MAKALAH. Disusun guna memenuhi tugas. Mata Kuliah : ISLAM DAN BUDAYA JAWA. Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hj. Sri Suhanjati

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB V PENUTUP. maupun negatif kepada umat manusia. Dampak tersebut berakibat kepada perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

IDENTITAS NASIONAL. Mengetahui identitas nasional dan pluralitas bangsa Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH. Modul ke: Fakultas FAKULTAS.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

PERANCANGAN KOMIK UNGGAH-UNGGUH DI DIY BERJUDUL ORA ILOK!

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam periodesasinya disebut seni prasejarah indonesia. Seni prasejarah disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

I. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik

Jurnal Edu Science (JES) (ISSN: X) Vol.1 No.1 Edisi April 2014

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

I. PENDAHULUAN. sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masih tersebar diseluruh Nusantara. Menurut Kodirun (dalam Koentjaranigrat,

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB IV ANALISIS. Malang Press, 2008, hlm Ahmad Khalili, M.Fiil.I, Islam Jawa Sufisme dalam Etika dan Tradisi Jawa, UIN

BAHASA INDONESIA. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi belakangan ini budaya Indonesia semakin menurun dari sosialisasi

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila dan Implementasinya (Bag. 3) Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke:

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu

BAB I PENDAHULUAN. yang berada di sebelah timur pulau Sumbawa yang berbatasan langsung dengan NTT adalah

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

Islam dalam Tatanan Kehidupan Bermasyarakat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Senakin kabupaten Landak Kalimantan Barat. Teori-teori tersebut dalah sebagai

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA, URGENSI DAN UPAYANYA

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu

disusun oleh Mirsa Ferriawan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Kelompok D Dosen : Drs.

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. animisme dan dinamisme. Masyarakat tersebut masih mempercayai adanya rohroh

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB II KAJIAN TEORI. Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak

BAB I PENDAHULUAN. ini menyebabkan perbedaan dalam pemanfaatan tumbuhan baik dalam bidang

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODEREN DAN GLOBAL PASKA REFORMASI STIMIK AMIKOM

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola

Transkripsi:

PERPADUAN BUDAYA JAWA ISLAM DALAM ERA GLOBALISASI DAN MODERNISASI MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah : ISLAM DAN BUDAYA JAWA Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hj. Sri Suhanjati Disusun oleh : Durrotun Isnani An Nabila (1504026095) FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO 2016 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum agama islam datang, masyarakat Indonesia (khususnya jawa) sudah mempunyai berbagai macam kebudayaan daerah. Kebudayaan tersebut merupakan warisan dari nenek moyang mereka. Tidak hanya itu masyarakat jawa juga mempunyai keyakinan dan kepercayaan yang bermacam-macam tiap daerah. Tetapi ketika Walisongo datang ke tanah jawa, kebudayaan itu sedikit demi sedikit telah tercampur dengan budaya islam. Sehingga mengakibatkan kemunculan budaya jawa islam. Namun pada zaman sekarang ini banyak kemunculan budaya-budaya asing. Hal tersebut tentunya dapat berdampak buruk pada kebudayaan jawa islam, meskipun ada juga dampak baik dari hadirnya kebudayaan asing itu. Tak banyak budaya islam jawa yang dapat di satupadukan dengan kebudayaan asing. Disini saya akan sedikit membahas tentang perpaduan budaya jawa islam dalam era globalisasi dan modernisasi. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perpaduan budaya jawa islam dalam era Globalisasi? 2. Bagaimana perpaduan budaya jawa islam dalam era Modernisasi? 2

