Pengaruh Seni Tari Terhadap Kemampuan Fisik Motorik Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Negeri Pembina 1 Medan T.A 2017/2018

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Orang tua dan guru belum memahami akan perkembangan potensi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

PENGARUH MEDIA BUBUR KORAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA WADUK KECAMATAN TAKERAN KABUPATEN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

EFEKTIVITAS MEDIA KINCIR KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN DHARMAWANITA PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

PENGARUH MEDIA KAWAT BLUDRU TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS PEMODELAN TARIAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

K A 2012/2013. Disusun Oleh: YULIANA DEWI A FAKULTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak- Kanak termasuk jenjang Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERNYANYI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBILANG ANAK

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

PENGARUH PERMAINAN PETAK UMPET TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK

PENGARUH SENI MENGGAMBAR TERHADAP KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI 1 KEYONGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA SISWA KELOMPOK A TK ISLAM MARDI SIWI PAJANG LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

Pengaruh Kegiatan Menggambar Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Permata Jl. Pendawa Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENGARUH MEDIA DADU HURUF TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN HURUF PADA TK KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

Jurnal Pesona PAUD Page 1

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

PENGARUH KEGIATAN MELUKIS BERMEDIA KAPAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

Pengaruh Media Menara Angka Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Kelompok A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

IMPLEMENTASI PERMAINAN PENJEPIT BAJU UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pada rentang usia ini anak mengalami the golden years yang. perkembangannya, termasuk perkembangan fisik-motoriknya.

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. berbagai periode penting yang terjadi dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

TAHUN. Disusun Oleh: HEPI KAWURI A FAKULTA

PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PERSEPSI TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DESA GEMOLONG KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PENGARUH PERMAINAN BOWLLING TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B

Transkripsi:

Pengaruh Seni Tari Terhadap Kemampuan Fisik Motorik Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Negeri Pembina 1 Medan T.A 2017/2018 Ustadiyah, Kamtini Program Studi S-1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FIP Universitas Negeri Medan ustadiyah@gmail.com Abstrak. Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan fisik motorik anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh seni tari terhadap kemampuan fisik motorik anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina 1 Medan T.A 2017 / 2018. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yaitu Posttest-Only Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh Kelompok B yang ada di TK Negeri Pembina 1 Medan yang berjumlah 77 anak. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan random sampling, yaitu memilih sampel secara acak dengan undian. Pengambilan pertama yakni memilih kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan pengundian 2 dari 3 kelas. Pengambilan pertama terambil datu kelas secara acak yaitu kelas eksperimen dan pengambilan kedua terambil satu kelas secara acak yakni kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen 25 orang anak dilakukan dengan menggunakan kegiatan seni tari yang diiringi dengan musik dan dibantu oleh guru dan pada kelas kontrol dengan 25 orang anak dilakukan dengan seni kegiatan seni tari yang tidak diiringi musik dan dibantu oleh guru. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa anak kelas eksperimen memiliki nilai terendah 6, nilai tertinggi 12 dan nilai rata rata 10,4 yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang memiliki nilai terendah 4 dan nilai tertinggi 11 dengan rata rata 7,84. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan fisik motorik anak pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan anak kelas kontrol. Dari hasil perhitungan diperoleh thitung= 4,83; nilai ini dibandingkan dengan ttabel dengan (dk= (n 1 + n 2) 2 = 48 dan taraf α = 0,05). Nilai thitung atau 4,83 > 1,6879. Dengan demikian hipotesis H o ditolak dan H a diterima, sehingga dapat dinyatakan ada pengaruh signifikan seni tari terhadap kemampuan fisik motorik anak usia 5-6 tahun di Tk Negeri Pembina 1 Medan T.A 2017/2018. Kata kunci : fisik motorik. seni tari, anak usia 5-6 tahun PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yaitu pendidikan yang ditujukan bagi anak usia 0 hingga 6 tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membentuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan ke jenjang yang lebih lanjut. Masa Anak Usia Dini merupakan masa emas, perkembangan intelektual otak anak akan mengalami peningkatan yang sangat pesat pada usia 0 hingga 6 tahun ini. Usia lazim ini sering disebut dengan golden age. Pada rentang usia ini merupakan peletakan yang mendasar terjadi pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai nilai agama. 12

