PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN PORTLAND TERHADAP LAPISAN PONDASI JALAN BERBAHAN TANAH LUNAK GAMBUT DI KALIMANTAN SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI DISTABILISASI PASIR DAN SEMEN ANWAR MUDA

BAB II LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN MILL SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA NAMBUHAN, PURWODADI, GROBOGAN

BAB III LANDASAN TEORI

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

UJI EKSPERIMEN STABILISASI TANAH DASAR DENGAN SEMEN PADA RUAS JALAN MALAWILI DISTRIK AIMAS KABUPATEN SORONG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

METODA PERBAIKAN TANAH LUNAK PADA RUAS JALAN SEKINCAU - SUOH DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.

PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN

air tanah (drainase tanah), mengganti tanah yang buruk.

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN PORTLAND CEMENT TYPE I TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH

PENGARUH WAKTU PENGERASAN PADA KEKUATAN PAVING BLOCK YANG MENGGUNAKAN CLAY, SEMEN, DAN PASIR. Andius Dasa Putra 1) Setyanto 1) Noor Syarifah Hasan 2)

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI TERHADAP NILAI KUAT DUKUNG TANAH DI BAYAT KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

STUDY DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN ECOMIX. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Erik Permana 2)

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla

MENINGKATKAN NILAI STRUKTUR LAPIS PONDASI PERKERASAN JALAN LAMA DENGAN METODE CEMENT TREATED RECYCLED BASE (STUDI KASUS RING ROAD MUARA TEWEH)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN ABU VULKANIK DITINJAU DARI NILAI UNCONFINED COMPRESSION TEST. Ronny Hutauruk 1 dan Roesyanto 2

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN METODE KIMIAWI MENGGUNAKAN GARAM DAPUR (NaCl) (Studi Kasus Tanah Lempung Desa Majenang, Sukodono, Sragen)

PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH LEMPUNG UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LOKASI GEDUNG GRHA WIDYA (Studi Laboratorium).

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

ANALISIS KUAT TEKAN BEBAS PADA PEBAMBAHAN MATOS TERHADAP STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN SEMEN. Anwar Muda

ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda

BAB V RESUME HASIL PENELITIAN

KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG BAYAT KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS

PEMANFAATAN LIMBAH BETON GUNA MENINGKATKAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

Pengaruh Kandungan Material Plastis Terhadap Nilai CBR Lapis Pondasi Agregat Kelas S

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

STUDI DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG PLASTISITAS RENDAH YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN TX-300 SEBAGAI LAPISAN SUBGRADE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH SEMEN DAN ROTEC PADA TANAH DESA 2 GOTAKAN TERHADAP NILAI CALIFORNIA BEARING RATIO

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP DAYA DUKUNG STABILISASI TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN TX-300. M. Jafri 1) Setyanto 1) A.

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

terhadap tanah asli (lempung), tanah lempung distabilisasi kapur 4%, tanah lempung

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN PASIR SEMEN DAN STABILIZER PADA STABILISASI TANAH

STABILISASI TANAH DASAR DENGAN PENAMBAHAN SEMEN DAN RENOLITH

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI. konsultasi kepada dosen pembimbing merupakan rangkaian awal dalam pekerjaan

