PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA SISWA SMU PATRIA BANTUL TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PUNCU TAHUN AJARAN 2016/2017

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

: THERESYA GATRA STERI

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA MUHAMMADIYAH 4 KARTASURA

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA NEGERI DI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011

Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh 2, M. Nur Dewi 2 INTISARI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENSTRUASI MELALUI PEER GROUP TERHADAP KESIAPAN MENARCHE SISWI SD MUHAMMADIYAH PURWODININGRATAN 2 YOGYAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKS PRANIKAH SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN PADA SISWA KELAS XI DI SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA 2014

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Asti Listyani PROGRAM

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP SIKAP MENGENAI SEKS PRANIKAH PADA SISWA-SISWI KELAS X JURUSAN KIMIA INDUSTRI SMK N 1 PANJATAN KULON PROGO

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

Disusun Oleh : Henni Nunung Vitasari

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP DAMPAK SEKS BEBAS SISWA KELAS X USIA TAHUN DI SEKOLAH MAN GANDEKAN BANTUL 2013

KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KLASIKAL BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI. Muhammad Arif Budiman S

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM PENCEGAHAN SEKS PRANIKAH DI SMA N I PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA SMK TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Venny Risca Ardiyantini

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS X DI SMK N 1 SEWON KABUPATEN BANTUL DIY

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: MUJIASIH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SYAMSUR RIJAL

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SEX EDUCATION

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI TUNAGRAHITA DI SLB N 2 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa,

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA DI SMK ISLAM WIJAYA KUSUMA JAKARTA SELATAN.

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

Vol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWI KELAS VIII DI SMP NEGERI 28 SEMARANG

PENDIDIKAN SEKS MELALUI PEER COUNSELOR TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa remaja umumnya anak telah mulai menemukan nilai-nilai

PENGARUH PENYULUHAN PENCEGAHAN HIV/AIDS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA DI SMA MA ARIF KOTA YOGYAKARTA

ABSTRAK. Kata kunci : media visual, pembelajaran ips, peta, hasil belajar

PENGARUH PEYULUHAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berdiri di Gorontalo. Terletak persis di tengah-tengah Kota Gorontalo atau

PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE PEER EDUCATION DAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERSEPSI REMAJA MENGENAI SEKS PRANIKAH

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP BERPACARAN SISWA KELAS XI DI SMK N I SEWON BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SURYATI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP TENTANG KEHAMILAN DINI PADA REMAJA KELAS VIII DI SMP N 1 SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP SEKS PRANIKAH KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 BAMBANGLIPURO

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

JURNAL EFEKTIFITAS PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PERILAKU SEKSUAL SEHAT SISWA KELAS VIII SMPN 2 PONGGOK TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94).

Rina Indah Agustina ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PADA SISWA DI SMK PUTRA SAMODERA YOGYAKARTA 2013

PENDIDIKAN SEKSUALITAS PADA REMAJA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit Menular Seksual adalah penyakit yang penularannya terutama

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA SISWA SMU PATRIA BANTUL TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Sumaryati 201110104231 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2012

HALAMAN PERSETUJUAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA SISWA SMU PATRIA BANTUL TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Sumaryati 201110104231 Telah Memenuhi Persyaratan Dan Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skripsi Penelitian Pada Program Studi DIV Bidan Pendidik STIKES Aisyiyah Yogyakarta Oleh : Pembimbing : Warsiti, S.Kp.M.Kep.Sp.Mat Tanggal : TandaTangan :

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA SISWA SMU PATRIA BANTUL TAHUN 2012 1 Sumaryati 2, Warsiti 3 Abstract: Objective: The study aimed to determine the effect of sexual health education on knowledge and attitude of high school teens free sex Patria Bantul. Methods using a quasi-experimental design (Quasi Experiment) uses draft Non- Equivalent Control Group. The sample in this study using the technique of sampling at 71 total respondents. Analysis of the data using paired t-test formula.results howed that there was the influence of health education on sexual health knowledge and attitudes on free sex teen high school girl Patria Bantul. Test results obtained by paired t-test significance value of 0.000.Conclusion there are differences in student prior knowledge of sexual health and sexual health education is given after the sexual health education is given high school girl Patria Bantul. Keywords : Reproductive Health Education, Awareness, Attitude Free Sex Abstrak :Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan seksual terhadap pengetahuan dan sikap seks bebas remaja di SMU Patria Bantul. Metode penelitian menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experiment) menggunakan rancangan Non-Equivalent Control Group. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu 71 responden. Analisa data menggunakan rumus paired t-test.hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan kesehatan seksual dan sikap seks bebas remaja pada siswi SMU Patria Bantul. Hasil uji paired t-test diperoleh nilai signifikansi 0,000. Kata kunci : Pendidikan Kesehatan Reproduksi, Pengetahuan, Sikap Seks Bebas 1 Judul Skripsi 2 Mahasiswa D IV Bidan Pendidik Stikes Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen Pembimbing Skripsi Stikes Aisyiyah Yogyakarta 1

PENDAHULUAN Globalisasi yang dipacu oleh kemajuan teknologi komunikasi informasi telah menyentuh hampir semua bidang kehidupan manusia. Media komunikasi visual dan audio telah sedemikian majunya, sehingga arus informasi menjadikan dunia seakan begitu dekat dan sempit. Arus informasi dari satu tempat ketempat lain sudah tidak dapat dicegah. Bersamaan dengan itu media komunikasi yang merupakan penyampai pesan semakin dominan menentukan corak dan warna manusia baik individu maupun sebagai makluk sosial. Masuknya teknologi yang mampu memberikan informasi antar negara tidak hanya di kota besar tapi juga di kota kecil, tak terkecuali informasi seksualitas yang akan dikonsumsi remaja (Azwar, 2007). Masa depan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas dan kuantitas dari generasi muda, agar remaja tersebut nantinya menjadi Sumber Daya Manusia yang berkualitas (Kurniawan, 2002). Usia remaja sering di sebut sebagai peralihan periode, yaitu periode pemilihan dari masa anak- anak menuju ke masa dewasa yang penuh gejolak (BKKBN, 2010). Masa remaja dimana hormon seksual mulai diproduksi menyebabkan kematangan seks lebih cepat. Adanya dorongan seksual akibat informasi yang merangsang organ dan fungsi reproduksi disertai kurangnya pembekalan mental, moral, dan tata nilai serta etika dapat mengakibatkan remaja aktif seksual sebelum mereka mencapai kematangan mental dan sosial. Menurut BKKBN (2010) masalah yang terjadi pada kalangan remaja adalah akibat kurangnya informasi mengenai kesehatan reproduksi dan seksual yang tepat, hal ini dikarenakan akses pelayanan untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang seksual sangat terbatas. Pendidikan seks di sekolah yang tidak memadai ditambah kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi bagi remaja dari orang tua menyebabkan remaja mencari informasi sendiri. Berbagai cara mereka lakukan untuk mendapat informasi seperti melalui berbagai media cetak maupun elektronik yang menyampaikan informasi seks secara vulgar dan provokatif, yang tidak tepat. Teman, pacar dan pasangan merupakan sumber utama mendapatkan informasi tentang KB dan kesehatan reproduksi, sedikit yang mendiskusikan topik tersebut dengan orang tua dan kurang dari sepertiganya telah belajar tentang KB dan kesehatan reproduksi di sekolah. Kenyataan sehari-hari yang dapat dilihat misalnya tayangan film-film yang masih terkesan vulgar dan maraknya VCD dengan film-film porno maupun adegan-adegan syurr begitu mudahnya diakses melalui internet bisa berdampak negatif bagi remaja. Jika tidak diimbangi dengan pengetahuan yang benar tentang seksualitas dan perilaku seksual yang sehat dan bertanggung jawab, maka akan berakibat buruk pada masa depan bangsa. Menurut Reiss dan Halstead (2004), tujuan pendidikan seks di sekolah adalah membantu remaja mengetahui topik-topik biologis seperti pertumbuhan, pubertas dan kehamilan, mencegah anak-anak dari tindakan yang mengekpresikan penyimpangan, mengurangi kesalahan, mencegah kehamilan pada anak-anak di bawah umur, mengurangi hal- hal yang mengindikasikan penularan penyakit melalui seksual. 2

