Jurnal KESMAS, Volume 7 Nomor 4. *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 7 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya 2015)

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BATITA UMUR 1-3 TAHUN DI DESA MOPUSI KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW INDUK SULAWESI UTARA 2014

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Gusti Kumala Dewi*, Eneng Yuli Santika**

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDAPATAN KELUARGA IBU NIFAS DAN STATUS GIZI BAYI DI WILAYAH SUDIANG RAYA KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PULAU NAIN KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

HUBUNGAN ANTARA KECACINGAN DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA KELAS 4 DAN 5 SD KATOLIK St. THERESIA MALALAYANG KOTA MANADO

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

BAB II LANDASAN TEORI

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

Kata Kunci : Riwayat Pemberian ASI Eksklusif, Stunting, Anak Usia Bulan

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN PERSEPSI DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN KAMPAR RIAU

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI RW 2 WILAYAH PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR

KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI KEC. RATU SAMBAN KOTA BENGKULU. Zulkarnain

Key word: motorik development, nutrition status, children age 1-3 years old. Kata Kunci: Perkembangan Motorik, Status Gizi, Anak usia 1-3 tahun

Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015

PENDAHULUAN Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi (Arisman,

ABSTRACT. Keywords: severe acute malnutrition, child, nutrition status, economic status

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013

GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BARATAN KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2014

PENDIDIKAN ORANG TUA, PENGETAHUAN IBU, PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN TAROADA KABUPATEN MAROS


KORELASI PERILAKU KADARZI TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS SIMPANG TIMBANGAN INDRALAYA TAHUN 2014

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

Purnama Sinaga 1, Zulhaida Lubis 2, Mhd Arifin Siregar 3

PERBEDAAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN YANG ASI EKSLUSIF DAN NON EKSLUSIF

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOMPASO KECAMATAN TOMPASO

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

GAMBARAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI PPA (PUSAT PENGEMBANGAN ANAK) ID-127 DI KELURAHAN RANOMUUT MANADO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULYOREJO, KEC.KRATON, KAB.PASURUAN.

PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI DI KABUPATEN KLATEN. Abstrak

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR BAYI 6-24 BULAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa baduta (bawah dua tahun) merupakan Window of opportunity. Pada

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN POLA ASUH DAN ASUPAN ZAT GIZI PADA BADUTA STUNTING DAN ATAU WASTING DI KELURAHAN ALLEPOLEA KECAMATAN LAU KABUPATEN MAROS

