Bank merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Kondisi yang

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (kreditur) dan

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Selain itu fungsi bank sebagai lembaga termediasi keuangan (financial

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi, salah satunya yaitu sektor keuangan yang mencakup industri perbankan. Perkembangan perbankan yang sangat pesat serta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. nilai rupiah terhadap dolar Amerika serikat telah menghancurkan sendi-sendi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat luas (funding) dan menyalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai intermediary institution yaitu lembaga keuangan yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH (PERIODE )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. Perlu diketahui bahwa penilaian tingkat kesehatan bank pada industri

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN TEKNIK ANALISA CAMEL. PRAMESTI LESMANA FITRI Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Malang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. faktor RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnigs, Capital).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan sebagai bagian dari perekonomian, memiliki peranan

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGANMENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK YUDHA BHAKTI. Fanny Nawang Wulan Radi Sahara, SE.

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

DAFTAR ISI. ABSTRAK i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH iv. DAFTAR ISI. vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL...

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kerja serta kemampuan lainnya pada suatu perusahaan. Sama seperti

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB V PEMBAHASAN. A. Tingkat kesehatan PT Bank Syariah Bukopin ditinjau dari analisis rasio

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

Transkripsi:

A.LATAR BELAKANG Bank merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Bank mempunyai fungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu memberikan jasa lalu lintas pembayaran, serta sebagai sarana dalam pelaksanaan kebijakan moneter, sehingga bank mempunyai peran yang penting dalam kehidupan perekonomian. Berdasarkan fungsi dan peranan bank tersebut, setiap Negara senantiasa berupaya agar lembaga perbankan selalu berada dalam kondisi yang sehat, aman, dan stabil. Suatu system perbankan dalam kondisi yang tidak sehat akan menyebabkan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi tidak akan berfungsi dengan optimal. Terganggunya fungsi intermediasi maka alokasi dan penyediaan dana dari perbankan untuk kegiatan investasi dan membiayai sektorsektor yang produktif dalam perekonomian menjadi terbatas. Selain itu system perbankan yang tidak sehat juga akan menghambat efektivitas kebijakan moneter. Dalam prakteknya, banyak bank yang kurang berhati-hati ataupun menyimpang dari aturan yang berlaku dalam dunia bisnis perbankan seperti tidak mengindahkan prinsip kehatihatian bank (prudential banking) dengan memberikan kredit tidak terbatas pada nasabah sehingga seringkali merugikan para deposan dan investor serta berdampak pada perekonomian negara yang mengakibatkan cenderung meningkatnya kredit masalah/macet. Akibatnya pada pertengahan tahun 1997, industri perbankan akhirnya terpuruk sebagai imbas terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia, merosotnya nilai rupiah terhadap dollar AS sehingga banyak 1 bank yang lumpuh dihantam kredit macet. Oleh karenanya sebuah bank tentunya memerlukan suatu analisis untuk mengetahui kondisinya setelah melakukan kegiatan operasionalnya dalam jangka waktu tertentu. Analisis yang dilakukan disini berupa penilaian kesehatan bank.

Penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia sampai saat ini secara garis besar didasarkan pada faktor CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning and Liquidity ). Seiring dengan penerapan risk based supervision, penilaian tingkat kesehatan juga memerlukan penyempurnaan. Saat ini BI tengah mempersiapkan penyempurnaan sistem penilaian bank yang baru, yang memperhitungkan sensitivity to market risk atau risiko pasar. Bank Indonesia telah menerbitkan Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 dan surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Dengan demikian faktor-faktor yang diperhitungkan dalam sistem baru ini adalah CAMELS (Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity and Sensitivity to Market Risk). Penilaian CAMELS bersifat self-assessment yaitu dihitung berdasarkan penilaian dari pihak internal bank itu sendiri. BI secara eksplisit tidak mewajibkan hasil akhir penilaian kesehatan bank tersebut dipublikasikan secara detail kepada masyarakat. Dengan kata lain pengukuran tersebut sulit dilakukan karena akan terkait dengan unsur kerahasiaan bank. Terlebih lagi bobot yang diberikan Bank Indonesia melalui peraturan Bank Indonesia No 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, pada indikator S tidak ada bobotnya (0). Karena keterbatasan data tersebut maka dalam penelitian ini hanya menggunakan metode CAMEL. CAMEL merupakan faktor yang sangat menentukan predikat kesehatan suatu bank. Aspek tersebut satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Dinilai dengan menjumlahkan bobot nilai kredit dari kelima faktor yakni Capital, Asset, Management, Earning and Liquidity. Penilaian kesehatan bank meliputi 4 kriteria yaitu:

Tabel 1. Tingkat Kesehatan Bank Nilai Kredit Predikat 81-100 Sehat 66-<81 Cukup Sehat 51-<66 Kurang Sehat 0-<51 Tidak Sehat Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia tahun 2004 Dalam analisis CAMEL dapat diketahui kriteria kesehatan suatu bank yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Dari hasil penilaian tersebut nantinya, bank dapat mengambil kebijakan yang berhubungan dengan kinerja bank dimasa yang akan datang. Jika dari hasil penilaian bank dinyatakan sehat maka bank tersebut harus mempertahankan tingkat kesehatannya. Dan jika hasilnya bank dinyatakan tidak sehat maka bank harus meningkatkan tingkat kesehatannya. Penelitian yang dilakukan Oleh Oktrafida Anggraeni (2011) dengan judul Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Tahun 2006-2009 penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau mengukur tingkat kesehatan bank pada tahun 2006-2009, dengan menggunakan metode CAMEL. Hasil analisis menunjukkan Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah yang diteliti tersebut dinyatakan sehat. Selanjutnya pada tahun 2009 penelitian yang dilakukan oleh Anita dengan judul Analisis Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Syariah PD. BPRS Kota Bekasi Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor : 9/17/PBI/2007 bertujuan untuk mengetahui atau mengukur tingkat kesehatan bank berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/17/PBI/2007, dengan

menggunakan metode CAMEL. Hasil analisis menunjukkan BPRS Kota Bekasi yang diteliti tersebut dinyatakan sehat. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Khairunnisa Said pada tahun 2012 dengan judul Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel Pada PT. Bank Syariah Mandiri ( Periode 2001-2010) bertujuan untuk mengetahui atau mengukur tingkat kesehatan bank pada tahun 2001-2010, dengan menggunakan metode CAMEL. Hasil analisis menunjukkan Bank Syariah Mandiri yang diteliti tersebut dinyatakan Sehat. Di antara berbagai bank yang saat ini ada di Kota Makassar pada khususnya dan Provinsi Sulawesi Selatan pada umumnya, PT. Bank Bukopin Tbk Cabang Utama Makassar merupakan salah satu bank yang masuk ke kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset dan telah mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan konsumer. Berikut tabel yang menggambarkan rasio CAR, Aset, Rentabilitas dan Likuiditas PT. Bukopin Tbk Cabang Utama Makassar. Tabel 2. Rasio CAR, Aset, Rentabilitas dan Likuiditas PT. Bukopin Tbk Cabang Utama Makassar Tahun 2011-2015 Tahun CAR KAP ROA BOPO LDR (%) (%) (%) (%) (%) 2011 12,71 3,35 2,91 75,83 1,40 2012 16,34 1,35 3,55 71,33 1,99 2013 15,12 0,98 3,96 70,25 3,28 2014 14,21 2,43 1,90 86,48 3,18 2015 13,56 2,60 2,88 81,15 2,58 Sumber: PT. Bank Bukopin Tbk Cabang Utama Makassar (data diolah) Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa rasio modal (CAR), rasio aktiva produktif, rasio laba sebelum pajak (ROA), rasio biaya operasional (BOPO) dan LDR PT. Bank Bukopin Tbk Cabang Utama Makassar pada tahun 2012 sampai tahun 2015 mengalami fluktuasi