Masa remaja adalah masa transisi dalam kehidupannya dan memiliki emosional yang masih labil cenderung untuk meniru dan mengikuti budaya barat yang sebenarnya sangat bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat Indonesia. Tentunya generasi muda bangsa Indonesia tidak ingin memiliki generasi muda yang tidak bermoral hanya karena terpengaruh budaya barat tersebut. Adanya norma yang berkembang di masyarakat, budaya sebagai asset peninggalan leluhur, serta agama sebagai pedoman hidup di harapkan mampu mengekang dan menjadi benteng dalam melindungi moral generasi muda. Menurut Kothari (2001) secara realita, dapat dikatakan bahwa seks bebas itu ada disekitar kita dan kita perlu mewaspadainya. Kondisi yang bertentangan akan menimbulkan adanya konflik moral individu. Itulah sebabnya mengapa banyak diantara mereka terjebak dalam pornografi dan konflik moral individu. Jika tidak ada penanganan yang tepat akan menimbulkan ruang kepada mereka untuk mengungkapkan persepsi mereka tentang seks bebas tersebut. Kondisi ini adalah bagian dari pendidikan seks yang memegang peran penting keberadaannya baik di rumah maupun di sekolah. Memang tidak ada yang menyebutkan secara pasti waktu yang tepat kapan pendidikan seks pada anak dan remaja. Namun demikian menurut Kothari (2001), sebaiknya pendidikan seks usai di berikan sebelum interaksi seksualnya dimulai. Artinya anak telah dibekali pendidikan seks sebelum akhil baligh atau sebelum mereka memasuki usia remaja. Data studi pendahuluan didapatkan jumlah siswa di kelas XI sebanyak 71 jumlah siswa laki-laki sebanyak 22 dan jumlah siswa perempuan sebanyak 49, usia siswa 15 sampai 18 tahun. Dan menurut pengakuan siswa lain dalam 1 tahun ada kejadian kehamilan 2 siswa, sehingga penulis tertarik untuk meneliti di SMU Patria Bantul. Memasuki masa remaja dan bangku sekolah, akan berbahaya apabila mereka mendapat pengetahuan yang keliru dan pemahaman yang keliru tentang seksualitas. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dapat dilakukan penelitian sesuai kasus diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh pendidikan kesehatan seksual terhadap pengetahuan dan sikap seks bebas pada siswa SMU Patria Bantul. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experiment atau eksperiment pura-pura adalah eksperimen yang belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturanperaturan tertentu (Arikunto, 2006 ). Jenis metode penelitian menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experiment) menggunakan rancangan Non- 3

Equivalent Control Group yaitu rancangan penelitian dimana terdapat penambahan kelompok pembanding (kontrol) (Notoatmodjo,2005) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa klas XI SMU Patria Bantul yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penenliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2005). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 202. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu pengambilan sampel secara keseluruhan dari jumlah populasi (Sugiyono,2007) sebanyak 71 siswa. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMU Patria Bantul yang berada di jalan Parangtritis KM 11 dengan arus informasi yang baik, karena dekat dengan pusat pelayanan kesehatan dan pemerintahan. Sekolah SMU Patria Bantul merupakan sekolah swasta yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Budhi Luhur Bantul, sekolah SMU Patria Bantul berada di desa Sabdodadi Bantul dengan batas wilayah 20 meter dari desa Sabdodadi dan 70 meter dari Pemda Bantul, dengan luas tanah bangunan 469000m, yang di bangun terdiri dari beberapa ruangan: 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang aula, 1 ruang tata usaha, 1ruang bimbingan konseling, 1 ruang guru, 1 ruang lab komputer, 1 ruang lab IPA,1 ruang perpustakaan,1 ruang UKS, 1 kantin, mushola, dapur, 3 kamar mandi, Jumlah guru ada 22 orang, terdiri dari 2orang guru PKN, 1 orang guru kimia, 2orang guru matematika, 1 orang guru biologi, 2orang guru bahasa Indonesia, 2orang guru TIK, 2 orang guru bahasa Inggris,1 orang guru Bahasa Jawa, 1 orang guru geografi, 1 orang guru seni rupa. 2. Karakteristik Responden. Karakteristik responden dalam penelitian ini di gambarkan berdasarkan umur dan jenis kelamin responden. Distribusi frekwensi karakteristik responden berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan umur dan jenis kelamin. NO Remaja Tengah (15-16 Tahun) UMUR Remaja Akhir (17-18 Tahun) JENIS KELAMIN Laki-laki Perempuan N % N % N % N % 1. 53 74,1 18 27,3 22 30,9 49 69,1 4

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai umur remaja tengah ada 53 siswa (74,1% ). Adapun jumlah responden yang mempunyai umur remaja akhir ada 18 siswa (27,3% ). Adapun sebagian besar responden mempunyai jenis kelamin perempuan yaitu ada 49 siswa (69,1%), Sedangkan jumlah responden yang mempunyai jenis kelamin laki-laki ada 22 siswa (30,9%) 3. Pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan Dalam penelitian ini jumlah responden sebagai subyek penelitian sebanyak 71 siswa, berikut adalah tingkat pengetahuan kesehatan seksual siswa SMU Patria Bantul disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Tabel 3. Pengetahuan kesehatan seksual siswa sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan Siswa SMU Patria Bantul Tahun 2012 Pengetahuan Sebelum Sesudah F % F % Rendah 41 57.7 21 29.6 Sedang 14 19.7 17 23.9 Tinggi 16 22.5 33 46.5 Jumlah 71 100 71 100 Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa ada kecenderungan pengetahuan kesehatan seksual siswa SMU Patria Bantul setelah diberikan penyuluhan mengalami meningkatan pengetahuan yaitu16 (22,5%) sebelum penyuluhan paling tinggi dan setelah diberikan penyuluhan, pengetahuan responden tinggi sebanyak 33 siswa (46,5%). Hal ini berkaitan dengan penelitian Kurniah yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dengan Sikap terhadap Perilaku Seks Pranikah pada siswa-siswi MA Alimaksum Yogyakarta, bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi sudah tinggi sebanyak 22 responden atau 44%, sedangkan jumlah yang paling kecil adalah tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi pada kriteria rendah yaitu hanya sebanyak 11 responden atau 22%. 4. Sikap terhadap siswa sebelum dan sesudah penyuluhan Sikap siswa tentang seks bebas remaja SMU Patria Bantul dapat disajkan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut : Tabel 4. Sikap siswa tentang seks bebas sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan Siswa SMU Patria Bantul Tahun 2012 Sikap siswa Sebelum Sesudah f % F % Negatif 38 53.5 30 42.3 Positif 33 46.5 41 57.7 Jumlah 71 100 71 100 5

Berdasarkan tabel di 3 dapat disimpulkan bahwa sikap siswa tentang seks bebas siswa SMU Patria Bantul mengalami peningkatan yaitu sebelum diberikan penyuluhan sikap responden negative sebanyak 38 siswa (53,5%) dan setelah diberikan penyuluhan, sikap responden positif sebanyak 41 siswa (57,7%). Hal ini berkaitan dengan penelitian Kurniah yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dengan Sikap terhadap Perilaku Seks Pranikah pada siswa-siswi MA Alimaksum Yogyakarta, bahwa sebagian besar sikap responden terhadap perilaku seks pranikah ada pada kriteria cukup sebanyak 27 responden atau 54%, sedangkan jumlah yang paling kecil adalah kriteria kurang hanya 15 responden atau 6%. Tabel 5. Rata-rata tingkat pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan Siswa SMU Patria Bantul Tahun 2012 Nilai rata-rata Pretest Posttest Pengetahuan 11.1127 14.0423 Sikap 48.6620 63.0704 5. Analisis Data Sebelumnya dilakukan uji statistik, terlebih dahulu dilakukan uji R normalitas untuk mengetahui data-data tersebut apakah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data pengetahuan kesehatan seksual dan sikap tentang seks bebas sebelum dan sesudah penyuluhan di SMU Patria Bantul dilakukan dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov dapat disajkan dalam tabel berikut : Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Data Pengetahuan dan Sikap Siswa SMU Patria Bantul Pengetahuan Sikap Pretest Postest Pretest Postest Kolmogorov- Smirnov Z 0.777 1.200 1.215 1.017 Asymp. Sig. (2- tailed) 0.581 0.112 0.105 0.253 Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Dari hasil analisis diperoleh bahwa data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 atau sebaran data membentuk suatu pola pada garis normal. Berdasarkan tabel di atas keseluruhan data diperoleh nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh data berdistribusi normal dan dapat digunakan uji statistik selanjutnya. Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan uji statistik untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan seksual terhadap pengetahuan dan sikap seks bebas remaja di SMU Patria Bantul dengan uji paired t-test. Hasil diperoleh dalam tabel berikut. 6

