BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 127 Tahun 2018 Seri E Nomor 71 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 127 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN DOMAIN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 28 TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1338 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SRAGEN

2018, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tr

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transa

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan.

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2016 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 24 Tahun 2015 Seri E Nomor 16 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 36 Tahun 2017 Seri E Nomor 27 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 57 Tahun : 2016

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK

2017, No Badan SAR Nasional Nomor PK. 15 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga atas Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional (Berita Negara R

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 28 Tahun 2015 Seri E Nomor 18 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 034 TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI PEMERINTAHAN KOTA BOGOR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

GUBERNUR SULAWESI SELATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 41

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT)

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2015 Seri E Nomor 3 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 29 Tahun 2014 Seri E Nomor 24 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 68 TAHUN2016

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 11 Tahun 2015 Seri E Nomor 7 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 53 TAHUN 2016

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 16 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PENYELENGGARAAN PERSANDIAN UNTUK PENGAMANAN INFORMASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI BOGOR PERATURAN BUPATI BOGOR

WALIKOTA YOGYAKARTA PR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAAR PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LAHAT PERATURAN BUPATI LAHAT NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 75

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PROVINSI J A W A T E N G A H N O M O R ^ T A H U N K O M U N I K A S I D A L A M P R O S E S P E M E R I N T A H A N (E-GOVERNMENT)

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 51 Tahun : 2016

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI SERTIFIKASI ELEKTRONIK

bahwa berdasarkan pertimbangan publik informasi yang cepat dan akurat sehingga perlu

WALIKOTA PAGAR ALAM PROPINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR: TAHUN 2016 WALIKOTA PAGAR ALAM

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK

2018, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Neg

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 3 Tahun 2015 Seri E Nomor 3 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI JOMBANG NOMOR 30 TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KETERBUKAAN

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 91 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENGOLAHAN DATA TELEMATIKA KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH. Jakarta, 11 Februari 2009

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKAREPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG AUDIT PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG

TENTANG : TUGAS, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DINAS KOMUNIKASI, STATISTIK DAN PERSANDIAN.

Transkripsi:

SALINAN BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 127 Tahun 2018 Seri E Nomor 71 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 127 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN DOMAIN Diundangkan dalam Berita Daerah Kota Bogor Nomor 71 Tahun 2018 Seri E Tanggal 31 Desember 2018 SEKRETARIS DAERAH KOTA BOGOR, Ttd. ADE SARIP HIDAYAT Pembina Utama Madya NIP. 19600910 198003 1 003

Wali Kota Bogor Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 127 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN DOMAIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa domain yang berada pada perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Bogor perlu di kelola dengan baik dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Wali Kota tentang Pengelolaan Domain; 1

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 251, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5952); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 2

5. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pedoman dan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 245); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 189, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5348); 8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 41/Per/Men.Kominfo/11/2007 tentang Panduan Umum Tata Kelola TIK Nasional; 9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 29 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi dan Informatika (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 29 Seri E); 10. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2016 Nomor 1 Seri D); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALI KOTA TENTANG PENGELOLAAN DOMAIN. 3

BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Pengertian Pasal 1 Dalam Peraturan Wali Kota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Bogor. 2. Wali Kota adalah Wali Kota Bogor. 3. Pemerintah daerah adalah Wali Kota sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom Kota Bogor. 4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Wali Kota dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. 5. Dinas adalah unsur pembantu kepala daerah dalam penyelenggaraan urusan bidang komunikasi, informatika, statistik, dan persandian. 6. e-government adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah. 7. Komunikasi adalah penyampaian informasi dari 1 (satu) pihak ke pihak yang lain melalui media perantara yang bersifat elektronik maupun non elektronik. 8. Informatika adalah pemanfaatan perangkat berkemampuan komputasi untuk mengumpulkan data, memproses dan menyimpan hasil pemrosesan data, serta menampilkannya dalam bentuk informasi dalam pengelolaan informasi, termasuk dalam pemrosesan, pengarsipan, dan penyebaran informasi. 4

