BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai atau melatihkan keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu tindakan (action) yang diambil oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mungkin agar proses kegiatan belajar mengajar berlangsung efektif. Seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia baik sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mivtha Citraningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang terintegrasi dengan pembangunan. peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam sebuah negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut dengan tujuan pendidikan. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang berintikan interaksiinteraksi antara peserta didik dengan para pendidik serta berbagai sumber pendidikan. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber-sumber pendidikan tersebut dapat berlangsung dalam situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan. Dalam pergaulan antara peserta didik dengan para pendidik yang dikembangkan terutama segi-segi afektif: nilai-nilai, sikap, minat, motivasi, disiplin diri, kebiasaan dan lain-lain (Nana, 2016:9). Pendidikan seringkali dianggap penting dalam kehidupan, Hal ini dikaitkan dengan tujuan pendidikan yang termasuk dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, yaitu tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, bertawa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. Kurikulum 2013 diharapkan dapat mengimplementasikan pembelajaran abad 21. Pembelajaran yang digunakan pada saat ini adalah pembelajaran abad ke-21 yang bertujuan untuk mempersiapkan kehidupan di abad ke-21, Dimana pada abad ke 21 siswa harus memiliki kompetensi, 1), ways of thinking 2), ways of working 3), tools for working, dan 4), kills for living in the word, dimana pada tools for working seseorang harus mempunyai kemampuan dalam menggunakan literasi informasi untuk mempersiapkan kehidupan di abad ke-21 (Umbara dan fanata, 2003). Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya literasi informasi. Hal ini 1

2 dikarenakan peserta didik belum mampu berpikir secara kritis, logis serta mudah percaya terhadap informasi yang diperoleh dan perlu mengevaluasi terlebih dahulu informasi yang diperoleh sebelum menggunakannya, sehingga berdampak pada hasil belajar. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi peserta didik untuk mengeksplorasi pengetahuannya secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya (Trianto, 2007: 01). Literasi informasi adalah kemampuan mengakses, memahami serta menggunakan segala sesuatu dengan cerdas melalui aktivitas melihat, menyimak, membaca, menulis, dan berbicara (Kemendikbud 2016: 2). Kegiatan Literasi ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat dan budaya membaca siswa. Ditijen Dikdasmen (2016) menyatakan bahwa kegiatan literasi informasi dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan siswa. Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan di SMA Pasundan 8 Bandung didapatkan bahwa budaya literasi informasi siswa masih rendah. Guru disekolah SMA Pasundan 8 Bandung masih melakukan pembelajaran yang masih teacher center. Ketika guru melakukan pembelajaran siswa hanya terpatok kepada penjelasan guru, siswa kurang diajak berkreatifitas, dan guru kurang memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai sumber pembelajaran, sehingga literasi informasi siswa rendah. Sedangkan ketika siswa mencari informasi dari berbagai media maka siswa dapat menambah wawasan yang luas dan menimbulkan rasa keingin tahuan siswa tersebut tidak hanya bertanya kepada guru, siswa tersebut juga bisa mencari tahu dari berbagai sumber dan siswa dapat menyimpulkan materi secara terperinci. Maka hal ini menjadi permasalahan pembelajaran yang terjadi pada SMA Pasundan 8 Bandung. Pada proses pembelajaran yang dilakukan, guru belum menerapkan pembelajaran dengan menggunakan budaya literasi informasi sehingga literasi

3 informasi siswa rendah, rendahnya literasi informasi dalam proses pembelajaran dapat dilihat ketika pembelajaran hanya bersumber pada buku paket saja dimana guru masih belum memanfaatkan teknologi serta belum menerapkan keaktifan serta kreatifitas berpikir siswa. Dimana kreatifitas dapat mengajarkan siswa belajar secara mandiri serta dapat mengembangkan pengetahuannya. Sehingga akan berdampak pada hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor lingkungan dan faktor yang datang dari diri siswa seperti kemampuan belajar (Intelegensi), motivasi belajar, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, faktor fisik dan psikis (Shabri, 2005). Namun pada faktanya, hambatan dalam kegiatan belajar mengajar sangat banyak ditemukan di sekolah-sekolah sehingga hasil belajar yang dicapai tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran. Salah satu hambatan yang sering ditemukan yaitu seperti: apabila mengalami masalah dalam pembelajaran siswa cenderung lebih lepas dan terbuka untuk bertanya kepada temannya dibandingkan ke guru, kebuntuan yang ditemukan siswa dalam penyelesaian masalah, dan kebosanan yang cepat timbul apabila bekerja sendiri. Maka diperlukan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk saling bekerja sama dan berkolaborasi dengan temannya untuk memecahkan masalah. Menciptakan pembelajaran yang menarik tidak hanya harus dilakukan didalam kelas, karena pada hakikatnya ilmu bisa didapat oleh siswa dari mana saja. Untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan maka dibutuhkan media pembelajaran yang sesuai (Wiriaatmadja, 2002: 137). Media pembelajaran diartikan sebagai sesuatu alat atau bahan yang mengandung informasi atau pesan pembelajaran. Di Indonesia media pembelajaran berbasis teknologi telah dimanfaatkan. Kondisi yang serba terbatas terutama dari segi sarana dan prasarana dan budaya masyarakatnya, tidak menyurutkan keinginan pihak sekolah dalam pemanfaatan media pembelajaran. Ada beberapa jenis media pembelajaran yaitu: media audio (radio), media proyektor, media tiga dimensi, media visual, audio-visual (video), media komputer, media cetak, dan jenis media diatas termasuk kedalam multimedia. Namun demikian, harus diakui pula bahwa pemanfaatan media oleh guru dalam

4 proses belajar mengajar belum optimal terutama bila dikaitkan dengan kemampuan guru memanfaatkan media pembelajaran yang ada baik dipasaran maupun dilingkungan sekitar (Dikti, 2003). Kemajuan teknologi informasi banyak membawa dampak positif bagi kamajuan dunia pendidikan dewasa ini. Khususnya teknologi komputer dan internet, baik dalam hal perangkat keras maupun perangkat lunak, memberikan banyak tawaran dan pilihan bagi dunia pendidikan untuk menunjang proses pembelajaran. Keunggulan yang ditawarkan bukan saja terletak pada faktor kecepatan untuk mendapatkan informasi namun juga fasilitas multimedia yang dapat membuat belajar lebih menarik, visual, dan interaktif. Sejalan dengan perkembangan teknologi internet, banyak kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi ini (Syaefudin, 2010: 10). Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara guru yang telah dilakukan dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa dimana masih didapatkan hambatan dalam mencapai pembelajaran abad ke-21 terutama kemampuan literasi informasi siswa masih rendah, rendahnya literasi informasi karena pembelajaran masih teacher center, dimana siswa lebih fokus terhadap penjelasan guru. Sedangkan pembelajaran abad ke-21 lebih fokus terhadap student center dan guru hanya menjadi fasilitator bagi siswa dan siswa yang lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Permaslahan yang terjadi dimana ketika siswa diberi tugas mengenai permasalahan mengenai konsep keanekaragaman hayati siswa cenderung menjawab apa yang dipaparkan guru tanpa mencari pemecahan masalah tersebut dari sumber lain. Hasil belajar pada materi keanekaragaman hayati belum dapat melempaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan dikarenakan masih rendahnya kemmapuan literasi informasi siswa. Kemampuan literasi informasi siswa rendah dikarenakan siswa kurang diajak mengeksplorasi pengetahuannya secara mandiri. Pemahaman konsep keanekaragaman hayati sering kali menimbulkan permasalahan, siswa yang selalu berpikir bahwa keanekaragaman hayati tidak harus terlalu dipahami secara spesifik seperti konsep biologi lainnya. Hal ini dapat dilihat dari konsep keanekaragaman hayati banyak memiliki nama-nama ilmiah yang sering kali siswa dituntut untuk hafal. Selain itu konsep keanekaragaman

