BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan serta dipupuk secara efektif dengan menggunakan strategi

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No10 ISSN X. Darmiah SD Inpres Perumnas, Palu, Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

dalam menggunakan model-model pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH

BAB I PENDAHULUAN. Standar Nasional Pendidikan pasal 3 menyebutkan, bahwa: 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimilikinya dan menjadikan peserta didik. sebagai manusia yang berkepribadian luhur dan berakhlak mulia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. generasi bangsa yang dapat membuat bangga negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

Pardomuan N.J.M. Sinambela Afrodita Munthe. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, Pembelajaran Matematika Realistik.

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

MEMAHAMI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TINGKAT PUSAT DAN DAERAH BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BANGSRI KECAMATAN KARANGPANDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu ilmu yang harus dipelajari disetiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh HERMAWAN RAPANI ASMAUL KHAIR

Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm. 1 Faturrahman, Ibid, hlm. 15 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

commit to user BAB I PENDAHULUAN

Penerapan Pendekatan Resource Based Learning Pada Materi Energi Dan Perubahannya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Cendanapura

meningkatkan hasil belajar. Pengertian belajar itu sendiri menurut Morgan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. akhlak maupun pendidikan ilmu umum. Pendidikan telah mengubah manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini sedang dihadapkan pada dua masalah besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 4(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK MENGGUNAKAN MODEL DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS I SD N 82/VII SEI BENTENG II. Oleh Astri Wayuni ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan diartikan bahwa peserta didik pada hakikatnya belum belum siap, tetapi perlu disiapkan dan sedang menyiapkan dirinya sendiri. Hal ini menunjuk pada proses yang berlangsung sebelum peserta didik itu siap untuk terjun ke kancah kehidupan yang nyata. Penyiapan ini dikaitkan dengan kedudukan peserta didik sebagai calon warga negara yang baik, warga bangsa dan calon pembentuk keluarga baru, serta mengemban tugas dan pekerjaan kelak di kemudian hari. 2 Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas, ide pengajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat 1 Sanjaya Wina, Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2005) 2 Hamalik Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,2013) 1

2 bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik. 3 Pengajaran sendiri adalah bentuk kegiatan di mana terjalin hubungan interaksi dalam proses belajar dan mengajar antara tenaga kependidikan ( khususnya guru/pengajar ) badan peserta didik untuk mengembangkan perilaku sesuai dengan tujuan pendidikan. Pelatihan prinsipnya adalah sama dengan pengajaran, khususnya untuk mengembangkan keterampilan tertentu. 4 Program pembelajaran merupakan hal yang kompleks. Kekompleksan itu terentang dari (i) kontruksi kurikulum, dan pemberlakuan kurikulum sekolah, (ii) tugas guru menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran guru memilih media dan sumber belajar, serta strategi mengajar yang sesuai dengan kurikulum, (iii) peran siswa dalam proses yang sesuai kurikulum yang berlaku. Belajar di sekolah terkait dengan beberapa hal. Dalam bertindak belajar, siswa berhubungan dengan guru, bahan belajar, pemerolehan pengetahuan dan pengalaman, dan tata kerja evaluasi belajar. Di samping itu, siswa secara intern menghadapi disiplin, kebiasaan dan semangat belajarnya sendiri. Faktor intern siswa tersebut merupakan hal yang cukup kompleks. 5 Siswa yang belajar di sekolah merupakan akibat dari program pembelajaran guru. Guru berkepentingan untuk mendorong siswa aktif belajar. 3 Majid Abdul, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2012) hlm.18 4 Hamalik Oemar, Kurikulum.,1

3 Dengan demikian sebagai pendidik generasi muda bangsa, guru berkewajiban mencari dan menemukan masalah-masalah belajar yang dihadapi oleh siswa. 6 Guru dalam kegiatan pembelajaran harus membuat peserta didik sebagai subjek. Artinya guru harus melibatkan peserta didik secara aktif. Oleh karena itu, peran guru dalam mengorganisasikan kelas harus memilih strategi belajar yang lebih memberdayakan potensi yang dimiliki peserta didik atau metode pembelajaran yang melibatkan siswa aktif, sehingga dapat mengubah proses pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) menjadi berpusat pada siswa (student centered) yang memberikan dampak positif pada potensi dan kompetensi siswa. 7 Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa (Suyitno,2004:1). Agar tujuan pengajaran dapat tercapai, guru harus mampu mengorganisir semua komponen yang satu dengan lainnya dapat berinteraksi secara harmonis (Suhitno,2000:12). Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah pemanfaatan berbagai macam strategi dan metode pembelejaran secara dimanis dan fleksibel sesuai dengan materi, siswa dan konteks pembelajaran (Depdiknas, 2003:1). Sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat memilih model pembelajaran serta media yang cocok dengan materi atau bahan ajaran. 6 Dimyati, Mudjiono, Belajar& Pembelajaran,(Jakarta: Rineka Cipta,2013) 7 Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,2001), 117

