LABORATORIUM KONVERSI ENERGI JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI JAKARTA JOB SHEET PRAKTIKUM MOTOR BAKAR JOB SHEET 1 MOTOR BAKAR 200 MENIT

dokumen-dokumen yang mirip
II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

BAB II LANDASAN TEORI

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain:

Seta Samsiana & Muhammad Ilyas sikki

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB I MOTOR PEMBAKARAN

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 3.2 Hukum Utama Termodinamika Penjelasan Umum

ANALISIS PENGARUH BENTUK PERMUKAAN PISTON TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Proses pembakaran yang terjadi pada motor adalah suatu reaksi kimia yang

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

BAB II LANDASAN TEORI

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan alat transportasi seperti kendaraan bermotor kian hari kian

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

PEMERIKSAAN EMISI GAS BUANG dan CEK KOMPRESI PADA. ENGINE TOYOTA KIJANG INNOVA di km. Laporan Tugas Akhir

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, Desember Penyusun

MAKALAH THERMODINAMIKA DAN PENGGERAK AWAL PROSES SIKLUS DIESEL OLEH : NICOBEY SAHALA TUA NAIBAHO NPM : KK2 TEKNIK ELEKTRO

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

Mesin Penggerak Kapal PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. I. TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu memahami konstruksi motor bakar Mampu menjelaskan prinsip kerja motor bakar

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

SEJARAH MOTOR BAKAR : Alphones Beau De Rochas (Perancis) menemukan ide motor 4 tak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: performa mesin menggunakan dynotest.pada camshaft standart

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

Faizur Al Muhajir, Toni Dwi Putra, Naif Fuhaid, (2014), PROTON, Vol. 6 No 1 / Hal 24-29

PEMANFAATAN RESIRKULATOR GAS BUANG UNTUK MENINGKATKAN UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR EMPAT LANGKAH

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Wardani, 2008). Pada pembakaran batubara dalam PLTU, terdapat limbah

Pengaruh variasi celah reed valve dan variasi ukuran pilot jet, main jet terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha F1ZR tahun 2001

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

PENGARUH CELAH KATUP TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC ABSTRAK

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

ANALISIS KANDUNGAN KARBON MONOKSIDA (CO) PADA MESIN DIESEL DAN BENSIN

ANALISA PENGARUH KAPASITAS UDARA UNTUK CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL MITSUBHISI L300

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

TUGAS. MAKALAH TENTANG Gasoline Direct Injection (GDI) Penyusun : 1. A an fanna fairuz (01) 2. Aji prasetyo utomo (03) 3. Alfian alfansuri (04)

PENGARUH PENAMBAHAN TURBULATOR PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 TAK

BAB II LANDASAN TEORI

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bensin Prinsip Dasar Motor Bensin

Transkripsi:

1. TUJUAN 1. Mahasiswa memahami prinsip kerja bakar 2. Mahasiswa dapat memahami perbedaam komponen pada motor bakar 3. Mengetahui komponen dan fungsi dan fungsi dari motor bakar 2. DASAR TEORI: Motor bakar adalah suatu pesawat kalor yang mengubah energi panas menjadi energi mekanis untuk melakukan kerja. Mesin kalor secara garis besar di kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal Combustion Engine), dan pembakaran luar (External Combustion Engine). Jenis mesin pembakaran dalam adalah motor diesel, turbin gas dan motor besin, sedangkan yang termasuk pembakaran luar adalah turbin uap. Mesin pembakaran dalam atau yang lebih di kenal dengan motor bakar adalah proses pembakaran terjadi berada didalam mesin itu sendiri, sehingga gas pembakaran bahan bakar yang terjadi digunakan sebagai fluida kerja untuk melakukan kerja mekanis. Sedangkan pada mesin pembakaran luar proses pembakaran atau proses oksidasi baahan bakar berlangsung di luar mesin, di mana energi panas dari gas pembakaran bahan bakar tidak langsung digunakan untuk melakukan kerja mekanis tetapi dipergunakan untuk merubah air menjadi uap bertekanan tinggi, baru selanjutnya di ubah menjadi energi mekanis. Motor bakar menurut prinsip kerjanya di bedakan menjadi dua yaitu: motor bakar 2 langkah (2 tak) dan motor bakar 4 langkah (4 tak). 10 Pada motor motor 4 tak, untuk melakukan satu siklus memerlukan dua kali putaran poros engkol atau 4 gerakan torak yaitu: 1. Langkah penghisapan 2. Langkah pemampatan 3. Langkah usaha, dan 4. Langkah pembuangan. Sedangkan pada motor 2 tak, untuk melakukan satu siklus hanya memerlukan satu kali putaran poros engkol atau 2 gerakan torak yaitu: 1. Langkah pengisian kotak engkol dan pemampatan atau satu putaran poros engkol. 2. Langkah pembilasan dan usaha. B. Komponen Utama Motor Bakar 4 Langkah Meskipun motor bakar sangat 1

sederhana, akan tetapi komponen-komponennya sangat rumit. Pada dasarnya komponen-komponen utama dari motor bakar antara motor bensin dan motor diesel adalah sama, perbedaanya hanya terletak pada komponen untuk sistem pengapian bahan bakar. Sistem pengapian pada motor bensin dilengkapi dengan karbulator dan busi, sedangkan pada motor diesel menggunakan injector atau atomiser. Untuk lebih jelasnya komponen-komponen pada motor bakar 4 langkah sebagai berikut (Wardono. dkk, 2004): 1. Silinder (cylinder), sebagai tempat berlangsungnya keempat langkah proses pada motor bensin 4-langkah ini. 2. Piston, yang berfungsi untuk melakukan proses kompresi. 3. Kepala silinder (head cylinder), yang berfungsi sebagai penutup ujung atau bagian atas silinder, tempat kedudukan busi serta kedua katup dan saluran (hisap dan buang). 4. Saluran hisap (inlet manifold) dan saluran buang (exhaust manifold), yang sebagai saluran masuk udara-bahan bakar ke dalam silinder, dan sebagai saluran keluar gas pembakaran ke saluran buang. 5. Batang engkol (connecting rod), sebagai penghubung piston dan poros engkol. 6. Poros engkol (crank shaft), yang berfungsi sebagai pengubah gerak bolakbalik (reciprocating) dari piston menjadi gerak putar poros engkol tersebut. 7. Kerangka mesin atau blok silinder (crankcase), sebagai tempat silinder dan poros engkol bertumpu dan juga sebagai tempat penyimpan minyak pelumas. 8. Roda gaya atau roda gila (fly wheel), sebagai energi yang menjaga agar poros engkol dapat tetap berputar untuk menggerakkan torak ketika melakukan langkah buang, langkah isap, dan langkah kompresi. 9. Mekanisme katup, berfungsi sebagai pengatur terbuka atau tertutupnya katup isap atau katup buang. 2

10. Injektor, berfungsi sebagai penyemprot bertekanan tinggi bahan bakar solar yang akan diinjeksikan kedalam ruang silinder mesin diesel. C. Motor Diesel. Motor diesel merupakan salah satu jenis motor pembakaran dalam yang membakar bahan bakar melalui proses injeksi sampai panas tertentu, dengan tekanan udara yang tinggi dalam ruang bakar. Motor diesel biasa di sebut motor penyalaan kompresi (compression ignition engine) oleh karena cara penyalaan bahan bakarnya dilakukan dengan menyemprotan bahan bakar yaitu solar ke dalam udara yang telah bertekanan dan bertemperatur tinggi, sebagai akibat dari proses kompresi (Nuruzzaman, 2003). Pada mesin diesel, pembakaran di picu oleh udara yang dimampatkan atau di kompresi di dalam silinder. Akibat pemampatan itu, tekanan udara menjadi sangat tinggi. Begitu juga suhunya, mencapai titik bakar solar. Karena itu, begitu solar disemprotkan ke udara itu, langsung terbakar. Dengan cara ini, mesin diesel tidak memerlukan sistem penyalaan. Untuk mendapatkan tekanan tingi itu, perbandingan kompresi harus tinggi, dimana perbandingannya untuk mesin diesel berkisar 16 25 : 1 sedangkan mesin bensin 6-12 : 1. Perbandingan kompresi menentukan efisiensi kerja mesin, makin tinggi perbandingan kompresi lebih efisien kinerja dari sebuah mesin, meski begitu perbandingan kompresi tidak bisa ditentukan begitu saja. Sisi lain harus mempertimbangkan sifat dan kualitas bahan bakar yang akan digunakan (Azerferma, 2010). Pada motor diesel 4 langkah, setiap satu siklus kerja memerlukan 4 kali langkah torak atau 2 kali putaran poros engkol. Untuk lebih jelasnya prosesproses yang terjadi pada motor bakar bensin ini dapat dijelaskan melalui siklus ideal dari siklus udara bahan bakar volume konstan (siklus diesel) 13 seperti yang ditunjukan pada gambar 1 berikut (Aris munandar.w dalam Wardono dkk, 2004). 3