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

Kajian Peningkatan Daya Dukung Sub Base Menggunakan Pasir Sumpur Kudus

PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN TERHADAP KUAT GESER LEMPUNG SEBELUM dan SESUDAH PENJENUHAN

KONTRIBUSI PENAMBAHAN ZAT ADDITIVE (SEMEN) TERHADAP TANAH LOKAL UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR SEBAGAI LAPIS PONDASI ATAS BAMBANG RAHARMADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN PORTLAND TERHADAP LAPISAN PONDASI JALAN BERBAHAN TANAH LUNAK GAMBUT DI KALIMANTAN SELATAN Akhmad Gazali Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin Jln. Adhyaksa No. 2, Banjarmasin Kalimantan Selatan 70123 Tlp. (0511) 3303875 akhmadgazali.ftsuniska@gmail.com Robiatul Adawiyah Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin Jln. Adhyaksa No. 2, Banjarmasin Kalimantan Selatan 70123 Tlp. (0511) 3303875 awe_halis@yahoo.com Abstract Subgrade conditions need to be considered in road construction. The area of Barito Kuala Regency, South Kalimantan Province, is a soft soil area of peat that has low soil carrying capacity and low CBR values. To build roads in this area, a study is needed on the effect of adding portland cement in increasing the carrying capacity and CBR value of the soil. All tests performed in this study are based on the ASTM method. In this study, the proportion of portland cement added to native soil was 5%, 10%, 15%, and 20% of the mixture weight. Curing was carried out before the CBR test, with the curing period of 7 days, 14 days, 21 days and 28 days. Based on the results of the analysis, it was found that for the original soil with a 7-day curing period, the CBR max value was 4.0639% and for mixed soil with optimum cement content of 20% with curing period of 7 days, 14 days, 21 days and 28 days giving CBR max values of 10.282%, 16.966%, 20.685%, and 21.801%, respectively. Keywords: subgrade, soft peat soil, portland cement, soil carrying capacity Abstrak Kondisi tanah dasar perlu diperhatikan dalam pembangunan jalan. Daerah Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan, merupakan daerah tanah lunak gambut yang mempunyai daya dukung tanah dan CBR yang rendah. Untuk membangun jalan di daerah ini diperlukan penelitian tentang pengaruh penambahan semen portland dalam meningkatkan daya dukung dan nilai CBR tanah. Pengujian pada penelitian ini didasarkan pada metode ASTM. Pada studi ini, proporsi semen portland yang ditambahkan pada tanah asli adalah 5%, 10%, 15%, dan 20% terhadap berat campuran. Pemeraman dilakukan sebelum melakukan uji CBR, dengan masa pemeraman 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa untuk tanah asli dengan masa pemeraman 7 hari memberikan nilai CBR maks sebesar 4,0639% dan untuk tanah campuran dengan kadar semen optimum 20% dengan pada masa pemeraman 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari memberikan nilai CBR maks masing-masing sebesar 10,282%, 16,966%, 20,685%, dan 21,801%. Kata-kata kunci: tanah dasar, tanah lunak gambut, semen portland, daya dukung tanah PENDAHULUAN Pembangunan transportasi di Kalimantan Selatan pada saat ini lebih ditekankan pada bidang pembangunan transportasi darat. Hal ini dilakukan karena masih banyak daerah-daerah terpencil yang belum bisa dilewati transportasi darat, sedangkan bila lewat jalur sungai, selain biaya operasionalnya jauh lebih besar, pada musim kemarau sungai menjadi dangkal dan tidak bisa dilewati oleh alat transportasi air, seperti kapal dan kelotok (perahu motor). Jurnal Transportasi Vol. 18 No. 3 Desember 2018: 185-192 185

Hal penting yang terkait dengan jalan di Kalimantan Selatan adalah lapisan pondasi jalan (base), yang daya dukungnya sangat lemah, karena berada di daerah-daerah dataran rendah, rawa bergambut, dan rawa pasang surut, serta tanahnya terdiri atas tanah organik, tanah lanau berlempung, dan tanah lempung berlanau berpasir. Bila basah, tanah-tanah tersebut sangat lembek dan bila kering terurai menjadi butiran-butiran kecil dan debu yang tidak bisa dipadatkan dengan cara dan alat apapun, sehingga sia-sia bila dilaksanakan dengan menggunakan lapisan Asphalt Treated Base (ATB). Hal ini juga yang menimbulkan pemikiran untuk mencari upaya lain agar tanah organik gambut bisa mempunyai daya dukung yang mampu menerima beban lalu lintas di perkerasan. Bahan pondasi bawah jalan, yang umumnya merupakan hasil urugan setempat, mempunyai sifat yang bertolak belakang dengan semen. Tanah ini bersifat asam, apalagi tanah di bawah lapisan gambut, yang merupakan tanah organik, sedangkan semen bersifat basa. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah semen merupakan material yang bersifat adhesif dan kohesif, yang merekatkan fragmen-fragmen material lain menjadi suatu kesatuan yang solid, sehingga kedua bahan tersebut, yaitu tanah pondasi bawah jalan dan semen perlu dikombinasikan menjadi suatu kesatuan. Hal yang perlu diteliti lebih lanjut adalah komposisi atau kadar optimal campuran semen yang ekonomis, karena semen merupakan material yang harganya mahal. Masalah yang sering terjadi menyangkut tanah tersebut adalah perubahan bentuk tetap dari jenis tanah tersebut akibat dari beban lalu lintas (Purnomo dan Soedarmo, 1997). Sifat mengembang dan menyusutkannya tanah tersebut akibat perubahan kadar air dan daya dukung tanah yang tidak merata pada daerah dengan jenis tanah yang berbeda (Wesley, 1977; Nakazawa dan Sosrodarsono, 2000). Pada tanah di tempat yang diteliti umumnya memiliki daya dukung tanah yang rendah dan bersifat kembang susut, seperti tanah lempung, yang sangat dipengaruhi oleh perubahan kadar air tanah sehingga dapat mengakibatkan kerusakan konstruksi jalan. Untuk mencegah kerusakan tersebut dilakukan peningkatan daya dukung tanah dengan melalui proses stabilisasi (Bowles, 1991; Hardiyatmo, 2002). Stabilisasi dapat dilakukan dengan menambahkan zat aditif, seperti semen portland tipe I, kepada tanah yang terdapat di lokasi yang diteliti (Tjokrodimuljo, 1996). Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik lapisan pondasi jalan berbahan tanah lunak gambut di Kalimantan Selatan. 2) Untuk mengetahui pengaruh variasi penambahan semen portland terhadap lapisan pondasi jalan berbahan tanah lunak gambut di Kalimantan Selatan. 3) Untuk mengetahui pengaruh variasi waktu pemeraman (perendaman) campuran kedua bahan tersebut terhadap nilai California Bearing Ratio (CBR). 4) Untuk mengetahui kadar semen portland optimum yang menghasilkan nilai CBR maksimum. 186 Jurnal Transportasi Vol. 18 No. 3 Desember 2018: 185-192