dan hasil masing-masing rasio PT.Bank Bukopin Tbk. Cabang Utama Makassar periode 2011-2015 berada dalam kategori sehat. Namun meskipun demikian, tetap harus dinilai tingkat kesehatannya karena dengan adanya aturan kesehatan bank, perbankan diharapkan selalu dalam kondisi sehat, sehingga bank tidak akan merugikan masyarakat. Mengingat pentingnya penilaian tingkat kesehatan bank untuk menentukan kebijakankebijakan guna mempertahankan kelangsungan operasional bank, maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian Analisis Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode Camel Pada PT. Bank Bukopin Tbk. Cabang Utama Makassar. B. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka penulis menarik kesimpulan bahwa tingkat kesehatan PT. Bank Bukopin Tbk. Cabang Utama Makassar yang diukur berdasarkan metode CAMEL berada dalam kategori SEHAT, hal ini dapat dilihat dengan perolehan nilai CAMEL periode tahun 2011 sebesar 90,07, tahun 2012 sebesar 94,06, tahun 2013 sebesar 94,81, tahun 2014 sebesar 91,87 dan tahun 2015 sebesar 91,57. Adapun kesimpulan dari penilaian atas rasio-rasio CAMEL sebagai berikut: 1. Berdasarkan komponen permodalan dapat dilihat dari perolehan Capital Adequacy Ratio (CAR), selama tahun 2011-2015, PT. Bank Bukopin Tbk. Cabang Utama Makassar memiliki modal yang cukup untuk menutup segala risiko yang mungkin timbul dari penanaman dana dalam aktiva-aktiva produktif yang mengandung risiko. Hal ini dibuktikan dengan nilai rasio CAR yang dicapai selama tahun 2011-2015 secara berturut-turut tidak kurang dari standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 8% dengan dibatasi nilai kredit maksimum 100.

2. Berdasarkan komponen Asset dapat dilihat dari perolehan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) PT. Bank Bukopin Tbk. Cabang Utama Makassar tahun 2011-2015, dimana PT. Bank Bukopin Tbk. Cabang Utama Makassar telah memiliki kualitas asset yang cukup baik yang sehubungan dengan aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap jumlah aktiva produktif. Hal ini dibuktikan dengan nilai rasio KAP yang dicapai selama tahun 2011-2015 tidak jauh dari nilai yang telah ditetapkan oleh 86 Bank Indonesia. 3. Berdasarkan komponen manajemen dapat dilihat dari perolehan nilai aspek manajemen baik dari manajemen umum maupun dari manajemen risiko mencapai nilai 20,47 dengan nilai maksimum 25 yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. 4. Berdasarkan komponen rentabilitas dapat dilihat dari perolehan Return On Asset (ROA) selama tahun 2011-2015, PT. Bank Bukopin Tbk. Cabang Utama Makassar memiliki kemampuan dalam menghasilkan laba sehingga semakin baik dalam mengelola aset yang dimiliki. Hal ini dibuktikan dengan nilai rasio ROA yang dicapai selama tahun 2011-2015 secara berturut-turut di atas standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan dibatasi nilai kredit maksimum 100. Sama halnya dengan rasio BOPO selama tahun 2011-2015, PTBank Bukopin Tbk. Cabang Utama Makassar dalam kondisi sehat. Hal ini dibuktikan dengan nilai rasio BOPO walaupun mengalami tren yg berfluktuatif, akan tetapi selalu berada di atas standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan dibatasi nilai kredit maksimum 100. Berdasarkan komponen likuiditas dapat dilihat dari perolehan Loan to Deposit Ratio (LDR) selama tahun 2011-2015, PT. Bank Bukopin Tbk. Cabang Utama Makassarmampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini dibuktikan dengan nilai rasio LDR yang dicapai selama tahun 2011-2015 telah mencapai standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia