BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Apriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. Adapun fungsi pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas,

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, pendidik harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dasar manusia. Pendidikan pada masa kini merupakan hal pokok yang wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. mungkin agar proses kegiatan belajar mengajar berlangsung efektif. Seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi siswa agar memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah untuk mencapai tujuan yang diharapkan Sardiman

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai atau melatihkan keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. mutu peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah [ sic! sic!

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembukaan UUD 45 alinea ke-4 disebutkan bahwa salah satu tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka dari itu, dalam rangka membantu mencerdaskan kehidupan bangsa, salah satu diantaranya adalah dengan pendidikan. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia sehingga terwujudnya tujuan nasional. Menurut Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Berdasarkan pemaparan di atas, khususnya di Indonesia pendidikan yang diwajibkan untuk anak usia sekolah adalah pendidikan formal. Pendidikan formal dirasa berperan penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, karena pendidikan formal merupakan kegiatan terstruktur dimulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pendidikan formal merupakan bagian dari pendidikan nasional yang bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan fitrahnya, yaitu pribadi yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, demokratis, menjunjung hak asasi manusia, menguasai IPTEK, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, serta memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan yang mampu mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas berdaya saing di era global. PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM MENINGKATKAN 1 PEMAHAMAN MATERI SISWA PADA MATA

2 Maka dari itu, dalam meningkatkan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan maka guru sebagai pengajaran ataupun pendidik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan. Demikian pun dalam upaya membelajarkan siswa, guru dituntut memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi efektif dan efesien dalam pembelajaran sehingga pembelajaran dapat dikatakan mencapai keberhasilan. Keberhasilan dalam pembelajaran menimbulkan kepuasan tersendiri bagi seorang guru, sehingga meningkatnya percaya diri dan semangat mengajar yang tinggi dalam mentranformasikan ilmu dan materi pelajaran. Dengan demikian hal tersebut menunjukan adanya ke profesionalan guru dalam menjalankan profesinya. Dalam Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang terdapat dalam Bab I Pasal I bahwa : Guru adalah pendidik Profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, memberikan, menilai, mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah. Dalam memenuhi kriteria profesional itu, guru harus menjalani profesionalisasi secara terus menerus termasuk dalam pengelolaan kelas. Guru yang hebat adalah guru yang mampu mengembangkan metodologi pembelajaran dan keilmuannya, sehingga tranformasi pembelajaran untuk mencapai kesuksesan pembelajaran tercapai sebaik mungkin. Kesuksesan belajar dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran, baik dari segi afektif, psikomotorik, maupun kognitif. Dalam Hidayat (2011, hlm. 45) Kesuksesan belajar yaitu Succesful Learning Comes From doing bahwa belajar : 10% dari apa yang kitabaca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan kita dengar, 70% dari apa yang kita katakan, 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan.

3 Maka dari itu dalam pembelajaran dikelas guru lebih melibatkan siswa dalam setiap kegiatan agar siswa berperan aktif dalam proses belajar. Sedangkan menurut Rusyan dan Daryani (1990, hlm. 1) menjelaskan bahwa: Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang sebagai hasil daripada pengalaman dan latihan. Perubahan dari hasil belajar dapata ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan dan kemampuan. Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa komponen pendukung, diantaranya yaitu strategi pembelajaran, metode, teknik, media dan model pembelajaran. Dimana masing-masing mempunyai pengertian, peran dan fungsi tersendiri. Komponen-komponen di atas sangat berhubungan satu dengan yang lainnya. Apabila semua komponen itu berjalan dengan baik dan sesuai dengan fungsinya maka tujuan pembelajaran akan tercapai dengan sempurna. Media pembelajaranpun merupakan salah satu faktor yang penting dalam menunjang proses pembelajaran. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar, segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran/pelatihan. Sedangkan menurut Gagne dan Briggs (dalam Asyhar 2011, hlm. 7) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Dengan adanya perkembangan zaman, saat ini media pembelajaran yang ada di persekolahan untuk menunjang proses pembelajaran semakin kompleks dan canggih. Maka dari itu guru dituntut untuk dapat mengembangkan media pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih menarik perhatian siswa. Selain sebagai