9. Teknologi Informasi dan Komunikasi yang selanjutnya disingkat TIK adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan data dan informasi dengan menggunakan perangkat komputer. 10. Penyelenggara Teknologi Informasidan Komunikasi (TIK) adalah perangkat daerah, badan usaha, organisasi profesi, lembaga profesi yang menyediakan, mengelola, dan/atau mengoperasikan sistem informasi secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama kepada pengguna sistem informasi untuk keperluan dirinya dan/atau keperluan pihak lain. 11. Tatakelola e-government adalah sumberdaya TIK berupa perencanaan, kebijakan, prosedur, anggaran, kelembagaan, audit dan mekanisme pelaksanaan pekerjaan terkait TIK. 12. Sistem informasi e-government adalah sumberdaya TIK berupa data, informasi dan perangkat lunak. 13. Infrastruktur e-government adalah sarana dan prasarana TIK berupa perangkat keras, kabel jaringan, ruang data center, server, storage, hub, router, laptop, desktop, perangkat copy dan cetak. 14. Rencana Induk Pengembangan adalah hasil program kegiatan yang diharapkan pada bidang tatakelola, sistem informasi, dan infrastruktur. 15. Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. 16. Wali Data adalah pimpinan perangkat daerah yang memiliki data sesuai tugas dan fungsinya. 17. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP adalah serangkaian intruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan. 5

18. Transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya. 19. Sertifikat elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat tanda tangan elektronik dan identitas yang menunjukkan status subjek hukum para pihak dalam transaksi elektronik yang dikeluarkan oleh penyelenggara sertifikasi elektronik. 20. Domain adalah sebuah string pengenal yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah server seperti web server atau mail server pada sebuah jaringan komputer ataupun internet agar mudah untuk diakses oleh user. 21. Domain adalah wilayah, daerah, dan ranah. 22. Nama domain (domain name) adalah nama unik yang diberikan untuk mengidentifikasi nama server komputer seperti web server atau email server di jaringan komputer ataupun internet. Nama domain berfungsi untuk mempermudah pengguna di internet pada saat melakukan akses ke server, selain juga dipakai untuk mengingat nama server yang dikunjungi tanpa harus mengenal deretan angka yang rumit yang dikenal sebagai alamat IP (Internet Protocol Address). Bagian Kedua Maksud dan Tujuan Pasal 2 Pengaturan pengelolaan domain dimaksudkan untuk memberikan pedoman bagi penyelenggaraan sistem elektronik oleh pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi, akuntabilitas, pemerintah daerah pemanfaatan TIK pada tatakelola pemerintah daerah. Pasal 3 Pengaturan pengelolaan domain bertujuan: a. mewujudkan integrasi, sinkronisasi, dan sinergi penyelenggaraan e-government menuju tata pemerintahan yang baik dan benar berbasis TIK; b. mengoptimalkan pelayanan publik dan non pelayanan publik; 6

c. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan; dan d. mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam implementasi e-government. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 4 Ruang lingkup pengelolaan domain, meliputi: a. perencanaan; b. kebijakan; c. kelembagaan; d. sistem elektronik; e. infrastruktur TIK; dan f. pembiayaan. BAB III PERENCANAAN Pasal 5 (1) Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a berbentuk rencana strategis (renstra) pengembangan e-government yang mengacu pada rencana pembangunan daerah. (2) Perencanaan, pembangunan, penerapan, pengembangan dan evaluasi dilakukan dengan melibatkan setiap perangkat daerah sesuai dengan tugas, fungsi, dan kebutuhan masing-masing e-government sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang komunikasi dan informatika dengan melibatkan setiap perangkat daerah dalam memberikan informasi kebutuhan TIK sesuai tugas dan fungsinya. 7

