bentuk skali Likert-5 (sangat setuju, setuju, netral/ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju) kemudian dikonversi ke dalam bentuk skor berdasarkan tingkat skala yang dipilih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.10. Adapun urutan tahapan pengembangan instrumen akan dilakukan sesuai dengan urutan pengembangan butir soal literasi sains sedangkan kisi-kisi dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut. Tabel 3.8. Kisi-kisi Kuesioner Sikap Ilmiah Indikator Khusus No. Soal dan Orientasi Jawaban Positif Negatif Dukungan Terhadap Inkuiri Ilmiah a. Menghargai perbedaan pandangan dan pendapat ilmiah (berfikiran 1 2 terbuka) untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut 3) b. Mendukung penggunaan informasi faktual dan eksplanasi rasional agar tidak terjadi bias 3) 4 5 c. Menunjukkan pemahaman bahwa proses yang logis, kritis dan cermat diperlukan dalam mengambil kesimpulan 3) 6 3 Dukungan terhadap Sifat Sains a. Menunjukkan pemahaman bahwa sains memiliki keterbatasan : teori dan prinsip sains adalah tentatif dan mendekati kebenaran serta tidak 15 16 semua permasalah dapat dapat dijawab oleh sains 1) b. Meyakini bahwa saintis harus memiliki kejujuran intelektual, objektivitas dalam observasi. Observasi dan eksperimen adalah dasar 9 10 dari penerapan sains 1) Keyakinan diri sebagai pembelajar sains a. Keyakinan dalam menangani persoalan ilmiah secara efektif 2) 13 14 b. Keyakinan dalam menangani kesulitan dalam menyelesaikan masalah 2) 7 17 c. Keyakinan dalam menunjukkan kemampuan ilmiah yang tinggi 2) 11 12 Ketertarikan terhadap sains a. Mengindikasikan keingintahuan tentang sains, isu-isu sains dan 22 8 mempraktikan sains 3) b. Menunjukkan keinginan untuk memperoleh tambahan pengetahuan dan keahlian ilmiah, menggunakan beragam sumber dan metode 21 20 ilmiah 3) c. Menunjukkan keinginan untuk mencari informasi dan memiliki keterkaitan terus-menerus terhadap sains 2) 18 19 Jumlah 11 11

33 Keterangan : 1). Indikator hanya terdapat dari PISA 2). Indikator hanya terdapat dari SAI II 3). Indikator ada pada PISA dan SAI II Tabel 3.9 Konversi Bentuk Skala ke Bentuk Skor pada Kuesioner Sikap Ilmiah Jawaban Responden Skor Bagi Soal Berorientasi Skor Bagi Soal Berorientasi Jawaban Positif 1) Jawaban Negatif 2) Sangat Setuju (SS) 5 1 Setuju (S) 4 2 Ragu-ragu (R) 3 3 Tidak Setuju (TS) 2 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5 (Moore & Foy, 1990) Ket : 1) Soal berorientasi jawaban positif : soal yang diharapkan agar responeden menjawab dengan jawaban berorientasi positif 2) Soal berorientasijawaban negatif : soal yang diharapkan agar responeden menjawab dengan jawaban berorientasi negatif 3. Validitas untuk Angket Dengan menggunakan Uji Korelasi Produk Momen, validitas tiap butir kuesioner dapat diketahui. Uji validitas dapat dibantu dengan menggunakan program ANATES versi 4.10. Sama halnya dengan uji validitas pada butir soal literasi sains, interpretasi kriteria nilai indeks dapat dilihat pada Tabel 3.3. Rekapitulasi hasil uji dapat dilihat pada Tabel 3.10. Selain validitas empiris melalui uji statistik dilakukan pula validitas logis. 4. Reliabilitas untuk Angket Dengan menggunakan Uji Cronbach alpha, reliabilitas kuesioner dapat diketahui. Uji reliabilitas dapat dibantu dengan menggunakan program ANATES versi 4.10. Sama halnya dengan uji reliabilitas pada butir soal literasi sains, interpretasi kriteria nilai indeks dapat dilihat pada tabel 3.4. Rekapitulasi hasil uji dapat dilihat pada Tabel 3.10.

34 Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas tiap Butir Kuesioner No Kode Validitas Reliabilitas Keputusan Kuesioner Indeks Ket. Indeks. Ket. Q1 0.459 Cukup digunakan 0.602 Tinggi Q2 0.473 Cukup digunakan Q3 0.586 Cukup digunakan Q4 0.602 Tinggi digunakan Q5 0.573 Cukup digunakan Q6 0.473 Cukup digunakan Q7 0.436 Cukup digunakan Q8 0.464 Cukup digunakan Q9 0.453 Cukup digunakan Q10 0.458 Cukup digunakan Q11 0.686 Tinggi digunakan Q12 0.564 Cukup digunakan Q13 0.464 Cukup digunakan Q14 0.486 Cukup digunakan Q15 0.564 Cukup digunakan Q16 0.483 Cukup digunakan Q17 0.743 Tinggi digunakan Q18 0.547 Cukup digunakan Q19 0.558 Cukup digunakan Q20 0.686 Tinggi digunakan Q21 0.537 Cukup digunakan Q22 0.683 Tinggi digunakan Ket. : *). Meskipun tergolong rendah, tetapi masih di atas batas signifikan yakni 0.349 H. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan dan Analisis Data Tes Kemampuan Literasi Sains a. Uji Prasyarat Uji prasyarat merupakan uji awal yang akan menentukan apakah hipotesis akan dilakukan melalui uji statistik parametrik ataukah nonparametrik. Uji prasayarat ini terdiri atas dua bagian yakni uji normalitas dan uji homogenitas. Kedua uji ini akan dilakukan melalui software statistik SPSS versi 16.0. 1) Uji Normalitas; untuk menentukan apakah populasi berdistribusi normal 2) Uji Homogenitas; untuk menentukan apakah asumsi varians apakah homogen atau tidak.

35 Jika salah satu uji prasayarat tidak terpenuhi maka uji hipotesis yang akan digunakan adalah analisis varians (statistic nonparametric). Sebaliknya jika kedua uji prasayarat terpenuhi maka uji hipotesis yang akan dilakukan adalah t-test (statistic parametric) (Sudjana, 2005). b. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang dilakukan yakni melalui uji dua rata-rata (uji komparasi dua sampel) serta membandingkan N-gain (gain yang ternormalisasi) yang diperoleh pada grup kontrol dengan grup eksperimen. Jenis uji dua rata-rata yang digunakan adalah uji dua pihak berdasarkan bunyi hipotesis nol yang dibuat (Arikunto, 2009). Uji hipotesis atau uji komparasi dua sampel pada SPSS versi 16.0 adalah uji hipotesis nol (H 0 ). Perhitungan gain (Hake, 2002) : (g) = Keterangan : (g) : N-gain T 1 : nilai pretest T 2 : nilai posttest Is : skor maksimal Tabel 3.11. Interpretasi Indeks N-Gain Rentang Kriteria g 0,70 Tinggi 0,30 g 0,70 Sedang g < 0,30 Rendah (Hake, 2002) 2. Pengolahan dan Analisis Data Sikap Ilmiah Analisis kuesioner sikap ilmiah menggunakan skala Likert-5. Berikut adalah skor yang akan diberikan pada tiap tipe jawaban, sesuai dengan orientasi jawaban yang diharapkan :

36 Tabel 3.12 Cara Pemberian Skor Kuesioner Sikap Ilmiah Jawaban Responden Soal Berorientasi Jawaban Soal Berorientasi Jawaban Positif 1) Negatif 2) Sangat Setuju 5 1 Setuju 4 2 Ragu-ragu 3 3 Tidak Setuju 2 4 Sangat Tidak Setuju 1 5 Ket : 1) Soal berorientasi jawaban positif : soal yang diharapkan agar responeden menjawab dengan jawaban berorientasi positif 2) Soal berorientasijawaban negatif : soal yang diharapkan agar responeden menjawab dengan jawaban berorientasi negatif Keterangan : P R Persentase sebaran respon siswa dihitung dengan rumus : P = : Persentasi Respon Responden : Skor yang diperoleh R max : Skor Maksimal Tabel 3.13. Kriteria Interpretasi Data Angket Persentase (%) Kriteria 0 Tidak Ada 1-25 Sebagian Kecil 26-49 Hampir Separuhnya 50 Separuhnya 51-79 Lebih dari separuhnya 76-99 Hampir Seluruhnya 100 Seluruhnya (Purwanto, 2006) 3. Pengolahan Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran a. Menghitung skor dari aspek pembelajaran yang dinilai b. Menghitung presentasi skor yang diperoleh dengan rumus berikut : Persen keterlaksanaan = x 100% c. Menentukan kategori keterlaksanaan model pembelajaran berdasarkan tabel berikut :

37 Tabel 3.14 Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran Persentase Keterlaksanaan (%) Kategori 87,6-100 Sangat baik 62,6-87,5 Baik 37,6-62,5 Cukup 25,0-37,5 Kurang 0,0-24,9 Sangat kurang (Mulyadi, 2006) I. Prosedur Penelitian 1. Tahap persiapan, terdiri atas : a. Menganalisis masalah yang akan dikaji dalam penelitian b. Menyusun proposal c. Melaksanakan seminar proposal d. Penyusunan instrumen soal pretest, posttest e. Judgment instrument f. Melakukan ujicoba instrument g. Revisi instrument 2. Tahap pelaksanaan, terdiri atas : a. Pemberian pretest sub materi pencemaran lingkungan b. Melakukan pembelajaran Inquiry Lesson dalam sub konsep pencemaran lingkungan pada kelas eksperimen dan melakukan pembelajaran konvensional dalam sub materi pencemaran lingkungan pada kelas kontrol. c. Pemberian posttest sub materi pencemaran lingkungan d. Menganalisis data, adapun data yang dianalisis berupa : 1) Data kualitatif yang dianalisis secara deskriptif 2) Data kuantitatif yang dianalisis dengan uji statistik 3. Tahap tindak lanjut, terdiri atas : a. Menganalisis data dengan menggunkaan uji statistik b. Penarikan kesimpulan c. Penyusunan laporan penelitian

38 J. Alur Penelitian Alur penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3.1. Perumusan Masalah Studi Literatur Penyusunan Instrumen Penelitian Studi pendahuluan Seminar Proposal Judgemen Instrumen Uji Coba Instrumen Revisi Instrumen Pelaksanaan Penelitian Pretest Pada Kelas Kontrol Pretest Pada Kelas Eksperimen Pembelajaran Konvensional pada sub materi pencemaran lingkungan Pembelajaran Inquiry Lesson pada sub materi pencemaran lingkungan Postest Pada Kelas Kontrol Postest Pada Kelas Eksperimen Analisis Data & Judgement Hasil Kesimpulan Penyusunan Laporan Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian

23