PENINGKATAN KREATIVITAS MASYARAKAT DESA GOMBENGSARI SEBAGAI PENUNJANG DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. ditengarai terdapat pergeseran orientasi, dari mass tourism menuju ke alternative

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Pantai Samas dahulu merupakan daerah yang terkenal dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

Dr. Diena M. Lemy, A.Par., M.M. Theodosia C. Nathalia, S.ST. Par., M.M.

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. ProvinsiNusa Tenggara Barat yang terletak di sebelah timur Pulau Lombok.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

PERAN RETRIBUSI OBYEK WISATA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali, merupakan barometer perkembangan pariwisata nasional. Pulau

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik wisata tersebut berada mendapat pemasukan dan pendapatan.

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

2016 KEMENARIKAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN PANTAI UJUNG GENTENG KECAMATAN CIRACAP KABUPATEN SUKABUMI

k a t a pengantar Pedoman Kelompok Sadar Wisata i

Sarana Akomodasi Sebagai Penunjang Kepariwisataan. di Jawa Barat. oleh : Wahyu Eridiana

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. untuk datang berkunjung dan menikmati semuanya itu. ekonomi suatu negara. Ada beberapa hal yang menjadi potensi dan keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik, Kementrian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, Survey Pengeluaran Wisatawan Mancanegara, 2015.

BAB I PENDAHULUAN Orang Jumlah Perempuan Orang Jumlah Total Orang Jumlah Kepala Keluarga Orang

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Tanjung Bira terletak di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

Analisis Isu-Isu Strategis

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasikan sektor-sektor produktif lainnya (Pendit,

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan jumlah pulau sebanyak yang dikelilingi oleh laut seluas 7,7

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan nasional di Indonesia, pembangunan

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi Indonesia dan melebihi perkembangan pariwisata dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

WALIKOTA SEMARANG - 1 -

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. menghadapi krisis global seperti tahun lalu, ketika penerimaan ekspor turun tajam.

JOKO PRAYITNO. Kementerian Pariwisata

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. pengelolaan kebersihan lingkungan pantai di Bali dan Pantai Sanur Kaja.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

PENINGKATAN KREATIVITAS MASYARAKAT DESA GOMBENGSARI SEBAGAI PENUNJANG DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI Theodosia C. Nathalia 1), Yustisia Kristiana 2) 1) Universitas Pelita Harapan, Tangerang* 2) Universitas Pelita Harapan, Tangerang e-mail: theodosia.nathalia@uph.edu ABSTRAK Sektor pariwisata terus dikembangkan di Kabupaten Banyuwangi. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Banyuwangi. Pertumbuhan ini mendorong masyarakat untuk ikut mengembangkan wilayahnya sebagai daya tarik wisata. Salah satu wilayah yang mengembangkan pariwisata adalah Desa Gombengsari. Keterlibatan masyarakat menjadi salah satu faktor pendukung kemajuan pariwisata di Desa Gombengsari, caranya adalah dengan mendorong masyarakat untuk berkreasi dalam membangun destinasi pariwisata yang berdaya saing serta menciptakan kondisi kondusif bagi wisatawan. Wisatawan dapat menikmati daya tarik wisata yang dimiliki oleh Desa Gombengsari secara lebih optimal yang pada akhirnya akan membawa dampak ekonomi bagi masyarakat. Bentuk kreativitas yang dapat dikembangkan antara lain adalah dalam pengelolaan homestay serta penyajian makanan maupun minuman lokal bagi wisatawan yang datang. Hal ini menjadi penting dikarenakan homestay merupakan pilihan utama bagi wisatawan yang hendak menginap di Desa Gombengsari. Sedangkan kreativitas dalam pengolahan serta penyajian makanan dan minuman lokal dapat menjadi daya tarik wisata yang akan semakin melengkapi pengalaman berwisata. Mitra dari kegiatan ini dalah Pokdarwis Desa Gombengsari. Permasalahan yang dihadapi mitra adalah minimnya dalam pengelolaan homestay serta pengolahan serta penyajian makanan dan minuman lokal. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kreativitas masyarakat Desa Gombengsari dalam hal pengelolaan homestay serta pengolahan serta penyajian makanan dan minuman lokal. Metode kegiatan dilakukan yaitu dengan metode ceramah, diskusi dan praktik. Bentuk kegiatan yang diberikan adalah pelatihan. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah peningkatan dalam pengelolaan homestay dan tentang pengolahan serta penyajian makanan dan minuman lokal. Kata kunci: Kreativitas, Daya Tarik Wisata, Pokdarwis 1. PENDAHULUAN Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki banyak keindahan alam yang berpotensi untuk dijadikan daya tarik wisata. Kabupaten Banyuwangi di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Situbondo. Sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Selat Bali. Secara geografis, Kabupaten Banyuwangi terletak pada koordinat 7 45 15 Bujur Barat 80 43 2 Bujur Timur. Kabupaten Banyuwangi memiliki luas daratan 5.782,50 km² meliputi pantai, daratan dan pegunungan dan merupakan kabupatan terluas di Provinsi Jawa Timur. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berupaya mengoptimalkan sektor ekonomi berbasis pariwisata. Sektor pariwisata merangsang peningkatan pada sektor hotel, dan restoran. Peningkatan tersebut terjadi dari tahun ke tahun sejak sektor pariwisata ditetapkan menjadi sektor unggulan. Peningkatan tersebut berpengaruh positif pada kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Banyuwangi. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Banyuwangi dari sektor pariwisata mengalami pertumbuhan dan bahkan di atas rerata Ekonomi, Sosial, dan Budaya 1440