BAB II PEMBAHASAN A. Perpaduan Budaya Jawa Islam dalam Era Globalisasi Masuknya berbagai agama sebelum kedatangan islam di pulau jawa berpengaruh besar pada adat istiadat, tata cara hidup, maupun praktik keagamaan sehari-hari orang jawa. Keyakinan adanya Tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan, demit, roh-roh alam, roh-roh manusia, berbagai jenis hantu, dan kepercayaan atas kekuatan alam mempengaruhi kehidupan orang-orang di pulau jawa. Dengan datangnya agama Islam, maka kebudayaan Jawa kemudian menyerap unsur budaya-budaya tersebut sehingga menyatulah unsur dalam budaya Jawa tersebut. Campuran berbagai kepercayaan mengenai penyebab realitas kehidupan dan kepercayaan kekuatan mistik melahirkan berbagai tahayul. Keyakinan di masyarakat jawa berbeda-beda antara wilayah satu dengan wilayah yang lain. 1 Meskipun sejak tahun 1426 agama islam telah masuk ke pulau jawa dan mendominasi keyakinan penduduknya, hingga sekarang (tahun 1920) penduduk jawa masih memuja kekuatan-kekuatan alam. Pemujaan ini merupakan ajaran warisan dari nenek moyang mereka, yang diikuti secara sadar maupun tidak. 2 Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan manusia mengalami perubahan dari masa ke masa, sehingga kebudayaan yang dihasilkan oleh pemikiran pada masa lalu sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dimasa sekarang. Hal ini merupakan dampak dari globalisasi. Globalisasi merupakan proses yang mengarah pada kemajuan yang cepat dalam teknologi komunikasi, transformasi, dan informasi yang menyebabkan bagian dunia yang semula jauh dapat dijangkau dengan mudah. Globalisasi membawa perubahan dalam cara berpikir, bersikap maupun gaya hidup kebudayaan lain, sehingga berresiko mengikis budaya jawa. Era global yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi, telah menimbulkan perubahan di berbagai bidang, termasuk dalam tatanan sosial dan gaya hidup. Salah satu perubahan itu ialah terjadinya erosi dalam tatanan tatakrama dan budaya jawa. Struktur masyarakat dan gaya hidup yang semula dilandasi dengan gaya hidup ketimuran yang halus 1 Capt. R. P. Suyono, Dunia mistik orang jawa, Yogyakarta: LkiS, 2007, hlm. 131. 2 Ibid, hlm. 75. 3

dan santun, berubah menjadi gaya hidup global yang cenderung kepada kebebasan dan bergaya kebarat-baratan. Dalam masyarakat jawa terdapat tiga kelompok dalam menghadapi dampak dari globalisasi terhadap budaya jawa. Kelompok pertama menentang masuknya gaya hidup global yang individualistik dan materialistik. Hal ini bertentangan dengan adat jawa yang santun, dan penuh dengan nilai kekerabatan dan gotong royong. Kelompok yang kedua adalah mereka yang mengikuti gaya hidup global, dan memandang budaya jawa adalah fedoal karena membuat pembedaan dalam ststus sosial, baik dalam berbicara maupun bersikap. Kelompok ketiga ialah kelompok yang memadukan antara unsur budaya jawa dengan ajaran agama. Sebagian dari kelompok ini mengambil tatakrama jawa yang dinilai sesuai dengan ajaran agama yang juga mengajarkan sopan santun dalam berbicara maupun berperilaku. Pengaruh budaya kebarat-baratan semakin meluas dengan adanya kemajuan teknologi informasi yang menyebabkan terjadinya globalisasi. 3 Cara kita menanggulangi arus globalisasi tersebut salah satunya adalah dengan mengintropeksi diri. Oleh karena itu, perlu di tingkatkannya tameng diri agar tidak terbawa kearah kebobrokan, yaitu dengan kita menggunakan filsafat jawa. Sehingga jangan sampai orang jawa kehilangan kepribadiannya. Adapun potensi falasafah jawa yang dapat digunakan sebagai tameng diri adalah sebagai berikut : 1. Ajining diri saka lathi, ajining seliro soko busana artinya nilai diri seseorang terletak pada gerakan lidahnya, nilai badaniah seseorang terletak pada pakaiannya. Harga diri seseorang terletak pada ucapannya. 2. Aja dhumuko, aja gumun, aja kagetan, artinya jangan sok, jangan mudah terkagum kagum, jangan mudah terkejut. 3. Aja dhumeh, tepo seliro, ngerti kuwalat artinya jangan merasa hebat, tergantung rasa, tahu karma. Dimanapun kita berada, jangan merasa hebat, berbuat semaunya. 4. Sugih tanpa bandha, digdoyo tanpa aji, ngalurung tanpa bala, menang tanpa ngasarake artinya kaya tanpa harta, sakit tanpa azimat, menyerang tanpa bala tentara, menang tanpa merendahkan. 4 3 Prof dr. Sri Suhandjati, islam dan kebudayaan jawa revitalisasi kearifan lokal, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015, hlm.133. 4 Hfile:///D:/Makalah%20Tentang%20Dinamika%20Islam%20dan%20Budaya%20Jawa%20dalam%20Menghadap 4

