BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Soenarjo, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag RI, 2003), hlm.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. istilah tersebut adalah pendidikan dan pengajaran. Pengajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, lahir dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

BAB I PENDAHULUAN. Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul-rasul

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dari ajaran agama Islam, diwahyukan Allah melalui malaikat Jibril kepada nabi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. pada masa Rasululah, hingga masa sekarang. memahami dan dapat mengamalkan isi dari Al Quran. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini, karena tiada ilmu yang lebih utama untuk dipelajari oleh umat

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah.

BAB I PENDAHULUAN. situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. 1. sangat penting artinya dalam proses pendidikan, karena dia yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an ialah kitab suci yang merupakan sumber utama bagi ajaran

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. I, Pasal 1, Ayat 1. 3 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, cet. 5 (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 21.

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. jalan bagi pertumbuhannya dalam segala aspek spritual, imajinatif (kreativitas),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-nas. Sebagai pedoman bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dan bacalah Al-Qur an dengan tartil (baik tajwid dan makhrojnya). (QS.Al-Muzammil 73 : 4)

AL QUR AN SEBAGAI PEDOMAN BAGI MANUSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. disisi Tuhan-Nya, dan untuk berpacu menjadi hamba-nya yang menang di

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Ayat Al-Qur an yang ditulis dalam bahasa Arab kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. diyakini oleh setiap orang mukmin. Beriman kepada kitab Allah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik. kedewasaan dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya.

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama Islam bertugas mempertahankan, menanamkan, dan

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. SWT yang isinya mencakup segala pokok-pokok syariat yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sejumlah pengalaman dari seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. diwajibkan untuk mempelajari mendalami serta mengamalkannya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk beramal salah yaitu dengan. membawanya. Banyak hadits-hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan kitab suci bagi umat Islam, karena ini menjadi

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Adopratama, 2011, hal Depdiknas, Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No. 20

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan berpendidikan. Sebagaimana firman Allah Q.S al-mujadalah: 11 yang. beriman dan berilmu. 1

BAB I PENDAHULUAN. haliniberdasarkanpendapat yang telahdikemukakanolehsahabat Umar bin Khattab. Dan padakesempatanlainseorangpenyairpernahberkata:

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat

BAB I PENDAHULUAN. peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Alquran adalah sumber utama dalam syariat Islam. Alquran telah

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAGI SISWA KELAS IV MI AL-MUJAHIDIN GUMALAR ADIWERNA TEGAL.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di masa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an dikenal oleh manusia dari berbagai ciri dan sifatnya, salah satu sifat al-qur an adalah Ar-Rahmah yang berarti kerahmatan. Allah menyifatkan al-quran sebagai rahmat karena al-qur an membawa rahmat kepada orang mukmin yang senantiasa membaca, mempelajari dan mengamalkan isi kandungannya. Ciri al-qur an adalah dijamin keaslian dan kemurniannya oleh Allah SWT. Sifat keaslian dan kemurnian al- Qur an ini tidak dimiliki oleh kitab-kitab suci seperti zabur, taurat, dan injil. Kemurnian al-qur an senantiasa terjaga sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, hingga sampai hari kiamat. Lafallafal al-qur an, baik redaksi maupun ayat-ayatnya mengandung keindahan, kenikmatan dan kemudahan bagi orang yang mau mempelajarinya, serta memudahkan bagi orang yang bersungguhsungguh untuk menghafal dan menyimpan al-qur an dalam hatinya. 1 Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-hijr ayat 9: 1 Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Madiun : Jaya Star Nine, 2014), hlm. 342 1

2 ا ن ح ن ن ن حز ل نحا الذ ك ح ر ح و ا ن لحه حل حاف ظ وحن Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-qur an dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. al- Hijr/15: 9). 2 Al-Qur an surat al-hijr ayat 9 meyakinkan kepada orangorang beriman akan kemurnian al-qur an. Bukan berarti umat Islam terlepas dari tanggung jawab dan kewajiban untuk memelihara kemurniannya dari upaya pemalsuan ayat-ayat al- Qur an. Oleh karena itu, menghafal al-qur an menjadi penting bagi umat Islam dengan empat alasan. Pertama, al-qur an diturunkan, diterima dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW secara hafalan. Kedua, Hikmah diturunkannya al-qur an secara berangsur-angsur merupakan isyarat dan dorongan kepada umat Islam untuk menghafalnya. Ketiga, Aplikasi dari al-qur an surat al-hijr ayat 9, Allah SWT menjamin pemeliharaan terhadap kemurnian al-qur an. Namun tugas operasional secara nyata dilakukan oleh umat Islam sebagai wujud dari tanggung jawab pemiliknya. Keempat Menghafal al-qur an hukumnya Fardu Kifayah. Artinya, penghafal al-qur an tidak boleh kurang dari jumlah mutawattir sehingga tidak ada kemungkinan pemalsuan dan perubahan terhadap ayat suci al-qur an. 2 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Surabaya: Duta Ilmu, 2006), hlm. 356

