PENERAPAN PROSEDUR TEKNIK RELAKSASI TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI DI RSUD KOJA JAKARTA UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB I PENDAHULUAN. dokter menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm

BAB V PEMBAHASAN. mengggunakan teknik hypnoterapi dan musik relaksasi pada Tn. N berumur 45tahun dan

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

PENGKAJIAN PNC. kelami

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

Efektivitas Ambulasi Dini terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Laparatomi di RSUD Kudus

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. perubahan fisiologis tubuh dan mempengaruhi organ tubuh lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB I PENDAHULUAN. dengan penutupan dan penjahitan luka (Syamsuhidajat, 2011). dibagian perut mana saja (Dorland, 1994 dalam Surono, 2009).

CATATAN PERKEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

BAB I PENDAHULUAN. macam keluhan penyakit, berbagai tindakan telah dilakukan, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi perubahan meliputi perubahan fisik, emosional ibu dan status

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Infeksi bakteri sebagai salah satu pencetus apendisitis dan berbagai hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi merupakan pengalaman yang sulit bagi sebagian pasien

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN. International for the Study of Pain (IASP) nyeri merupakan pengalaman yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. P DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh

BAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

BAB V PENUTUP. khususnya pada keluhan utama yaitu Ny. S G III P II A 0 hamil 40 minggu. mmhg, Nadi: 88 x/menit, Suhu: 36,5 0 c, RR: 26 x/menit, hasil

RIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. akut di Indonesia (Sjamsuhidayat, 2010 dan Greenberg et al, 2008).

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

BAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana,

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN POST PARTUM SECTIO CEASAREA INDIKASI PRESENTASI BOKONG DI RUANG BOUGENVILE RSUD SUKOHARJO

tahun 2004 diperkirakan jumlah tindakan pembedahan sekitar 234 juta per tahun (Weiser, et al,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. P DENGAN POST OPERASI APPENDIKTOMI DI RUANNG CEMPAKA III RSUDPANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di. Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan

nonfarmakologi misalnya, teknik

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laparotomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor dengan cara melakukan

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

Transkripsi:

PENERAPAN PROSEDUR TEKNIK RELAKSASI TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI DI RSUD KOJA JAKARTA UTARA Serri Hutahaean., Nancy Febriana., Lia Apifah Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya serrihthyn@gmail.com Abstrak Latar Belakang: Laparatomi merupakan pembedahan abdomen, membuka selaput abdomen dengan operasi yang dilakukan untuk memeriksa organ-organ abdomen dan membantu diagnosis masalah termasuk penyembuhan penyakit-penyakit pada bagian abdomen. Pembedahan itu memberikan efek nyeri pada pasien sehingga memerlukan penanganan khusus. Karena nyeri bersifat objektif jadi dalam menyikapi nyeri berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. Teknik relaksasi sangat penting untuk mengurangi gangguan rasa nyaman: nyeri pada pasien terutama pada pasien laparatomi. Metode: Penelitian ini menggunakan metode studi kasus bertujuan untuk memperoleh gambaran terhadap penerapan prosedur teknik relaksasi dengan relaksasi napas dalam untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien post operasi laparatomi. Hasil: Hasil studi kasus menunjukan adanya penurunan nyeri pada pasien dengan post operasi laparatomi dengan melakukan teknik relaksasi sehingga pasien merasa nyaman dan terlihat rileks. Kata kunci: laparatomi, nyeri, teknik relaksasi LATAR BELAKANG Laparatomi merupakan pembedahan abdomen, membuka selaput abdomen dengan operasi yang dilakukan untuk memeriksa organorgan abdomen dan membantu diagnosis masalah termasuk penyembuhan penyakit-penyakit pada bagian abdomen. Pembedahan itu memberikan efek nyeri pada pasien sehingga memerlukan penanganan khusus. Karena nyeri bersifat objektif jadi dalam menyikapi nyeri berbeda antara satu individu dengan individu lainnya (Andarmoyo, 2013) Menurut WHO (2009) pasien laparatomi setiap tahunnya meningkat 15%. Sedangkan menurut Data Tabulasi Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010, tindakan bedah laparatomi mencapai 32% dengan menempati urutan ke 11 dari 50 pertama pola penyakit di rumah sakit se-indonesia. Laporan Departemen Kesehatan (Depkes) mengenai kejadian laparatomi meningkat dari 162 pada pada tahun 2007 menjadi 983 kasus pada tahun 2008 dan 1.281 kasus pada tahun 2009, tindakan bedah menempati urutan ke 11 dari 50 pertama penyakit di rumah sakit se-indonesia dengan presentase 12,8% yang diperkirakan 32% diantaranya merupakan tindakan bedah laparatomi (Depkes, 2012) dan data di RSUD Koja diperkirakan 20 % diantaranya tindakan bedah laparatomi dari 59,967 pasien yang dirawat di RSUD Koja (Depkes, 2016) METODE Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode pengumpulan data melalui wawancara terstruktur kepada klien dan keluarga klien, pemeriksaan fisik, analisa terhadap rekam medik klien, catatan keperawatan klien, pemeriksaan penunjang, dan observasi. HASIL a. Pasien 1 Berdasarkan evaluasi keperawatan yang telah dilakukan penulis pada tanggal 09 44

