ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEAKTIFAN SISWA SMA DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dalam suatu kelompok. matematika yaitu pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa kita. Padahal matematika sumber dari segala disiplin ilmu

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA MTs DITINJAU DARI SELF CONFIDENCE

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA

Development of Project-Based Blended Learning Model to Support Student Creativity in Designing Mathematics Learning in Elementary School

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR DI SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS IX-G DI SMP NEGERI 3 CIMAHI DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PADA MATERI LINGKARAN

Eko Wahyu Andrechiana Supriyadi 1, Suharto 2, Hobri 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SMP

ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY

BAB I PENDAHULUAN. 1 The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM), Principles and Standards

HUBUNGAN ANTARA SELF-CONFIDENCE DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 5 BATAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dibidang Matematika,

PENGGUNAAN TUGAS MIND MIND SEBAGAI INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI FUNGSI KUADRAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh semua orang terutama pendidikan yang

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari diajarkannya matematika di setiap jenjang pendidikan. Selain itu, untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Matematika juga berfungsi dalam ilmu pengetahuan, artinya selain

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.2, September 2015

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED

EKSPLORASI KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN PECAHAN PADA ANAK-ANAK DI RUMAH PINTAR BUMI CIJAMBE CERDAS BERKARYA (RUMPIN BCCB)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA PENERAPAN OPEN-ENDED

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP.

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendapat (Sabandar, 2010: 168) bahwa matematika adalah sebagai human

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Deden Rahmat Hidayat,2014

PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIIIPADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Fauziah Nurrochman, 2015

Circle either yes or no for each design to indicate whether the garden bed can be made with 32 centimeters timber?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu pengetahuan mendasar yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Dengan PISA (Program for International Student Assessment) dan

POTENSI NUMBER SENSE SISWA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MATRIKS DI SMA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN SELF EFFICACY

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pembelajaran Model Matematika Knisley Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. pola pikir siswa adalah pembelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN SELF CONFIDENCE MATEMATIS SISWA ABSTRAK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAYA MATEMATIS UNTUK SISWA SMP. Fitriana Eka Chandra 1

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI TRIGONOMETRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

WIWIT WITASARI

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGITIGA DI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA MATERI ALJABAR DI SMP

RESPONS SISWA TERHADAP SAJIAN SIMBOL, TABEL, GRAFIK DAN DIAGRAM DALAM MATERI LOGARITMA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar

BAB I PENDAHULUAN. Komala Dewi Ainun, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panji Faisal Muhamad, 2015

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMK BERGAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusiamanusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diana Utami, 2014

DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA TINGKAT IV MATERI SISTEM BILANGAN KOMPLEKS PADA MATA KULIAH ANALISIS KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang sangat berperan penting

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI PENELITIAN DESAIN

ANALISIS KESALAHAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. yang mendasari perkembangan sains dan teknologi, mempunyai peran

