BAB I PENDAHULUAN. kerugian bagi manusia dan lingkungan jika tidak dikelola dan dijaga dengan. Dalam perkembangannya, sektor industri merupakan bentuk

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama diterapkan di berbagai sektor industri, kecuali di sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. kerja untuk mencapai tujuannya melalui kombinasi sumber daya yang dimiliki. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran operasional secara penuh. Sebagai suatu lingkungan kerja yang. Fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit telah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai. Menurut American Hospital Association, 1974 dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labor Organization (ILO) dalam Nurhikmah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manual yang memerlukan tuntutan dan tekanan secara fisik yang berat. Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu regio lumbo-sakral

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri tulang belakang atau yang sering disebut low back pain adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan abnormal

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN. dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional di Indonesia selama ini telah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan

1 Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nyeri punggung semasa hidupnya. Nyeri punggung bawah tetap menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal

BAB I PENDAHULUAN. sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kerja yang meliputi pencegahan dan pengobatan terhadap

I. PENDAHULUAN. dari berbagai sebab (kelainan tulang punggung/spine sejak lahir, trauma,

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. mendukung satu sama lain dari tiap-tiap bagian yang ada di dalamnya. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. paling sering terjadi. Menurut Harrianto (2009) NPB banyak diderita oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDS) Pada Aktivitas Manual Handling Pekerja Jasa Pengiriman Barang

BAB I PENDAHULUAN. berdiri yang di lakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara maju pernah mengalami low back pain. Prevalensi tahunannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering

HUBUNGAN SIKAP KERJA STATIS TERHADAP NYERI BAHU PADA PEKERJA MEMBATIK TULIS DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. kesepuluh penyebab terjadinya kesakitan dan kematian. Faktor pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran risiko..., Tati Ariani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebutkan industri kreatif

BAB I PENDAHULUAN. tidak alamiah, alat dan sarana kerja yang tidak sesuai dengan pemakainya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penentuan Faktor Resiko Musculetal Disorder (MSDs) Bagi Pekerja Pengglasir Keramik

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Bekerja sebagai tenaga kesehatan merupakan suatu profesi yang

BAB I PENDAHULUAN. Leher manusia adalah struktur yang kompleks dan sangat rentan terhadap

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Association for Study of Pain (IASP) dalam Potter & Perry

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dan menjamur penggunaannya terutama perkantoran. Penggunaan personal computer (PC) secara global saat ini terus

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi telah terjadi perkembangan di berbagai aspek kehidupan yang bisa memberikan pengaruh dan dampak penting terhadap kehidupan manusia. Perkembangan sektor industri yang diharapkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan manusia juga dapat memberikan kerugian bagi manusia dan lingkungan jika tidak dikelola dan dijaga dengan baik. Dalam perkembangannya, sektor industri merupakan bentuk perkembangan teknologi yang semakin lama semakin canggih, tetapi dalam pelaksanaannya industri tetap saja memerlukan tenaga pekerja sebagai pangguna dan pengelolaanya. Beberapa industri di negara kita masih menggunakan tenaga manusia dalam melakukan proses produksi yang salah satunya dalam proses pengangkutan dan pemindahan barang hasil produksi. Dalam pekerjaan tersebut, pekerja diharapkan dapat bekerja dengan baik dan aman, serta mempertimbangkan aspek kesehatan keselamatan pekerja. Untuk menciptakan kondisi yang diinginkan, maka diperlukan suatu interaksi yang harmonis antara manusia, mesin dan lingkungan kerja yang merupakan komponen-komponen dalam kegiatan produksi. Interaksi antara manusia, mesin dan lingkungan kerja lebih dikenal dengan istilah ergonomi. Ergonomi adalah Ilmu yang penerapannya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan faktor manusia seoptimal-optimalnya, hal ini meliputi 1

2 penyerasian pekerjaan terhadap tenaga kerja secara timbal balik untuk efesiensi dan kenyamanan kerja 1. Kaitan antara aktivitas manual handling seperti mengangkat (lifting), mendorong (pushing), menarik (pulling), membawa (carrying), memegang (holding) merupakan hal yang bisa menyebabkan terjadinya penyakit akibat kerja ataupun kecelakaan kerja. 2 Nyeri Punggung Bawah (NPB) adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki. NPB yang lebih dari 6 bulan disebut kronik. NPB dapat disebabkan oleh berbagai penyakit musculoskeletal, gangguan psikologis dan mobilisasi yang salah 3. Sekitar tiga kwartal dari kasus kasus sakit akibat kerja berdasarkan The Labour Force Survey (LFS) U.K adalah musculoskeletal disorders misalnya (anggota tubuh bagian atas atau permasalahan punggung), stress, depresi atau gelisah. Prevalensi kasus musculoskeletal disorders sebesar 1.144.000 dengan menyerang punggung sebesar 493.000 kasus, anggota tubuh bagian atas atau leher 426.000 kasus, dan anggota tubuh bagian bawah 224.000 kasus. 4 1 Suma mur. Hygene Perusahaan dan Keselamatan Kerja.( Jakarta : Gunung Agung. 1996) hal. 9 2 Bridger, R.S Introduction to Ergonomics. International editions. Singapore: Mc graw- Hill Book Co. 1995 3 Sadeli HA, Tjahjono B. Nyeri Punggung dalam :Nyeri Nuropatik Patofisiologi dan Penatalaksanaanya. 2001 4 www.hsc.2006/2007

3 Data dari National For Ocupational Safety and Health (NIOSH) tahun 1981 menyebutkan sekitar 500.000 pekerja menderita cidera akibat penggunaan tenaga yang berlebih, sebanyak 60% disebabkan karena aktivitas mengangkat, 20% karena proses mendorong dan menarik. Didapatkan juga data bahwa aktivitas manual handling yang paling sering menyebabkan cedera adalah mengangkat (lifting) dan membawa (carrying) objek sebesar 61,3% dan 60% dari jumlah tersebut menderita nyeri punggung 5 Berdasarkan penelitian Enviromental Health Science dari University of Minnesota di Amerika Serikat ditemukan bahwa satu juta pekerja setiap tahunnya mengalami Nyeri Punggung Bawah yang menyebabkan kehilangan waktu kerja dikarenakan pekerjaan manual handling (mengangkat, membawa, mendorong, menarik dan lain-lain) yang tidak sesuai. Pada tahun 1998 juga diketahui lebih dari 440.00 orang kehilangan waktu kerja karena cidera punggung, serta terjadi cidera musculoskleletal sebesar 21% dari total pekerja tersebut yang menyebabkan kehilangan waktu kerja pada perusahaan manufacturing dan sektor pelayanan jasa. 6 Menurut data Biro Statistik Departemen Tenaga Kerja Amerika (2001), pada periode tahun 1996 1998 terdapat 4.390.000 kasus penyakit akibat kerja yang dilaporkan, 64 % diantaranya adalah gangguan yang berhubungan dengan faktor resiko ergonomi. OSHA (2000) menyatakan sekitar 34 % dari total hari kerja yang hilang karena cedera dan sakit yang diakibatkan oleh Musculoskeletal Disorders (MSDs) sehingga memerlukan biaya kompensasi sebesar 15 sampai 20 miliar dolar US. 5 Sadeli HA, Tjahjono B, op.cit, 6 www.enhs.umn. 2004, tanggal akses 12 juni 2013

4 Hasil laporan National Safety Council (NSC) tahun 2008. Laporan lainnya yakni di Israel, angka prevalensi cedera punggung tertinggi pada perawat (16.8%) dibandingkan pekerja sektor industri lain. Di Australia, diantara 813 perawat, 87% pernah NPB, prevalensi 42% dan di AS, insiden cedera musculoskeletal 4.62/100 perawat per tahun. Cedera punggung menghabiskan biaya kompensasi terbesar, yaitu lebih dari 1 milliar $ per tahun. 7 Hasil studi Depkes tentang profil masalah kesehatan di Indonesia tahun 2005 menunjukkan bahwa sekitar 40,5 % penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan pekerjaannya, gangguan kesehatan yang dialami pekerja, menurut studi yang dilakukan tehadap 9.482 pekerja di 12 kabupaten/kota di Indonesia, umumnya berupa penyakit musculoskeletal (16%), kardiovaskuler (8 %), gangguan syaraf (6 %), gangguan pernapasan (3 %), dan gangguan THT (1,5 %) 8 Khusus di Indonesia, data penelitian sehubungan dengan bahayabahaya di RS belum tergambar dengan jelas, namun diyakini bahwa banyak keluhan-keluhan dari para petugas di RS, diman petugas RS sangat berpotensi untuk terjadi kesakitan akibat akibat kerja salah satunya adalak keluhan NPB 9 Nyeri punggung bawah merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang sering terjadi pada perawat di rumah sakit, terutama di ruang rawat inap; karena sifat pekerjaannya yang banyak mengangkat beban pasien dewasa yang berat, dengan gerakan membungkuk dan memutar tubuh, khususnya sekitar tulang punggung bawah. Rata-rata seorang perawat akan mengangkat 7 www.duniadankesehatanperawat.com, diakses tanggal 12 Juni 2013 8 www.depkes.or.id. (2005), diakses tanggal 12 juni 2013 9 Loc.It