laju pertumbuhan PDRB. Pada tahun 2016 (angka yang diperoleh masih sangat sementara), laju pertumbuhan dari sektor pariwisata yaitu penyediaan akomodasi dan makan minum adalah sebesar 9,5% di atas rerata laju pertumbuhan secara umum yaitu 5,38% (BPS Kabupaten Banyuwangi, 2017). Selain PDRB berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Banyuwangi juga mengalami peningkatan. Hingga bulan November 2017, kunjungan wisata di Kabupaten Banyuwangi mengalami kenaikan pesat. Untuk wisatawan domestik mengalami peningkatan 0,4 juta, yaitu sebanyak 2,7 juta dari target sebanyak 2,3 juta. Begitu pula dengan wisatawan mancanegara juga mengalami peningkatan, jumlahnya mencapai 75 ribu wisatawan atau meningkat sebanyak 30 ribu dari total target sebanyak 45 ribu. Keterlibatan masyarakat menjadi salah satu faktor pendukung kemajuan pariwisata di Kabupaten Banyuwangi, caranya adalah dengan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif membangun destinasi pariwisata yang berdaya saing serta menciptakan kondisi kondusif bagi wisatawan. Mitra dalam kegiatan ini adalah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Gombengsari. Desa Gombengsari adalah salah satu wilayah yang menjadi daya tarik wisata di Kabupaten Banyuwangi. Desa Gombengsari berada di Kecamatan Kalipuro dan disebut sebagai desa kopi. Desa Gombengsari memiliki lahan kopi rakyat seluas 1.700 hektar dengan lahan murni 850 hektar dan sisanya penanaman kopi dengan cara sistem tumpang sari. Kopi yang menjadi komoditi utama di desa ini, menjadi daya tarik wisata. Desa Gombengsari mulai mengembangkan paket wisata kopi. Hal ini diharapkan dapat mendatangkan banyak wisatawan ke Desa Gombengsari sehingga perlunya kesiapan seluruh elemen desa untuk mengakomodir jumlah angka wisatawan yang akan datang. Kreativitas dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing kawasan wisata. Wisatawan dapat menikmati daya tarik wisata yang dimiliki oleh Desa Gombengsari secara lebih optimal yang pada akhirnya akan membawa dampak ekonomi bagi masyarakat. Bentuk kreativitas yang dapat dikembangkan antara lain adalah dalam pengelolaan homestay serta penyajian makanan maupun minuman lokal bagi wisatawan yang datang. Hal ini menjadi penting dikarenakan homestay merupakan pilihan utama bagi wisatawan yang hendak menginap di Desa Gombengsari dan kreativitas dalam pengolahan serta penyajian makanan dan minuman lokal akan semakin melengkapi pengalaman berwisata. Permasalahan yang dihadapi mitra adalah minimnya dalam pengelolaan homestay serta pengolahan serta penyajian makanan dan minuman lokal. Kreativitas dalam pengolahan makanan dan minuman dapat menumbuhkan ekonomi kreatif di Desa Gombengsari. Ekonomi kreatif dan sektor wisata merupakan dua hal yang saling berpengaruh dan dapat saling bersinergi jika dikelola dengan baik (Ooi, 2006). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kreativitas masyarakat Desa Gombengsari dalam hal pengelolaan homestay serta pengolahan serta penyajian makanan dan minuman lokal. Pada masa yang akan datang diharapkan dapat mengembangkan industri kreatif yang dapat memberikan dampak positif pada kehidupan sosial, ekonomi, dan peningkatan citra Desa Gombengsari. 2. METODE Ekonomi, Sosial, dan Budaya 1441

Metode kegiatan dilakukan oleh tim bagi masyarakat Desa Gombengsari yaitu ceramah, diskusi dan praktik: Metode ceramah Metode ceramah merupakan sebuah cara pengajaran yang dilakukan oleh pemberi materi secara monolog dan hubungan satu arah (one way communication). Metode ini dipandang paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya paham peserta (Sanjaya, 2009). Metode ceramah digunakan oleh tim menyampaikan materi tentang pengelolaan homestay serta pengolahan serta penyajian makanan dan minuman. Metode diskusi Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan peserta pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan masalah suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami, serta untuk membuat keputusan (Sanjaya, 2009). Metode ini dilakukan bertujuan agar peserta lebih memahami materi pengelolaan homestay serta pengolahan serta penyajian makanan dan minuman. Metode praktik Metode praktik adalah suatu metode dengan memberikan materi baik menggunakan alat atau benda, seperti diperagakan, dengan harapan agar peserta menjadi jelas dan mudah sekaligus dapat mempraktikkan materi yang dimaksud (Fathurrahman dan Sutikno, 2007). Metode ini bertujuan untuk mempraktikan cara-cara dalam memberikan layanan terkait pengelolaan homestay serta pengolahan serta penyajian makanan dan minuman. Untuk mengevaluasi kegiatan yang dilakukan, peserta akan diberikan kuesioner evaluasi pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan menghitung hasil dari kuesioner untuk dijadikan bahan masukan bagi penyelenggara. Gambar 1. Narasumber Ekonomi, Sosial, dan Budaya 1442

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan setelah tim melakukan survei dan menganalisis situasi yang dihadapi oleh masyarakat Desa Gombengsari. Bentuk kegiatan yang diberikan adalah pelatihan. Kerangka kegiatan dapat dilihat pada Gambar 2. Permasalahan Solusi Tujuan Minimnya dalam pengelolaan homestay Minimnya tentang pengolahan serta penyajian makanan dan minuman lokal Pelatihan dengan metode: ceramah, diskusi, dan praktik Peningkatan dalam pengelolaan homestay Peningkatan tentang pengolahan serta penyajian makanan dan minuman lokal Gambar 2. Kerangka Kegiatan Mitra dari kegiatan ini adalah Pokdarwis Desa Gombengsari. Pokdarwis (Kelompok Dasar Wisata) adalah kelembagaan di tingkat masyarakat yang anggotanya terdiri dari para pelaku pariwisata yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab serta berperan sebagai penggerak dalam mendukung terciptanya iklim kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya pariwisata serta memanfaatkannya bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. Pokdarwis mampu untuk: Meningkatkan pemahaman tentang pariwisata. Meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pariwisata. Meningkatkan nilai manfaat pariwisata bagi masyarakat (anggota Pokdarwis). Menyukseskan pembangunan pariwisata. Keberadaan Pokdarwis dalam konteks pengembangan destinasi pariwisata telah berperan sebagai salah satu unsur penggerak dalam turut mendukung terciptanya lingkungan dan suasana yang kondusif di tingkat lokal di daerahnya, yang secara kolektif akan berdampak positif bagi perkembangan destinasi pariwisata dalam konteks wilayah yang lebih luas. Peran dan kontribusi Pokdarwis tersebut perlu terus didukung dan dikembangkan baik secara kualitas maupun kuantitas dalam turut menopang perkembangan Ekonomi, Sosial, dan Budaya 1443

dan pertumbuhan destinasi pariwisata, maupun khususnya peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan di daerahnya masing-masing. Tujuan dari pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) ini adalah sebagai berikut (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2012): Meningkatkan posisi dan peran masyarakat sebagai subjek atau pelaku penting dalam pembangunan kepariwisataan, serta dapat bersinergi dan bermitra dengan pemangku kepentingan terkait dalam meningkatkan kualitas perkembangan kepariwisataan di daerah. Membangun dan menumbuhkan sikap dan dukungan positif masyarakat sebagai tuan rumah melalui perwujudan nilai-nilai Sapta Pesona bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan di daerah dan manfaatnya bagi pembangunan daerah maupun kesejahteraan masyarakat. Memperkenalkan, melestarikan dan memanfaatkan potensi daya tarik wisata yang ada di masingmasing daerah. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pelatihan berjalan dengan baik. Peserta pelatihan mampu memahami materi yang diberikan oleh tim. Selain itu pada saat praktik, peserta juga sangat antusias untuk mencoba. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan tentang pengelolaan homestay serta pengolahan dan penyajian makanan dan minuman berbahan lokal. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas dari para anggota Pokdarwis. Dengan peningkatan kreativitas, ekonomi kreatif akan tumbuh untuk mendukung pengembangan pariwisata di Desa Gombengsari. Gambar 3. Peserta Mempraktikkan Materi yang Diberikan Pengembangan ekonomi kreatif sebagai penggerak sektor wisata juga memiliiki sejumlah tantangan. Ooi (2006) mengidentifikasi sejumlah tantangan pengembangan sebagai berikut: Kualitas produk Ekonomi, Sosial, dan Budaya 1444

Produk ekonomi kreatif akan berorientasi pada selera wisatawan dan diproduksi dalam jumlah yang cukup banyak sebagai souvenir. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya keunikan ataupun nilai khas dari produk hasil ekonomi kreatif tersebut. Konflik sosial terkait dengan isu komersialisasi dan komodifikasi Pengembangan ekonomi kreatif melalui pariwisata seringkali mengkomersialisasikan ruang-ruang sosial dan kehidupan sosial untuk dipertontonkan pada wisatawan sebagai daya tarik wisata. Bila tidak dikelola dengan melibatkan komunitas lokal, hal ini dapat berkembang menjadi konflik sosial. Manajemen ekonomi kreatif Manajemen ekonomi kreatif yang baik dibutuhkan untuk menentukan panduan ekonomi kreatif yang mana yang harus dikembangkan dan yang mana yang sebaiknya tidak dikembangkan. Oleh karena itu, Pokdarwis sebagai salah satu unsur penggerak pariwisata harus mampu mengatasi tantangan tersebut sehingga dampak-dampak negatif dapat diminimalisasi. Diperlukan kesamaan visi untuk mewujudkan pariwisata yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat Desa Gombengsari. Gambar 4. Homestay di Desa Gombengsari Untuk mengevaluasi kegiatan yang dilakukan, peserta diberikan kuesioner evaluasi pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Peserta mengisi kuesioner yang dibagikan dimana terdapat pernyataan terkait tentang materi pelatihan yaitu kemenarikan materi pelatihan, kemampuan materi pelatihan dalam meningkatkan dan memperluas, kemenarikan materi pelatihan untuk didiskusikan, kesesuaian materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, kemanfatan materi yang diberikan. Selain itu terdapat juga pernyataan terkait narasumber. Terdapat lima kolom di setiap pernyataan tersebut mulai dari kurang setuju sampai sangat setuju. Peserta diminta memilih satu dari lima pilihan jawaban yang dituliskan dalam angka 1-5, masing-masing menunjukkan sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral atau tidak berpendapat (3), setuju (4), sangat setuju (5). Tim menghitung hasil dari kuesioner dapat dijadikan bahan masukan untuk kegiatan selanjutnya. Berikut adalah hasil kuesioner: Ekonomi, Sosial, dan Budaya 1445

