POLA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI MERAH KERITING TERHADAP APLIKASI KALIUM NITRAT (KNO 3

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

PENGARUH TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS PUPUK FOSFAT PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

MENENTUKAN KONSENTRASI MOLIBDENUM TERBAIK UNTUK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) PADA SISTEM HIDROPONIK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada lahan bekas alang-alang di Desa Blora Indah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

PENGARUH PEMBERIAN JENIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI CABE BESAR KATOKKON VARIETAS LOKAL TORAJA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan suatu komoditas hortikultura yang

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus hybridus L.)

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek,

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP),

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Magrobis Journal 28. PENGARUH PUPUK ROSASOL-N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens L.) ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH TUMPANGSARI SELADA DAN SAWI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus hybridus L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL CABAI MERAH (Capsicum annum L.) TERHADAP WAKTU PEMBERIAN DAN KONSENTRASI HERBAFARM

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

III. BAHAN DAN METODE

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETEPENG DAN ABU SABUT KELAPA UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.)

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... I. PENDAHULUAN... 1

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

Transkripsi:

J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 134 Jurnal Agrotek Tropika 1(2):134-139, 2013 Vol. 1, No. 2: 134 139, Mei 2013 POLA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI MERAH KERITING TERHADAP APLIKASI KALIUM NITRAT ( ) PADA DAERAH DATARAN TINGGI Intan Nuraini, Kus Hendarto & Agus Karyanto Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jl.Prof. Soemantri Brodjonegoro, No.1, Bandar Lampung 35145 E-mail:de.poohgirl@yahoo.co.id ABSTRAK Tanaman cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia, namun jumlah produksi nasional belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi akan tingkat konsumsi cabai. Untuk meningkatkan produksi tanaman cabai merah perlu adanya teknologi budidaya yang tepat, salah satunya adalah pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh aplikasi tehadap pola pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) pada daerah dataran tinggi, (2) mengetahui konsentrasi terbaik untuk produksi tanaman cabai merah (C. annuum) pada daerah dataran tinggi. Perlakuan ini disusun secara tunggal dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Adapun faktor perlakuan dosis kalium nitrat ( ) terdiri dari 5 taraf yaitu K 0 (kontrol 0 g l -1 ), K 1 (2 g l - 1 ), K 2 (4 g l -1, K 3 (6 g l -1 ), dan K 4 (8 g l -1 ). Setiap taraf dosis perlakuan diulang sebanyak tiga kali.homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Bartlet dan additifitas data diuji dengan uji Tukey. Analisis data dilanjutkan dengan menggunakan analisis ragam kemudian pola pertumbuhan dan produksi tanaman cabai dianalisis dengan menggunakan analisis regresi dan polinomial ortogonal. konsentrasi pada fase vegetatif menunjukkan pola pertumbuhan tanaman cabai yang relatif sama khususnya tinggi tanaman dan tingkat percabangan. Sedangkan pada fase generatif pemberian konsentrasi pada tanaman cabai sampai dengan 4 g l -1 dapat meningkatkan jumlah bunga dan panjang buah dan dapat meningkatkan hasil produksi (jumlah buah dan bobot buah panen). Secara kualitatif pemberian konsentrasi 2 g l -1 dan 4 g l -1 memberikan penampilan yang cukup baik dibandingkan dengan pemberian konsentarsi 6 g l -1 dan 8 g l -1. Kata kunci : cabai,, pemupukan PENDAHULUAN Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Permintaan akan produksi cabai pun cenderung terus meningkat sehingga dapat diandalkan sebagai komoditi non migas (Rukmana, 1996). Banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman agar mendapat hasil yang optimum untuk mencapai keseimbangan antara pasokan dan permintaan dengan mutu yang baik, salah satu diantaranya adalah dengan cara melakukan teknik budidaya yang baik, yaitu aspek pemupukan yang tepat (Haryadi, 1982 dalam Barus, 2006). Kalium nitrat ( ) mengandung dua unsur esenssial yang dibutuhkan tanaman, yaitu kalium dan nitrogen. Kalium merupakan pengaktif dari sejumlah besar enzim yang penting untuk respirasi dan fotosintesis. Kalium juga dapat digunakan untuk mengaktifkan enzim yang membentuk pati (Salisbury dan Ross, 1995). Nitrogen dalam tanaman berperan dalam merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya cabang, batang, dan daun, pembentukan hijau daun yang berguna dalam proses fotosintesis, serta berfungsi membentuk protein, lemak, dan senyawa organik lainnya (Lingga dan Marsono, 2003). Aplikasi pada tanaman cabai merah diharapkan dapat menstimulir pembesaran, pemanjangan, dan pembelahan sel yang lebih cepat dibandingkan dengan kondisi pada saat normal. Proses pembesaran, pemanjangan, dan pembelahan sel yang lebih cepat akan berakibat pada terjadinya peningkatan laju pertumbuhan tanaman, yang pada akhirnya akan mempercepat terjadinya pembungaan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui pengaruh aplikasi tehadap pola pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah pada daerah dataran tinggi, (2) mengetahui konsentrasi terbaik untuk produksi tanaman cabai merah pada daerah dataran tinggi.