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI KECAMATAN TOMBATU UTARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Cindy F. Kojongian*, Nancy S.H. Malonda*, Nova H. Kapantow* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK merupakan suatu ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak juga sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status gizi bayi, yaitu pemberian ASI ekslusif, tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu, penyakit infeksi serta status ekonomi keluarga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada Hubungan antara Riwayat ASI dengan pada Anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Tombatu Utara Kabupaten Minahasa Tenggara. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak usia 24-59 bulan laki-laki maupun perempuan di Kecamatan Tombatu Utara Kabupaten Minahasa Tenggara dengan jumlah 293 anak dan total sampel yang diteliti yaitu sebanyak 75 anak. Analisis bivariate dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Square (α=0,05). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Tombatu Utara diperoleh status gizi berdasarkan indeks (BB/U) menujukkan status gizi baik 77,3% dan status gizi kurang 22,7%. Berdasarkan status gizi menurut indeks (TB/U) yaitu status gizi normal 58,7% dan status gizi pendek 41,3%, sedangkan status gizi berdasarkan (BB/TB) yaitu status gizi normal 90,7% dan status gizi kurus 9,3%. Untuk pemberian ASI Eksklusif diperoleh status gizi (BB/U p=0,653, TB/U p=0,228, BB/TB p=0,126), pemberian kolostrum (BB/U p=0,582, TB/U p=0,307, BB/TB p= 1000), pemberian ASI sampai 24 bulan (BB/U p=0,527, TB/U p=0,397, BB/TB p=0,787). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat pemberian ASI dengan status gizi pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Tombatu Utara Kabupaten Minahasa Tenggara. Kata Kunci: Riwayat pemberian ASI,, Balita. ABSTRACT Nutritional Status is a measure of success in fulfilling nutrition for children which is indicated by the child's weight and height as well as the health status produced by the balance between nutrient needs and inputs. There are several factors that can affect the nutritional status of infants, namely exclusive breastfeeding, the level of education and knowledge of mothers, infectious diseases and family economic status. The purpose of this study was to determine whether there was a relationship between the history of breastfeeding and nutritional status in children aged 24-59 months in Tombatu Utara District, Southeast Minahasa District. This study used a descriptive research design with cross sectional design. The population in this study were all children aged 24-59 months male and female in District Tombatu Utara District of Southeast Minahasa with a total of 293 children and the total sample studied was 75 children. Bivariate analysis was performed using Chi Square Test (α = 0, 05 ). Based on the results of research conducted in North Tombatu District obtained nutritional status based on index (BB / U) showed good nutritional status of 77, 3 % and malnutrition status of 22.7%. Based on nutritional status according to index (TB / U) that is normal nutritional status 58.7% and short nutritional status 41.3%, while nutritional status based on (BB / TB) that is normal nutritional status 90.7% and thin nutritional status 9, 3%. For exclusive breastfeeding obtained nutritional status (BB / U p = 0.653, TB / U p = 0.228, BB / TB p = 0.126), giving colostrum (BB / U p = 0.582, TB / U p = 0.307, BB / TB p = 1000), breastfeeding up to 24 months (BB / U p = 0,527, TB / U p = 0,397, BB / TB p = 0,787). The conclusion of this study is that there is no significant relationship between the history of breastfeeding and nutritional status in children aged 24-59 months in Tombatu Utara District, Southeast Minahasa Regency. Keyword ; History of breastfeeding, nutritional status, children.

PENDAHULUAN Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM). Di Indonesia masalah balita kurus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang masuk dalam kategori akut. Masalah balita kurus berdasarkan WHO sebesar 11,1% dengan prevalensi gizi buruk dan gizi kurang sebesar 17,8% (Kemenkes, 2017). Berdasarkan Riskesdas Tahun 2013, prevalensi status gizi balita secara nasional yaitu 19,65% terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi kurang. Menurut Data Dinas Kesehatan tahun 2016 terdapat 21 kasus balita gizi buruk dengan prevalensi gizi buruk yaitu 1,4% (Dinkes Provinsi Sulut, 2016). Untuk Kabupaten Minahasa Tenggara, berdasarkan BB/U prevalensi gizi buruk sebesar 2,3%, gizi kurang sebesar 11%, gizi baik 83.5% dan gizi lebih sebesar 1,9%. Berdasarkan indeks TB/U prevalensi sangat pendek sebesar 12,3%, pendek 12,3% dan normal 75,3%. Untuk BB/TB prevalensi sangat kurus sebesar 3,6%, kurus sebesar 3,9% normal 85,4% dan gemuk sebesar 71% (Direktorat Masyarakat 2018). ASI merupakan satu-satunya makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. Berdasarkan studi selama 18 tahun pada 1025 anak-anak yang mengonsumsi ASI terdapat peningkatan IQ dan keterampilannya. (Indiarti dan Sukaca, 2015). Bayi yang kekurangan ASI akan mengalami kehilangan berat badan dan dehidrasi sedangkan bayi yang tidak mendapatkan ASI sama sekali akan lebih muda terkena penyakit infeksi, akan mengalami kurang gizi, menurunkan kecerdasan otak bayi dan beresiko pada kematian. Cakupan ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan tahun 2015 di Indonesia sebesar 41,9% (Kemenkes, RI 2016). Jumlah anak usia 24-59 bulan yang ada di Kecamatan Tombatu Utara yaitu 293 anak. ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Kecamatan Tombatu Utara pada tahun 2015 sebesar 32, 83% dan pada tahun 2016 terjadi peningkatan yaitu 50,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara riwayat pemberian ASI dengan status gizi pada anak usia 24-59 bulan di kecamatan Tombatu Utara Kabupaten Minahasa Tenggara. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tombatu Utara Kabupaten Minahasa Tenggara pada bulan Juli sampai bulan Oktober 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak usia 24-59 bulan laki-laki maupun perempuan dengan jumlah 293 anak. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu Non Probability Sample dengan teknik Puposive Sampling atau pengambilan sampel secara acak sederhana. Kriteria Inklusi adalah ibu yang bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi yaitu bayi yang memiliki cacat