Proses- proses yang terjadi pada siklus udara bahan bakar tekanan konstan (siklus diesel) adalah sebagai berikut: Gambar 2. Siklus Mesin Diesel 4 Langkah (Shell. 2005) keterangannya: Gambar 1. Diagram P V dari siklus Tekanan Konstan 14 Dimana 4

1. Langkah hisap, disini hanya udara segar yang diisap masuk ke dalam silinder. Dimana Piston (torak) bergerak dari TMA ke TMB, katup masuk membuka dan katup buang tertutup. Udara murni terhisap masuk ke dalam selinder diakibatkan oleh dua hal. Pertama, karena kevakuman ruang silinder akibat semakin memperbesar volume karena gerakan torak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB), dan kedua, karena katup masuk (hisap) yang terbuka. 2. Langkah kompersi isentropik, udara segar yang telah dihisap kemudian dikompres pada langkah kompresi isentropik. Poros engkol berputar, kedua katup tertutup rapat, piston (torak) bergerak dari TMB ke TMA. Udara murni yang terhisap ke dalam silinder saat langkah hisap, dikompresi sehingga tekanan dan suhunya naik. 3. Langkah pembakaran, langkah ini dianggap terjadi pada tekanan konstan, dimana poros engkol terus berputar. Pada saat posisi torak mencapai TMA, injector (penyemprot bahan bakar) menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar (di atas torak / piston). Bahan bakar yang diinjeksikan dengan tekanan 5

tinggi akan membentuk partikel-partikel kecil (kabut) yang akan menguap dan terbakar dengan cepat karena adanya temperatur ruang bakar yang tinggi. Pembakaran maksimal tidak terjadi langsung saat bahan bakar diinjeksikan, tetapi mengalami keterlambatan pembakaran (ignition delay). Dengan demikian, meskipun saat injeksi terjadi sebelum TMA tetapi tekanan maksimum pembakaran tetap terjadi setelah TMA akibat adanya 15 keterlambatan pembakaran (ignition delay). Proses pembakaran ini menghasilkan tekanan balik kepada piston (torak) sehingga piston akan terodorong ke bawah beberapa saat setelah mencapai TMA sehingga bergerak dari TMA ke TMB. Gaya akibat tekanan pembakaran yang mendorong piston ke bawah diteruskan oleh batang piston (torak) untuk memutar poros engkol. Poros engkol inilah yang berfungsi sebagai pengubah gerak naik turun torak menjadi gerak putar yang menghasilkan tenaga putar pada motor diesel. 4. Langkah buang, dimana katup buang terbuka dan piston bergerak dari TMB ke TMA. Karena adanya gaya kelembamam yang dimiliki oleh roda gaya (fly wheel) yang seporos dengan poros engkol, maka saat langkah usaha berakhir, poros engkol tetap berputar. Hal tersebut menyebabkan torak bergerak dari TMB ke TMA. Karena katup buang terbuka, maka gas sisa pembakaran terdorong keluar oleh gerakan torak dari TMB ke TMA. Setelah langkah ini berakhir, langkah kerja motor diesel 4 langkah (4 tak) akan kembali lagi ke langkah hisap. Proses yang berulang-ulang tersebut diatas disebut dengan siklus diesel. D. Proses Pembakaran Bahan bakar (fuel oil) disemprotkan ke dalam silinder berbentuk butir-butir cairan yang halus. Oleh karena udara di dalam silinder pada saat tersebut sudah bertemperatur dan bertekanan tinggi maka butir-butir tersebut akan menguap. Penguapan butir bahan bakar itu dimulai pada bagian permukaan luarnya, yaitu 16 bagian yang terpanas. Uap bahan bakar yang terjadi itu selanjutnya bercampur dengan udara yang ada di sekitarnya. Proses penguapan ini berlangsung terus selama temperatur sekitarnya mencukupi. Jadi proses penguapan juga terjadi secara berangsur-angsur. Demikian juga proses pencampuran dengan udara. Maka pada suatu saat di mana terjadi campuran 6