Oleh sebab itu, diperlukan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan tercapai secara optimal. Pernyataan tersebut sejalan dengan Undang undang Sitem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Pasal 1 butir 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional Menjelaskan bahwa : Pendidikan Anak Usia (PAUD) adalah salah satu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjut. Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya menstimulusi, membimbing, mengasah dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini maka penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini disesuaikan dengan tahap tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Pendidikan anak usia dini dilaksanakan sebelum jenjang pendidikan dasar, yaitu melalui jalur pendidikan formal atau non formal seperti taman kanak kanak (TK), raudatul athfal (RA), Kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat. Aspek aspek yang harus dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 137 tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini bahwa ada enam aspek yang harus dikembangkan pada anak yaitu aspek perkembangan moral agama, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni anak. Salah satu bidang pengembangan yang paling penting untuk dikembangkan dan distimulus sejak dini adalah perkembangan motorik anak. Kemampuan fisik motorik anak terbagi atas dua yaitu motorik kasar dan motorik halus, keterampilan motorik kasar meliputi berjalan, melompat, meloncat, berputar, melempar, menyeimbangkan dan menari yang melibatkan pengunaan gerak tubuh besar. Sedangkan kemampuan motorik halus meliputi menggambar, menulis, mengikat tali sepatu, dan aktifitas yang melibatkan pengunaan gerakan tubuh kecil. Kemampuan motorik halus didefenisikan sebagai kemampuan yang memerlukan kemampuan untuk mengkoordinasikan atau mengatur otot otot kecil atau halus. Gerakan motorik halus ini berkaitan dengan gerakan mata dan tangan yang efesien, dan tepat. Kemampuan motorik halus sangat penting bagi anak untuk persiapan menulis pada jenjang sekolah dasar dan dalam kegiatan sehari hari anak seperti, mengancingkan baju, mengikat tali sepatu, dan memegang botol air minum. Tujuan kegiatan motorik halus adalah menstimulusi perkembangan otot, sebagai modal dasar untuk menulis, mengenal warnah atau bentuk, melatih gerakan otot jemari atau pergelangan tangan agar lentur, menyalurkan perasaan, menciptakan keindahan dalam imajinasi, dan kreatifitas anak dapat berkembang secara optimal. Kemampuan fisik motorik merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengembangkan kemampuan motorik kasar anak melalui sebuah tarian. Tarian ini mencakup gerakan-gerakan tubuh yang dapat dilakukan anak, misalnya gerak kepala (tengadah, menoleh, memutar, dan menggeleng-gelengkan kepala), gerak badan (miring, membungkuk, goyang, dan memutar), gerak tangan (merentang, 13