(3) Rencana Induk Pengembangan e-government berlaku 5 (lima) tahun dan setiap tahun ditinjau ulang kembali. BAB IV KEBIJAKAN Pasal 6 (1) Perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang komunikasi dan informatika merumuskan kebijakan operasional penerapan e-government kebijakan operasional merupakan standar atau panduan yang digunakan untuk menjalankan operasional e-government berupa SOP. (2) Perangkat daerah harus menggunakan kebijakan operasional sebagai panduan penerapan SOP e-government sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat oleh masing-masing perangkat daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Setiap perangkat daerah mengembangkan kebijakan operasional sebagai tambahan terkait dengan tugas dan fungsi spesifik dari masing-masing perangkat daerah sejauh tidak bertentangan dengan kebijakan operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan tidak bertentangan dengan peraturan perundangan. BAB V KELEMBAGAAN Pasal 7 (1) Perangkat daerah penyelenggara e-government memiliki sumber daya manusia atau Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksana teknis dengan kompetensi TIK. (2) Pelaksana teknis sebagamana dimaksud pada ayat (1) dapat dibantu oleh tenaga non-asn sesuai dengan standar kompetensi yang dibutuhkan. 8

(3) Pengembangan sumber daya manusia TIK di setiap perangkat daerah dilakukan dengan cara antara lain: a. menaikkan jenjang pendidikan formal; b. bimbingan teknis; atau c. pendidikan dan latihan. (4) Penyelenggaraan pengembangan sumber daya manusia TIK di setiap perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan oleh perangkat daerah yang menyelenggarakan fungsi penunjang bidang kepegawaian, pendidikan, dan pelatihan. (5) Dalam hal promosi ataupun mutasi pada setiap sumber daya manusia TIK di perangkat daerah, pimpinan perangkat daerah menjamin keberlangsungan sistem melalui SOP. Pimpinan perangkat daerah memastikan keberlangsungan penyelenggaraan e-government melalui serah terima tugas tanggung jawab pengetahuan serta keterampilan. BAB VI SISTEM ELEKTRONIK Pasal 8 Perangkat daerah menyelenggarakan sistem elektronik sesuai tugas, fungsi dan kewenangannya membangun, dan memiliki sistem informasi sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 9 (1) Setiap perangkat daerah wajib melayani permintaan data dan informasi yang dimilikinya kepada perangkat daerah lain dalam bentuk interoperabilitas ataupun bentuk lainnya. (2) Setiap perangkat daerah sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangannya dapat berfungsi sebagai Wali Data. Data yang diberikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan kesepakatan para pihak, kesesuaian dengan SOP atau atas perintah Wali Kota. 9

(3) Perangkat daerah dilarang membuat data sejenis yang dimiliki oleh Wali Data. (4) Setiap perangkat daerah menjaga keamanan, kerahasiaan, keterkinian, akurasi, kehandalan, serta keutuhan data dan informasi, baik yang dimilikinya maupun data milik Wali Data lain yang dimanfaatkannya. (5) Seluruh data dan informasi disimpan dan diamankan di dalam pusat data yang dikelola oleh Dinas. (6) Setiap perangkat daerah tidak mempunyai hak dan kewenangan melakukan akses data yang belum diatur tanpa izin dari Wali Data dan Wali Kota. (7) Pimpinan perangkat daerah mengajukan surat permohonan pemanfaatan data kepada Sekretaris Daerah dan ditembuskan kepada Wali Data dengan melampirkan surat pernyataan untuk melindungi kerahasiaan dan tidak menyalahgunakan data. (8) Izin sebagaimana dimaksud dalam butir 6 berbentuk surat permohonan pemanfaatan data sebagaimana dimaksud pada pasal 7 paling sedikit memuat: a. penanggung jawab; b. unit kerja; c. maksud, tujuan, kegunaan; dan d. jenis dan bentuk data yang diperlukan. (9) Persetujuan atau penolakan atas surat permohonan pemanfaatan data diberikan oleh Sekretaris Daerah atas rekomendasi Wali Data. Pasal 10 (1) Pembuatan aplikasi oleh perangkat daerah mengacu pada Rencana Induk Pengembangan e-government pemerintah daerah. (2) Aplikasi e-government yang dibuat oleh perangkat daerah harus dimanfaatkan sesuai dengan tujuannya dan bisa diintegrasikan dengan aplikasi e-government yang lain. 10