Tabel 2. Hasil Kuesioner Pernyataan Rerata Materi Pelatihan 1. Materi pelatihan menarik 2. Materi pelatihan mampu meningkatkan dan memperluas 3. Materi pelatihan menarik untuk didiskusikan 4. Materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan 5. Materi yang diberikan memberikan manfaat Narasumber 6. Penjelasan mudah dipahami 7. Penyampaian dilakukan secara terstruktur 8. Ber/dapat dipercaya 9. Mudah diajak berkomunikasi 10. Mendorong untuk diskusi 4,4 4,7 4,2 4,5 4,4 4,2 4,3 4,0 4,2 4,3 Sumber: Hasil olahan data (2018) Berdasarkan hasil di atas menunjukkan bahwa dari segi materi, peserta menilai bahwa materi pelatihan mampu meningkatkan dan memperluas. Sedangkan narasumber dinilai mampu untuk menyampaikan materi pelatihan kepada peserta. Tim bersama dengan Pokdarwis berkesempatan untuk mengunjungi daya tarik wisata yang terdapat di Desa Gombengsari. Dalam kunjungan ini, tim memberikan apresiasi dan masukan bagi Pokdarwis dalam pengelolaan daya tarik wisata yang dimiliki. Kreativitas dari Pokdarwis sangat diperlukan dalam mengemas potensi wisata yang dimiliki dengan aktivitas wisata serta produk olahan yang menjadi kekhasan Desa Gombengsari. Ekonomi, Sosial, dan Budaya 1446

Gambar 5. Kunjungan Lapangan 4. SIMPULAN Implikasi kegiatan ini bagi masyarakat adalah peningkatan dalam pengelolaan homestay dan tentang pengolahan serta penyajian makanan dan minuman. Pelatihan ini mendapat respon positif dari Pokdarwis Desa Gombengsari. Hal ini terlihat dari keaktifan peserta dalam mengikuti seluruh kegiatan. Dukungan terhadap pendampingan secara berkelanjutan sangat diperlukan untuk mengembangkan produk lain yang mengangkat kearifan lokal. Peningkatan kreativitas yang diharapkan dapat menumbuhkan industri kreatif sangat diharapkan dapat memberikan kontribusi ekonomi, baik langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat setempat, dan peningkatan kehidupan sosial. Selain memperoleh manfaat dari kedatangan wisatawan, masyarakat Desa Gombengsari sekaligus dapat menjaga dan mempertahankan budaya melalui pemanfaatan produk olahan berbahan lokal. UCAPAN TERIMA KASIH Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Gombengsari ini dapat terlaksana dengan baik berkat adanya dukungan dari semua pihak. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Pelita Harapan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Lurah Desa Gombengsari, Pokdarwis Desa Gombengsari dan masyarakat Desa Gombengsari. DAFTAR PUSTAKA BPS Kabupaten Banyuwangi. 2017. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Banyuwangi Atas Dasar Harga Konstan 2010. https://banyuwangikab.bps.go.id/statictable/2017/07/31/129/laju-pertumbuhan-pdrb-kabupatenbanyuwangi-atas-dasar-harga-konstan-2010-menurut-lapangan-usaha-tahun-2011-2016.html. Diakses tanggal 2 Maret 2018. Fathurrahman, P. dan Sutikno, S. 2007. Strategi Belajar Mengajar. PT. Refika Aditama. Bandung. Ekonomi, Sosial, dan Budaya 1447

Ilham, A. 2010. Pengembangan Bahan Ajar. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2012. Buku Pedoman Kelompok Sadar Wisata. http://www.kemenpar.go.id/userfiles/1_%20pedoman%20pokdarwis.pdf. Diakses tanggal 6 Maret 2018. Ooi, Can-Seng. 2006. Tourism and the Creative Economy in Singapore. http://openarchive.cbs.dk/bitstream/handle/10398/6605/working%20paper%20int_canseng%20ooi.pdf?sequence=1. Diakses tanggal 5 Maret 2018. Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Prenada Media Group. Jakarta. Ekonomi, Sosial, dan Budaya 1448