mengayun, mengangkat, bertepuk, dan sebagainya), gerak kaki (mengangkat, memutar, mengayun dan sebagainya). Pada dasarnya seni tari dan seni adalah sebagai media untuk memenuhi fungsi perkembangan dasar anak dan mengembangkan potensi yang dimiliki anak, juga sebagai sarana untuk merangsang kreativitas anak. Seni tari ini mencakup gerakan-gerakan tubuh yang dapat dilakukan anak, misalnya gerak kepala (tengadah, menoleh, memutar, dan menggeleng-gelengkan kepala), gerak badan (miring, membungkuk, goyang, dan memutar), gerak tangan (merentang, mengayun, mengangkat, bertepuk, dan sebagainya), gerak kaki (mengangkat, memutar, mengayun dan sebagainya). Berdasarkan pengalaman penelitian pada saat PPLT (Program Pengalaman Lapangan Terpadu), dan observasi yang dilaksanakan selama kurang lebih 2 minggu serta wawancara dengan guru- guru TK Negeri Pembina 1 Medan, bahwa seni tari anak masih kurang untuk anak seusia 5-6 tahun. Hal ini dapat terlihat ketika, sebagian anak masih kesulitan dalam melakukan gerakan tangan dan kaki secara bersamaan sebagai contoh ketika guru meminta anak untuk menggerakan kedua tangan nya dengan mengarahkan mengayunkan keatas dengan posisi kaki berjinjit secara bersamaan sehingga anak masih merasa kesulitan dalam melakukan gerakan tersebut dan sebagian anak masih kesulitan dalam melakukan gerakan berjijit dengan dua kaki sebagai contoh menirukan burung terbang kaki berjinjit dan berjalan secara berjinjit. Dan kurang optimalnya gerak gerakan yang diberikan guru, sehingga anak kurang diberikan rangsangan terhadap gerak gerakan seni tari sehingga fisik motorik anak kurang terangsang. Penggunaan seni tari sangat penting dalam pembelajaran pada anak usia dini. Seni tari merupakan pembelajaran yang menyenangkan, anak senang akan hal yang menyenangkan karena bagi anak itu merupakan kegiatan bermain. Gerakan seni tari yang digunakan untuk anak pada penelitian ini tidak terikat pada tarian yang sudah jadi, melainkan melalui kreasi baru dimana anak dapat bergerak aktif menggerakkan motorik kasarnya. Peneliti mencari gerak yang sesuai dengan kemampuan motorik kasar anak seperti melompat, berdiri dengan satu kaki, dan melompat dengan satu kaki. Selain itu peneliti juga menggunakan gerakan yang energik dan mudah ditiru oleh anak, sehingga anak akan senang untuk bergerak sesuai irama. Hal ini menjadi alasan peneliti untuk menjadikan seni tari sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan fisik motorik anak dan pentingnya kegiatan seni tari dalam meningkatkan kemampuan fisik motorik anak. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif (eksperimen) dengan menggunakan desain penelitian Posttest-Only Control Group Design. Menurut Sugiyono (2016: 14) metode penelitian kuantitatif berlandaskan pada filsafat positifisme yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu. Jenis penelitian ini terdapat kelompok eksperimen dan kelompok control yang dipilih secara random (R). Populasi penelitian adalah kelompok usia 5-6 tahun.tk Negeri Pembina 1 Medan kec Medan-kota Tahun ajaran 2017-2018 Adapun anak yang menjadi populasi penelitian usia 5-6 tahun (kelompok B). Adapun anak yang menjadi populasi dalam penelitian ini usia 5-6 tahun yang terdiri dari 3 kelas, yaitu kelas B1 berjumlah 25 orang, B2 sebanyak 25 orang, B3 sebanyak 27, dengan jumlah keseluruhan 77 anak. 14

Menurut Sugiyono (2016:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sample dilakukan dengan random sampling yaitu dengan memilih secara acak, karena populasi memiliki karakteristik yang sama, dilihat dari segi usia yaitu masing-masing memiliki usia 5-6 tahun, selain dilihat dari usia juga dilihat dari kemampuan anak Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Dimana teknik pengambilan sampel dilakukan secara random (acak). Dalam penelitian ini diambil perwakilan dari setiap kelas yang memiliki kesempatan sama untuk dijadikan subjek dalam penelitian. Karena populasinya memiliki karakteristik usia yang sama yakni usia 5-6 tahun. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara memasukan kertas yang berisi (X1,X2,X3) ke dalam wadah lalu dikocok. Setelah dikocok, maka kelas yang terpilih adalah B1 sebagai kelas eksperimen sejumlah 25 orang dan B2 yang berjumlah 25 orang, sehingga kelas B1 dan B2 berjumlah sebanyak 50 orang. Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu : 1. Variable terikat (Y) Variabel terikat adalah variabel yang tidak dapat berdiri sendiri dan sifatnya dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dengan demikian variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan fisik motorik ( motorik kasar). 2. Variable bebas (X) Variabel bebas adalah variabel yang dapat berdiri sendiri dan sifatnya mempengaruhi variabel lainnya. Dengan demikian variabel bebas penelitian ini adalah seni tari. Dalam penelitian ini terdapat dua sampel yang diteliti yanitu kelas eksperimen dan kelas control. Kedua kelompok diberi pembelajaran yang berbeda pada pokok bahasan yang sama. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian eksperimen dengan desain only-posttes control grup design. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut : Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Post-Tes Sampel Perlakuan (Observasi akhir) Kelas X T 1 eksperimen Kelas control Y T 2 Keterangan : T = Observasi Akhir (Post test) X = Pengajaran pada kelas eksperimen melalui seni tari dengan petunjuk gerak dari guru dan dengan diiringi musik. Y = Pengajaran pada kelas control melalui seni tari dengan petunjuk gerak dari guru tanpa diiringi musik. HASIL DAN PEMBAHASAN Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi dengan melibatkan dua kelas yang diberikan perlakuan berbeda yaitu kelas eksperimen dengan menggunakan seni tari dan diiringi dengan musik dan kelas control dengan menggunakan seni tari tetapi tidak dengan musik melainkan dengan menggunakan hitungan. Lembar 15

observasi yang dibituhkan telah disusun sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk melihat kemampuan fisik motorik anak usia 5-6 tahun Pembahasan Hasil Penelitian Kemampuan fisik motorik anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan seni tari semakin meningkat. Hal ini dikarenakan seni tari pada anak usia dini merupakan wadah kegiatan bermain dan untuk menyalurkan ekspresi anak dalam melakukan gerak yang sesuai dengan tingkatan usia anak.dan lebih mengutamakan keterlibatan anak secara aktif dimana anak menjadi lebih bersikap kreatif dalam mengeluarkan beberapa gerakan yang ditunjukan oleh guru. Seni tari yang dilakukan di kelas eksperimen sangat berpengaruh pada kemampuan fisik motorik anak usia 5-6 tahun. Karena sangat terlihat jelas saat melakukan kegiatan seni tari dan diiringi dengan musik yang ceria maka raut wajah anak menjadi ikut senang juga. Dan saling berinteraksi antara anak dengan guru dalam melakukan gerak seni tari membuat anak sangat aktif dalam melakukan gerakan gerakan tari. Berbeda dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan hitungan tanpa menggunakan musik dimana kemampuan fisik motorik anak kurang berkembang. Hal ini terlihat ketika sedang melakukan gerakan seni tari, anak kurang ikut antusias dalam melakukan gerakan seni tari yang di tunjukan oleh guru. Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di TK Negeri Pembina 1 Medan, kemampuan fisik motorik anak dikelas ekperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Dapat disimpulkan bahwa seni tari dengan menggunakan iringan musik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan fisik motorik anak usia 5-6 tahun di TK Negeri Pembina 1 Medan. Hal ini sesuai dengan pendapat Menurut Mulyani (2016:39) mengemukakan bahwa: Seni tari menjadi media yang efektif untuk menampung dan mengontrol gerakan gerakan anak. Anak diberi kebebasan dan keleluasaan dalam mengekspresikan gerak menurut ide mereka, akan tetapi dengan cara yang aman dan positif. Selain itu, anak juga belajar berimajinasi dan berfantasi tentang sesuatu, yang kemudian dijadikan sebagai sebuah gerakan tari kreatif. SIMPULAN 1. Seni tari dengan menggunakan musik memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan fisik motorik anak usia 5-6 tahun dibandingkan dengan seni tari yang hanya menggunakan hitungan dan tanpa diiringin dengan musik. 2. Hasil dari uji hipotesis terbukti t hitung > t tabel atau 4,83 > 1,6879. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis H o ditolak dan H a diterima. Sehingga dapat dinyatakan ada pengaruh signifikan seni tari terhadap kemampuan fisik motorik anak usia 5-6 tahun di Tk Negeri Pembina 1 Medan T.A 2017/2018. DAFTAR RUJUKAN Astuti,Fuji. 2016. Pengetahuan Dan Teknik Menata Tari Untuk Anak Usia Dini. Kencana: Jakarta. Hidayati,Maria. 2013. Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Bakiak. (Skripsi) Universitas Negeri Jakarta: Jakartahttp://pps.unj.ac.id/journal/jpud/article/download/113/113Diundu. Selasa 30 Januari 2018 16

Khadijah.2012.Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Citapustaka Media Perintis: Bandung. Nurwani. 2014. Bahan Ajar Pengetahuan Seni Tari. UNIMED PRESS : Medan Manzilatur,Alfi. 2013. Peran Kegiatan Tari Untuk Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B Di TK Muslimat Mazraatul Ulum II Paciran Lamongan. (Skripsi) Universitas Negeri Surabaya: Surabaya http://ejournal.unesa.ac.id. Diakses 27 Januari 2017 Masganti,dkk.2016.Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Perdana Medan Publishing: Mulyani,Novi.2016.Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini. Gava Media: Yogyakarta Mulyani, Novi. 2017. Pengembangan Seni Anak Usia Dini. Remaja Rosdakarya : Bandung Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014. Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Ruhyubi, Heri.2014. Teori Teori Belajar Dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Nusa Media: Bandung Sugiyono.2012.Metodoogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito: Bandung Susanto, A. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Kencana. Prenada Media Grup: Jakarta Syamsu,Yusuf dan Nani Sugandhi.2011. Perkembangan Peserta Didi. Rajawali Pers: Jakarta Wilyani,Ardy Novan. 2014. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini.Gava Media : Yogyakarta 17