5 hayati juga sering menjadi permasalahan pemahaman konsep dalam pembelajaran sekolah, siswa sering mengalami kesulitan sehingga ketika siswa mengalami kekurangan pemahaman konsep bisa berpengaruh terhadap rasa ingin tahu siswa dalam hasil belajar yang didapatkan, padahal bisa saja siswa memahami konsep tersebut dengan mencari tahu materi dari berbagai sumber misalnya dari web atau internet, dan siswa berkreativitas membangun pemahamannya sendiri sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Konsep keanekaragaman hayati merupakan istilah untuk menerangkan berbagai macam kehidupan. Dalam kehidupan sehari-sehari, manusia selalu berinteraksi dengan makhluk lain, yaitu hewan dan tumbuhan. Berdasarkan dari interaksi tersebut, manusia memperoleh manfaat yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Tuhan telah menciptakan segala sesuatu yang diutuhkan oleh manusia untuk bertahan hidup, sehingga kita harus mensyukuri karunia yang diberikan-nya, selain itu, kita juga harus menjaga dan melestarikan hewan dan tumbuhan yang hampir punah (Badriyati, 2007: 1). Adanya faktor pola pikir siswa yang selalu tidak terlalu serius dalam memahami konsep keanekaragaman hayati, maka hasil belajar siswa juga masih berada di bawah rata-rata yang kebanyakan siswa masih standar dalam pemahaman konsep keanekaragaman hayati, siswa tidak memiliki keinginan untuk mencari tahu lebih dalam mengenai konsep keanekaragaman hayati. Proses pembelajaran pada umumnya terjadi pada model pembelajaran yang belum mampu menjadikan siswa harus mengeksplorasi pengetahuannya secara mandiri. Pendekatan konstruktivisme menghendaki siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses ini dengan cara mengajar yang membuat informasi lebih bermakna dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide mereka. Guru dapat memberi siswa tangga yang dapat membantu siswa mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, namun harus diupayakan agar siswa sendiri yang memanjat tangga tersebut. Oleh karena itu agar pembelajaran lebih bermakna bagi siswa dan pendidik maka pendekatan konstruktivisme merupakan solusi yang baik untuk dapat diterapkan. Adapun keunggulan pembelajaran konstruktivisme diantaranya: 1) Siswa lebih mampu mengatasi masalah dalam

6 kehidupan nyata, 2) Dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa, 3) Dapat menumbuhkan sikap aktif dan partisipatif pada diri anak, 4) Dapat menumbuhkan sikap kerja sama dan meningkatkan jiwa kompetitif anak (Budiningsih, 2005: 59). Selain itu merujuk pada beberapa penelitian terdahulu yaitu seperti hasil studi lapangan yang dilakukan oleh Asep suryadi (2009), penelitian ini berjudul pengaruh pendekatan pembelajaran konstruktivisme terhadap hasil belajar sains siswa MI Nurul Islamiyah Ciseeng Bogor menunjukan bahwa pada penelitiannya terdapat perbedaan antara penggunaan pendekatan konstruktivisme dengan metode ceramah. Dalam penelitiannya menunjukan bahwa pembelajaran pendekatan konstruktivisme membawa pengaruh positif terhadap hasil belajar sains siswa. Kemudian Lisnawati juga memaparkan hasil penelitiannya yang pengaruh pendekatan konstruktivisme dengan teknik mind mapping terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep virus. Menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan konstruktivisme dengan teknik mind mapping terhadap hasil belajar biologi siswa. Menggunakan uji-t diperoleh hasil thitung sebesar 7,49 dan Ttabel pada taraf signifikan 5% sebesar 2,00 maka thitung>ttabel. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas peneliti melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Konstruktivisme Berorientasi Web Untuk Meningkatkan Literasi Informasi dan Hasil Belajar Pada Konsep Keanekaragaman Hayati yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi informasi dan hasil belajar siswa dengan pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme berorientasi web. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka dalam penelitian ini penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa pada pembelajaran biologi khususnya keanekaragaman hayati belum dapat melampaui KKM yaitu 75. Hal ini dikarenakan siswa tidak dilatih untuk membangun dan mengetahui bagaimana menggunakan pengetahuan dan keahlian dalam situasi kehidupan yang nyata.

7 2. Pembelajaran yang masih didominasi oleh metode ceramah, dan cenderung berfokus pada buku paket, hal tersebut dikarenakan guru tidak memanfaatkan kemajuan teknologi sehingga siswa kurang mampu berfikir kritis dan kreatif. 3. Kegiatan belajar menjadi tidak efisien, dilihat dari pembelajaran yang masih teacher center. Hal tersebut dikarenakan suasana dalam proses pembelajaran tidak menyenangkan bagi siswa karena tidak menggunakan realitas kehidupan sehingga siswa cepat bosan belajar dan kemampuan literasi informasi siswa kurang. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme berorientasi web dapat meningkatkan literasi informasi pada siswa? Mengingat rumusan masalah utama masih terlalu luas, maka rumusan masalah tersebut dirinci dalam bentuk pertanyaan penelitian, Adapun pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil belajar siswa pada konsep keanekaragaman hayati sebelum menggunakan pembelajaran konstruktivisme berorientasi web? 2. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan pembelajaran konstruktivisme berorientasi web? 3. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konstruktivisme berorientasi web? 4. Bagaimana hasil belajar dan kemampuan literasi informasi siswa sesudah menggunakan pembelajaran konstruktivisme berorientasi web? 5. Bagaimana persipan dokumen yang dilakukan oleh guru pada peoses pembelajaran konstruktivisme berorientasi web? 6. Bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru menggunakan pembelajaran kontruktivisme berorientasi web?

8 D. Tujuan Penelitian Seorang peneliti harus memiliki beberapa tujuan penelitian agar penelitian ini terarah dan terlihat keberhasilannya. Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pendekatan pembelajaran konstruktivisme berorientasi web dapat meningkatkan literasi informasi dan hasil belajar pada siswa. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat konseptual utamanya dalam pembelajaran biologi. Disamping itu juga, diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran biologi SMA. Adapun beberapa manfaat penelitian ini peneliti rumuskan berdasarkan manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu; 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, manfaat penelitian ini dicakup dalam beberapa hal yaitu sebagai khasanah bacaan tentang pembelajaran konstruktivisme berorientasi web untuk meningkatkan literasi informasi dan hasil belajar pada konsep keanekaragaman hayati dan sebagai bahan acuan dibidang penelitian yang sejenisnya dan sebagai pengembangan penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan atau manfaat secara praktis, yakni berarti bagi pihak-pihak dalam dunia pendidikan diantaranya bagi siswa, bagi guru, bagi sekolah, dan bagi peneliti. Bagi siswa, mampu belajar menyelesaikan permasalahan dengan multisolusi atau multicara untuk menjawab dengan benar, memberi kritikan, pujian, dan masukkan dalam kelompok belajar, memberi pengalaman baru dalam kegiatan pembelajaran, memberikan suasana belajar yang baru dan menarik dalam kegiatan belajar mengajar Bagi Guru, menjadi pengalaman dan wawasan baru dalam mengajar terlebih untuk meningkatkan pendekatan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, menjadi sumber evaluasi dalam peningkatan kinerja mengajar di sekolah, menjadi pedoman baru dalam suatu permasalahan pembelajaran

9 Bagi Sekolah, sebagai acuan penerapan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013, sebagai contoh penerapan pendekatan pembelajaran yang dapat dicontoh oleh sekolah-sekolah lainnya. Bagi Peneliti, menjadi wawasan dan sumber ilmu baru yang bisa diterapkan dalam dunia kerja, memberi contoh pendekatan pembelajaran baru yang bisa diterapkan di tempat sekolah yang dijadikan penelitian. F. Definisi Oprasional Penelitian ini menerapkan beberapa definisi oprasional untuk menyamakan terhadap berbagai variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu adanya definisi oprasional untuk menghindari kekeliruan maksud yang digunakan, 1. Web adalah fasilitas internet yang menghubungkan dokumen dalam lingkup lokal maupun jarak jauh (Hakim Lukmanul, 2004). 2. Pendekatan konstruktivisme yaitu siswa membangun pengetahuan mereka dengan menguji ide-ide dan pendekatan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada, mengaplikasikannya kepada situasi baru dan mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman yang ada (Sutardi, 2007). 3. Literasi informasi merupakan serangkaian kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan dan kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif (Bhoe Khorst, 1992). 4. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengetahuan belajarnya (Sudjana, 2013: 22) 5. Keanekaragaman Hayati Menurut UU No. 5 tahun 1994, keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman di antara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk di antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lainnya, serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman spesies dengan ekosistem. G. Sistematika Skripsi Sistematika penulisan skripsi sangat diperlukan dalam penulisan skripsi yang baik dan benar, untuk mempermudah dalam pembuatan skripsi, perlu diperhatikan

10 dalam penyusunannya. Oleh karena itu sistematika skripsi yang baik dan benar sangat diperlukan. Secara garis besar skripsi dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu awal, isi, dan akhir. Berikut adalah sistematika skripsi secara umum: 1. Bagian Awal 2. Bagian Isi Skripsi a. Bab I Pendahuluan b. Bab II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran c. Bab III Metode Penelitian d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan e. Bab V Simpulan dan Saran 3. Bagian Akhir Skripsi a. Daftar Pustaka b. Riwayat Hidup c. Lampiran-lampiran