Nuraini et al.: Pola pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Merah Keriting 135 BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Desa Banjar Kecamatan Gunung Alip Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Agronomi Unversitas Lampung, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan bulan April 2012. Bahan yang digunakan adalah benih cabai merah varietas TM 999, pupuk kandang kambing, NPK mutiara,, Plant Catalyst, dolomit, dan Tanah top soil. Alat-alat yang digunakan tali rafia, polibag kecil, meteran, cangkul, arit, gembor, hand sprayer, ember, gayung, timbangan digital, gunting, lanjaran, label, alat tulis, dan plastik. Perlakuan disusun secara tunggal dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Adapun faktor perlakuan dosis kalium nitrat ( ) terdiri dari 5 taraf yaitu K 0 (control 0 g l -1 ), K 1 (2 g l -1 ), K 2 (4 g l -1 ), K 3 (6 g l -1 ), dan K 4 (8 g l -1 ). Setiap taraf dosis perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Bartlet dan additifitas data diuji dengan uji Tukey. Analisis data dilanjutkan dengan menggunakan analisis ragam kemudian pola pertumbuhan dan produksi tanaman cabai dianalisis dengan menggunakan analisis regresi dan polinomial ortogonal. Benih yang akan digunakan terlebih dahulu direndam dengan menggunakan air hangat selama ± 2 hari untuk mempercepat perkecambahan. Setelah benih sudah mulai berkecambah, benih tersebut ditanam pada pre nursery. Semaian dipelihara sampai benih berumur ± 1 bulan setelah semai. Pengolahan dilakukan ±2 minggu sebelum tanaman cabai siap tanam. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan cangkul sebanyak 2 kali. Pertama tanah diolah kasar baru kemudian tanah diolah lagi sampai gembur agar pada saat penanaman tanah tidak menggumpal. Tanaman cabai yang sudah berumur ± 1 bulan dan memilki daun 5-6 helai daun, dipindahkan dari polibag kecil ke lahan yang sudah diolah. Tanaman cabai tersebut ditanam pada lubang yang berjarak 50 cm x 60 cm. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk NPK dengan dosis sebanyak 250 g yang dilarutkat dalam 10 liter air. Pemupukan ini dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan cara di kocor, dan disiram ke daerah sekitar perakarann tanaman cabai. Masingmasing tanaman diberikan sebanyak 250 ml. Aplikasi melalui daun dilakukan dengan cara disemprotkan merata pada seluruh permukaan daun bagian atas dan bagian bawah pada waktu pagi hari. Aplikasi ini dilakukan sebanyak 8 kali, dengan volume semprot 200 ml setiap kali aplikasi untuk 8 tanaman. Pemeliharaan tanaman meliputi kegiatan penyulaman, penyiraman, penyiangan gulma, dan pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan pestisida pada tanaman cabai setiap 1 minggu sekali. Selain itu setiap 2 minggu sekali tanaman cabai diemprot dengan plant catalyst. Peubah yang diamati pada penelitian ini yaitu tinggi tanaman (cm), jumlah bunga per tanaman, tingkat percabangan, jumlah buah panen per tanaman (buah), panjang buah (cm), dan bobot buah per tanaman (g). HASIL DAN PEMBAHASAN konsentrasi 2 g l -1-8 g l -1 tidak berpengaruh terhadap pola pertumbuhan tanaman cabai pada fase vegetatif (tinggi tanaman dan tingkat percabangan). Sedangkan pemberian konsentrasi pada tanaman cabai 2 g L -1-4 g l -1 dapat meningkatkan pola pertumbuhan tanaman cabai pada fase generatif (jumlah bunga dan panjang buah) dan dapat meningkatkan hasil produksi (jumlah buah dan bobot buah panen) dari tanaman cabai tersebut. kalium nitrat ( ) dengan konsentrasi 2 g l -1 sampai dengan 8 g l -1 tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman cabai. pada tanaman cabai dengan konsentrasi 4 g l -1 pada minggu ke-8 setelah tanam dapat menghasilkan jumlah bunga yang lebih banyak dibandingkan dengan konsentrasi yang lainnya (Gambar 1). dengan konsentrasi 2 g l -1-8 g l -1 memberikan respon jumlah tingkat percabangan yang lebih sedikit (Gambar 2). kalium nitrat ( ) dengan konsentrasi 2 g l -1 sampai dengan 8 g l -1 tidak berpengaruh terhadap jumlah buah gugur maupun buah rusak pada tanaman cabai. dengan konsentrasi 2 g L -1-8 g l -1 pada minggu ke-12 (panen pertama) setelah tanam menghasilkan jumlah buah panen tanaman cabai yang lebih sedikit dibandingkan dengan minggu-minggu yang lainnya (Gambar 3). kalium nitrat ( ) dengan konsentrasi 2 g l -1 sampai dengan 8 g l -1 tidak berpengaruh terhadap panjang buah tanaman cabai.

136 Jurnal Agrotek Tropika 1(2):134-139, 2013 Gambar 1. Pola pertumbuhan tanaman cabai merah untuk variabel jumlah bunga. Dosis kalium nitrat ( ), = K 0 (kontrol 0 g l -1 ), = K 1 (2 g l -1 ), = K 2 (4 g l -1 ), = K 3 (6 g l -1 ), dan x = K 4 (8 g l -1 ). Gambar 2. Respon jumlah tingkat percabangan tanaman cabai terhadap peningkatan konsentrasi pada minggu ke-18 setelah tanam. y = 0,012x 2-0,121x + 9,986; R 2 = 0,895. kalium nitrat ( ) dengan konsentrasi 2 g l -1-8 g l - 1 menurunkan bobot buah panen tanaman cabai (Gambar 4). Namun secara rata-rata, konsentrasi 2 g l -1 menghasilkan bobot buah panen yang lebih tinggi dari konsentrasi lainnya (Gambar 5). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, pemberian KNO3 pada tanaman cabai tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman cabai tersebut seperti tinggi tanaman dan tingkat percabangan. Karena pertumbuhan tanaman cabai pada fase vegetatif dengan konsentrasi yang berbeda menunjukkan hasil rata-rata yang relatif sama. Pada fase generatif yaitu jumlah bunga pemberian KNO3 pada konsentrasi 4 g l -1 di minggu ke-8 setelah tanam menghasilkan jumlah bunga yang lebih banyak dibandingkan pada konsentrasi yang lainnya, namun pemberian KNO3 tidak berpengaruh terhadap jumlah buah gugur dan rusak dari tanaman cabai tersebut.

Nuraini et al.: Pola pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Merah Keriting 137 Gambar 3. Pola pertumbuhan tanaman cabai merah untuk variabel jumlah buah panen. Dosis kalium nitrat ( ), = K 0 (kontrol 0 g l -1 ), = K 1 (2 g l -1 ), = K 2 (4 g l -1 ), = K 3 (6 g l -1 ), dan x = K 4 (8 g l -1 ). Gambar 4. Respon bobot buah panen tanaman cabai terhadap peningkatan konsentrasi pada minggu ke-12 setelah tanam. y = 0,108x 2-1,925x + 75,2; R 2 = 0,598. Pemberian pada tanaman cabai yang menghasilkan tinggi tanaman yang rendah pada fase vegetatif, berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai pada fase generatif. Akibat pertumbuhan tinggi tanaman yang rendah maka jumlah bunga yang terbentuk oleh tanaman cabai tersebut juga menjadi berkurang. Hal tersebut akan mempengaruhi jumlah buah yang dihasilkan oleh tanaman cabai. Jumlah buah yang dihasilkan pada penelitian ini relatif sedikit dan kecil, sehingga berpengaruh terhadap rendahnya bobot buah dari tanaman cabai tersebut. Penelitian yang dilakukan Andriani (2008) menunjukkan bahwa pemberian pada tanaman cabai dapat meningkatkan pertumbuhan jumlah bunga, jumlah buah, serta produktifitas buah cabai. Karena unsur hara Nitrogen dalam tanaman berperan dalam proses fotosintesis, yang bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan tinggi tanaman,