4 alat bantu media pembelajaran juga bermanfaat untuk mempermudah guru dalam penyampaian materi dan menghemat tenaga guru untuk penyampaian materi pembelajaran. Akan tetapi masih terdapat banyak guru yang menggunakan media pembelajaran konvensional. Media pembelajaran konvensional dirasa kurang menarik perhatian siswa, maka dari itu kemajuan IPTEK pada era sekarang haruslah dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Saat ini dalam dunia pendidikan sudah mengenal multimedia dimana media yang digunakan dalam proses pembelajaran tidak lagi bersifat konvensional tetapi menjadi modern. Multimedia sebagai alat bantu belajar dirasa akan lebih menarik dan merangsang siswa untuk menggunakan semua inderanya dalam memperhatikan materi pelajaran. Multimedia diambil dari kata multi dan media. Multi berarti banyak dan media berarti media atau perantara. Multimedia adalah gabungan dari beberapa unsur yaitu teks, grafik, suara, video dan animasi yang menghasilkan presentasi yang menakjubkan. Multimedia juga mempunyai komunikasi interaktif yang tinggi. Bagi pengguna komputer multimedia dapat diartikan sebagai informasi komputer yang dapat disajikan melalui audio atau video, teks, grafik dan animasi. Sebagai salah satu mata pelajaran yang membutuhkan media dalam proses pembelajaran maka, pelajaran sosiologi merupakan salah satu mata pelajaran yang memerlukan berbagai media sebagai pendukung kelancaran pembelajaran di kelas maupun di lapangan. Di dalam proses pembelajaran diperlukannya komponenkomponen yang menjalankan fungsinya sesuai dengan ketetapan agar tercapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Berdasarkan pengamatan di lapangan, latar belakang guru sosiologi di SMA Negeri 14 bukan berasal dari pendidikan sosiologi begitupun di sekolah-sekolah lain yang umumnya berada di Bandung, hal tersebut dikarenakan program studi pendidikan sosiologi baru dibuka tahun 2009 khususnya di daerah Jawa Barat tepatnya di Universitas Pendidikan Indonesia. Dengan latar belakang pendidikan yang tidak sama dan bukan berasal dari jurusan pendidikan sosiologi terkadang

5 banyak kendala dan kesulitan dalam penyusunan RPP, penyampaian materi juga pemberian contoh konkret mengenai materi pelajaran sosiologi, terlebih sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang teoritis sehingga menuntut siswa untuk menghapal maka siswa beranggapan bahwa sosiologi itu tidak menyenangkan dan sangat sulit dimengerti. Pendapat para siswa diperkuat dengan nilai ulangan harian sosiologi yang selalu tidak mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), nilai KKM sosiologi yang ditetapkan oleh MGMP (Musyawarah guru mata pelajaran) di SMAN 14 Bandung adalah 75. Siswa beranggapan nilai KKM terlalu tinggi sedangkan setiap ulangan nilai yang diperoleh siswa tidak mencapai KKM, hal tersebut membuat siswa harus melakukan remedial untuk mecapai KKM. Akan tetapi, ketetapan nilai KKM yang cukup besar ini dirasa dapat memotivasi guru guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam merencanakan, melaksanakan, dan membuat evaluasi program pembelajaran. Hal ini menjadi tantangan besar bagi guru sosiologi, pengemasan pembelajaran sosiologi dibuat dengan semenarik mungkin, sehingga meningkatkan minat dan merubah pendapat sekaligus pandangan siswa dimana sosiologi merupakan pelajaran yang tidak menyenangkan dan sangat sulit dimengerti. Maka dari itu penggunaan multimedia dalam pembelajaran sosiologi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Dengan adanya multimedia sebagai alat bantu dalam proses pembelajran khusunya pembelajaran sosiologi, diharapkan dapat membantu juga mempermudah guru dalam penyampaian materi sosiologi, khususnya dalam kompetensi dasar keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. Penggunaan multimedia dengan tepat dirasa dapat menarik minat siswa untuk lebih memperhatiakan materi pelajaran dengan seksama sehingga pemahaman materi

6 sosiologi khususnya materi masyarakat multikultural dikuasai siswa dengan sempurna. Berdasarkan pemaparan di atas, dalam proses pembelajaran diperlukan berbagai komponen pendukung untuk keberhasilan pendidikan yang menciptakan sumberdaya manusia yang mampu bersaing dengan dunia luar. Maka diperlukan dalam memaksimalkan alat bantu atau multimedia untuk menunjang pembelajaran terutama pembelajaran sosiologi. Maka penulis tertarik mengangkatnya menjadi sebuah skripsi yang berjudul PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI SISWA PADA MATA (Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 14 Bandung Kelas XI IPS 2). B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa masalah yang perlu dipecahkan dalam penelitian ini, yaitu rendahnya pemahaman materi kelas XI IPS 2 dalam pembelajaran sosiologi. sebagai solusinya, peneliti menerapkan multimedia pembelajaran di kelas XI IPS 2. Oleh karena itu peneliti berusaha mengidentifikasi apa saja yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini, yaitu kondisi awal pembelajaran sosiologi sebelum diterapkan multimedia, perencanaan pembelajaran dengan menggunakan multimedia, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan multimedia, efektifitas penggunaan multimedia dalam pembelajaran dan kendala guru dalam menerapkan multimedia dalam pembelajaran, serta upaya guru untuk mengatasi kendala menggunakan multimedia pembelajaran dalam pelajaran sosiologi di kelas XI IPS 2. Pengidentifikasian masalah ini dilakukan guna membatasi permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, sehingga tidak menimbulkan presepsi yang salah terhadap fokus penelitian yang ada di dalam penelitian ini.