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

E-ISSN 2654-5497 Journal On Education P-ISSN 2655-1365 Volume 01, No. 02, Februari, hal. 229-237 ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Rima Rismawati 1, Luvy Sylviana Zanthy 2 1 Pendidikan Matematika, IKIP Siliwangi, Jl. Terusan Jendral Sudirman Cimahi 40526 rimarismawati656@gmail.com Abstract This study aims to determine the mathematical problem solving abilities of junior high school students in West Bandung Regency with indicator of student s mathematical problem solving abilities used are to identify known data, data asked, sufficient data for problem solving, identifying strategies that can be taken, completing mathematical models accompanied by reasons, check the correctness of the solution obtained. This research was conducted on 20 students in one of the junior high school in The Cililin District West Bandung Regency using a qualitative descriptive method. The instrument used in the form of 5 items about mathematical problem solving skills in the material System of Two Variable Linear Equations. The conclusion of this study is that the mathematical problem solving ability of junior high school students in Cililin District is still low. Keywords: Mathematical Problem Solving Ability, System of Two Variable Linear Equations Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematik siswa SMP di Kabupatan Bandung Barat dengan indikator kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang digunakan adalah mengidentifikasi data diketahui, data ditanyakan, kecukupan data untuk pemecahan masalah, mengidentifikasi strategi yang dapat ditempuh, menyelesaikan model matematika disertai alasan, memeriksa kebenaran solusi yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan kepada 20 siswa di salah satu SMP di Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan berupa 5 butir soal kemampuan pemecahan masalah matematik pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematik siswa SMP di Kecamatan Cililin masih rendah. Kata kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik, Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Pendidikan merupakan upaya untuk membentuk sumber daya manusia yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan. Oleh karena itu maka peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang wajib dilakukan secara berkesinambungan. Dalam proses pembelajaran ilmu pengetahuan, matematika merupakan salah satu ilmu yang memegang peranan penting terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang lain. Matematika dianggap sebagai ratu atau induknya ilmu yakni sumber dari ilmu yang lain. Dengan kata lain, banyak ilmu yang penemuan dan pengembangannya bergantung dari matematika. Melihat betapa pentingnya peran matematika dalam kehidupan manusia, wajar jika matematika dianggap sebagai ilmu dasar yang harus dikuasai oleh manusia, terutama siswa. Di Indonesia, matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang penting untuk dipelajari, hal ini terbukti dengan adanya mata pelajaran matematika pada setiap jenjang pendidikan baik pendidikan dasar maupun pendidikan menengah. 229

230 Journal On Education, Volume 01, No. 02, Februari, hal. 229-237 Menurut National Council of Teacher Mathematics atau NCTM (2000) terdapat lima kompetensi dalam pembelajaran matematika, yaitu: pemecahan masalah matematis (mathematical problem solving), komunikasi matematis (mathematical communication), penalaran matematis (mathematical reasoning), koneksi matematis (mathematical connection), dan representasi matematis (mathematical representation). Kelima kompetensi tersebut sangat diperlukan untuk kehidupan siswa sehingga menjadi warga Negara yang kreatif dan bermanfaat sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Mengingat pentingnya peranan matematika, upaya untuk meningkatkan sistem pengajaran matematika selalu menjadi perhatian, khususnya bagi pemerintah dan ahli pendidikan matematika. Salah satu upaya nyata yang telah dilakukan pemerintah terlihat pada penyempurnaan kurikulum matematika. Misalnya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dijelaskan bahwa pembelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan, diantaranya (1) Memahami konsep matematika, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, table, diagram atau media lain, (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan (Depdiknas, 2006). Dari uraian diatas, terlihat bahwa kemampuan pemecahan masalah penting dikuasai dalam pembelajaran matematika. Di dalam pendidikan, kemampuan pemecahan masalah perlu dimiliki siswa agar mereka dapat menggunakannya secara luwes baik untuk belajar matematika maupun untuk menghadapi masalah-masalah lain. Dalam rangka meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika telah banyak upaya dilakukan untuk memperbaiki aspek-aspek yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, evaluasi, juga terhadap kualifikasi guru. Hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab semua unsur-unsur pendidikan termasuk guru. Menurut Hendriana dan Sumarmo (2017) indikator kemampuan pemecahan masalah matematik sebagai berikut : 1) Mengidentifikasi data diketahui, data ditanyakan, kecukupan data untuk pemecahan masalah. 2) Mengidentifikasi strategi yang dapat ditempuh. 3) Menyelesaikan model matematika disertai alasan 4) Memeriksa kebenaran solusi yang diperoleh Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti mengambil indikator pemecahan masalah matematik tersebut adalah (1) Mengidentifikasi data diketahui, data ditanyakan, kecukupan data untuk pemecahan masalah; (2) Mengidentifikasi strategi yang dapat ditempuh; (3) Menyelesaikan model matematika disertai alasan; (4) Memeriksa kebenaran solusi yang diperoleh.