4 Penggunaan media dalam pembelajaran matematika sangat menunjang, karena dengan menggunakan media pembelajaran siswa lebih mudah memahami konsep matematika yang abstrak. 8 Pada proses pembelajaran matematika saat ini masih ditemukan banyaknya proses pembelajaran yang berpusat pada guru, buku siswa dan kurangnya media yang digunakan guru dalam menjelaskan materi. Hal inilah yang menyebabkan peserta didik kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran metematika karena kurangnya inovasi pembelajaran. Padahal dalam mata pelajaran matematika peserta didik tidak hanya dituntut berkompeten dalam ranah kognitif saja akan tetapi juga dituntut dalam ranah afektif dan ranah psikomotor. Sehingga nantinya peserta didik diharapkan dapat mengaplikasikan materi pelajaran matematika yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 9 Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran Matematika dan wawancara dengan siswa di SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya pada tanggal 12 Mei 2015 masih banyak siswa yang belum mampu menjelaskan bangun datar dan mengelompokkan bangun datar. Dari 23 siswa yang ada dalam kelas I hanya 35% siswa yang mampu menjelaskan bangun datar dan mengelompokkan dengan benar. Pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar Mengelompokkan bangun datar Pembelajaran matematika khususnya pembelajaran mengenal bangun datar belum mendapatkan hasil 8 Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya,2011) 9 Hasil Observasi Peneliti terhadap Siswa Kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan pada tanggal 21 April 2015

5 yang baik dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah, khususnya pada sekolah SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya dalam proses belajar mengajar guru terlalu sering menggunakan metode ceramah tidak adanya media yang di tampilkan saat proses pembelajaran menyebabkan peserta didik merasa jenuh dan bosan saat pembelajaran berlangsung, khususnya pada materi mengenal bangun datar siswa kelas I. 10 Sehingga hal inilah yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam menjelaskan materi mengelompokkan bangun datar pelajaran matematika pada materi mengenal bangun datar yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu: pertama, pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah akan membuat peserta didik menjadi pasif dalam pembelajaran dan kelas menjadi tidak kondusif. Kedua, kebanyakan peserta didik menganggap pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit hal inilah yang menyebabkan mereka tidak fokus saat diterangkan oleh guru. Ketiga, banyaknya materi yang disampaikan oleh guru membuat mereka sulit untuk memahami secara maksimal Keempat, kurangnya media yang digunakan guru dalam penyampaian materi. Sehingga membuat peserta didik tidak aktif dalam proses pembelajaran. 11 Pada saat pembelajaran di kelas berlangsung banyak dari siswa yang kurang fokus dalam materi yang diajarkan dikarenakan guru yang menggunakan 10 Hasil Wawancara Siswa dan Guru Kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan pada tanggal 12 Mei 2015 11 Hasil Pengamatan Peneliti Pada Kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan pada tanggal 12 Mei 2015

6 metode ceramah dan banyaknya materi yang disampaikan membuat peserta didik menjadi pasif dalam pembelajaran matematika materi mengelompokkan bangun datar. 12 Dari fakta di atas jelaslah mengambarkan bahwa peran guru sangatlah penting dan menentukan dalam proses belajar mengajar, dimana metode dan media pembelajaran yang digunakan haruslah bersifat dinamis dan sesuai kebutuhan siswa. Strategi atau model pembelajaran adalah suatu cara yang berperan penting, karena strategi atau model pembelajaran sangat membantu siswa dengan didukung pengunaan media dalam pembelajaran yang inovatif agar peserta didik memahami setiap materi yang diajarkan. Dari uraian di atas, penulis berpendapat bahwa ada banyak cara supaya pembelajaran menjadi menyenangkan, diantaranya: 1. Menggunakan media dan strategi yang bervariasi. 2. Membuat siswa untuk aktif dalam proses belajar. 3. Mengkondisikan suasana kelas agar siswa merasa nyaman dalam proses belajar mengajar. 4. Memposisikan siswa sebagai objek belajar juga sebagai subjek belajar. Sebagai langkah awal dalam mengatasi beberapa rmasalah tentang rendahnya kemampun siswa dalam hal menjelaskan bangun datar maka peneliti menerapkan media short card, peneliti berupaya memberikan alternatif dengan 12 Hasil Observasi Peneliti terhadap Guru Kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan pada tanggal 21 April 2015