7 C. Rumusan Masalah Penelitian Agar penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang sebenarnya, maka penulis dirasa perlu merumuskan apa yang menjadi permasalahannya. Secara umum, masalah yang dipertanyakan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana peningkatan pemahaman materi siswa pada mata pelajaran sosiologi melalui penggunaan multimedia. Dari rumusan di atas, penulis merinci kembali masalah tersebut menjadi (lima) sub, yaitu : 1. Bagaimana kondisi dan masalah pembelajaran sosiologi yang berlangsung pada saat ini di lokasi penelitian? 2. Bagaimana perencanaan pembelajaran sosiologi pada kompetensi dasar keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat multikultural dengan menggunakan multimedia? 3. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran sosiologi pada kompetensi dasar keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat multikultural dengan menggunakan multimedia? 4. Bagaimana efektifitas penggunaan multimedia dalam pembelajaran sosiologi pada kompetensi dasar keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat multikultural? 5. Bagaimana masalah yang dihadapi guru dan tindakan pemecahan dalam pembelajaran pada saat menggunakan multimedia? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai Bagaimana peningkatan pemahaman materi siswa pada mata pelajaran sosiologi melalui penggunaan multimedia. 2. Tujuan khusus

8 a).untuk mengetahui kondisi dan masalah pembelajaran sosiologi yang berlangsung pada saat ini di lokasi penelitian. b).untuk mengetahui perencanaan pembelajaran sosiologi pada kompetensi dasar keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat multikultural dengan menggunakan multimedia. c).untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran sosiologi pada kompetensi dasar keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat multikultural dengan menggunakan multimedia. d).untuk mengetahui efektifitas penggunaan multimedia dalam pembelajaran sosiologi pada kompetensi dasar keanekaragaman kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. e).untuk mengetahui masalah yang dihadapi guru dan tindakan pemecahan dalam pembelajaran pada saat menggunakan multimedia. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam dunia pendidikan terutama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui proses pembelajaran disekolah. 2. Manfaat praktis Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang terkait diantaranya: a). Bagi Guru 1. Memberikan masukan serta sebagai bahan informasi dalam mengajar bahwa multimedia dapat digunakan dalam upaya meningkatkan pemahaman materi.

9 2. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif, dimana guru tidak perlu menjelaskan berulang-ulang mengenai materi pembelajaran. 3. Media yang digunakan lebih bervariasi sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, terlebih guru tidak hanya mengajar satu kelas dalam satu hari. b). Bagi Siswa 1. Pembelajaran menjadi lebih menarik. Media diasosiasikan sebagai penarik perhatian sehingga siswa tetap memperhatikan materi pembelajaran. 2. Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik. 3. Siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga mengamati, melakukan, mendemontrasikan dan lain sebagainya. c). Bagi sekolah 1. Sekolah dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya melalui pengembangan multimedia. 2. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan penggunaan multimedia yang inovatif, interaktif, dan kreatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sosiologi di sekolah. E. Struktur Organisasi Skripsi adalah : Sistematika yang akan dimasukan dan disusun dalam laporan skripsi ini BAB I Pendahuluan Pendahuluan yang didalamnya memuat sub-sub bab yang terdiri dari latar belakang penelitian yang menjadi suatu alasan peneliti mengambil judul ini dan tertarik untuk dijadikan suatu penelitian yang ditunjukan untuk bahan penulisan

10 skripsi, sub bab yang lainnya yaitu identifikasi dan rumusan masalah yang diuraikan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian yang akan dikaji lebih dalam. Selanjutnya tujuan penelitian yang menjadi tujuan penulisan ini, manfaat penelitian serta struktur organisasi skripsi. BAB II Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka, peneliti membandingkan dan memposisikan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji diakitkan dengan masalah yang sedang diteliti. Selain itu, dikemukakan secara jelas mengenai sumber-sumber yang digunakan seperti buku-buku atau bahan-bahan rujukan utama yang relevan dengan masalah yang dikaji. BAB III Metode Penelitian Dijelaskan mengenai langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan peneliti terkait dengan skripsi ini. Dimana dalam metode penelitian ini mecakup lokasi dan subjek populasi, desain penelitian, metode penelitian, desain penelitian, definisi konseptual, teknik pengumpulan data diantaranya observasi, wawancara dan analisis dokumen, dan analisis data diantaranya : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dipaparkan mengenai pembahasan dari hasil penelitian yang diteliti oleh peneliti. Dimana hasil penelitian berupa informasi dan data-data yang diperoleh sesuai dengan lapangan dalam rangka penulisan skripsi tentang penggunaan multimedia dalam meningkatkan pemahaman materi siswa pada mata pelajaran sosiologi. Dalam bab ini berisi seluruh jawaban-jawaban dari rumusan masalah dalam penelitian. BAB V Simpulan. Merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi ini dimana dalam bab ini peneliti menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian atau pembahasan yang telath

11 diuraikan dalam bab sebelumnya. Selain kesimpulan dalam bab ini terdapat saran yang diajukan untuk pihak-pihak yang berkepentingan.