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL, Rima Rismawati, Luvy Sylviana Zanthy 231 METODE Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah 20 orang Siswa kelas VIII di salah satu SMP di Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematik pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Instrumen yang digunakan berupa soal uraian sebanyak Empat soal, uji coba instrumen dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Setelah itu agar memilki validitas empiris soal-soal tersebut diuji cobakan dan kemudian dihitung validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukarannya. Selain itu dihitung juga banyak siswa yang menjawab benar dan persentasenya untuk mengetahui tingkat kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dalam menyelesaikan soal tes kemampuan pemecahan masalah pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Dalam perhitungan persentase jawaban benar akan dikualifikasikan menjadi lima kategori yaitu, sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah berdasarkan Syah (1999) sebagai berikut : Tabel 1. Kategori Persentase Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah Tingkat Penguasaan Kriteria 81% 100% Sangat Tinggi 61% 80% Tinggi 41% 60% Sedang 21% 40% Rendah 0 % 20% Sangat Rendah HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu kelas VIII SMP di Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat. Data hasil penelitian ini yaitu berupa hasil belajar siswa yang pengumpulan datanya menggunakan instrumen soal tes berupa uraian sebanyak empat soal. Data tes diperoleh dari analisis jawaban siswa berdasarkan acuan pedoman penskoran kemampuan pemecahan masalah matematik. Mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dalam menyelesaikan soal pada materi pola bilangan. Pada tiap soal meliputi seluruh indikator, sehingga 1 soal terdiri dari 4 tahapan berupa pertanyaan.

232 Journal On Education, Volume 01, No. 02, Februari, hal. 229-237 a. Pemahaman, ini memuat indikator mengidentifikasi data diketahui, data ditanyakan, kecukupan data untuk pemecahan masalah. b. Transformasi, ini memuat indikator mengidentifikasi strategi yang dapat ditempuh. c. Keterampilan Proses, ini memuat indikator menyelesaikan model matematika disertai alasan. d. Penyimpulan, ini memuat indikator memeriksa kebenaran solusi yang diperoleh Berikut tabel hasil jawaban siswa tiap butir soal dan persentasinya. Tabel 2. Persentase Jawaban Siswa pada Soal No. 1 Tahap Benar % Salah % Pemahaman 15 75 5 25 Transformasi 13 65 7 35 Keterampilan Proses 5 25 15 75 Penyimpulan 1 5 19 95 Persentase 42,5 % 57,5 % Berdasarkan tabel 2 tersebut, siswa yang menjawab benar pada soal no 1 sebanyak 42,5 % Tabel 3. Persentase Jawaban Siswa pada Soal No. 2 Tahap Benar % Salah % Pemahaman 10 50 10 50 Transformasi 5 25 15 75 Keterampilan Proses 2 10 18 90 Penyimpulan 2 10 18 90 Persentase 23,75 % 76,25% Berdasarkan tabel 3 tersebut, siswa yang menjawab benar pada soal no 2 sebanyak 23,75 % Tabel 4. Persentase Jawaban Siswa pada Soal No. 3 Tahap Benar % Salah % Pemahaman 10 50 10 50 Transformasi 10 50 10 50 Keterampilan Proses 3 15 17 85 Penyimpulan 1 5 19 95 Persentase 30 % 70 %