bawaan, ibu menderita penyakit yang serius dan mendapat terapi obat-obatan yang dapat memberikan efek samping pada bayi yang menyusui. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu berat badan dan tinggi badan, serta data riwayat pemberian ASI yang meliputi pemberian kolostrum, ASI eksklusif dan pemberian ASI sampai dengan 24 bulan dengan menggunakan kuesioner. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur berat badan yaitu timbangan dan untuk mengukur tinggi badan menggunakan microtoise. Analisis data menggunakan uji chi square dengan α=0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sampel Berdasarkan karakteristik sampel jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan yaitu 54,7%. Dari umur balita 24-59 bulan, didapati kelompok umur 24-35 bulan dan 48-59 bulan yaitu 36%. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini yaitu ibu kandung balita yang menunjukkan bahwa lebih banyak pada umur 20-40 tahun yaitu 90,7% responden. Berdasarkan penelitian ini didapatkan 65,3% responden memiliki pendidikan akhir SLTA, dan yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga (IRT) yaitu 84%. Riwayat ASI Tabel 1. Riwayat ASI Riwayat ASI n % ASI sejak lahir Ya 71 94,7 Tidak 4 5,3 Ya 70 93,3 Tidak 5 6,7 ASI Eksklusif Ya 7 9,3 Tidak 68 90,7 ASI 24 Bulan Tidak ASI 4 5,3 < 24 Bulan 24 Bulan 53 18 70,7 24,0 Dari hasil penelitian ini yaitu dari 75 total sampel, balita yang mendapatkan ASI sejak lahir yaitu 94,7%, sedangkan balita yang tidak mendapatkan ASI sejak lahir 5,3%. Dari jumlah balita yang mendapatkan ASI, 93,3% balita mendapatkan kolostrum dan 6,7% tidak mendapatkan kolostrum. Sama halnya dengan pemberian ASI Eksklusif yaitu dari 75 sampel yang mendapatkan ASI Eksklusif 9,3% dan lebih banyak yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif 90,7% menunjukkan tidak tercapainya target pemberian ASI Eksklusif.

Tabel 2. Balita n % BB/U Baik 58 77,3 Kurang 17 22,7 TB/U Normal 44 58,7 Pendek 31 41,3 BB/TB Normal 68 90,7 Kurus 7 9,3 Hasil penelitian di kecamatan Tombatu Utara dengan total sampel 75 balita, sebagian besar mendapatkan status gizi baik berdasarkan indeks BB/U yaitu 58 sampel (77,3%) dan yang mendapatkan status gizi kurang 17 sampel (22,7%), berdasarkan indeks Tinggi badan menurut umur (TB/U) sebanyak 31 sampel (41,3%) memiliki status gizi stunting dan yang tidak memiliki status stunting sebanyak 44 sampel (58,7%). Menurut indeks BB/TB terdapat 7 sampel (9,3%) yang berstatus gizi kurus dan yang berstatus gizi normal 68 sampel (90,7%). Kejadian gizi kurang tidak hanya disebabkan oleh asupan gizi saat balita, tapi bisa disebabkan karena menderita penyakit infeksi seperti ISPA dan diare. Hubungan Antara Riwayat ASI dengan Tabel 3. Hubungan pemberian kolostrum dengan status gizi (BB/U) Baik Kurang Total Ya 53 70,7 17 22,7 70 100 0,582 Tidak 5 6,7 0 0 5 100 Tabel 4. Hubungan pemberian ASI Eksklusif ASI Eksklusif dengan status gizi (BB/U) Baik Kurang Total Ya 5 6,7 2 2,7 7 100 0,653 Tidak 53 70,7 15 20,0 68 100 Tabel 5. Hubungan pemberian ASI sampai 24 ASI sampai 24 bulan bulan dengan status gizi (BB/U) Baik Kurang Total Ya 14 18,7 4 5,3 18 100 0,527 Tidak 44 58,7 13 17,3 57 100 Berdasarkan tabel 3-5, menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat pemberian ASI dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Laelatunnisa dkk (2016) yaitu tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI dengan