3 Berdasarkan empat alasan memelihara kemurnian al-qur an dari upaya pemalsuan maka menghafal al-qur an hukumnya fardu kifayah bagi umat Islam. Umat Islam harus memelihara dan merawat kesucian ayat-ayat suci al-qur an, baik dengan ingatan dan terlebih lagi dengan perilakunya. 3 Mata pelajaran al-qur'an hadits di Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah salah satu mata pelajaran pendidikan agama Islam yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-qur'an hadits dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-qur'an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadits-hadits tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan. 4 Kemampuan dalam menghafal al-qur an hadits bagi umat Islam adalah kemampuan yang sangat baik untuk dimiliki. Sebagaimana yang telah diketahui ketika shalat, seorang muslim wajib untuk menghafal ayat-ayat al-qur an. Karena membaca al- Qur an, terutama surat Al-Fatihah, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari shalat. Membaca ayat-ayat al-qur an dalam shalat harus bisa dipahami bukan dalam pengertian tekstual saja, akan 3 Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Madiun : Jaya Star Nine, 2014), hlm. 343 4 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 000912 Tahun 2013 Tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah hlm 37

tetapi membaca berdasarkan hafalan yang tertanam kuat dalam memori. 5 Usia untuk menghafal al-qur an tidak ada batasnya, akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat usia seseorang memang berpengaruh terhadap keberhasilan menghafal al-qur an. Seseorang penghafal yang berusia relatif muda akan lebih potensial daya serap dan resapnya terhadap materi-materi yang dibaca atau dihafal, didengarnya dibandingkan orang-orang yang berusia lanjut. Usia dini (anak-anak) lebih mempunyai daya rekam yang kuat terhadap sesuatu yang dilihat, didengar atau dihafal. 6 Pepatah Arab yang mengatakan: 4 احلت ح عل م ف الص غحار حكاالن ف ش لى ال ح ح جر ح والت ح عل م ف ال ك ح ب حكاالن ف ش ح علحى ال ح ما ء ح ح ع Belajar di waktu kecil bagaikan mengukir diatas batu, sedang belajar pada usia sesudah dewasa bagaikan mengukir diatas air 7 Pepatah Arab dalam kitab Adabud Dunya Wa ad-din tersebut menunjukan bahwa usia dini potensi intelegensi, daya serap dan daya ingat hafalannya bagus serta masih memungkinkan 5 Ahmad Lutfi, Pembelajaran Al-Qur an dan Hadist, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), hlm. 166 6 Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an, (Jakarta : Bumi Aksara, 2005 ), hlm. 56 7 Imam Al Mawardi, Adabud Dunya Wa Ad-din, (Lebanon: Darul Kutub Ilmiah, 1991), hlm. 38

5 akan mengalami perkembangan dan peningkatan secara maksimal, karena masih berproses menuju kesempurnaan, sedangkan orang yang sudah melewati masa dewasa potensi dan daya ingatnya cenderung mengalami penurunan. 8 Oleh karena itu pemakaian metode yang tepat sangat membantu terhadap keberhasilan materi yang akan disampaikan. Oleh karena itu metode harus dipilih sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Karena tidak ada suatu metode yang paling baik untuk semua materi, maka pemakaian metode harus disesuaikan dengan materi masing-masing. 9 Metode pembelajaran yang dipilih dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan operasional pembelajaran. Metode merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam hal ini, metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil pembelajaran sehingga apa yang telah direncanakan bisa diraih dengan sebaik dan semudah mungkin. Guru juga senantiasa dituntut untuk mampu menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif serta dapat memotivasi peserta didik dalam belajar mengajar yang akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi hasil belajar secara 8 Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an, (Jakarta : Bumi Aksara, 2005 ), hlm. 57 9 Fatah Syukur, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Semarang : AKFI media, 2009), hlm. 21

6 optimal. Guru harus dapat menggunakan strategi tertentu dalam pemakaian metodenya sehingga dia dapat mengajar dengan tepat, efektif dan efisien untuk membantu meningkatkan kegiatan belajar serta memotivasi siswa untuk belajar dengan baik. Suatu metode bisa dikatakan efektif jika prestasi belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat. Hasil pembelajaran yang baik haruslah bersifat menyeluruh, artinya bukan hanya sekedar penguasaan pengetahuan sematamata, tetapi juga tampak dalam perubahan sikap dan tingkah laku secara terpadu. 10 Hasil belajar yang maksimal dapat dihasilkan dengan memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar peserta didik tersebut. Faktor dari dalam diantaranya intelegensi, kesehatan peserta didik, minat peserta didik untuk mengikuti pelajaran. Faktor dari luar diantaranya keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat sekitar dan pendekatan belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Seorang guru dapat memilih metode yang tepat dalam pembelajaran al-qur an hadits yang sebagian besar materinya berupa hafalan surat-surat pendek atau hadits. Jika dalam pembelajaran al-qur an hadits menggunakan metode yang kurang tepat maka peserta didik akan merasa terbebani atau malas ketika mendapat tugas untuk menghafal surat-surat pendek. 10 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem, (Semarang : RaSAIL Media Group, 2009), hlm. 18