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL, Rima Rismawati, Luvy Sylviana Zanthy 233 Berdasarkan tabel 4 tersebut, siswa yang menjawab benar pada soal no 3 sebanyak 30 % Tabel 5. Persentase Jawaban Siswa pada Soal No. 4 Tahap Benar % Salah % Pemahaman 8 40 12 60 Transformasi 10 50 10 50 Keterampilan Proses 2 10 18 90 Penyimpulan 4 20 16 80 Persentase 30 % 70 % Berdasarkan tabel 5 tersebut, siswa yang menjawab benar pada soal no 4 sebanyak 30 % Melihat rata-rata presentase dari semua indikator tiap butir soal, maka hasil perhitungan persentase pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematik dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini: Tabel 6. Persentase Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Indikator Persentase Kriteria Mengidentifikasi data diketahui, data ditanyakan, kecukupan data untuk 53,75 % Sedang pemecahan masalah Mengidentifikasi strategi yang dapat ditempuh 47,5 % Sedang Menyelesaikan model matematika disertai alas an 15 % Sangat Rendah Memeriksa kebenaran solusi yang diperoleh 10 % Sangat Rendah Berdasarkan hasil perhitungan persentase dari keempat indikator, siswa banyak menjawab benar pada indikator mengidentifikasi data diketahui, data ditanyakan, kecukupan data untuk pemecahan masalah sebesar 53,75 % lalu diikuti oleh indikator mengidentifikasi strategi yang dapat ditempuh, menyelesaikan model matematika disertai alasan, dan memeriksa kebenaran solusi yang diperoleh. Ini menunjukkan bahwa tahapan penyelesaian soal saling berkaitan dan semakin sukar untuk diselesaikan. Kemampuan siswa pada indikator penyelesaian model matematika dan kesimpulan mendapat persentasi yang paling rendah yakni 15 % dan 10 %. Ini sejalan dengan hasil penelitian Aisyah, dkk. (2018) yang menyatakan bahwa Pada soal indikator penyelesaian model matematika dan kesimpulan, siswa tidak mampu memberikan jawaban apa yang diinginkan, hal ini

234 Journal On Education, Volume 01, No. 02, Februari, hal. 229-237 disebabkan karna siswa tidak dapat membuat model matematika dan siswa belum pernah memperoleh soal seperti soal tersebut. Sedangkan Putra, dkk. (2018) Siswa belum terbiasa mengerjakan soal-soal pemecahan masalah sehingga sulit memahami informasi pada soal. Siswa perlu dilatih mengerjakan soal-soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi agar kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dapat berkembang dengan baik. SOAL NO 1 Harga 1 kg beras dan 4 kg minyak goreng Rp. 14.000,00. Sedangkan harga 2 kg beras dan 1 kg minyak goreng Rp. 10.500,00. Tentukan : a. Data apa saja yang diketahui dari permasalahan di atas? Cukupkah data yang diketahui untuk menentukan harga sebuah beras dan minyak goreng? Lengkapi data yang diketahui jika belum cukup! b. Buatlah model matematika dari permasalahan di atas dan tuliskan strategi kamu dalam menentukan harga sebuah beras dan minyak goreng! c. Berapa harga 1 kg beras dan 1 kg minyak goreng? d. Periksa kembali hasil jawabanmu! Jawaban : Gambar 1. Jawaban salah satu siswa pada no 1 Jawaban siswa pada gambar 1 menunjukan bahwa siswa dapat mengerjakan soal namun hasil yang diperoleh kurang tepat. Siswa salah dalam menghitung metode, yang harusnya menghitung dengan cara substitusi tetapi siswa menjawab dengan metode eliminasi. Hal tersebut menunjukan

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL, Rima Rismawati, Luvy Sylviana Zanthy 235 bahwa kemampuan siswa pada tahap menyelesaikan model matematika disertai alasan masih kurang. Berdasarkan hasil persentasi, siswa yang menjawab benar pada soal nomor 1 sebanyak 42,5 %. Hal tersebut menandakan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada soal ini rendah. SOAL NO 2 Umur sani 7 tahun lebih tua dari umur ari. Sedangkan jumlah umur mereka adalah 43 tahun. Tentukan: a. Data apa saja yang diketahui dari permasalahan di atas? Cukupkah data yang diketahui untuk menentukan masing-masing umur sani dan umur ari? Lengkapi data yang diketahui jika belum cukup! b. Buatlah model matematika dari permasalahan di atas dan tuliskan strategi kamu dalam menentukan masing-masing umur sani dan umur ari! c. Berapa masing-masing umur sani dan umur ari? d. Periksa kembali hasil jawabanmu! Jawaban : Gambar 2. Jawaban salah satu siswa pada soal no 2 Jawaban siswa dari gambar 2 menunjukan bahwa siswa dapat mengerjakan soal namun hasil yang diperoleh kurang tepat. Hal tersebut menunjukan bahwa kemampuan siswa pada tahap menyelesaikan model matematika disertai alasan masih kurang. Siswa juga belum mampu dalam