(3) Pengembangan aplikasi e-government yang dibiayai melalui APBD harus menggunakan komponen-komponen legal atau bersifat kode sumber terbuka dengan memenuhi ketentuan keamanan informasi. (4) Aplikasi e-government yang dikembangkan oleh perangkat daerah harus dilengkapi dengan : a. dokumen arsitektur proses bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur infrastruktur; b. copy digital kode sumber; c. dokumen manual menjalankan sistem; d. dokumen laporan hasil uji fungsi dan fungsi kehandalan keamanan, performace (kinerja) dan debugging (proses perbaikan pada suatu program) yang dilaksanakan oleh tim penguji yang kompeten. (5) Semua hak cipta atas aplikasi e-government menjadi milik pemerintah daerah dan disimpan di dalam pusat data yang dikelola oleh dinas. (6) Setiap perangkat daerah dilarang menggunakan lebih dari 1 (satu) aplikasi e-government dalam wilayah kendalinya untuk fungsi yang sama. (7) Setiap perangkat daerah wajib melakukan monitoring evaluasi terhadap penyelenggaraan layanan aplikasi e-government-nya secara berkala. Pasal 11 (1) Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Bogor berwenang mengatur penyelenggaraan saluran interaksi sistem elektronik berbentuk website/portal, media sosial, layanan telepon, aplikasi, surat elektronik, dan bentuk saluran interaksi lainnya. (2) Setiap perangkat daerah mengelola informasi dalam saluran interaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing layanan publik pada website perangkat daerahnya. 11

(3) Pengelola komunikasi publik berwenang mengelola konten media sosial dan informasi publik lainnya dengan menggunakan saluran interaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam website daerah. (4) Subdomain sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus terintegrasi dengan domain kotabogor.go.id. domain internet kotabogor.go.id dikelola oleh dinas dan semua subdomainnya di kelola oleh dinas. (5) Semua domain dan subdomainnya ditempatkan di tempat yang disediakan oleh dinas. BAB VII INFRASTRUKTUR TIK Pasal 12 (1) Dinas menyediakan, merencanakan, membangun, mengoperasikan, mengelola, dan memelihara infrastruktur untuk penyelenggaraan e-government TIK yang diperlukan untuk menjamin penyelenggaraan e-government. (2) Infrastruktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimanfaatkan oleh perangkat daerah secara berbagi pakai yang terdiri dari: a. pusat data dan pusat pemulihan bencana yang selanjutnya disebut Data Center (DC) dan Disaster Recovery Center (DRC) secara berbagi pakai; b. jaringan antar perangkat daerah; c. jaringan internet, IP publik; d. routing; e. sistem pengamanan informasi; f. repository data/informasi; g. sarana dan prasarana pendukung yang dibutuhkan. (3) Pengadaan perangkat baru/tambahan/penggantian harus sesuai dengan acuan/standar/spesifikasi yang ditetapakan dinas. 12

(4) Perangkat daerah dapat menyediakan, mengelola, memanfaatkan, dan memelihara infrastruktur TIK sendiri sesuai kebutuhannya dengan berkoordinasi kepada dinas sesuai dengan kebutuhan yang khusus. (5) Infrastruktur yang dapat dikelola oleh perangkat daerah diantaranya adalah: a. Local Area Network (kabel, hub dan wifi); b. perangkat end user (laptop, desktop dan alat cetak); c. bandwidth lokal sesuai kebutuhan khusus; dan d. keamanan informasi internal perangkat daerah. (6) Seluruh infrastruktur TIK yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah, hanya bisa dimanfaatkan sebagai sarana bekerja untuk kepentingan kedinasan. (7) Perangkat daerah wajib menginventarisir seluruh perangkat/peralatan TIK nya di dalam sistem informasi aset pemerintah daerah melalui perangkat daerah yang membidangi aset daerah. (8) Dinas menyusun laporan inventarisasi aset TIK dari sistem informasi aset pemerintah daerah kota ke Sekretaris Daerah dalam rangka evaluasi pengelolaan aset TIK daerah kota. (9) Penyediaan dan pengelolaan infrastruktur yang dilaksanakan oleh dinas, hanya dapat bekerjasama dengan pihak ketiga yang berbadan hukum Indonesia. (10) Pembangunan pusat pemulihan data (disaster recovery center) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, berdasarkan rencana pemulihan bencana (disaster recovery plan) yang disusun oleh dinas. (11) Back-up data ataupun Disaster Recovery Center diletakkan dan dikonfigurasi ditempat yang jauh dari pusat data dan/atau jauh dari resiko terjadinya insiden keamanan informasi. (12) Perangkat daerah yang mendapatkan perangkat sistem informasi dari pemerintah pusat/provinsi atau lainnya harus berkoordinasi dengan dinas untuk dilakukan sinkronisasi integrasi sistem. 13