7 Pembelajaran al-qur an hadits terutama menghafal suratsurat pendek adalah pembelajaran yang peserta didiknya diminta untuk menghafalkan sendiri-sendiri. Hal tersebut membuat peserta didik kurang mampu menghafal dengan baik serta kurang mengembangkan semangat dan kemampuan belajar peserta didik. Oleh karena itu seorang guru dalam pembelajaran al-qur an hadits untuk tingkat madrasah ibtidaiyah tidak hanya menerapkan metode ceramah saja tetapi bisa menerapkan atau mencoba metode yang lain dalam pembelajaran al-qur an hadits atau menggabungkan metode ceramah dengan metode yang lain. Metode yang digunakan dalam pembelajaran al-qur an hadits materi menghafal surat-surat pendek di MI Ihsaniyah peserta didiknya diminta untuk menghafal secara individu hal ini menyebabkan peserta didik malas untuk menghafal dan ketika sudah hafal ada sebagian peseta didik yang ketika menghafal makhraj dan tajwidnya kurang tepat. Untuk dapat menghafal suratsurat pendek dengan baik dan bersifat kontinyu, salah satu yang bisa dilakukan adalah menerapkan metode drill. Metode drill merupakan suatu teknik yang dapat diartikan dengan suatu cara mengajar peserta didik melaksanakan latihan-latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. 11 Latihan dimaksudkan agar mengetahui kecakapan peserta didik dalam memahami pelajaran 11 Roestiiyah NK, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 12

8 yang diajarkan. Sedangkan ulangan adalah sekedar untuk mengukur daya serap peserta didik dalam pelajaran tersebut. 12 Dengan menggunakan metode drill materi yang disampaikan kepada peserta didik dapat dipahami dengan mudah dan efisien. Karena, dengan mengulang-ulang kata yang sama, kata tersebut semakin kuat menancap dalam memori otak peserta didik. 13 Dengan metode pair check ini menerapkan pembelajaran kooperatif yang menuntun kemandirian dan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan persoalan. Metode ini juga meningkatkan kerjasama antar peserta didik dan melatih peserta didik berkomunikasi dengan baik dengan teman sebangkunya. 14 Berdasarkan persoalan tersebut peneliti mencoba mencari metode yang efektif yang digunakan untuk pembelajaran al- Qur an hadits materi menghafal surat-surat pendek. Untuk itu dari peneliti ingin meneliti persoalan tersebut dengan mengangkat judul Efektivitas Penggunaan Metode Drill dan Metode Pair Check terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Al- Qur an Hadits Materi Menghafal Surat Al-Insyiroh Kelas IV di MI Ihsaniyah 02 Kaligangsa Kota Tegal Tahun Pelajaran 2015/2016 12 Zakiyah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama,(Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 306 13 Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta : Jaya Star Nine, 2014), hlm. 179 14 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hlm. 211

9 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran al- Qur an hadits materi menghafal surat al-insyiroh kelas IV di MI Ihsaniyah 2 dengan menggunakan metode driil? 2. Bagaimana hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran al- Qur an hadits materi menghafal surat al-insyiroh kelas IV di MI Ihsaniyah dengan menggunakan metode pair check? 3. Adakah perbedaan hasil belajar pada mata pelajaran al- Qur an hadits materi menghafal surat al-insyiroh antara kelas yang menggunakan metode drill dengan kelas yang menggunakan metode pair check? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dalam peniliti ini adalah : a. Mengetahui hasil belajar peserta didik yang pembelajarannya menggunakan metode drill mata pelajaran al-qur an hadits materi menghafal surat al- Insyiroh kelas IV di MI Ihsaniyah 02 Kaligangsa Kota Tegal. b. Mengetahui hasil belajar peserta didik yang pembelajarannya menggunakan metode pair check mata pelajaran al-qur an hadits materi menghafal surat

10 al-insyiroh kelas IV di MI Ihsaniyah 02 Kaligangsa Kota Tegal. c. Mengetahui perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang pembelajarannya menggunakan metode drill dan metode pair check mata pelajaran al-qur an hadits materi menghafal surat al-insyiroh kelas IV di MI Ihsaniyah 2 Kaligangsa Kota Tegal. 2. Manfaat Penelitian 1. Bagi peserta didik: untuk mempermudah menyerap materi khususnya pada pelajaran al-qur an hadits materi menghafal surat al-insyiroh. 2. Bagi guru: sebagai masukan untuk menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan efektif sebagai penunjang proses pembelajaran agar materi pelajaran mudah dipahami. 3. Bagi lembaga: penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi lembaga pendidikan yang diteliti untuk meningkatkan mutu pendidikan. 4. Bagi peneliti: memperoleh pengetahuan serta peningkatan kemampuan dalam menerapkan metode drill dan metode pair check, sehingga bermanfaat bagi peneliti ketika terjun langsung ke dunia pendidikan.