METODE PENELITIAN Penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel tanah di lapangan, melalui proses pengeboran dan pengambilan contoh tanah. Pengeboran yang dilakukan adalah pengeboran ringan, dengan kedalaman hingga 10 m. Alat bor yang digunakan adalah alat bor jenis Iwan atau Iwan Auger. Penelitian di laboratorium dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas semen sebagai bahan stabilisasi tanah dasar. Pembuatan sampel dan pengujian terhadap sampel tersebut dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat. Penelitian ini terdiri atas persiapan bahan dan alat, pemeriksaan sifat fisik dan sifat mekanik tanah asli, perancangan campuran dengan proporsi yang ditentukan berdasarkan metode coba-coba, pemeriksaan sifat mekanik campuran, dan analisis data. Pemeriksaan terhadap tanah asli meliputi pemeriksaan sifat fisik dan pemeriksaan sifat mekanik. Pemeriksaan sifat fisik meliputi: (1) kadar air, (2) berat isi, (3) berat jenis, (4), batas-batas Atterberg, yang terdiri atas batas cair, batas plastis, dan batas susut, (5) analisis saringan, dan (6) analisis hidrometer. Sedangkan pemeriksaan sifat mekanik meliputi: (1) pemadatan laboratorium dan (2) pemeriksaan CBR laboratorium. Sifat fisik tanah digunakan untuk menentukan jenis tanah, sedangkan sifat mekanik tanah digunakan untuk mengetahui kekuatan tanah yang diuji. Selain terhadap tanah asli, dilakukan juga pengujian terhadap tanah yang telah dicampur dengan semen portland. Sifat fisik dan sifat mekanik campuran tanah lunak gambut dan semen portland dilakukan dengan kadar semen 5%, 10%, 15%, dan 20% dengan masa pemeraman 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. HASIL DAN PEMBAHASAN Klasifikasi Tanah Sistem Klasifikasi AASHTO Klasifikasi tanah berdasarkan sistem AASHTO mengikuti prosedur sebagai berikut: 1) Dari hasil pemeriksaan analisis saringan, persentase material lolos saringan No. 200 (0,075 mm) adalah 86,85% (lebih besar daripada 35%, sehingga tanah tersebut termasuk dalam klasifikasi tanah berbutir halus atau tanah-tanah lanau-lempung, kelompok A-4, A-5, A-6, dan A-7. 2) Dari hasil pemeriksaan Batas-batas Atterberg didapat nilai Batas Cair (LL) sebesar 42,03% (lebih besar daripada 40%) dan Indeks Plastisitas (PI) sebesar 9,91% (lebih kecil daripada 10%), sehingga tanah tersebut termasuk dalam kelompok A-5, tanah berlanau (lihat Gambar 1). Pengaruh Penambahan Semen Portland terhadap Lapisan Pondasi Jalan (Akhmad Gazali dan Robiatul Adawiyah) 187