status gizi balita usia 6-23 bulan, berdasarkan perhitungan diperoleh nilai signifikan sebesar 0,116 (p-v >0,05). Sama halnya dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Tewu dkk (2016) di Puskesmas Raanan Baru Kecamatan Motoling Barat, berdasarkan hasil uji menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan status gizi menurut indeks BB/U (p>0,05). Dalam penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara riwayat pemberian ASI dengan status gizi. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang lebih dominan dapat mempengaruhi status gizi bayi. Faktor tersebut antara lain yaitu status imunisasi, penyakit infeksi, pola asuh ibu, serta status sosial ekonomi. Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan status gizi dan status gizi yang kurang dapat mempengaruhi penyakit infeksi. Tabel 6. Hubungan pemberian kolostrum dengan status gizi (TB/U) Normal Pendek Total Ya 40 53,4 30 40 70 100 0,397 Tidak 4 5,3 1 1,3 5 100 Tabel 7. Hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan status gizi (TB/U) ASI Normal Pendek Total Eksklusif Ya 6 8,0 1 1,3 7 100 0,228 Tidak 38 50,7 30 40,0 68 100 Tabel 8. Hubungan pemberian ASI sampai 24 bulan dengan status gizi (TB/U) ASI sampai Normal 24 bulan Pendek Total Ya 13 17,3 5 6,7 18 100 0,280 Tidak 31 41,4 26 34,6 57 100 Berdasarkan tabel 6-8, menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara riwayat pemberian ASI dengan status gizi berdasarkan indeks TB/U. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purba (2017) dengan uji Pearson Chi-Square didapat nilai p= 0,140 artinya tidak terdapat hubungan (p> 0,05) antara pemberian ASI Eksklusif dengan Status gizi bayi menurut indeks (PB/U). Bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif cenderung mengalami status gizi stunting dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Namun hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Giri dkk (2013) yaitu berdasarkan hasil uji korelasi diketahui bahwa nilai signifikan p=0,000 atau lebih kecil dari 0,05 maka terdapat hubungan antara ASI eksklusif dengan status gizi karena ASI dapat