236 Journal On Education, Volume 01, No. 02, Februari, hal. 229-237 menyimpulkan atau memeriksa kebenaran solusi yang diperoleh, terbukti siswa tersebut hanya mengisi sesuai pada soal bagian d tentang arahan untuk mengecek kembali hasil jawaban. Berdasarkan hasil persentasi, siswa yang menjawab benar pada soal nomor 2 sebanyak 23,75 %. Hal tersebut menandakan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada soal ini rendah. SOAL NO 3 Empat tahun yang lalu umur pak Bowo delapan kali umur anaknya. 8 tahun dari sekarang, 4 kali umur pak Bowo sama dengan 11 kali umur anaknya. Berapakah umur pak Bowo dan umur anaknya sekarang? Jawaban : Gambar 3. Jawaban salah satu siswa pada soal no 3 Jawaban siswa pada soal nomor 3 sebagian siswa belum dapat memahami soal dengan benar. Pada indikator memilih dan menyelesaikan model matematika disertai alasan atau keterampilan proses persentase sebesar 15 %, ini menunjukan pada indikator tersebut kemampuan siswa sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum dapat berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan persentase siswa yang menjawab benar soal ini sebesar 30 %. SOAL NO 4 Sebidang tanah milik Pak Riko berbentuk persegipanjang dengan kelilingnya sebesar 84 m. jika selisih panjang dan lebarnya adalah 6 m, tentukanlah ukuran tanah itu? Jawaban : Gambar 4. Jawaban Salah Satu Siswa Pada Soal No 4

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL, Rima Rismawati, Luvy Sylviana Zanthy 237 Jawaban siswa pada soal nomor 4 siswa kebingungan dalam mengerjakan soal tersebut. Meskipun siswa sudah dapat merumusan strategi namun siswa tidak dapat menyelesaikannya karena pada jawaban tersebut dibutuhkan metode eliminasi dan substitusi. Berdasarkan persentase siswa yang menjawab benar soal ini sebesar 10 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum dapat berpikir tingkat tinggi. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian kemampuan pemecahan masalah matematik siswa SMP Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel masih rendah. Adapun presentasenya sebagai berikut untuk indikator mengidentifikasi unsur yang diketahui, ditanyakan dan kecukupan unsur merupakan yang tertinggi yaitu 53,75 % menandakan sebagian siswa mampu mengidentifikasi unsur yang diketahui, ditanyakan dalam soal tersebut, indikator mengidentifikasi strategi yang dapat ditempuh 47,5 %, indikator menyelesaikan model matematika disertai alasan sebesar 15 %, dan yang terendah ada pada indikator memeriksa kebenaran solusi yang diperoleh 10 %. Pada soal indikator tersebut siswa tidak mampu memberikan jawaban apa yang diingikan, hal ini disebabkan karena siswa kurang memahami soal. Sehingga kemampuan siswa pada indikator menyimpulkan atau pengecekan kembali hasil jawaban masih sangat rendah. DAFTAR PUSTAKA Azizah, Aida, Ani Nur Aeni, and M Maulana. 2017. Pengaruh Pendekatan Problem-Centered Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Disposisi Matematis Siswa. Jurnal Pena Ilmiah 2: 861 70. http://ejournal.upi.edu/index.php/penailmiah/article/download/11222/6844. Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Hendriana, H., Rohaeti, E. E., dan Sumarmo, U. (2017). Hard Skills dan Soft Skills Matematik Siswa. Bandung: PT Refika Aditama. National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) (1995). Principles and Standards for School Mathematics. Reston: (VA: Authur. http://educare.e-fkipunla.net Diakses: 12 Mei 2014). Putra, H. D., Thahiram, N. F., Ganiati, M., & Nuryana, D. (2018). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP pada Materi Bangun Ruang. JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika), 6(2), 82 90. Retrieved from http://journal.unipma.ac.id/index.php/jipm Syah, Muhibbin. (1999). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.