138 Jurnal Agrotek Tropika 1(2):134-139, 2013 Gambar 5. Pola pertumbuhan tanaman cabai merah untuk variabel bobot buah. Dosis kalium nitrat ( ), = K 0 (kontrol 0 g l -1 ), = K 1 (2 g l -1 ), = K 2 (4 g l -1 ), = K 3 (6 g l -1 ), dan x = K 4 (8 g l -1 ). memperbanyak jumlah anakan, mempengaruhi lebar dan panjang daun, serta membuat ukuran buah menjadi besar, dan menambah kadar protein dan lemak bagi tanaman (Pitojo, 1997 dalam Koryati, 2004). Sedangkan unsur kalium mempunyai peranan dalam gerakangerakan stomata. Menurut Satsijadi (1986) dalam Barus (2006), unsur kalium dalam tanaman berperan dalam metabolisme air, mempertahankan turgor, membentuk batang yang lebih kuat dan akan berpengaruh terhadap hasil. Dengan meningkatnya pemberian Kalium dan Nitrogen ke dalam tanaman, diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil dari tanaman cabai. Pada grafik yang ditunjukkan di beberapa variabel pengamatan, terlihat bahwa respon tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan tanpa. Menurut Hardjowigeno (1995), untuk tanaman cabai jumlah K sebesar 21-40 mg/100 g tanah sudah tergolong dalam kategori sedang, dan jumlah N sebesar 0,01-0,02 mg/100 g tanah tergolong dalam kategori rendah. Berdasarkan hasil analisis tanah yang diperoleh dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung, Laboratorium Teknis Natar, nilai K yang terkandung dalam tanah di lapangan yaitu sebesar 57,5 mg/100 g tanah dan nilai N sebesar 0,21 mg/100 g tanah. Diduga yang diberikan telah melebihi kebutuhan tanaman cabai tersebut, sehingga tanaman mengalami kelebihan unsur hara atau keracunan dan pertumbuhan tanaman tersebut menjadi terhambat atau kurang baik. Terlihat pada pola pertumbuhan tanaman cabai tersebut bahwa pemberian konsentrasi pada tanaman cabai 2 g l -1 sampai dengan 8 g l -1 pada fase vegetatif menunjukkan pola pertumbuhan tanaman cabai yang relatif sama khususnya tinggi tanaman dan tingkat percabangan. Sedangkan pemberian dengan konsentrasi 2 g l -1 sampai dengan 4 g l -1 dapat meningkatkan jumlah bunga dan panjang buah, dan dapat meningkatkan hasil produksi yaitu jumlah buah dan bobot buah panen. Walaupun secara kuantitatif pemberian kalium nitrat ( ) dengan kisaran pemberian konsentrasi antara 2 g l -1 sampai dengan 8 g l -1 tidak memberikan pengaruh yang cukup baik bagi tanaman cabai, namun secara kualitatif pemberian konsentrasi kalium nitrat ( ) 2 g l -1 dan 4 g l -1 memberikan penampilan yang cukup baik dibandingkan dengan konsentarsi 6 g l -1 dan 8 g l -1. Penampilan tersebut terlihat dari jumlah buah yang dihasilkan pada konsentrasi 2 g l -1 lebih banyak dibandingkan dengan konsentrasi lainnya. Dan pada tinggi tanaman, laju pertumbuhan tinggi tanamannya lebih cepat dibandingkan tanaman cabai dengan konsentrasi yang lainnya. KESIMPULAN Pemberian dengan konsentrasi 2 g l -1 sampai dengan 4 g l -1 dapat meningkatkan jumlah bunga dan panjang buah, dan dapat meningkatkan hasil produksi

Nuraini et al.: Pola pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Merah Keriting 139 yaitu jumlah buah dan bobot buah panen. Pemberian kalium nitrat ( ) pada konsentrasi 2 g l -1 dan 4 g l - 1 memberikan respon yang baik dibandingkan dengan pada konsentrasi 6 g l -1 dan 8 g l -1. SANWACANA Ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Muhammad Kamal, M.Sc. selaku penguji bukan pembimbing yang telah membantu memberikan arahan dan saran selama penyelesaian skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA Andriani, R. 2008. Pengaruh Bentuk Senyawa Nitrogen Terhadap Perkembangan Generatif dan Produktifitas cabai merah. Skripsi Sarjana. Bandung. ITB Barus, W. A. 2006. Pertumbuhan dan Produksi Cabai (Capsicum annuum L.) Dengan Penggunaan Mulsa dan Pemupukan PK. Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian 04 (01) : 41-44 Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Jakarta: CV Akademika Presindo. 110 hlm. Koryati, T. 2004. Pengaruh Penggunaan Mulsa dan Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai Merah (Capsicum annuum L.). Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian 02 (01): 13-16 Lingga, P. dan Marsono. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya. 150 hlm. Rukmana, R. 1996. Usaha Tani Cabai Hibrida Sistem Mulsa Plastik. Yogyakarta : Kanisius Salisburry, F.B. and C.W., Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan jilid 3. Diterjemahkan oleh Diah K. Lukman dan Sumaryono. ITB. Bandung. 343 hlm.