7 menggunakan strategi dan media pembelajaran yang cocok dan dapat diterima dengan mudah oleh peserta didik sehingga nantinya dapat meningkatkan kemampuan menjelaskan siswa pada materi mengelompokkan bangun datar. Dari penjabaran di atas peneliti sangat ingin merubah kegiatan proses belajar mengajar ini dengan menggunakan media short card diharapkan siswa tidak malas saat menerima pelajaran matematika dan menjadikan siswa-siswi giat dalam belajar. Dengan menggunakan media short card ini peserta didik bisa menjelaskan bangun datar dengan benar. Adapun media yang digunakan dalam peneliti ini adalah media short card yaitu media sederhana untuk mempraktekkan materi bangun datar dengan teman belajar. Tujuan dari penerapan media short card adalah untuk melibatkan peserta didik aktif dalam pembelajaran matematika, meningkatkan kerjasama antar siswa. Melihat keadaan tersebut, peneliti ingin meniningkatkan kemampuan menjelaskan bangun datar pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan media short card (potongan kartu). Media ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi siswa. Berdasarkan realita di atas untuk mengatasi masalah yang peneliti hadapi adalah dengan menerapkan media short card. Untuk selanjutnya penelitian ini diberi judul Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya Dalam Menjelaskan Materi Bangun Datar Dengan Menggunakan Media Short Card

8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan media Short card pada materi bangun datar di kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya? 2. Bagaimana peningkatan kemampuan menjelaskan bangun datar siswa kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya setelah menggunakan media short card? C. Tindakan yang di Pilih Tindakan yang dipilih untuk meningkatkan kemampuan menjelaskan bangun datar pada mata pelajaran matematika adalah dengan menggunakan media short card (potongan kartu) pada kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan yaitu dilakukan melalui 2 siklus. Tiap siklusnya terdiri dari beberapa tahapan, di antaranya yaitu:perencanaan (Planning), pelaksana tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : a. Mendeskripsikan penerapan media short card pada pelajaran Matematika di SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya. b. Mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menjelaskan bangun datar pada pelajaran matematika dengan menggunakan media short card di SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya

9 E. Lingkup Penelitian Agar peneliti ini bisa tuntas dan fokus, sehingga hasil penelitiannya akurat, permaslahan tersebut diatas akan dibatasi pada hal-hal tersebut dibawah ini : 1. Standar kompetensi : Mengenal bangun datar sederhana 2. Kompetensi Dasar : Mengelompokkan bangun datar 3. Indikator : a. Menjelaskan bangun datar sederhana b. Mengelompokkan bangun datar F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Guru a. Sebagai informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh guru bidang studi bagi pelaksanaan pengajaran yang merupakan tugas utamanya. Dengan adanya nformasi tersebut diharapkan guru dapat lebih memperhatikan, menerapkan, dan meningkatkan kepribadian teladan pada PBM sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar. b. Sebagai bahan pertimbangan dan sumber data bagi guru atau guru pembimbing guna perbaikan dan peningkatan perannya di dunia pendidikan.

10 c. Sebagai masukkan untuk mendapatkan pengetahuan dan media baru khususnya dalam proses pembelajaran dengan media short card untuk materi mengenal bangun datar pada pelajaran Matematika siswa kelas I SD. KH. Thohir Bakri Bubutan Surabaya. 2. Untuk siswa a. Melatih keterampilan menjelaskan bangun datar dengan baik dan benar. b. Menumbuhkan kemandirian dan semangat belajar. c. Menanamkan sifat kreatif, keaktifan siswa dalam menjelaskan bangun datar. 3. Bagi peneliti Penelitian akan menambah pengalaman dan wawasan dalam menentukan metode atau variasi pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar matematika terutama pada materi menjelaskan bangun datar proses pembelajarannya berjalan dengan baik. 13 13 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: ALFABETA,2012), 26