bahan bakar udara yang sebaik-baiknya, proses pembakaran juga dapat berlangsung dengan sebaik-baiknya. Sedangkan proses pembakaran di dalam silinder juga terjadi secara berangsur-angsur saat proses pembakaran awal terjadi pada temperatur yang relatif lebih rendah dan laju pembakarannya pun akan bertambah cepat. Hal itu disebabkan karena pembakaran berikutnya berlangsung pada peningkatan temperatur yang lebih tinggi (Andriesdwiputra, 2008). Pembakaran adalah reaksi kimia antara komponen-komponen bahan bakar (Karbon dan Oksigen) dengan komponen udara (Oksigen) yang berlangsung sangat cepat untuk menghasilkan panas yang jauh lebh besar sehingga menaikkan temperatur dan tekanan gas. Elemen mampu bakar atau Combustible yang utama adalah karbon dan oksigen, elemen mampu bakar yang lain, yang tidak disukai dan terkandung dalam jumlah sedikit, adalah belerang. Oksigen yang diperlukan untuk pembakaran diperoleh dari udara, yang merupakan campuran dari oksigen dan nitrogen. Nitrogen adalah gas lembam dan tidak berpartisipasi dalam proses pembakaran. Selama proses pembakaran, butiran minyak bahan bakar menjadi elemen komponennya, yaitu hidrogen dan karbon, akan bergabung dengan oksigen untuk membentuk air, dan karbon bergabung dengan oksigen menjadi 7

karbon dioksida. Kalau tidak cukup tersedia oksigen, maka sebagian dari karbon, akan bergabung dengan oksigen menjadi karbon monoksida. Kalau terbentuk karbon monoksida, maka jumlah panas yang dihasilkan hanya 30 persen dari panas yang ditimbulkan oleh pembentukan karbon monoksida. (Maleev, 1995). Keadaan yang penting untuk pembakaran yang efisien pada motor diesel adalah gerakan yang cukup antara bahan bakar dan udara, artinya distribusi bahan bakar dan bercampurnya dengan udara harus bergantung pada gerakan udara yang disebut pusaran. Energi panas yang dilepaskan sebagai hasil proses pembakaran digunakan untuk menghasilkan daya motor bakar tersebut. 18 Reaksi pembakaran ideal dapat dilihat di bawah ini : C16H34 + 24,5(O2 + 3,76N2) 16 CO2 + 17 H2O + 24,5 (3,76 N2) Dari reaksi di atas dapat dilihat bahwa N2 tidak ikut dalam reaksi pembakaran. Reaksi pembakaran di atas adalah reaksi pembakarean ideal. Sedangkan reaksi pembakaran sebenarnya atau aktual dapat berupa seperti dibawah ini (Heywood, 1988) : CxHy + (O2 + 3,76N2) CO2 + H2O + N2 + CO + NOx + HC Secara lebih detail dapat dijelaskan bahwa proses pembakaran adalah proses oksidasi (penggabungan) antara molekul-molekul oksigen ( O ) dengan molekulmolekul (partikel-partikel) bahan bakar yaitu karbon ( C ) dan hidrogen ( H ) untuk membentuk karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) pada kondisi pembakaran sempurna, disini proses pembentukan CO2 dan H2O hanya bisa terjadi apabila panas kompresi atau panas dari pemantik telah mampu memisah/memutuskan ikatan antar partikel oksigen (O-O) menjadi partikel O dan O, dan juga mampu memutuskan ikatan antar partikel bahan bakar (C-H dan/atau C-C) menjadi partikel C dan H yang berdiri sendiri. Baru selanjutnya partikel O dapat beroksidasi dengan partikel C dan H untuk membentuk CO2 dan H2O. Jadi dapat disimpulkan bahwa proses oksidasi atau proses pembakaran antara udara dan bahan bakar tidak pernah akan terjadi apabila ikatan antar 8

