BUPATI KLUNGKUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 2 Tahun : 2015

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 168 TAHUN : 2013 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

PENANGGULANGAN KEMISKINAN HLM, LD Nomor 4 SERI D

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan

SALINAN WALIKOTA LANGSA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

lintas program dalam penyiapan perumusan dan penyelenggaraan

BUPATI KLUNGKUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2014

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KLUNGKUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

B A L A N G A N GGULANGAN KEMISKINAN BALANGAN, masyarakat

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

NOMOR 7 TAHUN 2017 TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 13 TAHUN TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI PAPUA BUPATI MERAUKE

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 10 TAHUN 2008

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KRITERIA DAN TATA CARA PENDATAAN WARGA MISKIN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG

: PERATURAN GUBERNUR TENTANG ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI BANGKA TENGAH

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 15 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI BALI

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN KELUARGA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN PENGANGGURAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2012 TATA CARA PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 8

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

Transkripsi:

BUPATI KLUNGKUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak atas kebutuhan dasar warga negara, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pasal 24 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, oleh sebab itu kesejahteraan sosial menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung; b. bahwa di Kabupaten Klungkung kemiskinan merupakan masalah yang bersifat multi dimensi, multi sektor dengan beragam karakteristik yang harus segera di atasi melalui program-program penanggulangan kemiskinan; c. bahwa dalam rangka menanggulangi dan mengatasi masalah kemiskinan agar dapat terencana, terarah, terpadu dan berkesinambungan serta tepat sasaran maka diperlukan pengaturan dengan Peraturan Daerah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penanggulangan Kemiskinan. Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1555); 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);

4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5294); 7. Peraturan Presiden Nomor 166 Tahun 2014 tentang Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Dan Kabupaten/Kota; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG dan BUPATI KLUNGKUNG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Kabupaten adalah Kabupaten Klungkung. 2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Klungkung. 3. Bupati adalah Bupati Klungkung. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya di singkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Klungkung.

5. Penanggulangan Kemiskinan adalah kebijakan dan program pemerintah dan pemerintah daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat. 6. Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi. 7. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten yang selanjutnya disebut TKPK Kabupaten, adalah wadah koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan untuk penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Klungkung. 8. Warga miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya yang berdomisili dan memiliki Kartu Tanda Penduduk dan/atau Kartu Keluarga Kabupaten Klungkung. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Ruang Lingkup Penanggulangan Kemiskinan meliputi: a. Hak dan Kewajiban Warga Miskin; b. Indikator Kemiskinan; c. Strategi dan Program Penanggulangan Kemiskinan; d. Penyelenggaraan Penanggulangan Kemiskinan; e. Identifikasi Warga Miskin; f. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan; g. Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi; h. Peran Serta Masyarakat; dan i. Pendanaan. BAB III ASAS Bagian Kesatu Pasal 3 Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Klungkung berdasarkan asas : a. adil dan merata; b. partisipatif; c. demokratif; d. koordinatif;

e. tertib hukum; f. saling percaya; g. manfaat; dan h. berkelanjutan. BAB IV HAK, KEWAJIBAN, DAN TANGGUNGJAWAB WARGA MISKIN Pasal 4 Warga miskin berhak: a. memperoleh kecukupan pangan, sandang, dan perumahan; b. memperoleh pelayanan kesehatan; c. memperoleh pendidikan yang dapat meningkatkan martabatnya; d. mendapatkan perlindungan sosial dalam membangun, mengembangkan, dan memberdayakan diri dan keluarganya sesuai dengan karakter budayanya; e. mendapatkan pelayanan sosial melalui jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan rehabilitasi sosial dalam membangun, mengembangkan, serta memberdayakan diri dan keluarganya; f. memperoleh derajat kehidupan yang layak; g. memperoleh lingkungan hidup yang sehat; h. meningkatkan kondisi kesejahteraan yang berkesinambungan; dan i. memperoleh pekerjaan dan kesempatan berusaha. Pasal 5 Warga miskin berkewajiban: a. mengusahakan peningkatan taraf hidup kesejahteraanya; b. berperan aktif dalam upaya penanggulangan kemiskinan; c. meninggalkan budaya/kebiasaan yang menyebabkan keluarganya terlilit kemiskinan; Pasal 6 Warga miskin bertanggungjawab: a. Menjaga diri dan keluarganya dari perbuatan yang dapat merusak kesehatan, kehidupan sosial, dan ekonominya; b. Meningkatkan kepedulian dan ketahanan sosial dalam bermasyarakat; c. Memberdayakan dirinya agar mandiri dan meningkatkan taraf kesejahteraan serta berpartisipasi dalam upaya penanganan kemiskinan; dan

d. Berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan bagi yang mempunyai potensi. BAB V STRATEGI DAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN Bagian kesatu Umum Pasal 7 Bupati bertanggung jawab atas pelaksanaan percepatan penanggulangan kemiskinan. Pasal 8 Percepatan penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilakukan melalui: a. strategi; dan b. program. Bagian Kedua Strategi Pasal 9 Strategi penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, dilakukan dengan: a. mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin; b. meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin; c. mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha ekonomi mikro dan kecil; dan d. mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan. Bagian Ketiga Program Pasal 10 Program Penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b meliputi: a. kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga, bertujuan untuk melakukan pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup, dan perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin;

b. kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, bertujuan untuk mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat; c. kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, bertujuan untuk memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil; dan d. program-program lainnya yang baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin. Pasal 11 (1) Strategi dan program penanggulangan Kemiskinanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10 dilakukan secara terkoordinasi. (2) Penyelenggaraan koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui : a. sinkronisasi; b. harmonisasi; dan c. integrasi penanggulangan lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan. Bagian Keempat Pembentukan TKPK Kabupaten Pasal 12 Bupati dalam melaksanakan percepatan penanggulangan kemiskinan membentuk TKPK Kabupaten. Pasal 13 (1) Tugas TKPK Kabupaten meliputi : a. melakukan koordinasi penanggulangan kemiskinan di kabupaten; dan b. mengendalikan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di kabupaten. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan susunan keanggotaan TKPK Kabupaten diatur dengan Keputusan Bupati. BAB VI PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Bagian Kesatu Umum Pasal 14 Penyelenggaraan Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan secara terarah, terpadu, dan berkelanjutan oleh pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat.

Pasal 15 Sasaran penyelenggaraan penanggulangan kemiskinan ditujukan kepada: a. perseorangan; b. keluarga; c. kelompok; dan/atau d. masyarakat. Bagian Kedua Penanggulangan dan Penanganan Kemiskinan Pasal 16 (1) Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan dalam bentuk : a. penyuluhan dan bimbingan sosial; b. pelayanan sosial; c. penyediaan akses kesempatan kerja dan berusaha; d. penyediaan akses pelayanan kesehatan dasar; e. penyediaan akses pelayanan pendidikan dasar; f. penyediaan akses pelayanan perumahan dan pemukiman; dan/atau g. penyediaan akses pelatihan, modal usaha, dan pemasaran hasil usaha. (2) Penanganan kemiskinan dilaksanakan dalam bentuk: a. pengembangan potensi diri; b. bantuan pangan dan sandang; c. penyediaan pelayanan perumahan; d. penyediaan pelayanan kesehatan; e. penyediaan pelayanan pendidikan; f. penyediaan akses kesempatan kerja dan berusaha; g. bantuan hukum; dan/atau h. pelayanan sosial. Paragraf 1 Pengembangan Potensi Diri Pasal 17 (1) Pemerintah Daerah berkewajiban mengembangkan potensi diri bagi perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat. (2) Pengembangan potensi diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui bimbingan mental, spiritual, keterampilan dan bantuan modal.

Paragraf 2 Bantuan Pangan dan Sandang Pasal 18 (1) Pemerintah daerah berkewajiban menyediakan bantuan pangan dan sandang yang layak. (2) Ketentuan mengenai tata cara dan mekanisme penerimaan dan pemberian bantuan pangan dan sandang kepada warga miskin diatur dengan Peraturan Bupati. Paragraf 3 Penyediaan Pelayanan Perumahan Pasal 19 (1) Pemerintah Daerah berkewajiban menyediaan pelayanan perumahan kepada warga miskin. (2) Penyediaan pelayanan perumahan berupa bantuan untuk memenuhi hak masyarakat miskin atas perumahan yang layak dan sehat. Pasal 20 (1) Penyediaan pelayanan perumahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 meliputi: a. penyediaan perumahan; b. bantuan perbaikan rumah; dan c. bantuan sarana dan prasarana pemukiman. (2) Bantuan penyediaan rumah, perbaikan rumah, bantuan sarana dan prasarana pemukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf c dapat melibatkan partisipasi masyarakat dunia usaha, lembaga pemerintah dan lembaga kemasyarakatan. (3) Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara dan persyaratan pelaksanaan penerima bantuan perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. Paragraf 4 Penyediaan pelayanan kesehatan Pasal 21 (1) Penyediaan pelayanan kesehatan berupa penyediaan pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga miskin.

(2) Pemerintah Daerah berkewajiban menyediakan pelayanan kesehatan. (3) Ketentuan dan tata cara penyediaan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. Paragraf 5 Penyediaan pelayanan pendidikan Pasal 22 (1) Penyediaan pelayanan Pendidikan berupa penyediaan pelayanan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan dasar fakir miskin dalam memperoleh layanan pendidikan yang bebas biaya, bermutu, dan tanpa diskriminasi gender. (2) Pemerintah Daerah bertanggung jawab memberi bantuan biaya pendidikan atau beasiswa. (3) Ketentuan, tata cara dan persyaratan bantuan biaya pendidikan atau beasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati. Paragraf 6 Penyediaan akses kesempatan kerja dan berusaha Pasal 23 (1) Penyediaan akses kesempatan kerja dan berusaha berupa pemenuhan hak warga miskin atas pekerjaan dan pengembangan usaha yang layak. (2) Pemerintah Daerah bertanggung jawab menyediakan akses kesempatan kerja dan berusaha. (3) Penyediaan akses kesempatan kerja dan berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui upaya: a. penyediaan informasi lapangan kerja; b. pemberian fasilitas pelatihan dan keterampilan; c. peningkatan akses terhadap pengembangan usaha mikro; dan/atau d. penyediaan fasilitas bantuan permodalan. Paragraf 7 Bantuan Hukum Pasal 24 (1) Pemerintah Daerah bertanggung jawab memberikan bantuan hukum.