5 20 pasien dari kursi roda/ usungan ke tempat tidur, dan memindahkan 5 s.d. 10 pasien dari tempat tidur ke kursi roda pada setiap kali giliran jaga. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor risiko utama NPB pada perawat perempuan yang bekerja di ruang rawat inap pasien dewasa di rumah sakit. RSUD leuwiliang merupakan rumah sakit pemerintah yang baru berdiri 3 tahun dengan akreditasi tipe C, kapasitas tempat tidur 135 buah dan tingkat BOR pada tahun 2012 sebanyak 77,5 %. Jumlah karyawan di RSUD Leuwiliang tahun 2013 sejumlah 293 yang terdiri dari 201 tenaga medis dan 92 tenaga non medis. Tenaga medis terdiri dari dokter, paramedis dan tenaga penunjang. Seadangkan jumlah tenaga perawat dan bidan yang kontak langsung dengan pasien baik di rawat inap maupun ruang tindakan berjumlah 124 orang, dan yang bekerja di ruang rawat inap dewasa sebanyak 44 orang 10. Perawat dan bidan merupakan tenaga paramedis yang sangat berperan penting dalam pemberian layanan kesehatan kepada pasien, dimana tenaga paramedis melakukan mobilisasi pasein dari tempat satu ketempat lainya seperti dari tempat tidur ke kursi roda atau sebaliknya, dari tempat tidur ke tempat tidur. Tentunya dalam proses tersebut terjadi tindakan pengangkutan, mendorong, memutar, dan membawa pasien ke tempat yang dituju. Hasil dari wawancara yang dilakukan kepada paramedis di ruang rawat inap dewasa tanggal 24 Agustus 2013 di RSUD Leuwiliang dengan jumlah 10 responden, 6 responden atau 60% pernah mengalami keluhan nyeri punggung bawah dan 4 responden atau 40% tidak pernah mengalami keluhan 10 RSUD Leuwiliang. Laporan Tahunan 2012.

6 nyeri punggung bawah. Hasil observasi dengan 10 responden terhadap cara kerja angkat angkut manual handling pasien dari kursi roda ke tempat tidur di dapatkan bahwa 6 orang atau 60 % tergolong kurang baik dan 4 orang atau 40% tergolong baik. Berdasarakan permasalahan tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di RSUD Leuwiliang dengan judul Hubungan Cara Kerja Angkat Angkut Manual Handling Pasien Dewasa Dan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Paramedis Di RSUD Leuwiliang Bogor B. Identifikasi Masalah Banyak faktor yang menyebabkan keluhan nyeri punggung bawah pada paramedis diantaranya adalah faktor pekerjaan, faktor individual dan faktor lingkungan. Berikut mengenai penjelasan tiap faktor tersebut : Berdasarkan karakteristik pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksinya dengan sistem kerja. Berdasarkan penelitian telah terbukti bahwa tinjauan secara biomekanik serta data statistik menunjukkan bahwa faktor pekerjaan berkontribusi pada terjadinya cedera otot akibat bekerjaan, seperti halnya kerja angkat angkut benda atau orang. Faktor individu merupakan kondisi dari seseorang yang dapat menyebabkan terjadi NPB. Berikut faktor yang berpengaruh : Faktor jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat risiko keluhan otot rangka. Hal ini terjadi karena secara fisiologis, kemampuan otot wanita lebih rendah dari pada pria. Faktor Usia Sejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi pada tulang dan keadaan ini mulai terjadi disaat seseorang berusia 30 tahun. Faktor masa kerja adalah faktor yang berkaitan dengan lamanya

7 seseorang bekerja disuatu perusahaan. Faktor tinggi badan menemukan bahwa pendeknya seseorang berasosiasi dengan keluhan pada leher dan bahu. Pada tubuh yang tinggi umumnya sering mengalami keluhan sakit punggung, tetapi tubuh tinggi tak mempunyai pengaruh terhadap keluhan pada leher, bahu, dan pergelangan tangan. Faktor Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi indikator atau mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. Faktor kebiasaan olah raga Aerobic fitness meningkatkan kemampuan kontraksi otot. Delapan puluh persen (80 %) kasus nyeri tulang punggung disebabkan karena buruknya tingkat kelenturan (tonus) otot atau kurang berolah raga. Cara kerja angkat angkut manual handling pasien sangat berpengaruh mengingat teknik dalam mengangkat dan memindahkan akan mempengaruhi posisi tubuh, kesalahan dalam mengeangkat atau memindahkna pasien akan menyebabkan nyeri unggung bawah. Faktor lingkungan akan berpengaruh pada pelaksanaan suatu pekerjaan dan resiko akibat pekerjaan, dimana lingkungan akan ikut berperan. adapun faktor yang berpengaruh : Faktor getaran, dengan adanya getaran yang merefleksikan tubuh dan mengalirkanya ke tubuh akan merangsang tonus otot untuk beraksi dan akan menyebabkan spasme otot. Faktor temperatur extream, temperatur yang dingin menyebabkan berkurangnya daya kerja sensor tubuh, aliran darah, kekuatan otot dan keseimbangan. Sedangkan temperatur bekerja yang tinggi dapat menyebabkan pekerja cepat merasa lelah.