Dalam era globalisasi, umat Islam harus mampu menunjukkan bahwa mereka telah modern dan dapat menjadi rahmat serta membawa kebaikan bagi umat lainnya. Institusi pendidikan Islam sudah sewajarnya mengembangkan kelembagaan dan sistem organisasi yang sesuai dengan tuntutan zaman. Di samping menghadapi globalisasi, umat Islam secara normatif juga harus mampu menjaga diri dan memerangi hawa nafsu yang jika tidak terkendali akan merusak tatanan sosial kemasyarakatan. Cita-cita untuk menjadi masyarakat madani hanya akan di dapat apabila umat Islam dapat merealisasikan ajaran Islam secara kaffah dalam kehidupan mereka sehari-hari. 5 B. Perpaduan Budaya Jawa Islam dalam Era Modernisasi Masalah pembangunan dan modernisasi, yaitu suatu kelemahan dari mental rakyat pedesaan di Jawa yang menjadi penghambat besar. Kesukaan orang Jawa pada ilmu kebatinan, sikap nerima, ketabahan yang ulet dalam hal nerima tetapi lemah dalam hal berkarya. Sistem nilai budaya keyakinan, keagamaan yang dianggap keramat, beberapa adat yang telah mapan dan tersebar luas di masyarakat, merupakan bagian inti kebudayaan yang sulit diubah, seperti keyakinan agama, adat istiadat maupun sistem nilai budaya. Ada pula kebudayaan yang mudah berubah seperti alat-alat atau benda-benda hasil seni budaya mudah untuk berubah. Nilai budaya Jawa Islam yang sulit berubah di masa modern ini adalah yang terkait dengan keyakinan keagamaan dan adat istiadat, seperti kehidupan spiritual di era modern ini tampak mengalami peningkatan termasuk dalam kalangan masyarakat Jawa. Hal ini disebabkan karena sebagian besar orang mulai merasakan dampak atau pengaruh negatif dari budaya modern yang menonjolkan logika dan materi, tetapi kurang dalam nilai spiritual. Nilai spiritual itu terlihat pada acara selametan dan wetonan dengan membuat bubur abang putih. Ketenangan batin mereka terusik jika tidak melakukan selametan, apalagi yang berkaitan dengan siklus kehidupan. Mereka cenderung mengutamakan hal yang bersifat materi dan rasional, tetapi melupakan nilai sosial dan batiniah. Sejalan dengan hal itu, maka banyak orang merindukan ketenangan batin dan larilah mereka ke ajaran agama dan kehidupan spiritual termasuk spiritualitas jawa islam, yang mulai banyak dilirik kembali oleh masyrakat modern. Kehidupan spiritual di butuhkan pula oleh manusia modern di saat terjadi i%20modernisasi%20_%20kumpulan%20makalah%20dan%20artikel.htmlh, diakses pada senin 30 mei 2016 pukul 21:00. 5 Hfile:///D:/Umat%20Islam%20dan%20Tantangan%20Globalisasi%20_%20Daurah%20Kebudayaan.htmlH diakses pada hari jum at 27 mei 2016 pukul 09:00 5