(13) Perangkat daerah wajib melakukan monitoring dan evaluasi kondisi, kinerja, dan status pemanfaatan seluruh perangkat/peralatan TIK digunakannya serta aplikasinya di dalam sistem informasi aset pemerintah daerah melalui perangkat daerah yang membidangi aset daerah, wajib melaporkan ke dinas secara berkala. BAB VIII LAYANAN Pasal 13 (1) Dinas menyediakan layanan-layanan: pusat data dan pusat pemulihan bencana yang meliputi penyediaan/penempatan server, penempatan data, akses jaringan secara berbagi pakai. (2) Pengembangan aplikasi yang meliputi analisis kebutuhan, rancang bangun, pengembangan, pengujian, perawatan baik dilakukan sendiri maupun melalui pihak ketiga. (3) Manajemen proyek terkait sistem elektronik. (4) Layanan pengguna/helpdesk. (5) Interoperabilitas internal maupun eksternal dengan instansi lain. (6) Pengelolaan email resmi kotabogor.go.id, pengelolaan infrastruktur interaksi publik, saluran komunikasi publik lainnya. BAB IX PEMBIAYAAN Pasal 14 (1) Anggaran pembiayaan dalam penyelenggaraan e-government berasal dari APBD Kota Bogor. (2) Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk: a. penyusunan kebijakan atau regulasi; 14

b. pengadaan dan instalasi; c. pengelolaan operasional; d. pemeliharaan sistem; e. pengembangan sumber daya manusia TIK; f. sosialisasi dan koordinasi; g. fasilitasi peran serta masyarakat untuk mendukung pengembangan TIK; h. pemerintah daerah kota; dan i. kebutuhan lain terkait pengembangan e-government daerah. (3) Dinas memberikan rekomendasi teknis dan penganggaran penyelenggaraan e-government Daerah, melaporkan melalui Inspektorat. BAB X PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 15 (1) Pemerintah daerah melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan e-government melalui Dinas. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), melalui koordinasi secara berkala, pemberian bimbingan dan supervisi, pengusulan pendidikan dan pelatihan oleh perangkat daerah yang menyelenggarakan fungsi penunjang bidang kepegawaian, pendidikan, dan pelatihan, serta evaluasi penyelenggaraan e-government. (3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), melalui pembinaan kesadaran hukum aparatur dan masyarakat, peningkatan profesionalisme aparatur pelaksana, dan peningkatan peran dan fungsi pelaporan melalui Inspektorat. (4) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan dan kaidah keilmuan TIK. 15

(5) Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan e-government dapat melibatkan pihak lain sesuai kebutuhan dan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Wali Kota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Bogor. Diundangkan di Bogor pada tanggal 31 Desember 2018 SEKRETARIS DAERAH KOTA BOGOR, Ttd. ADE SARIP HIDAYAT BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2018 NOMOR 71 SERI E Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, Ttd. N. HASBHY MUNNAWAR, S.H, M.Si. NIP. 19720918199911001 Ditetapkan di Bogor pada tanggal 31 Desember 2018 16 WALI KOTA BOGOR, Ttd. BIMA ARYA

17