Tabel 7. Hasil Uji Paired t-test Pengetahuan kesehatan seksual Sikap seks bebas remaja t sig. 6,663 0,000 11,535 0,000 Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai signifikan kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan kesehatan seksual dan sikap seks bebas remaja pada siswi SMU Patria Bantul. Nilai perbedaan rata-rata pengetahuan kesehatan seksual sebesar 2,92958 menunjukkan bahwa ada selisih atau perbedaan pengetahuan kesehatan seksual sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan ditandai adanya peningkatan rata-ratanya. Sedangkan sikap seks bebas remaja pada siswi SMU Patria Bantul meningkat dengan peningkatan rata-rata 14,40845, menunjukkan ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap sikap seks bebas remaja di SMU Patria Bantul. Pembahasan 1. Tingkat Pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan Pengetahuan merupakan hasil tahu setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek yang diperoleh dari berbagai sumber baik pengalaman, media massa, media elektronik, kerabat dan sebagainya. Pengetahuan akan diperoleh dari pendidikan yang direncanakan dan tersusun dengan baik (Azwar,2002). Hasil penelitian tingkat pengetahuan kesehatan seksual dilihat dari tabel 2, menunjukkan bahwa responden sebagian besar sudah berpengetahuan kesehatan seksual pada kriteria tinggi yaitu 33 responden dengan persentase 46,5%, diikuti dengan kriteria sedang 17 responden dengan persentase 23,9%, sedangkan pada kriteria rendah hanya 21responden dengan persentase 29,6%. Menurut Noto atmodjo(2007), pengetahuan seseorang di pengaruhi dari tingkat pendidikan, umur, informasi, budaya, pengalaman, media massa, dan sosial ekonomi. Dari pengetahuan seseorang akan dapat membedakan antara hal yang baik dengan yang buruk selain itu juga seseorang akan dapat mengerti efek dari perbuatan tersebut. 2. Sikap Sikap dapat dengan mudah berubah sebagai akibat dari keadaan yang tidak terduga dan pengaruh situasi. 7

Menurut Azwar (2002) pembentukan sikap, antara lain pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media masa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta pengaruh faktor emosional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap siswa tentang seks bebas, siswa SMU Patria Bantul mengalami peningkatan yaitu sebelum diberikan penyuluhan sikap responden negatif sebanyak 38 siswa (53,5%)dan setelah diberikan penyuluhan menjadi 33 siswa, sikap responden positif sebanyak 41 siswa (57,7%) 3. Pengaruh pendidikan kesehatan seksual terhadap pengetahuan dan sikap seks bebas remaja pada siswa SMU Patria Bantul Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan kesehatan seksual siswa SMU Patria Bantul mengalami peningkatan yaitu sebelum diberikan penyuluhan pengetahuan responden rendah sebanyak 41 siswa (57,7%) dan setelah diberikan penyuluhan, pengetahuan responden tinggi sebanyak 33 siswa (46,5%). Sikap siswa tentang seks bebas siswa SMU Patria Bantul mengalami peningkatan yaitu sebelum diberikan penyuluhan sikap responden negative sebanyak 38 siswa (53,5%) dan setelah diberikan penyuluhan, sikap responden positif sebanyak 41 siswa (57,7%). Hal ini dapat dibuktikan dengan naiknya rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah sebesar 2,92958 dari 11,11 27 menjadi 14,0423. Nilai tersebut diambil dari kuisioner yang diberikan pada responden sebagai pre test dan post test. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 71 responden siswa SMU Patria Bantul menunjukkan pendidikan kesehatan seksual berpengaruh sikap seks bebas remaja. Hal ini dapat dibuktikan dengan naiknya rata-rata sikap sebelum dan sesudah sebesar 14,40845 dari 48,6620 menjadi 63,0704. Nilai tersebut diambil dari kuisioner yang diberikan pada responden sebagai pre test dan post test. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilandasi dengan kajian teori dan perumusan masalah yang telah dibahas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengetahuan kesehatan seksual siswa SMU Patria Bantul mengalami peningkatan yaitu sebelum diberikan penyuluhan pengetahuan responden rendah sebanyak 41 siswa (57,7%) dan setelah diberikan penyuluhan, pengetahuan responden tinggi sebanyak 33 siswa (46,5%). 2. Sikap siswa tentang seks bebas siswa SMU Patria Bantul mengalami peningkatan yaitu sebelum diberikan penyuluhan sikap responden negative 8

sebanyak 38 siswa (53,5%) dan setelah diberikan penyuluhan, sikap responden negatif sebanyak 41 siswa (57,7%). 3. Hasil analisis data uji paired t-test diperoleh nilai signifikan sebesar 0.000 yang berarti kurang dari 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan pengetahuan kesehatan seksual siswi sebelum diberikan pendidikan kesehatan seksual dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan seksual siswi SMU Patria Bantul. Terdapat perbedaan sikap seks bebas remaja sebelum diberikan pendidikan kesehatan seksual dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan seksual siswi SMU Patria Bantul. Berdasarkan kesimpulan diatas, beberapa saran yang diajukan penulis adalah: 1. Bagi Profesi Diharapkan dapat memberikan masukan ataupun sebagai bahan pertimbangan khususnya yang terkait dengan kesehatan remaja dan informasi pendidikan seks remaja. 2. Bagi SMU Patria Bantul Diharapkan materi kesehatan reproduksi tentang seks remaja diintegrasikan pada mata pelajaran biologi dengan tujuan supaya berhasil, siswa yang berakhlakul karimah. 3. Bagi siswa SMU Patria Bantul Siswa diharapkan mau mencari informasi tentang kesehatan reproduksi khususnya seks remaja di berbagai media, guru, tenaga kesehatan supaya berakhlak mulia. 4. Bagi Peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan meneliti variabel-variabel lain dan metode-metode yang lain. DAFTAR RUJUKAN Amanati., (2006). Hubungan Tingkat Penyakit Menular Seksual Dengan Persepsi Perilaku Seksual Pra-nikah Pada Siswa Kelas II di SMU 2 Wonosari Tahun 2006. Karya Yogyakarta., Karya Tulis Ilmiah, Stikes Aisyiyah Yogyakarta, tidak di publikasikan. Aswar, A., 2001, Kebijaksanaan Dalam Kesehatan Reproduksi, Majalah Kesehatan Perkotaan, Tahun VIII No. 1, Unika Atma Jaya, Jakarta. BKKBN, (2010), Modul kesehatan reproduksi remaja, cetakan ketiga, Jakarta. Dep Kes, (2002), Kamus seks remaja, PT Gramedia Pustaka utama, Jakarta. Notoatmodjo, (2007), Pendidikan dan perilaku kesehatan, Rineka cipta, Jakarta. Sarwono, (2004), Psikologi remaja, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta., (2010), Psikologi remaja, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 9

Sugiyono, (2004), Metodologi penelitian bidang administrasi. Bandung : Alfa Beta. Suharsimi Arikunto, (2002), Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : PT. Rineka cipta. Sutrisno Hadi, (2000), Analisis butir untuk instrumen angket, tes dan skala nilai dengan BASICA. Yogyakarta: Andi Offset. 10