Juni 2018 pukul 10.00 WIB diperoleh hasil sebagai berikut: hasil evaluasi keperawatan berupa subjektif, yaitu: klien mengatakan sudah tidak nyeri lagi dan pasien mengatakan sudah tidak pusing lagi. Sedangkan hasil evaluasi keperawatan berupa objektif, yaitu: pasien tampak rileks, pasien tampak mampu bangun sendiri dari tempat tidur, tekanan darah 100/70 mmhg, nadi 78x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 37 ºC. Pasien tidak lagi mendapatkan terapi obat ketorolac, skala nyeri 0 (hilang). Analisa masalah gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan, dan planning dihentikan karena pasien sudah diperbolehkan pulang tetapi masih menunggu dokter paru karena memiliki riwayat asma. b. Pasien 2 Berdasarkan evaluasi keperawatan yang telah dilakukan penulis pada tanggal 09 Juni 2018 pukul 10.00 WIB diperoleh hasil sebagai berikut: hasil evaluasi keperawatan berupa subjektif, yaitu: klien mengatakan sudah nyeri berkurang dan pasien mengatakan sudah tidak pusing lagi. Sedangkan hasil evaluasi keperawatan berupa objektif, yaitu: pasien tampak rileks, pasien tampak mampu bangun sendiri dari tempat tidur, tekanan darah 110/70 mmhg, nadi 82x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 37 ºC. Pasien tidak lagi mendapatkan terapi obat ketorolac, skala nyeri 2. Analisa masalah gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan, dan planning dihentikan karena pasien sudah diperbolehkan pulang. PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis membahas tentang Penerapan Prosedur Teknik Relaksasi Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Laparatomi Di RSUD Koja. Prinsip dari pembahasan ini dengan memfokuskan kebutuhan dasar manusia didalam asuhan keperawatan. Pembahasan ini dibuat untuk membandingkan antara tinjauan teori dengan asuhan keperawatan yang telah dilakukan melalui pendekatan proses keperawatan yang meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Pengkajian yang dilakukan pada Ny.M dan Ny.I dilakukan secara menyeluruh mulai dari keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit terdahulu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Hasil pengkajian data pada Ny. M menunjukan bahwa klien mengalami kesakitan pada luka post operasi. Hal ini sesuai dengan teori Rampengan ( 2014) Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariasi. Nyeri akut berhenti dengan sendirinya (self-limiting) dan akhirnya menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan pulih dan area yang terjadi kerusakan. Nyeri ini biasanya disebabkan trauma bedah atau inflamasi. pada pengkajian tentang riwayat keluarga diperoleh data bahwa di keluarga pasien memiliki riwayat penyakit asma dan tidak ada hubungannya dengan pasien dirawat saat ini, tetapi pasien juga memliki riwayat asma. Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu diperoleh data bahwa pasien pernah dirawat selama 3 hari di RSUD Koja pada bulan Januari 2018 akibat kista yang diderita dan dokter telah menyarankan untuk operasi tetapi pasien belum siap karna pasien merasa cemas dan takut. Hasil pengkajian data pada Ny. I menunjukan bahwa klien mengalami kesakitan pada luka post operasi. Hal ini sesuai dengan teori Rampengan ( 2014) Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariasi. Nyeri akut berhenti dengan sendirinya (self-limiting) dan akhirnya menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan pulih dan area yang terjadi kerusakan. Nyeri ini biasanya disebabkan trauma bedah atau inflamasi. pada pengkajian 45