8 C. Pembatasan Masalah Agar dalam melakukan penelitian ini menjadi lebih terarah, maka perlu ditekankan bahwa yang menjadi subyek penelitian dalam penelitian ini adalah para tenaga Perawat dan Bidan ruang rawat inap dewasa di RSUD Leuwiliang Bogor. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independent adalah Cara Kerja Angkat Angkut Manual Handling Pasien Dewasa dan sebagai variabel dependent adalah Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Paramedis di RSUD Leuwiliang Bogor. D. Perumusan Masalah Hasil dari wawancara yang dilakukan kepada paramedis di ruang rawat inap dewasa tanggal 24 Agustus 2013 di RSUD Leuwiliang dengan jumlah 10 responden, 6 responden atau 60% pernah mengalami Nyeri Punggung bawah (NPB) dan 4 responden atau 40% tidak pernah mengalami keluhan Nyeri Punggung Bawah. Hasil observasi dengan 10 responden terhadap cara kerja angkat angkut manual handling pasien dari kursi roda ke tempat tidur di dapatkan bahwa 6 orang atau 60 % tergolong kurang baik dan 4 orang atau 40 % tergolong baik. 1. Bagaiman karakteristik responden ( Jenis kelamin, usia, jenis kelamin, masa kerja, tinggi badan, IMT, kebiasaan olah raga ) pada paramedis di RSUD Leuwiliang Bogor tahun. 2. Bagaimana cara kerja angkat angkut manual handling pasien dewasa pada Paramedis di RSUD Leuwiliang Bogor

9 3. Bagaimana keluhan nyeri punggung bawah pada Paramedis di RSUD Leuwiliang Bogor 4. Bagaimana hubungan cara kerja angkat angkut manual handling pasien dewasa dan keluhan nyeri punggung bawah pada paramedis di RSUD Leuwiliang Bogor. E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan cara kerja angkat angkut manual handling pasien dewasa dan keluhan nyeri punggung bawah pada paramedis di RSUD Leuwiliang Bogor. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden ( Jenis kelamin, usia, jenis kelamin, masa kerja, tinggi badan, IMT, kebiasaan olah raga ) pada paramedis di RSUD Leuwiliang Bogor b. Untuk mengidentifikasi cara kerja angkat angkut manual handling pasien dewasa pada Paramedis di RSUD Leuwiliang Bogor c. Untuk mengidentifikasi keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Paramedis di RSUD Leuwiliang Bogor d. Untuk menganalisis hubungan cara kerja angkat angkut manual handling pasien dewasa dan keluhan nyeri punggung bawah pada paramedis di RSUD Leuwiliang Bogor.

10 F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis a. Menambah pengetahuan khususnya dalam pengetahuan K3 b. Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan, khususnya dalam bidang K3 baik dimasyarakat maupun di ditempat kerja c. Memperluas pengetahuan dan pengalaman d. Membuka wawasan tentang kondisi dunia kerja yang berhubungan dengan tindakan keperawatan dan hubungannya dengan K3 2. Bagi Akademik a. Menjadi sumber ilmu pengetahuan yang baru di bidang K3 dalam perkuliahan di Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan b. Memberi tambahan bahan ajar dalam perkuliahan di Fakultas Ilmu- Ilmu Kesehatan khususnya di peminatan K3 c. Menambah referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Fakultas Ilmu- Ilmu Kesehatan khususnya peminatan K3I d. Menambah masukan dalam kajian dalam penyusunan dan penelitian 3. Bagi Instansi RSUD Leuwiliang a. Mengetahui kerja angkat angkut dan keluhan Low Back Pain (LBP) paramedis di RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor tahun 2013 b. Sebagai bahan evaluasi dan informasi posisi ergonomis dalam melakukan kerja angkat angkut pasien oleh paramedis di RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor tahun 2013.