(2) Bantuan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada fakir miskin yang bermasalah dan berhadapan dengan hukum. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati. Paragraf 8 Pelayanan Sosial Pasal 25 (1) Pemerintah Daerah bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan sosial. (2) Pelayanan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. meningkatkan fungsi sosial, aksesibilitas terhadap pelayanan sosial dasar, dan kualitas hidup; b. meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam pelayanan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan; c. meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah kemiskinan; dan d. meningkatkan kualitas manajemen pelayanan kesejahteraan sosial. BAB VII IDENTIFIKASI WARGA MISKIN Pasal 26 Identifikasi dan Pendataan Warga Miskin dilakukan oleh TKPK Kabupaten. Pasal 27 (1) Pendataan warga miskin dilakukan melalui survei berdasarkan kriteria yang mengacu pada hak hak dasar warga miskin. (2) Kriteria warga miskin sebagai mana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati. (3) Survei sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setiap tahun. (4) Hasil survei sebagimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 28 (1) Seorang warga miskin yang belum terdata dapat secara aktif mendaftarkan diri kepada lurah atau perbekel di tempat tinggalnya.

(2) Lurah atau perbekel melakukan verifikasi dan pembahasan dalam musyawarah kelurahan atau musyawarah desa atas pendaftaran warga miskin yang belum terdata sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Kepala keluarga yang telah terdaftar sebagai warga miskin wajib melaporkan setiap perubahan data anggota keluarganya kepada lurah atau perbekel di tempat tinggalnya. (4) Lurah dan/atau perbekel berkewajiban menyampaikan pendaftaran atau perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) kepada bupati melalui camat. (5) Bupati menyampaikan pendaftaran atau perubahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada gubernur untuk diteruskan kepada Menteri. (6) Dalam hal diperlukan, bupati dapat melakukan verifikasi dan validasi terhadap pendaftaran dan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4). Pasal 29 Penetapan warga miskin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (4) menjadi dasar penyusunan strategi dan program penanggulangan kemiskinan. Pasal 30 Setiap orang dan lembaga dilarang mengubah data warga miskin yang sudah diverifikasi dan divalidasi. BAB VIII PELAPORAN Pasal 31 (1) Bupati melaporkan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di kabupaten kepada Gubernur. (2) Laporan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. BAB IX PEMBINAAN Pasal 32 (1) Bupati melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di kabupaten.

(2) Pembinaan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pemberian bimbingan; b. pengawasan ; c. monitoring; dan d. evaluasi pelaksanaan penanggulangan kemiskinan. BAB X PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 33 (1) Masyarakat diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan Pemerintah Daerah. (2) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perorangan, keluarga, kelompok, Desa Pakraman, Organisasi sosial, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, dan pengusaha. (3) Dunia usaha dan dunia industri berperan serta dalam penyediaan dana dan /atau barang dan/ atau jasa untuk penanggulangan kemiskinan sebagai perwujudan dari tanggung jawab sosial. (4) Program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh masyarakat, dunia usaha dan dunia industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) wajib diselaraskan dengan strategi dan program penanggulangan kemiskinan dan berkoordinasi dengan TKPK Kabupaten. BAB XI PENGAWASAN, MONITORING DAN EVALUASI Pasal 34 (1) Pemerintah Daerah melakukan pengawasan, monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan Penanggulangan Kemiskinan. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengawasan, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan penanggulangan Kemiskinan diatur dengan Peraturan Bupati. BAB XII PENDANAAN Pasal 35 Pembiayaan kegiatan penaggulangan kemiskinan bersumberkan pada : a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Kabupaten, Provinsi, dan APBN, b. Dunia usaha, masyarakat dan/atau sumber dana lainnya yang sah dan tidak mengikat.

BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 36 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Klungkung. Ditetapkan di Semarapura pada tanggal 1 Maret 2017 BUPATI KLUNGKUNG, I NYOMAN SUWIRTA Diundangkan di Semarapura pada tanggal 1 Maret 2017 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG, I GEDE PUTU WINASTRA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2017 NOMOR 1 NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG, PROVINSI BALI : NOMOR (1,3/2017).

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN I. UMUM Dalam rangka penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak atas kebutuhan dasar warga negara, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pasal 24 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, oleh sebab itu kesejahteraan sosial menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung. Di Kabupaten Klungkung kemiskinan merupakan masalah yang bersifat multi dimensi, multi sektor dengan beragam karakteristik yang harus segera di atasi melalui program-program penanggulangan kemiskinan. Dalam rangka menanggulangi dan mengatasi masalah kemiskinan agar dapat terencana, terarah, terpadu dan berkesinambungan serta tepat sasaran maka perlu dibentuk Peraturan Daerah tentang Penanggulangan Kemiskinan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11

Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34 Pasal 35 Pasal 36 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2017 NOMOR 1