memenuhi kebutuhan bayi selama periode sekitar 6 bulan kecuali jika ibu mengalami gizi kurang yang berat atau gangguan kesehatan lain. Tabel 9. Hubungan pemberian kolostrum dengan status gizi (BB/TB) Kurus Normal Total Ya 7 9,3 63 84 70 100 1,000 Tidak 0 0 5 6,7 5 100 Tabel 10. Hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan status gizi (BB/TB) ASI Kurus Normal Total Eksklusif Ya 2 2,7 5 6,7 7 100 0,126 Tidak 5 6,7 63 84,0 68 100 Tabel 11. Hubungan pemberian ASI sampai 24 bulan dengan status gizi (BB/TB) ASI sampai Kurus Normal Total 24 bulan Ya 2 2,7 16 21,3 18100 0,787 Tidak 5 6,7 52 69,3 57 100 Berdasarkan tabel 9-11, menunjukkan tidak terdapat hubungan antara riwayat pemberian ASI dengan status gizi berdasarkan indeks BB/TB. Pada penelitian ini sebagian besar ibu balita tidak memberikan ASI sampai 24 bulan dikarenakan ibu balita memiliki pendidikan akhir SLTA (65,3%), ibu yang memiliki pendidikan rendah dapat berdampak buruk bagi balita karena kurangnya pengetahuan tentang pemberian ASI. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nilakesuma (2015) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI ekslusif dengan status gizi bayi, berdasarkan uji Chi Square didapatkan hubungan pemberian ASI ekslusif dengan status gizi bayi dan diperoleh nilai p > 0,05 (p = 0,752). Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani (2015) menunjukkan tidak ada hubungan antara riwayat ASI Eksklusif dengan status gizi balita usia 7-36 bulan di Puskesmas Gondokusuman I tahun 2015 dengan hasil uji statistic menggunakan uji chi square dan diperoleh nilai p-v 0,605 pada tingkat kemaknaan 5 %. Karena p-v > 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima. KESIMPULAN 1. Dari hasil penelitian di Kecamatan Tombatu Utara Kabupaten Minahasa Tenggara didapatkan gambaran status gizi menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia 24-59 bulan mendapatkan status gizi baik. 2. Dari hasil penelitian di Kecamatan Tombatu Utara Kabupaten Minahasa Tenggara, didapatkan gambaran riwayat pemberian ASI yaitu anak yang mendapatkan ASI lebih banyak dibadingkan anak yang tidak mendapatkan

ASI, sedangkan yang mendapatkan ASI Eksklusif lebih sedikit dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif. 3. Tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan status gizi (BB/U,TB/U dan BB/TB). 4. Tidak terdapat hubungan antara pemberian kolostrum dengan status gizi (BB/U,TB/U dan BB/TB). 5. Tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI sampai 24 bulan dengan status gizi (BB/U,TB/U dan BB/TB). SARAN 1. Bagi Pihak Puskesmas Diharapkan dapat memberikan penyuluhan bersama antara petugas dari puskesmas dan kader kepada masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI. 2. Bagi Masyarakat Diharapkan kepada calon ibu menyusui dan ibu menyusui agar dapat memberikan ASI Eksklusif, kolostrum dan ASI sampai 24 bulan kepada bayinya dan perlu adanya dukungan dari suami serta keluarga kepada calon ibu menyusui dan ibu menyusui agar dapat memberikan ASI. 3. Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat meneliti lebih lanjut faktor-faktor lain yang mempengaruhi status gizi balita, selain pemberian ASI. DAFTAR PUSTAKA Fikawati, Syafiq, dan Karima. 2015. Ibu dan Bayi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Fikawati, Syafiq, dan Karima. 2017. dan Anak Remaja. Depok: PT Raja Grafindo Persada. Indiarti dan Sukaca. 2015. Nutrisi Janin dan Bayi Sejak Dalam Kandungan. Yogyakarta: Parama Ilmu. Irianto, K. 2014. Seimbang Dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung: Alfabeta. Kemenkes, RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes, RI. (Online) file:///c:/users/windows%2010/dow nloads/hasil%20riskesdas%202013.p df (Di akses pada tanggal 04 april 2018) Laelatunnisa T. 2016. Hubungan ASI Dengan Balita Usia 6-23 Bulan di Kelurahan Klitren Gondokusuman Yogyakarta Tahun 2016. Jurnal Medika Respati (Online) 11(3):42-53 http://medika.respati.ac.id/index.php/ medika/article/viewfile/27/25 diakses pada tanggal 4 juli 2018 Notoatmodjo dan Soekidjo, 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Soetjiningsih. 2016. Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. Cetakam 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Supariasa, I.D.N. 2013. Penilaian. Edisi Revisi. Jakarta: EGC. Tewu I, Maureen I P, Rudolf P. 2016. Hubungan antara ASI Eksklusif Dengan Bayi Usia 6-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Raanan Baru Kecamatan Motoling Barat. Manado. Jurnal. FKMUnsrat https://ejournalhealth.com/index.php/ medkes/article/view/367/358