tentang riwayat keluarga diperoleh data bahwa di keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan sakit pasien saat ini. Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu diperoleh data bahwa pasien pernah dirawat selama 3 hari di RSUD Koja pada bulan Januari 2018 akibat abortus. Dari hasil analisa data yang dilakukan kepada Ny. M dan Ny. I masalah keperawatan utama yang ditemukan adalah gangguan rasa nyaman: nyeri, sehingga penulis menentukan diagnosa keperawatan yang utama adalah gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan. Masalah keperawatan yang penulis temukan pada Ny. M dan Ny.I sesuai dengan teori yang dikemukakan Sarri (2012) bahwa nyeri merupakan hal yang membuat pasien merasa tidak nyaman karena kesakitan. Oleh sebab itu diagnosa keperawatan prioritas utama pada pasien post operasi laparatomi ialah dengan gangguan rasa nyaman: nyeri. Indikasi laparatomi bisa terjadi karena adanya trauma abdomen (tumpul/tajam) ruptur hepar, peritonitis, perdarahan saluran pencernaan, sumbatan pada usus halus dan besar, dan masa pada abdomen pendapat tersebut senada dengan teori yang dikemukakan oleh sarri (2015). Dengan kasus-kasus tersebut pasien harus melakukan tindakan operasi laparatomi dan membuat pasien merasa tidak nyaman karena nyerinya. Untuk mengatasi masalah gangguan rasa nyaman: nyeri pada Ny.M dan Ny. I penulis telah melakukan implementasi sesuai dengan intervensi keperawatan yang mengacu pada teori yang dikemukaan oleh merilyn (2012), yaitu: mengkaji faktor peyebab nyeri, memantau tanda-tanda vital, mengobservasi ketidaknyaman secara nonverbal, menggunakan strategi komunikasi terapeutik,mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi ketidaknyamanan pasien, mengajarkan teknik penggunaan nonfarmakologi yaitu teknik relaksasi napas dalam. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah obat-obatan sesuai indikasi. Pada penerapan intervensi keperawatan penulis lebih menekankan kepada teknik nonfarmakologi melalui teknik relaksasi dan sebelum mengajarkan teknik relaksasi, penulis melakukan pendekatan dengan strategi komunikasi terapeutik. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sri Utami (2014) yang menjelaskan bahwa dengan memberikan teknik relaksasi pada pasien, pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri dan membuat otot-otot menjadi rileks dan tidak mengalami ketegangan. Penulis melakukan tindakan teknik relaksasi napas dalam pada Ny. M dan Ny.I yaitu untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien dengan cara mengajarkan bagaimana teknik relaksasi nafas dalam, kapan pasien harus menggunakan teknik tersebut, observasi tanda-tanda vital, mengukur skala nyeri. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Tamsuri (2007) yang menjelaskan bahwa Teknik relaksasi dengan pernafasan dapat mengendalikan nyeri dengan meminimalkan aktifitas simpatik dalam sistem saraf otonom. Caranya yaitu perawat mengajarkan kepada pasien bangaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat, dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan. Selain untuk menurunkan intensitas nyeri, teknik ini juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. Berdasarkan evaluasi yang penulis lakukan, maka respon yang diperoleh dari Ny.M pada hari pertama adalah pasien mengatakan setelah diberikan teknik relaksasi napas dalam nyeri berkurang, skala nyeri 3, pasien bisa duduk tanpa dibantu, pasien tanpak rileks. Sedangkan respon yang diperoleh dari Ny. I pada hari pertama adalah pasien mengatakan mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 5, pasien mengatakan pasien masih merasa linu ketika menggerakan badannya, dan baru bisa melakukan miring kana miring kiri, pasien masih tampak lemas. Dengan hasil respon kedua pasien penulis dapat menyimpulkan bahwa penerapan prosedur 46