persaingan ketat yang menuntut profesionalisme dan kualitas tinggi di berbagai bidang. Hal ini menyebabkan banyak orang yang stres, dan mereka mencari ketenangan batin, di antaranya dengan kembali pada tradisi spiritual jawa islam. Tidak mengherankan jika di era moderen ini upacara yang sejak dulu telah mengakar di masyarakat, yang bersifat religius magis banyak dilakukan lagi, seperi ruwatan untuk membuang sial. Adapun adat istiadat Jawa yang telah mengalami pergeseran nilai dan dipandang tidak magis lagi, tetapi sekedar bernilai seni, misalnya rangkaian acara dalam pernikahan, seperti tarub, siraman, midoduren, kacar-kucur, dan sebagainya. Dengan sifat budaya yang lentur, diharapkan nilai-nilai budaya Jawa Islam yang luhur masih dapat bertahan sewaktu harus berhadapan dengan unsur budaya modern yang global. 6 Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi tanda tumbuhnya kebudayaan modern. Proses berkembangnya modernitas dalam IPTEK tersebut membawa pada modernisasi dalam bidang kehidupan. Modernisasi dalam IPTEK sering disamakan dengan Westernisasi. Padahal keduanya berbeda, karena modernisasi adalah proses menuju zaman modern yang ditandai oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan Westernisasi merupakan proses yang mengarah pada gaya hidup yang kebarat-baratan. 7 6 Hfile:///D:/Makalah%20Tentang%20Dinamika%20Islam%20dan%20Budaya%20Jawa%20dalam%20Menghadap i%20modernisasi%20_%20kumpulan%20makalah%20dan%20artikel.htmlh, diakses pada senin 30 mei 2016 pukul 21:00. 7 Prof dr. Sri Suhandjati, islam dan kebudayaan jawa revitalisasi kearifan lokal, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015, hlm. 137 6

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam menghadapi era globalisasi, umat Islam secara normatif juga harus mampu menjaga diri dan memerangi hawa nafsu yang jika tidak terkendali akan merusak tatanan sosial kemasyarakatan. Kebudayaan yang semula dilandasi dengan gaya hidup ketimuran yang halus dan santun, berubah menjadi gaya hidup global yang cenderung kepada kebebasan dan bergaya kebarat-baratan. Hal itu merupakan salah satu dampak dari era globalisasi. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi tanda tumbuhnya kebudayaan modern. Sistem nilai budaya keyakinan, keagamaan yang dianggap keramat, beberapa adat yang telah mapan dan tersebar luas di masyarakat, merupakan bagian inti kebudayaan yang sulit diubah, seperti keyakinan agama, adat istiadat maupun sistem nilai budaya. Ada pula kebudayaan yang mudah berubah seperti alat-alat atau benda-benda hasil seni budaya mudah untuk berubah. B. Kritik dan Saran Demikian makalah yang dapat saya susun semoga dapat memberi manfaat khususnya bagi saya, umumnya bagi teman-teman sekalian. Dan saya mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya dapat membangun bagi saya. Saya mohon maaf apabila dalam segi isi atau penulisan terdapat kesalahan. DAFTAR PUSTAKA Suyono. 2007. Dunia mistik orang jawa. Yogyakarta: LkiS. Suhandjati, Sri. 2015. islam dan kebudayaan jawa revitalisasi kearifan lokal. Semarang: CV. Karya Abadi Jaya. file:///d:/makalah%20tentang%20dinamika%20islam%20dan%20budaya%20jawa%20dalam%20 Menghadapi%20Modernisasi%20_%20Kumpulan%20Makalah%20Dan%20Artikel.html, file:///d:/umat%20islam%20dan%20tantangan%20globalisasi%20_%20daurah%20kebudayaan.ht ml 7