partikel oksigen dan ikatan antar partikel bahan bakar tidak diputus terlebih dahulu (Wardono, 2004). Syarat terjadinya pembakaran yang baik pada suatu motor adalah sebagai berikut (Boentarto, 1993) : a. Adanya tekanan (panas) kompresi yang cukup. b. Campuran bahan bakar dan udar normal. Hasil pembakaran berupa tenaga panas dan sisa pembakaran yang berupa gas buang. Panas akibat pembakaran harus diatasi agar tidak berlebihan oleh karena ittu motor perlu didinginkan. Sedangkan sisa pembakaran yang berupa gas buang harus disalurkan agar tidak menimbulkan ledakan karena sisa gas buang mempunyai tekanan yang cukup tinggi. Untuk menyalurkan gas sisa buang tersebut pada motor diesel dilengkapi dengan knalpot (exhaust manifold). Yang termasuk dalam sistem pembakaran ini adalah saluran masukan, saluran pembuangan, dan ruang bakar. Saluran pemasukan dengan perlengkapannya bertugas mengalirkan gas baru ke ruang bakar. Ruang bakar dengan komponennya bertugas menampung gas baru untuk dibakar. Saluran pembuangan dengan perlengkapannya bertugas menyalurkan gas buang ke udara luar. Saluran Gas Buang Sistem pengeluaran pada mesin diesel secara umum memiliki kesamaan pada mesin bensin yaitu terdiri dari pipa gas buang dan peredam suara. Dalam hal ini gas sisa pembakaran ditekan keluar dari silinder dengan gerakan torak keatas. Kalau gas sisa pembakaran masuk pipa gas buang dengan mendadak, maka akan terjadi gelombang tekanan didalam pipa gas buang. Pembakaran bahan bakar 20 berlangsung sebagai ledakan yang sangat cepat didalam ruang bakar dan menimbulkan suara yang sangat bising. Untuk meredam suara yang bising tersebut, maka gas hasil pembakaran yang mengalir keluar melalui katup atau klep buang tidak langsung dilepas ke udara luar (udara terbuka), melainkan disalurkan terlebih dahulu ke dalam peredam suara (sillincer). 9

F. Knalpot adalah piranti tempat penampungan atau saluran pembuangan gas sisa pembakaran. Sebelum ditemukan fungsi lain dari knalpot, para ahli otomotif merancang alat ini dengan tujuan untuk meredam suara hasil ledakan diruang bakar (Pikiran Rakyat, 2006). Ledakan ini menimbulkan suara yang sangat bising. Untuk meredam suara tersebut, gas sisa hasil pembakaran yang keluar dari klep buang tidak langsung dilepas ke udara terbuka. Gas buang disalurkan terlebih dahulu ke dalam peredam suara atau muffler didalam knalpot. Sebenarnya fungsi peredam di samping meredam suara mesin, juga untuk mengatur arah aliran gasgas sisa hasil pembakaran agar mengalir dengan teratur. Pengaturan yang baik dapat membantu memperbesar tenaga yang dihasilkan mesin, oleh karena itu bentuk peredam suara untuk setiap jenis tipe mesin 2 langkah dan 4 langkah itu berbeda sesuai dengan kebutuhan yang dimiliki oleh setiap mesin. Perubahan pada bentuk dan ukuran peredam suara tanpa memperhitungkan hal tersebut diatas biasanya tidak menghasilkan tenaga mesin yang lebih besar melainkan sebaliknya, tenaga mesin menurun (Daryanto, 2004). Berikut ini merupakan gambar dari bentuk knalpot secara umum : 10

antara lain, yaitu : 1. Bagian bagian knalpot Adapun bagian-bagian knalpot secara umum a. Header (leher knalpot), berupa pipa yang menyalurkan gas sisa hasil pembakaran dari ruang bakar menuju perut knalpot. b. Silencer, berupa pipa yang memiliki diameter lebih besar dari header sebagai tempat berkumpulnya gas buang, selanjutnya disalurkan ke udara bebas, seperti pada gambar dibawah ini merupakan jenis dari silencer tipe racing. 22 Diameter header dan panjangnya header sangat mempengaruhi tenaga yang dihasilkan (Speedol Team, 2007). Header yang bagus itu diameternya harus sama dengan diameter exhaust, tidak boleh lebih kecil karena tenaganya akan tertahan. Panjang pendeknya header akan mempengaruhi karakter tenaga yang dihasilkan. Header panjang cocok untuk tenaga putaran atas. Sedangkan header pendek, cocok untuk akselerasi. Secara logis, semakin besar diameter header 11

maka aliran sistem pembuangan juga semakin lancar. Pada kenyataannya gas yang keluar dari mesin ke sistem pembuangan tidak berada dalam kondisi yang stabil. Tekanan yang terjadi akan berubah-ubah, saat katup sistem pembuangan terbuka. Diameter pipa pun berpengaruh terhadap dorongan gas buang. 23 Pipa yang terlalu besar, sama merusaknya dengan pipa yang terlalu kecil. Selain ukuran panjang header dan diameter leher, bentuk silencer dan perut knalpot juga unsur penting (Ahzar, 2008). Pada silencer panjang, tenaga akan keluar di rpm menengah keatas sedangkan untuk silencer pendek, tenaganya akan keluar pada rpm bawah. Semakin besar aliran makin tak terhambat, sehingga tenaga bawah bagus. Sebaliknya lubang kecil akan berdampak pada putaran atas yang lebih bagus. Sedangkan diameter lubang pada selongsong dalam silencer yang tidak terlalu besar juga memiliki pengaruh saat terjadi tekanan balik. Namun panjang silencer tidaklah berdampak begitu besar. Pada header pipe sebagai jalur mengalirnya gas buang harus memiliki persyaratan yang dipenuhi sebagai suatu acuan keamanan dari perancangan header pipe itu sendiri. Persyaratan yang harus dipenuhi antara lain yaitu : a. header pipe harus memiliki titik leleh bahan diatas temperatur gas buang. b. header pipe harus memiliki titik muai bahan diatas temperatur gas buang. c. Bahan header pipe harus tahan terhadap perubahan suhu. d. Bahan header pipe harus tahan korosi. 12

Prinsip kerja knalpot Gas sisa hasil pembakaran yang keluar dari klep buang disalurkan ke knalpot melalui header pipe. Gas buang sisa pembakaran yang berkecepatan dan bertekanan sangat tinggi pada header pipe dibuang dan berkumpul diperut knapot sehingga sebagian akan berbalik (efek turbulensi) ke header. Akibatnya tekanan menjadi lebih tinggi lagi dan menciptakan kompresi baru. Tekananan balik terjadi akibatnya terhalangnya aliran sistem pembuangan, baik dalam pipa pembuangan, peredam suara dan katalis pengubah energi atau komponen lain yang ada dalam sistem pembuangan. Tekanan balik akan melingkupi gas yang terbakar dari saluran silinder, saat katup terbuka. Tekanan balik terjadi saat gas hasil buangan bertemu dengan udara atau bahan bakar yang masuk sehingga terjadi keseimbangan antara aliran gas buang dan campuran udara bahan bakar yang masuk. Elemen elemen dalam sistem pembuangan juga akan sulit terkendali saat terjadi tekanan balik. Untuk itu diperlukan header dan komponen-komponen lain dalam sistem pembuangan, sebagai penyelaras antara pembuangan dan intake. Unsur-unsur ini akan mengurangi proses hilangnya torsi dan tenaga. H. Parameter Prestasi dan Operasi Motor Diesel 4 Langkah Parameter prestasi yang cukup berperan adalah daya engkol sebagai kerja yang dihasilkan oleh motor bakar, dimana semakin besar daya engkol yang dihasilkan semakin baik kinerja dari motor bakar. Untuk mengetahui besarnya daya engkol dari motor bakar 4 langkah digunakan persamaan (Wardono, dkk. 2004). 3. DAFTAR PERALATAN 1 Set Motor Bakar 4. LANGKAH KERJA Disesuaikan dengan petunjuk pengoprasian mesin 13

5. TUGAS berisi: 1. Mendata hasil praktikum dengan cermat dan rapi (menyerahkan copy data praktikum) 2. Membuat laporan hasil praktikum ( dikumpulkan 1 minggu setelah praktikum) a. Judul, b. Dasar teori, c. Gambar rangkaian, d. Penyajian data, e. Analisa & grafik, f. Kesimpulan. 14