Tabel 1 Hasil Pengujian Sifat Fisik dan Mekanik Tanah Lunak Gambut 1. Kadar Air Optimum (%) 43,49 2. Berat Volume Kering (gr/cm 3 ) 1,07 3. Berat Jenis 2,42 4. Batas-batas Atterberg (%) - SL (Batas Susut) 5. Analisis Saringan - Persentase Berat Tertahan di Saringan No. 200 (%) - Persentase Lolos Saringan No. 200 (F) (%) 42,03 34,00 9,91 81,96 13,52 86,45 6. Analisis Hidrometer (% Lempung) 22,1731 7. CBR maks dengan Waktu Pemeraman 7 hari (%) 4,0639 Gambar 1 Klasifikasi Tanah Berdasarkan Sistem Klasifikasi AASHTO Kelompok A-5 merupakan kelompok tanah lanau berlempung yang mengandung lebih banyak butir-butir pasir, sehingga sifat plastisitasnya lebih besar daripada tanah pada kelompok A-4. Berdasarkan hasil pemeriksaan sifat fisik tanah yang terdapat pada Tabel 1, dihitung nilai indeks kelompok (GI) tanah sebagai berikut: Gl = (F 35) [0,2 + 0,005 (LL 40)] + 0,01 (F 15) (PI 10) = (86,85 35) [0,2 + 0,005 (42,03 40)] + 0,01 (86,85 15) (9,91 10) = 9,995 10 188 Jurnal Transportasi Vol. 18 No. 3 Desember 2018: 185-192

Berdasarkan hasil tersebut tanah diklasifikasikan sebagai tanah lanau berlempung yang masuk dalam kelompok A-5 (10). Sistem Klasifikasi USCS Prosedur untuk menentukan klasifikasi tanah berdasarkan sistem USCS adalah sebagai berikut: 1) Dari hasil pemeriksaan analisis saringan, proporsi material yang lolos saringan No. 200 (0,075 mm) adalah 86,85 (lebih besar daripada 50%), sehingga tanah tersebut termasuk dalam jenis tanah berbutir halus. 2) Dari hasil pemeriksaan batas-batas Atterberg didapat nilai Batas Cair (LL) sebesar 42,03% (lebih kecil dariada 50%), sehingga tanah tersebut termasuk kelompok ML, CL, dan OL. 3) Dari grafik Batas Cair (LL) dan Indeks Plastisitas (PI) yang terdapat pada Gambar 2, setelah nilai LL dan PI diplot, diperoleh titik yang berada di bawah garis A, sehingga tanah tersebut termasuk kelompok ML dan OL. Gambar 2 Klasifikasi Tanah Berdasarkan Sistem Klasifikasi UNIFIED dan ASTM Kelompok ML merupakan kelompok lanau anorganik dan pasir sangat halus, serbuk batuan, pasir halus berlanau, atau berlempung dengan plastisitas rendah. Dengan demikian tanah diklasifikasikan sebagai tanah lanau berlempung dalam kelompok ML. Hasil Pengujian Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Campuran Tanah dan Semen Portland Hasil pengujian sifat fisik dan sifat mekanik campuran tanah dan semen portland, dengan kadar semen 5%, 10%, 15%, dan 20% dengan masa pemeraman 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari, dapat dilihat pada Tabel 2 hingga Tabel 5. Pengaruh Penambahan Semen Portland terhadap Lapisan Pondasi Jalan (Akhmad Gazali dan Robiatul Adawiyah) 189

222 Tabel 2 Hasil Pengujian Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Tanah dengan 5% Semen 1. 2. 3. 4. 43,065 1,102 2,450 5. Kadar Air Optimum (%) Berat Volume Kering (gr/cm 3 ) Berat Jenis Batas-batas Atterberg (%) CBR maks (%) dengan Waktu Pemeraman: - 7 Hari - 14 Hari - 21 Hari - 28 Hari 38,012 35,688 9,152 5,419 8,516 11,014 12,631 Tabel 3 Hasil Pengujian Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Tanah dengan 10% Semen 1. 2. 3. 4. 41,103 1,127 2,463 5. Kadar Air Optimum (%) Berat Volume Kering (gr/cm 3 ) Berat Jenis Batas-batas Atterberg (%) CBR maks (%) dengan Waktu Pemeraman: - 7 Hari - 14 Hari - 21 Hari - 28 Hari 34,884 35,048 4,441 6,161 10,534 14,725 18,151 Tabel 4 Hasil Pengujian Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Tanah dengan 15% Semen 1. 2. 3. 4. 39,951 1,182 2,471 5. Kadar Air Optimum (%) Berat Volume Kering (gr/cm 3 ) Berat Jenis Batas-batas Atterberg (%) CBR maks (%) dengan Waktu Pemeraman: - 7 Hari - 14 Hari - 21 Hari - 28 Hari 34,702 34,449 5,238 8,967 13,621 18,039 19,843 Tabel 5 Hasil Pengujian Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Tanah dengan 20% Semen 1. 37,833 2. 1,215 3. 2,502 4. Kadar Air Optimum (%) Berat Volume Kering (gr/cm 3 ) Berat Jenis Batas-batas Atterberg (%) 36,343 34,868 6,757 190 Jurnal Transportasi Vol. 18 No. 3 Desember 2018: 185-192

Tabel 5 Hasil Pengujian Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Tanah dengan 20% Semen (Lanjutan) 5. CBR maks (%) dengan Waktu Pemeraman: - 7 Hari - 14 Hari - 21 Hari - 28 Hari 10,282 16,966 20,685 21,801 KESIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik, menurut AASHTO, tanah lunak gambut di Kalimantan Selatan termasuk jenis tanah lanau berlempung, dengan penilaian sedang sampai buruk, dengan batas cair yang lebih besar dari 41%. Sedangkan menurut USCS, tanah ini termasuk dalam kelas ML, yaitu kelompok lanau anorganik dan pasir sangat halus, serbuk batuan, pasir halus berlanau, atau berlempung dengan plastisitas rendah. Jadi tanah lunak gambut di Kalimantan Selatan dapat dikategorikan sebagai tanah lanau berlempung. Selain itu, berdasarkan hasil pengujian sifat mekanik diperoleh bahwa tanah lunak gambut di Kalimantan Selatan memiliki berat volume kering sebesar 1,07 gr/cm 3 (kurang daripada 1,5 gr/cm 3 ), yang berarti mempunyai daya dukung tanah rendah dan CBR maks dengan waktu pemeraman 7 hari sebesar 4,0639% (nilai CBR berada pada kategori rendah), sehingga tanah dikategorikan sebagai tanah yang buruk dan perlu distabilisasi. 2) Penambahan semen portland adalah meningkatkan nilai berat volume kering, berat jenis, batas plastis, dan CBR tanah, sehingga dapat dinyatakan bahwa penambahan semen tersebut telah meningkatkan nilai daya dukung tanah dan nilai CBR tanah secara signifikan. Selain itu, penambahan semen portland menurunkan nilai kadar air optimum, batas cair, dan indeks plastisitas, sehingga potensi pengembangan dan penyusutan tanah berkurang. 3) Waktu pemeraman atau perendaman meningkatkan daya dukung campuran tanah dan semen portland serta nilai CBR campuran tanah tersebut. Nilai CBR maks pada campuran tanah dengan kadar semen optimum sebesar 20%, dengan waktu pemeraman 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari masing-masing sebesar 10,282%, 16,966%, 20,685%, dan 21,801%. 4) Kadar semen portland optimum yang menghasilkan nilai CBR maksimum adalah 20% dengan nilai CBR maksimum sebesar 21,801%. DAFTAR PUSTAKA Bowles, J.E. 1991. Analisis dan Desain Pondasi. Terjemahan, Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Pengaruh Penambahan Semen Portland terhadap Lapisan Pondasi Jalan (Akhmad Gazali dan Robiatul Adawiyah) 191

Hardiyatmo, H.C. 2002. Teknik Pondasi 2. Edisi Kedua. Yogyakarta: Beta Offset. Nakazawa, K. dan Sosrodarsono, S. 2000. Mekanika Tanah & Teknik Pondasi. Cetakan Ketujuh. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Purnomo, E.S.J. dan Soedarmo, G.D. 1997. Mekanika Tanah 2. Malang: Kanisius. Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton. Yogyakarta: Nafiri. Wesley, L.D. 1977. Mekanika Tanah. Cetakan VI. Jakarta: Badan Penerbit Pekerjaan Umum. 192 Jurnal Transportasi Vol. 18 No. 3 Desember 2018: 185-192