teknik relaksasi napas dalam dapan membantu dalam memperbaiki kondisi umum pasien. Evaluasi keberhasilan penerapan prosedur teknik relaksasi pada kedua pasien menunjukan bahwa kondisi Ny. M lebih cepat membaik dibandingkan dengan kondisi Ny. I. Hal tersebut disebabkan Ny.M lebih sering dalam melakukan teknik relaksasi, mobilisasi dini. Hal ini ditandai dengan pasien sudah bisa melakukan mobilisasi dini, skala nyeri 3 dan pasien tampak rileks sedangkan Ny.I lebih sering dalam keadaan tidur dan kurangnya dukungan dalam diri sendiri maupun keluarga. Hal ini ditandai dengan pasien hanya beraring di tempat tidur, skala nyeri 5, pasien jarang ditungguin oleh suami. Untuk evaluasi keperawatan diagnosa yang telah teratasi adalah gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan karena kondisi Ny. M dan Ny. I semakin membaik dan pasien diperbolehkan untuk pulang. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Komalasari (2014) menjelaskan bahwa hasil yang diharapkan dari diagnosa gannguan rasa nyaman: nyeri, yaitu: skala nyeri 0 atau hilang. KESIMPULAN Laparatomi merupakan pembedahan abdomen, membuka selaput abdomen dengan operasi yang dilakukan untuk memeriksa organ-organ abdomen dan membantu diagnosis masalah termasuk penyembuhan penyakit-penyakit pada bagian abdomen. Pembedahan itu memberikan efek nyeri pada pasien sehingga memerlukan penanganan khusus. Tindakan keperawatan yang berfokus pada pemberian teknik relaksasi nafas dalam yang telah penulis lakukan pada kedua pasien sebagai kasus adalah mengajarkan bagaimana teknik relaksasi nafas dalam, kapan pasien harus menggunakan teknik tersebut, observasi tanda-tanda vital, mengukur skala nyeri. Hasil tindakan keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis 2 kali 8 jam diperoleh respon kedua pasien tampak membaik ditandai dengan skala nyeri pasien berkurang pada kedua pasien dan saat evaluasi keperawatan pada tanggal 08 sampai 09 Juni 2018 diperoleh data bahwa kedua pasien sudah tidak merasakan nyeri sehingga pasien sudah diperbolehkan pulang pada tanggal 09 Juli 2018, namun Ny. M karena memiliki riwayat asma jadi masih nunggu konfirmasi dari dokter paru. Pasien Ny.M menunjukan lebih cepat membaik dibandingkan dengan kondisi Ny. I. Hal tersebut disebabkan Ny.M lebih sering dalam melakukan teknik relaksasi, mobilisasi diri. Hal ini ditandai dengan pasien sudah bisa melakukan mobilisasi dini, skala nyeri 2 dan pasien tampak rileks sedangkan Ny.I lebih sering dalam keadaan tidur dan kurangnya dukungan dalam diri sendiri maupun keluarga. Hal ini ditandai dengan pasien hanya beraring di tempat tidur, skala nyeri 5, pasien jarang ditungguin oleh suami. DAFTAR PUSTAKA Chahayaningrum, T. (2012). asuhan keperawatan dengan laparatomi. Asuhan Keperawatan Dengan Laparatomi. Danim, S., & dalam maryam. (2017). Menjadi peneliti kualitatif. Bandung: Pustaka Setia. Depkes. (2012). Data kejadian laparatomi. Enda estria. (2011). artikel kesehatan. Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 7(1), 35 42. Imam Gunawan. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Bumi Aksara. Komalasari, T. (2014). NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 ABSTRAK meminimalkan aktifitas simpatik dalam sistem saraf otonom. Berdasarkan hasil dibanding sebelum relaksasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penga, 2014. Merilyn E. Doengoes. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan (3rd ed.). jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. jakarta: Rineka Cipta. potter & Perry. (2010). buku fundamental keperawatan (7th ed.). jakarta: salemba medika. 47

Putra, F., Sandy, T., Yuliwar, R., & Utami, N. W. (2015). Infeksi Luka Operasi ( Ilo ) Pada Pasien Post Operasi Laparotomi. Jurnal Keperawatan Terapan, 1 No.1 Mar(1), 14 24. Rampengan, S. F. Y. (2014). PASIEN POST OPERASI. Kesehatan, 05. Rustianawati, Y., Karyati, S., Himawan, R., Kunci, K., Nyeri, I., & Dini, A. (2013). Efektivitas Ambulasi Dini terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Laparatomi di RSUD Kudus Surgery Patient in The District Governmant Hospital of Kudus., 4(2), 1 8 Sari, N. N. (2015b). teknik distraksi relaksasi post laparatomi. TEKNIK DISTRAKSI RELAKSASI POST LAPARATOMI. Setiadi. (2013). KONSEP DAN PRAKTIK PENULISAN RISET KEPERAWATAN (2nd ed.). Sri Utami. (2014). PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN POST OPERASI APENDIKTOMI DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR. Jurnal Penelitian, 1 70. Tamsuri, A. (2007). konsep dan penatalaksanaan nyeri. Yusrizal, Z. Z. & A. E. (2012). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Masase Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pasien Pasca. Ners Jurnal Keperawatan, Volume 8. Retrieved from http://ners.fkep.unand.ac.id/index.php/ners/a rticle/view/77 Zakiyah, A. (2015). konsep dan penatalaksanaan nyeri dalam praktek keperawatan berbasis bukti. jakarta: SALEMBA MEDIAKA. 48